Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Friday, October 11, 2019

TRADISI SUCI

Allah "menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran" 
(1Tim 2:4), 
artinya 
supaya semua orang mengenal Yesus Kristus. 

Karena itu Kristus harus diwartakan kepada semua bangsa dan manusia dan wahyu mesti sampai ke Batas-Batas dunia.
"Dalam kebaikan-Nya Allah telah menetapkan, bahwa apa yang diwahyukan-Nya demi keselamatan semua bangsa, harus tetap utuh untuk selamanya dan diteruskan kepada segala keturunan" (DV 7).
(KGK 74)

"Maka Kristus Tuhan, yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah yang Mahatinggi (lih. 2Kor 1:30; 3:16-4:6), memerintahkan kepada para Rasul, supaya Injil, yang dahulu telah dijanjikan melalui para nabi dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-Nya sendiri, mereka wartakan kepada semua orang, sebagai sumber segala kebenaran yang menyelamatkan serta sumber ajaran kesusilaan, dan dengan demikian dibagi-bagikan karunia-karunia ilahi kepada mereka" (DV 7). 
(KGK 75)

Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
  1. - secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
  2. - secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7). 
(KGK 76)

Penerusan yang hidup ini yang berlangsung dengan bantuan Roh Kudus, 
dinamakan "tradisi", 
yang walaupun berbeda dengan Kitab Suci, 
namun sangat erat berhubungan dengannya. 

"Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kepada semua keturunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya" (DV 8). 

"Ungkapan-ungkapan para Bapa Suci memberi kesaksian akan kehadiran tradisi itu yang menghidupkan, dan yang kekayaannya meresapi praktik serta kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa" (DV 8). 
(KGK 78)

Tradisi yang kita bicarakan di sini, berasal dari para Rasul, yang meneruskan apa yang mereka ambil dari ajaran dan contoh Yesus dan yang mereka dengar dari Roh Kudus. 

Generasi Kristen yang pertama ini belum mempunyai Perjanjian Baru yang tertulis, dan Perjanjian Baru itu sendiri memberi kesaksian tentang proses tradisi yang hidup itu. 

Tradisi-tradisi teologis, disipliner, liturgis atau religius, yang dalam gelindingan waktu terjadi di Gereja-gereja setempat, bersifat lain. Mereka merupakan ungkapan-ungkapan Tradisi besar yang disesuaikan dengan tempat dan zaman yang berbeda-beda. 

Dalam terang Tradisi utama dan di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, tradisi-tradisi konkret itu dapat dipertahankan, diubah, atau juga dihapus. 
(KGK 83)

"Tradisi Suci dan Kitab Suci merupakan satu perbendaharaan keramat Sabda Allah yang dipercayakan kepada Gereja " (DV 10). 

Di dalamnya Gereja yang berziarah memandang Tuhan, sumber segala kekayaannya, seperti dalam sebuah cermin. 
(KGK 97)

KITAB SUCI

Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
  • -- secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
  • -- secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7). 
(KGK 76)

"Adapun, supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup di dalam Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-Uskup sebagai pengganti-pengganti mereka, yang `mereka serahi kedudukan mereka untuk mengajar" 
(DV 7). 

Maka, "pewartaan para Rasul, yang secara istimewa diungkapkan dalam kitab-kitab yang diilhami, harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman melalui penggantian-penggantian yang tiada putusnya" (DV 8). 
(KGK 77)

Dengan demikian penyampaian Diri Bapa melalui Sabda-Nya dalam Roh Kudus tetap hadir di dalam Gereja dan berkarya di dalamnya: "Demikianlah Allah, yang dahulu telah bersabda, tiada henti-hentinya berwawancara dengan Mempelai Putera-Nya yang terkasih. Dan Roh Kudus, yang menyebabkan suara Injil yang hidup bergema dalam Gereja, dan melalui Gereja dalam dunia, menghantarkan Umat beriman menuju segala kebenaran, dan menyebabkan Sabda Kristus menetap dalam diri mereka secara melimpah (lih. Kol 3:16)" (DV 8). 
(KGK 79)


Apa dasar hubungannya Tradisi dan Kitab suci

"Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. 

Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama" (DV 9). 

Kedua-duanya menghadirkan dan mendayagunakan misteri Kristus di dalam Gereja, yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang-Nya "sampai akhir zaman" (Mat 28:20) .

"Kitab Suci adalah pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh ilahi".

