Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Friday, September 13, 2019

SALIB KRISTUS : MAKNA


Di setiap rumah orang Katolik pasti terpasang salib, baik di ruang tamu ataupun di ruang tidur. Bahkan di dalam mobil pun sering dijumpai ada salib. Apa sebenarnya makna salib? Mengapa kita perlu memasang salib?

Kata Yunani ‘salib’ adalah σταυρος (baca: stauros), dari kata kerja "σταυροω (baca: stauroô). Sedangkan dalam bahasa Latin 'crux', 'crucifigo'. Kata itu mempunyai dua arti, yakni  pertama, kayu balok yang didirikan tegak; dan kedua, kayu balok yang digunakan sebagai alat untuk menghukum mati seseorang. Dalam arti terakhir inilah Perjanjian Baru menggunakan salib.

Istilah ‘salib’ juga ada dalam bahasa Arab yaitu s l b atau al salib (=kayu palang atau silang). Meskipun demikian, salib sudah ada dalam kebudayaan pra-Kristen dan non-Kristen. Salib merupakan lambang universal dan dasariah. Sumber-sumber pengetahuan masa lalu menunjukkan, tanda salib sudah lazim di Mesir, Kreta, Mesopotamia, India dan Cina. 

Menurut Sejarawan Roma, Herodotus, hukuman salib berasal dari Babilonia dan melalui Persia dan Fenesia diterima oleh hukum Romawi. Dari sinilah tradisi hukuman salib diterapkan di Kekaisaran Romawi untuk menghukum para budak, penduduk setempat, dan penjahat kelas rendah demi menjaga stabilitas dan keamanan. Flavius Yosephus melaporkan adanya banyak penyaliban di Roma menghabiskan banyak kayu untuk penyaliban. Penyaliban merupakan bentuk eksekusi yang paling kejam, keras dan buruk di antara tiga hukuman di Romawi, yaitu dibakar, dipenggal kepala, dan disalibkan. 

Mengapa Yesus dihukum mati disalib? Ada 3 versi alasannya: pertama, Versi Romawi: Yesus dihukum mati karena ia dianggap pemberontak, pengacau masyarakat saat Yesus mengusir orang-orang di bait Allah (Yoh 2:13-24). Kedua, Versi Yahudi: Yesus dihukum mati karena Yesus dituduh menghojat Allah (Mrk 14:62-64) dan sebagai nabi palsu (melawan hukum Sabat : Luk 6:1-11). Ketiga, Versi Kristiani: Yesus wafat dibunuh karena dosa-dosa kita atau demi keselamatan kita (1 Kor 15:3).

Ada 6 makna salib, yakni: Salib sebagai lambang kehidupan, salib pohon kehidupan, salib merupakan misteri kosmik, salib adalah tiang agung kapal, salib adalah tanda antropologis dan salib adalah bukti kekuatan. Santo Ambrosius dari Hipolitus dalam katekesenya memuji mereka yang “terikat” atau setia memikul salib. Sebab kendati menghadapi keganasan dan gelombang rayuan dunia, toh mereka akhirnya sampai ke pelahuhan abadi. Gereja adalah kapal dan salib Kristuslah Tiang Agung-nya. Terikat pada salib menjadi syarat mutlak untuk mencapai keselamatan. “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku” (Mat 16:24; Mrk 8:34; Luk 9:23; bdk. Mat 10:38; Luk 14:27). 

Perihal kebiasaan menandai diri dengan salib rupanya tertera pula dalam dokumen kuno, “Bila saudara tergoda, tandailah dirimu dengan salib, sebab inilah tanda sengsara yang terkenal kekuatannya melawan setan, bila dilakukan dengan iman ... iman sempurna terhadap Sang Anak Domba” (Traditio Apostolica 42). Tanda salib menjadi cara yang paling ampuh untuk menjauhkan diri dari setan dan godaan-godaannya. Karena itu bagi orang Katolik “tanda salib” memberikan kekuatan dan berkat Allah dalam kehidupan umat beriman hingga sekarang.

