Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Sunday, June 6, 2021

ABSEN PAT PELAJAR KATOLIK

 

7) Sabda Bahagia


  • Semua orang, baik anak-anak maupun dewasa, pasti menginginkan hidup yang bahagia. Kebahagiaan diartikan sebagai pemenuhan dari semua keinginan hati kita.
  • Jika kita perhatikan, pemenuhan kebahagiaan itu bergeser terus, manusia cenderung menginginkan sesuatu yang ‘lebih’: ingin lebih pandai, lebih sukses, dan lebih baik.
  • Walaupun semua orang ingin bahagia, umumnya orang tidak tahu secara persis kehidupan seperti apa yang dapat menghantar kita ke sana. Akibatnya tiap-tiap orang mengejar hal yang berbeda-beda untuk mencapai kebahagiaan itu. Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa: saya bahagia kalau punya banyak uang, dapat makan yang enak, atau punya pasangan yang keren, atau kedudukan yang tinggi dan pendidikan yang tinggi, kesehatan yang prima, dan penampilan yang OK, dan sebagainya. Pada akhirnya, atas dasar pandangan yang berbeda itupulalah yang mengakibatkan banyak orang juga melakukan berbagai cara yang berbeda-beda untuk menggapai kebahagiaan itu.
  • Dalam Injil Matius 5:1-12, Yesus menawarkan kebahagiaan yang tidak hanya bersifat sementara. Ajaran Yesus itu kita kenal dengan istilah “Delapan Sabda Bahagia”.
  • Dalam ajaran-Nya, Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah…” (Matius 5:3). Harap diingat Yesus tidak berkata “berbagahagialah kamu karena kamu miskin atau kalau kamu mau bahagia silahkan jadi orang miskin”. Yesus memuji bahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, berarti orang tersebut menyadari ketakmampuannya, ketakberdayaannya dan karena itu menyerahkan diri secara total pada kekuatan kuasa Allah. Orang yang dipuji Yesus adalah orang yang tidak terikat dengan harta yang sementara dan tak diperbudak oleh harta yang sementara. 
Begitulah salah satu bunyi dari sabda bahagia.
  • Melalui sabda bahagia ini Yesus bermaksud menyatakan tiga hal, yaitu:
(a) Menyiapkan para murid-Nya untuk menghadapi dunia yang orientasi kehidupannya sangat berlainan dengan kehendak Allah,
(b) Sabda bahagia me ngandung nilai eskatologis (akhirat/ akhir zaman), sebagai syarat masuk surga dan
(c) Sabda bahagia merupakan hukum baru yang mengatur relasi manusia dengan Tuhan dan sesama yang didasarkan pada kasih.
  • Sabda bahagia mengandung dua aspek yang mengatur kehidupan manusia, yaitu:
(Pertama) Aspek Iman (Matius 5: 3-6) mengandung pemahaman bahwa yang berbahagia adalah orang yang sepenuhnya menyandarkan hidup kepada Allah.
 Mereka itu adalah:
(a) Orang miskin;
  • bukan mereka miskin karena tidak memiliki harta benda, melainkan karena tertindas oleh orang kaya dan kuat.
(b) Orang yang berduka cita;
  • mereka mengharapkan penghiburan yang datang dari Allah (Yes 61: 1-3)
(c) Orang yang lemah lembut;
  • orang yang dengan rendah hati menantikan pertolongan dari Tuhan,
(d) Orang yang lapar dan haus akan kebenaran;
  • mereka adalah orang-orang yang rindu dibenarkan oleh Allah (Mazmur 146: 7).
(Kedua) Aspek Sosial (Matius 5: 7-10); dari sudut sosial orang yang berbahagia menurut Yesus adalah:
(a) Orang yang murah hati;
  • artinya orang yang gemar berbuat kasih kepada sesamanya.
(b) Orang yang suci hatinya:
  • artinya orang yang sadarkan dirinya sebagai warga Kerajaan Allah dan siap melakukan kehendak-Nya.
(c) Orang yang membawa damai;
  • orang yang menciptakan suasana damai dalam masyarakat,
(d) Orang yang dianiaya karena kebenaran;
  • artinya orang yang berjuang demi tegaknya kebenaran.
Penjelasan dari isi Sabda Bahagia
1) Miskin di hadapan Allah (ay. 3):
  • maksudnya bahwa mereka adalah orang yang memiliki sikap percaya secara mutlak dan berserah kepada Allah, dan bukan mengandalkan kekuatan hidup atas kekayaan, kekuasaan, prestise, dan sebagainya.
2) Berduka cita (ay. 4):
  • maksudnya di sini adalah orang yang dalam penderitaannya tetap sabar, tetap setia kepada Allah dan tidak mudah putus asa.
3) Lemah lembut (ay. 5):
  • maksud dari orang yang lemah lembut adalah orang yang dengan rendah hati, yang tidak mengumpat dan mengancam orang lain, tidak bereaksi keras bila dihina dan dilukai perasaannya.
4) Lapar dan haus akan kebenaran (ay. 6):
  • maksudnya adalah orang yang lebih mengutamakan kebutuhan rohani demi terwujudnya Kerajaan Allah.
5) Murah hati (ay. 7):
  • maksudnya bahwa orang yang murah hati adalah orang yang mau mengampuni, sebagaimana Allah juga murah hati dan senantiasa mau mengampuni.
6) Suci hati (ay. 8):
  • maksudnya bahwa orang yang suci hatinya adalah orang yang dalam seluruh hidupnya mencintai dan mengabdi dan menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah tanpa syarat.
7) Membawa damai (ay. 9):
  • maksudnya bahwa orang yang membawa damai adalah orang yang bekerja untuk meningkatkan atau menciptakan kesatuan, kerukunan dan cinta kasih persaudaraan sejati antarmanusia.
8) Dianiaya oleh sebab kebenaran (ay. 11):
  • maksudnya bahwa orang Kristen diajak untuk memperjuangkan kebenaran, sekalipun mereka mendapat berbagai pengaiayaan, selalu setia kepada Kristus sekalipun mereka mendapat berbagai celaan dan pengaiayaan, sebagai bukti bahwa mereka mencintai-Nya.

