ARTI DAN MAKNA SALIB KRISTUS
Kematiannya di kayu salib tak dapat diceraikan dari sejak kelahiran
hingga wafatnya, artinya bahwa kematianNya adalah merupakan peristiwa
yang istimewa di dalam kenyataan dari hidup Yesus Kristus. Hal itu juga
merupakan suatu yang pokok daripada kedatanganNya ke dunia ini yaitu
untuk menanggung kemiskinan, menanggung dosa manusia, kemerosotan dan
kecemasan hidup kita oleh pengorbananNya sekali untuk selama-lamanya.
Prospek salib kristus sangat penting sekali bagi setiap orang di
dalam peranan imannya, sebab oleh salib itulah setiap orang mengaku
bahwa dirinya adalah seorang yang berdosa danhanya oleh salib Kristus
dimaksudlah bahwa orang kristen dapat menghampiri Allah dan pernyataan
nyata di dalam Yesus Kristus kepada manusia di dunia ini (Yak 3 ; 16).
Ia menjadi ganti kita karena Ia yang benar itu menderita sengsara bagi
manusia yang bengkok hatinya dan yang tidak benar dapat diluruskan
melalui perbuatan yang Yesus alami di kayu salib.
Jikalau tidak dengan salib manusia tidak akan dapat mengetahui betapa
kasih Allah dan betapa besar kemurahanNya, bahwa di golgata itu manusia
dapat berdiri diatas tempat yang maha kudus semata-mata adalah oleh
karena salib Kristus. Pada tempat itu ternyata kasih Allah dan disitu
kita dapat mengampuni segala dosa di dalam keutuhan diri Yesus yang
menderita demi keselamatan manusia.
Hal lain dikatakan bahwa pengertian kekristenan salib itu adalah
suatu bukti dari Allah yang mempunyai pengertian yang sangat dalam dan
pusat dari salib itu adalah Yesus Kristus untuk menyatakan
kepribadiannya serta kekuatan yang hakiki daripada Allah bapa (Bnd. 19 ;
30).
Konteks inilah yang menjadi bukti bagi kekristenan, yang mana hal
kematian Kristus menjadi hukuman Allah atas dosa, artinya Ia mati bukan
karena dosanya sendiri akan tetapi justru sebab itu ia dapat menanggung
hukum Allah sebagai ganti manusia sehingga menjadi terdakwa di hadapan
pengadilan Allah, dialah yang ditimpa hukuman itu.
Kristus sudah mengorbankan dirinya, sepatutnya kita sendiri yang dihukum
mati namun oleh kedatanganNya memberikan hidupnya sebagai tebusan
akibat dosa. Bultman menyatakan bahwa salib Kristus itu bukanlah
merupakan kegagalan Yesus melainkan kematian Kristus di kayu salib
memiliki arti memenuhi dan menyelesaikan harapan dan cita-cita kita
tentang masa depan.
Hal itu menciptakan suatu pengharapan bahwa manusia di dalam salib
Kristus itu mendapat legitimasi (pensyahan) dari harapan kita di dalam
sejarah salib oleh kehidupan Yesus Kristus dan oleh perbuatan Allah dan
itu adalah merupakan yang paling menentukan dan defenitif. Dengan
perbuatan inilah Tuhan mensyahkan serta meyakini hidup dan kematian
Kristus di kayu salib adalah ketentuan Allah.
Dalam hal ini, akan dilihat melihat arti dan makna salib dalam tiga peranan.
Salib sebagai Perdamaian
Manusia tidak sanggup memperdamaikan dirinya dengan Allah oleh karena
kehidupan manusia selalu di dalam pekerjaan iblis (Kol. 1 : 21; Roma 8 :
7). Pada dasarnya bahwa Allah yang memperdamaikan dunia kepada dirinya
sendiri (II Korint 5 : 19). Inilah pokok ajaran rasul Paulus yang mana
orang berdosa adalah objek daripada murka pengadilan Allah (Roma 1 :
18). Dengan dasar ini manusia diperdamaikan dengan Allah. Dia tidak
mengenal dosa menjadi sengsara bagi kita, sehingga kita memperoleh
kebenaran Allah melalui Dia. Allah memperdamaikan kita dengan diriNya
sendiri, dimana persekutuan yang dibuat manusia terhadap Allah hendak
diperdamaikanNya. Hubungan yang telah putus asa diatur kembali.
Allah bukan diperdamaikan oleh siapapun juga, melainkan Dia sendiri
yang mengadakan perdamaian itu. Perdamaian itu bukanlah berlaku karena
Allah menutup matanya, supaya Dia jangan melihat dosa ataupun Kristus,
dimana Allah membuat pekerjaan di dalam perdamaian itu. Selagi kita
masih seteru Allah, kita diperdamaikan kepada Allah dengan kematian
anakNya dan kita diselamatkan dengan hidupNya.
Menurut rasul Paulus
kematian Kristus
adalah merupakan kenyataan dari kisahnya (Gal. 2 ; 20).
Kristus telah mati untuk kita orang-orang berdosa (Roma 5 : 8),
dengan
demikian kasih itu adalah kuasa yang menggerakkan kita (2 Kor 5 : 14).
Kasih Allah telah dicurahkan kepada kita (Roma 5 : 5),
rasul Paulus juga
mengingatkan akan dirinya dan mengatakan bahwa Allah mengaruniakan kita
jabatan perdamaian. Ini berarti Allah di dalam Yesus Kristus
memperdamaikan dunia dengan dirinya sendiri. Diantara perdamaian dan
pemberitaan peristiwa itu ada pertalian yang erat sekali.