"Oleh Tradisi Suci Sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan setia" (DV 9).
(KGK 81)

"Dengan demikian maka Gereja", yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, "menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [baik tradisi maupun Kitab Suci] harus diterima dan dihormati dengan cita rasa kesalehan dan hormat yang sama" (DV 9). 
(KGK 82)

SEBUAH PERKAWINAN SEBUAH PERJUANGAN HIDUP SEORANG AWAM

Permasalahan Umum
dalam
Perkawinan
dan
Cara Mengatasinya
Di dunia ini tak ada yang namanya perkawinan yang sempurna. Perkawinan adalah hubungan yang seringkali penuh rintangan yang membutuhkan komitmen dari kedua belah pihak untuk bisa melewatinya dengan baik. Pasangan yang paling akur pun takkan luput dari pertengkaran.

Setiap pasangan memiliki masalahnya masing-masing dan cara mengatasi masalah yang berbeda-beda pula. Untungnya, ada langkah sederhana yang efektif untuk mengatasi permasalahan paling umum yang dialami oleh para pasangan suami istri. Langkah sederhana ini juga membutuhkan usaha, namun akan sangat membantu jika dilakukan dengan baik. Dilansir dari situs Lovepanky pada Kamis (21/4/2016), berikut 8 permasalahan paling umum dalam perkawinan dan cara mengatasinya.

1. Komunikasi tidak lancar
Ini salah masalah yang dialami oleh banyak pasangan, baik yang baru saja menikah maupun yang sudah lama menikah. Komunikasi yang tidak lancar dapat mengikis hubungan yang paling stabil sekalipun.
Untuk mengatasinya, sediakan waktu untuk berkomunikasi satu sama lain, meskipun hanya beberapa menit. Hindari gangguan dan berikan fokus hanya pada pasangan. Anda juga dapat membuat beberapa peraturan seperti menghindari kata-kata yang menggeneralisasi seperti "Kamu selalu..." atau "Kamu tidak pernah...", atau sepakat untuk tidak menginterupsi satu sama lain saat sedang bicara. Anda dan pasangan juga harus berhati-hati dalam bicara karena terbawa emosi hanya akan mengganggu proses pembicaraan yang dewasa dan membangun. Jika Anda sedang tidak mampu mengatakan hal-hal untuk memperbaiki situasi, lebih baik beri waktu untuk menenangkan diri.

2. Seks dan keintiman
Seks dan keintiman juga masalah umum yang dialami oleh banyak pasangan, dan seringkali menjadi manisfestasi dari berbagai masalah lainnya dalam perkawinan. Kurangnya seks dan keintiman bisa dijadikan hukuman bagi pasangan setelah bertengkar. Namun ada juga alasan lain yang dapat membuat kehidupan seks kurang memuaskan, seperti disfungsi ereksi atau hilangnya libido akibat perubahan hormon.
Jangan takut untuk berkonsultasi kepada ahli soal masalah ereksi atau libido. Analisa bagaimana hubungan Anda dan pasangan secara keseluruhan karena sangat berpengaruh terhadap seks dan keintiman. Sediakan waktu untuk bermesraan dengan pasangan, jika perlu, titipkan anak pada orangtua. Bereksperimen saat melakukan hubungan seks akan memberi bumbu-bumbu yang penting bagi sebuah perkawinan.
3. Pembagian tugas
Tuntutan pekerjaan baik di kantor maupun rumah, mengurus anak dan banyak hal rumah tangga lainnya dapat memengaruhi hubungan Anda dengan pasangan. Pekerjaan kantor dapat menimbulkan stres, terlebih lagi dengan tugas-tugas rumah tangga yang menunggu di rumah. Bagaimanapun juga, hal ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sebagai suami istri yang harus dihadapi.
Penting untuk membahas ekspektasi Anda dan pasangan dalam hal tanggung jawab di rumah, di kantor, dan tentang anak-anak. Buatnya jadwal dan aturan yang disesuaikan bagi anggota keluarga lainnya. Kompromi juga penting untuk menciptakan win-win situation bagi semua pihak. Kedengarannya sulit, namun sangat mungkin dilakukan.