Kasih tidak membedakan

Beberapa Catatan Penting
  1. Manusia, apapun ras, suku, agama, jenis kelaminnya memiliki martabat yang sama. Sebagai mahluk yang memiliki martabat yang sama, sepatutnya manusia hidup secara rukun tanpa membedakan antara satu dengan yang lain.
  2. Namun demikian, dalam praktik kehidupan di tengah masyarakat, masih banyak dijumpai kehidupan masyarakat yang tersekat-sekat atau terkotak-kotak. Sebagai contoh, ketika seseorang mau membantu orang lain, masih ada yang akan membatu dengan melihat dahulu siapa yang akan dibantu. Mereka lebih senang membantu kepada yang satu suku, atau seagama, ataupun yang masih dikenal. Belum lagi tindakan diskriminatif, membedakan secara tidak adil berdasarkan perbedaan suku, ras, agama, jenis kelamin sepertinya menjadi berita yang tidak habisnya untuk dikonsumsi oleh masyarakat kita.
  3. Yesus sendiri hidup dalam suasana masyarakat Yahudi, di mana pada masa itu cinta yang terkotak-kotak masih berjalan dan dilaksanakan di tengah masyarakat Yahudi. Cinta diukur berdasarkan sekat-sekat misalnya; sedarah, seagama, segolongan, sepaham, status sosial yang tinggi, tidak mengritik pandangannya, dan sebagainya. Maka, orang yang berbeda atau tidak memenuhi kriteria-kriteria tersebut dibenci dan disingkirkan.
  4. Namun demikian, Yesus tidak ikut arus. Yesus memiliki prinsip untuk mengasihi semua orang tanpa batas atau tanpa membedakan satu dengan yang lain. Sebagai salah satu contoh, Yesus tidak ikut arus untuk menjauhi dan memusuhi Zakeus si pemungut cukai. Yesus bukan hanya tidak menjauhi Zakheus, tetapi bahkan Yesus makan bersama dengan Zakheus di rumahnya sehingga akhirnya Zakheus bertobat.
  5. Selain itu, Yesus mau menyembuhkan orang sakit, bukan menjauhi dan mengutuknya sebagai orang yang dikutuk Allah. Yesus mengampuni orang berdosa dan perempuan yang berzinah sehingga mereka pun bertobat. Yesus menyelamatkan semua orang dengan mencintai mereka tanpa pandang bulu.
  6. Sifat manusiawi, egoisme, mau menang sendiri, tidak mau direpotkan serta mau enaknya sendiri yang dimiliki seseorang masih cenderung lebih diutamakan, sehingga praktik hidup yang pilih-pilih dalam pergaulan juga masih sering terjadi. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang imam dan seorang Lewi dalam perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati yang disampaikan oleh Yesus.
  7. Dalam perumpamaan itu, dikisahkan bahwa ada orang yang dirampok dan dipukuli hingga hampir mati dalam perjalanannya. Beberapa waktu kemudian, lewatlah seorang imam di jalan itu, tetapi tidak menolong korban perampokan itu. Kemudian lewat pula seorang Lewi, dan ia juga tidak menolong. Akhirnya lewatlah seorang Samaria, yang waktu itu tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang Israel (Orang Samaria dianggap rendah karena sudah bercampur dengan suku bangsa lain), yang menolong korban itu tanpa mempedulikan latar belakang orang yang ditolong. Orang Samaria itu menunjukkan cinta yang tidak membedakan.
  8. Yesus mengajarkan pada kita bahwa pada hakikatnya cinta (kasih) itu sendiri selalu terarah pada orang lain. Kalau kita mengasihi orang lain, sesungguhnya kita harus berusaha bagaimana orang yang kita kasihi itu bahagia. Tidak pandang bulu siapa orang itu, apa agamanya, keadaan ekonominya. Yang penting kasih yang kita berikan hendaknya terarah kepada semua orang dan menjadikan orang tersebut bahagia.
  9. Contoh cinta tanpa pengkotakan atau kasih yang tanpa membedakan yang dapat dilakukan remaja. Misalnya: berteman dengan semua orang dan tidak hanya berteman dengan teman tertentu saja, mau mendekati atau berteman dengan orang yang oleh teman lain dijauhi, mau terlibat kegiatan bersama teman tanpa pilih-pilih, membantu teman tidak hanya pada teman dekat saja melainkan kepada semua teman yang memerlukan bantuan