Kabar perdamaian adalah diamanatkan kepada orang-orang yang sudah
mengalami perdamaian, dimana mereka dapat mengundang orang lain untuk
mengabarkan/menceritakan pengalaman mereka. Allah di dalam Kristus telah
memperdamaikan dunia (KORM0S) kepada Dia sendiri, dengan tidak
menghitung kepada mereka pelanggaran-pelanggaran mereka, dan telah
mengabarkan kepada kita kabar perdamaian itu, yaitu perintah dan kuasa
yang menjadi berdamai dengan Allah.
Ajaran gereja tentang kabar perdamaian adalah bahwa gereja kristen
adalah jabatan dari perdamaian di dalam dunia, karena hal itu telah
diterima dari Allah. Hal itu adalah sebagaimana pikiran yang Allah
sebutkan yang telah dikemukakan kepada manusia, yang dinyatakan melalui
para penghkotbah untuk perdamaian hidup didalam damai karena yaitu
dengan darah kristus kristus membawa perdamaian manusia, tetapi juga
turut diperdamaikan segala sesuatu baik diatas bumi maupun di
langit/sorga. Perdamaian daripada Allah didalam Yesus Kristus berlaku
untuk seluruh dunia (2Kor 3:19) di dalam bentuk apapun manusia tidak
dapat menebus perdamaian kepada Allah, akan tetapi hanya Allah
sendirilah yang memperdamaikan itu tidak dapat diganggu gugat oleh
siapapun juga.
Dalam hal ini Allah di dalam Yesus Kristus yang tidak
bersalah telah menanggung kesalahan manusia dihadapan Allah Yang Maha
Kudus.
Dengan perdamaian yang daripada Allah didalam Yesus Kristus ia
mendapat damai sejahtera, itulah sejahtera yang melebihi segala akal
yang diyakini oleh setiap orang melalui luarnya masing-masing, (2Kor
5:17). Karena Kristus kita telah diperdamaikan dengan Allah yang telah
menjadi tujuan dan juru selamat dunia.
Salib sebagai Pembenaran
Pembenaran atau yang berasal dari kata benar atau membenarkan sesuatu
tindakannya misalnya, terhadap pemerintah yang syah, maka dia harus
dijatuhi hukuman oleh pengadilan negara itu menurut hukum yang ada dan
berlaku di negara itu.
Manusia yang jatuh didalam dosa (Kej 3:1-7) seharusnya akan jatuh ke
dalam jurang kematian. Alasannya karena upah dosa itu adalah maut (Roma
6:23). akan tetapi Allah didalam janjiNya memberikan keselamatan atas
manusia yang digenapi melalui Yesus Kristus melalui pembenaranNya
melalui anugerah dan kasih Allah sendiri (Roma 3:24). Dalam ajaran yang
oleh rasul Paulus tentang penebusan adalah betul-betul suatu jalan untuk
menegaskan kebenaran daripada Yesus dimana keselamatan adalah suatu
akibat atau hasil bukan dengan melakukan suatu pahala, melainkan yang
keluar dari kebenaran Allah yang membawa keselamatan kepada orang
berdosa.
Manusia dibenarkan didalam Yesus Kristus hanya dapat oleh karena Iman
bukan oleh sebab perbuatan dari manusia semata, sebagaimana Abraham
yang oleh Allah telah dibenarkan melalui ImanNya bukan oleh sesuatu yang
dia perbuat (Roma 4:2-3).
Pembenaran dan penebusan adalah yang diberikan oleh Allah sendiri.
Hal
ini berarti bahwa manusia tidak dapat untuk berbuat sesuatu yang dapat
memiliki arti untuk itu melainkan hanya dengan berserah kepada Allah di
dalam Yesus Kristus.
Allah adalah subjek daripada pembenaran itu,
jadi pembenaran itu
adalah aktivitas Allah sendiri yang dipusatkan
kepada kematian Kristus
di kayu salib.
Manusia dihadapan Allah tidak memiliki kebenaran lagi
dihadapan Allah,
sebab apapun yang dilakukanNya akan menurut pembenaran
daripadanya
oleh karena itulah Allah memilih jalan salib
bagi Yesus
untuk didalam memberikan pembenaran kepada manusia
yang mau percaya
kepadaNya serta dengan menyerahkan diri hanya kepadaNya
.
Salib sebagai Penebusan
Penebusan berarti adalah lepas dari belenggu bebas dari perhambaan,
melunasi kembali apa yang telah dijual dengan barang atau uang tebusan.
(Lutpou) adalah kata kerjanya yang menurut artinya membebaskan orang
tawanan dalam perang, dengan pembayaran uang tebusan atau membebaskan
hamba dari belenggunya.
Di dalam P. Lama penebusan ini disebutkan
(go’ol) yang terutama dalam Deutro Yesaya (Yes 4l). Tanda perbuatan yang
diperbuat Allah adalah penebusan Israel dari perbudakan Mesir (Yes
7:8,51,52).
Demikian juga penebusan Tuhan akan kembalinya bangsaNya dari
Babel dan datang berjanji ke Sion (Yes 51:11).
Dalam Roma 5:24 kita jumpai perkataan: yang berarti pembebasan,
menebus arti pokoknya adalah suatu pembebasan yang diberikan dengan
suatu “tebusan” Kita mendapat tebusan didalam lingkungan karunia Allah
yang diberikan oleh Yesus Kristus yang oleh rasul Paulus maksud dalam
hal ini ialah penebusan dari belenggu dosa (Kol. 1:14) yang telah Allah
perbaiki yang menghasilkan hubungan dan persekutuan yang baru.
Allah didalam peranan Yesus Kristus telah menghampakan kutuk dan menjadi
penebusan bagi manusia didalam dosa-dosanya serta dari kuasa iblis.