4. Masalah keuangan
Dari mulai biaya pernikahan hingga biaya hidup sehari-hari, uang bisa jadi masalah besar bagi sebuah rumah tangga. Membeli rumah atau apartemen, renovasi, mobil, pengeluaran sehari-hari, hingga biaya membesarkan anak tentunya membutuhkan jumlah uang yang tidak sedikit. Jika pasangan tidak bisa mengatur keuangan dengan baik, maka pertengkaran tidak dapat dihindari.
Anda dan pasangan harus duduk dan mengenali bagaimana situasi keuangan. Buatlah bujet pengeluaran yang disepakati bersama dan kedua belah pihak harus kompromi untuk mengubah gaya hidup agar pemakaian uang lebih efektif. Jangan pernah membahas masalah keuangan saat salah satu sedang stres karena hanya akan memicu pertengkaran. Tabungan sangat penting, dan jangan lupa mencatat pengeluaran agar Anda dan pasangan tahu kondisi keuangan secara jelas. Tentukan juga siapa yang bertanggung jawab terhadap apa, pembagian tugas dalam keuangan juga penting.

5. Perasaan dimanfaatkan
Ada kalanya di tengah-tengah kehidupan rumah tangga yang penuh tuntutan, pasangan saling melupakan akan kebutuhan masing-masing. Kehidupan perkawinan tidak selalu indah dan menyenangkan seperti saat di awal Anda menjadi pasangan suami istri. Pertengkaran, perjuangan dan perbedaan dapat membuat perkawinan terasa tak lagi indah.
Hal ini tentu saja harus dibicarakan agar Anda dan pasangan mengetahui perasaan masing-masing. Tak ada salahnya melakukan kegiatan yang biasa Anda lakukan saat masih berpacaran untuk mengembalikan romansa dalam hubungan Anda. Jangan pelit memberi pujian dan hargai usaha apapun yang pasangan lakukan, meskipun hanya hal kecil. Siapkan waktu untuk berkencan dan menghabiskan waktu bersama.

6. Pertengkaran dan konflik
Perdebatan, perbedaan dan kesalahpahaman adalah bagian dari rumah tangga. Jika Anda sering bertengkar karena hal yang sama, atau berdebat dengan cara yang tidak sehat, sebaiknya Anda melepaskan kebiasaan berkomunikasi yang lama agar hubungan Anda dan pasangan harmonis.
Anda dan pasangan harus belajar untuk berdiskusi dengan cara yang lebih lembut dan menggunakan kata-kata yang membangun. Setiap orang bertanggung jawab terhadap respon yang ia berikan. Perhatikan reaksi Anda saat sedang berargumen, apakah Anda bertujuan untuk memberikan solusi atau membalas pasangan Anda?Ada beberapa hal yang tidak perlu diributkan, dan meminta maaflah saat Anda berbuat kesalahan.

7. Perasaan sakit hati yang disimpan
Mungkin Anda menyimpan beberapa hal yang selama ini mengganggu Anda bahkan menimbulkan sakit hati yang mendalam. Perasaan ini dapat terus berkembang menjadi kebencian, dan menutup rasa cinta, kepercayaan dan hormat yang selama ini ada di antara Anda dan pasangan.
Jangan biarkan jenis perasaan ini meracuni hubungan Anda dan pasangan. Temukan alasan kebencian Anda dan diskusikan dengan pasangan bagaimana caranya agar dapat menyingkirkan perasaan tersebut. Jangan hanya mengandalkan pasangan, cari tahu bagaimana Anda dapat memberikan solusi yang baik untuk hubungan Anda berdua. Jangan saling menyalahkan namun ambil tanggung jawab masing-masing untuk hubungan yang lebih sehat.

8. Ketidaksetiaan dan perselingkuhan
Faktor paling kuat yang dapat menyebabkan keretakan rumah tangga adalah ketidaksetiaan dan perselingkuhan.Biasanya, hal ini terjadi sebagai hasil hubungan yang telah lama tida sehat. Pasangan yang merasa percaya diri dengan hubungan mereka tidak akan mencari orang lain untuk bahagia.
Jika Anda merasa tidak puas dengan perkawinan Anda, cari tahu apa yang Anda bisa lakukan untuk memperbaiki hubungan Anda dan pasangan. Lihat sisi yang baik dari hubungan Anda, jangan hanya melihat sisi negatif. Jangan lupakan komitmen yang telah Anda buat dengan pasangan. Jika pasangan Anda selingkuh, ingat bahwa Anda bertanggungjawab terhadap perbuatan Anda sebelum perselingkuhan itu terjadi, dan pasangan Anda bertanggungjawab terhadap ketidaksetiaannya. Jika Anda yang berselingkuh dan mau memperbaiki hubungan Anda dengan pasangan, ttunjukkan penyesalan Anda dan berusaha keras untuk mengembalikan kepercayaan pasangan. Jadikah hal ini pelajaran untuk menjadikan Anda dan pasangan lebih kuat sebagai suami istri.