Membangun diri seturut teladan Yesus 7

Beberapa catatan penting
  1. Yesus telah dan terus memberi pengaruh begitu mendalam dalam diri para pengikut-Nya. Mereka yakin bahwa tidak mungkin ada orang lain yang sama atau lebih besar dari pada-Nya. Bahkan Musa atau Elia tidak (Markus 9: 2 – 8), Abraham juga tidak (Yohanes 8:58). Tidak perlu lagi “menantikan seorang lain” (Matius 11:3).
  2. Yesus adalah penggenapan setiap janji dan nubuat. Kalau ada yang harus diangkat menjadi Mesias, Raja, Tuhan, Anak Allah, tidak ada kemungkinan lain kecuali Yesus (Kis 2:36; Rom 1:4; Wahy 17:14; 19:16).
  3. Yesus adalah terobosan sejarah manusia. Kata-kata-Nya adalah sabda Allah. Roh-Nya adalah Roh Allah. Perasaan-Nya adalah perasaan Allah.
  4. Pada zaman ini percaya kepada Yesus berarti setuju dengan yang telah dikatakan mengenai diri-Nya. Percaya kepada Yesus berarti percaya bahwa Dia Ilahi. Percaya bahwa Yesus Ilahi adalah memilih untuk menjadikan Dia dan yang Ia perjuangkan sebagai Allah.
  5. Kita sudah melihat seperti apakah Yesus itu. Karena kita telah mengimani bahwa Dialah Allah kita, maka seluruh pribadi Yesus kita yakini memberi inspirasi dalam hidup kita. Seluruh hidup kita hendaknya diinspirasi, dimotivasi dan didorong oleh pribadi Yesus yang kita kenal dan kita imani itu. Dengan demikian Yesuslah tokoh idola kita dalam hidup.
  6. Menjadikan Yesus sebagai tokoh idola berarti berusaha untuk menyerupai Yesus, berusaha untuk seperti Yesus, berusaha untuk menjadi kebanggan Yesus dalam setiap langkah, dan dalam setiap peri kehidupan kita. Yesus menjadi nafas dalam kehidupan kita
  7. Sebagai orang yang mengimani Yesus, maka bukan hal yang salah, jika kita mengidolakan Dia dalam hidup kita. Dia yang telah kita kenal melalui sabda dan perbuatan-Nya, dapat menjadi idola bagi kita semua.