Dalam pandangan publik, salib memang mengerikan, memalukan, bahkan menjijikkan. Namun dengan sengsara dan wafat Yesus, salib memperoleh cahaya dan arti baru. Salib mengandung simbolisme yang patut dipahami dan dihayati oleh setiap umat Kristiani. Sejak abad kedua para antropolog gencar memperkenalkan salib bukan sebagai alat hukuman yang mematikan, namun sebagai alat yang “menyembuhkan” alam raya dan “menyelamatkan” manusia.
 


SALIB KRISTUS: MAKNA dan ARTI

ARTI DAN MAKNA SALIB KRISTUS

Kematiannya di kayu salib tak dapat diceraikan dari sejak kelahiran hingga wafatnya, artinya bahwa kematianNya adalah merupakan peristiwa yang istimewa di dalam kenyataan dari hidup Yesus Kristus. Hal itu juga merupakan suatu yang pokok daripada kedatanganNya ke dunia ini yaitu untuk menanggung kemiskinan, menanggung dosa manusia, kemerosotan dan kecemasan hidup kita oleh pengorbananNya sekali untuk selama-lamanya.

Prospek salib kristus sangat penting sekali bagi setiap orang di dalam peranan imannya, sebab oleh salib itulah setiap orang mengaku bahwa dirinya adalah seorang yang berdosa danhanya oleh salib Kristus dimaksudlah bahwa orang kristen dapat menghampiri Allah dan pernyataan nyata di dalam Yesus Kristus kepada manusia di dunia ini (Yak 3 ; 16). Ia menjadi ganti kita karena Ia yang benar itu menderita sengsara bagi manusia yang bengkok hatinya dan yang tidak benar dapat diluruskan melalui perbuatan yang Yesus alami di kayu salib.

Jikalau tidak dengan salib manusia tidak akan dapat mengetahui betapa kasih Allah dan betapa besar kemurahanNya, bahwa di golgata itu manusia dapat berdiri diatas tempat yang maha kudus semata-mata adalah oleh karena salib Kristus. Pada tempat itu ternyata kasih Allah dan disitu kita dapat mengampuni segala dosa di dalam keutuhan diri Yesus yang menderita demi keselamatan manusia.

Hal lain dikatakan bahwa pengertian kekristenan salib itu adalah suatu bukti dari Allah yang mempunyai pengertian yang sangat dalam dan pusat dari salib itu adalah Yesus Kristus untuk menyatakan kepribadiannya serta kekuatan yang hakiki daripada Allah bapa (Bnd. 19 ; 30).

Konteks inilah yang menjadi bukti bagi kekristenan, yang mana hal kematian Kristus menjadi hukuman Allah atas dosa, artinya Ia mati bukan karena dosanya sendiri akan tetapi justru sebab itu ia dapat menanggung hukum Allah sebagai ganti manusia sehingga menjadi terdakwa di hadapan pengadilan Allah, dialah yang ditimpa hukuman itu.
 
Kristus sudah mengorbankan dirinya, sepatutnya kita sendiri yang dihukum mati namun oleh kedatanganNya memberikan hidupnya sebagai tebusan akibat dosa. Bultman menyatakan bahwa salib Kristus itu bukanlah merupakan kegagalan Yesus melainkan kematian Kristus di kayu salib memiliki arti memenuhi dan menyelesaikan harapan dan cita-cita kita tentang masa depan.

Hal itu menciptakan suatu pengharapan bahwa manusia di dalam salib Kristus itu mendapat legitimasi (pensyahan) dari harapan kita di dalam sejarah salib oleh kehidupan Yesus Kristus dan oleh perbuatan Allah dan itu adalah merupakan yang paling menentukan dan defenitif. Dengan perbuatan inilah Tuhan mensyahkan serta meyakini hidup dan kematian Kristus di kayu salib adalah ketentuan Allah.
 
Dalam hal ini, akan dilihat melihat arti dan makna salib dalam tiga peranan.