Rangkum 7 KATOLIK 2

 1. Mengasihi Allah dan sesama adalah Hukum yang paling utama yang diajarkan Yesus (matius 22:37-40)

2.Gaudium et spes art 29: “Pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat saling tergantung….setiap pribadi manusia, berdasarkan kodratnya sungguh-sungguh memerlukan hidup kemasyarakatan.”
3.Matius 7:12 : “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”.
4.Matius 5:44 : “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”
5.Yohanes 15:11 : “…hendaklah kamusaling mengasihi, …sama seperti aku telah mengasihi kamu…”
6.Tindakan Yesus membangkitkan anak muda di Nain (Lukas 7:11-17) didasari oleh sikap Belas kasih
7. Dari tindakan Yesus dalam Lukas 7:11-17, kita dapat memahami bahwa tindakan belas kasih merupakan Pembebasan orang lain dari penderitaan
8. Tindakan Yesus yang membebaskan manusia dari penderitaan menunjukkan
9. Allah yang berbelas kasih berkenan membebaskan manusia dari penderitaan
10. Matius 18:21-22 : “ bukan, bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kalitujuh kali’’Yesus mengajarkan bahwa pengampunan itu harus dilakukan tanpa batas
11. Keluarga adalah Lingkungan pertama dan utama yang menjadi tempat seseorang tumbuh dan berkembang
12. Dalam keluarga, kita belajar untuk saling Mengenal, mengasihi, melayani
13. Suasana keluarga yang bahagia merupakan tanggungjawab Seluruh anggota keluarga
14. Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga menimbulkan Kurangnya komunikasi antar anggota keluarga
15. Sebagai anak, peran yang paling penting untuk dilakukan dalam keluarga adalah Mencintai semua anggota keluarga
16. Keluaran 20:12 : “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan kepadamu”
17. Paulus dalam Efesus 6:1-3, mengajarkan bahwa menghormati orang tua adalah suatu sikap yang penting, yang dapat memberikan Umur panjang dan kebahagiaan
18. Menghormati ayah dan ibu merupakan perintah Allah yang Keempat
19. Konsekuensi dari realitas manusia sebagai makhluk sosial adalah Manusia selalu membutuhkan orang lain
20. Sebagai manusia, kita memiliki sifat ketergantungan dan saling membutuhkan, maka kita dituntut untuk Mau bekerjasama dan saling pengertian satu sama lain.
21. Sikap Yesus terhadap perempuan yang tertangkap berzina (Yohanes 8:2-11) menunjukkan bahwa Yesus senantiasa mau mengampuni kesalahan orang yang berdosa\
22. Ketika Yesus mengampuni perempuan yang berzina, mengampuni berarti memberi kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik
23. Ketidakmampuan memaafkan dapat menimbulkan permusuhan, kebencian, dendam
24. Kesediaan untuk mengampuni memberikan manfaat : melegakan hati orang yang bersalah, mengembalikan kerukunan dan keharmonisan, menyatukan pihak-pihak yang bertikai.
25. Dalam Yohanes 8:2-11 Yesus juga mengajarkan bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu sikap kita hendaknya jangan menghakimi sesama tanpa mawas diri
26. Matius 6:14-15 mengajarkan bahwa pengampuan akan diberikan oleh Allah kepada kita jika kita mengampuni kesalahan orang lain
27. Matius 9 : 6 menegaskan bahwa Yesus adalah Anak manusia yang berkuasa mengampuni dosa
28. Dalam Yohanes 10:11-15 Yesus menyebut diriNya sebagai Gembala yang baik
29. Sikap dan tindakan Yesus yang ditunjukkan dalam Yohanes 10;11-15 adalah rela berkorban demi keselamatan manusia
30. Simpati : sikap peduli dan ikut merasakan penderitaan orang lain.
31. Yesus berani melanggar aturan hari sabat dan menyembuhkan orang yang sakit (Mat 12:9-15). Hal tersebut menunjukkan bahwa Yesus sangat mempedulikan keselamatan manusia
32. ”…. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40). Dalam ayat tersebut Yesus mengajarkan kepedulian terhadap sesama yang hina merupakan kepedulian terhadap Allah.
33. Keegoisan merupakan penyebab utama ketidakpedulian terhadap penderitaan orang lain
34. Menurut matius 25:31-46, salah satu hal yang menjadi pertimbangan Allah dalam mengadili manusia adalah sikap dan kepedulian kita terhadap sesama.
35. Dalam Matius 5 : 45 disebutkan bahwa Allah menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa Allah mengasihi semua orang
36. Kalau Allah mengasihi semua orang, maka konsekuensinya bagi kita adalah mengasihi setiap orang siapapun mereka
37. Matius 5:44 : kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi orang yang menganiaya kamu
38. Lukas 7:11-17 : Yesus membangkitkan anak muda di Nain
39. Motivasi Yesus dalam melakukan tindakan kasih adalah pembebasan bagi orang yang dikasihiNya
40. Yohanes 10:11-15: berkorban berartimemberikan nyawanya untuk keselamatan orang lain
41. Alasan mendasar mengapa kita harus mau memaafkan kesalahan orang lain adalah Allah mau mengampuni siapapun manusia yang bersalah dan bertobat
42. Matius 12:9-15 : Yesus mengabaikan peraturan hari sabat demi menyelamatkan hidup orang lain
43. Gaudium et Spes Art. 29 menegaskan bahwa orang lain harus diperlakukan sebagai pribadi yang berharga Matius 7:12 : apa yang kamu inginkan agar orang lain perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka
44. usaha untuk membantu mewujudkan keharmonisan dan kebahagaiaan dalam keluarga :
a. bersikap rukun dengan saudara
b. membantu orang tua menyelesaikan pekerjaan rumah tangga
c. mematuhi nasehat orang tua
d. bersikap terbuka terhadap orang tua dan saudara
45. hal yang dapat menyebabkan rusaknya kehidupan bersama dalam masyarakat
a. egoisme
b. ketidakjujuran
c. ketidak pedulian
d. sikap acuh tak acuh
e. kesombongan
f. ketidakadilan
46. azas (prinsip dasar) yang harus kita wujudkan dalam mengembangkan hidup bersama :
a. kejujuran
b. keadilan
c. kasih
47. Bila Allah mengasihi semua orang, maka kitapun seharusnya mengasihi semua manusia siapapun mereka tanpa memperhatikdan perbedaan yang ada diantara kita