Salib sebagai Perdamaian
 
Manusia tidak sanggup memperdamaikan dirinya dengan Allah oleh karena kehidupan manusia selalu di dalam pekerjaan iblis (Kol. 1 : 21; Roma 8 : 7). Pada dasarnya bahwa Allah yang memperdamaikan dunia kepada dirinya sendiri (II Korint 5 : 19). Inilah pokok ajaran rasul Paulus yang mana orang berdosa adalah objek daripada murka pengadilan Allah (Roma 1 : 18). Dengan dasar ini manusia diperdamaikan dengan Allah. Dia tidak mengenal dosa menjadi sengsara bagi kita, sehingga kita memperoleh kebenaran Allah melalui Dia. Allah memperdamaikan kita dengan diriNya sendiri, dimana persekutuan yang dibuat manusia terhadap Allah hendak diperdamaikanNya. Hubungan yang telah putus asa diatur kembali.

Allah bukan diperdamaikan oleh siapapun juga, melainkan Dia sendiri yang mengadakan perdamaian itu. Perdamaian itu bukanlah berlaku karena Allah menutup matanya, supaya Dia jangan melihat dosa ataupun Kristus, dimana Allah membuat pekerjaan di dalam perdamaian itu. Selagi kita masih seteru Allah, kita diperdamaikan kepada Allah dengan kematian anakNya dan kita diselamatkan dengan hidupNya. 

Menurut rasul Paulus kematian Kristus 
adalah merupakan kenyataan dari kisahnya (Gal. 2 ; 20). 
Kristus telah mati untuk kita orang-orang berdosa (Roma 5 : 8), 
dengan demikian kasih itu adalah kuasa yang menggerakkan kita (2 Kor 5 : 14). 
Kasih Allah telah dicurahkan kepada kita (Roma 5 : 5), 
rasul Paulus juga mengingatkan akan dirinya dan mengatakan bahwa Allah mengaruniakan kita jabatan perdamaian. Ini berarti Allah di dalam Yesus Kristus memperdamaikan dunia dengan dirinya sendiri. Diantara perdamaian dan pemberitaan peristiwa itu ada pertalian yang erat sekali.

Kabar perdamaian adalah diamanatkan kepada orang-orang yang sudah mengalami perdamaian, dimana mereka dapat mengundang orang lain untuk mengabarkan/menceritakan pengalaman mereka. Allah di dalam Kristus telah memperdamaikan dunia (KORM0S) kepada Dia sendiri, dengan tidak menghitung kepada mereka pelanggaran-pelanggaran mereka, dan telah mengabarkan kepada kita kabar perdamaian itu, yaitu perintah dan kuasa yang menjadi berdamai dengan Allah.

Ajaran gereja tentang kabar perdamaian adalah bahwa gereja kristen adalah jabatan dari perdamaian di dalam dunia, karena hal itu telah diterima dari Allah. Hal itu adalah sebagaimana pikiran yang Allah sebutkan yang telah dikemukakan kepada manusia, yang dinyatakan melalui para penghkotbah untuk perdamaian hidup didalam damai karena yaitu dengan darah kristus kristus membawa perdamaian manusia, tetapi juga turut diperdamaikan segala sesuatu baik diatas bumi maupun di langit/sorga. Perdamaian daripada Allah didalam Yesus Kristus berlaku untuk seluruh dunia (2Kor 3:19) di dalam bentuk apapun manusia tidak dapat menebus perdamaian kepada Allah, akan tetapi hanya Allah sendirilah yang memperdamaikan itu tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun juga. 

Dalam hal ini Allah di dalam Yesus Kristus yang tidak bersalah telah menanggung kesalahan manusia dihadapan Allah Yang Maha Kudus.
Dengan perdamaian yang daripada Allah didalam Yesus Kristus ia mendapat damai sejahtera, itulah sejahtera yang melebihi segala akal yang diyakini oleh setiap orang melalui luarnya masing-masing, (2Kor 5:17). Karena Kristus kita telah diperdamaikan dengan Allah yang telah menjadi tujuan dan juru selamat dunia.


Salib sebagai Pembenaran
 
Pembenaran atau yang berasal dari kata benar atau membenarkan sesuatu tindakannya misalnya, terhadap pemerintah yang syah, maka dia harus dijatuhi hukuman oleh pengadilan negara itu menurut hukum yang ada dan berlaku di negara itu.

Manusia yang jatuh didalam dosa (Kej 3:1-7) seharusnya akan jatuh ke dalam jurang kematian. Alasannya karena upah dosa itu adalah maut (Roma 6:23). akan tetapi Allah didalam janjiNya memberikan keselamatan atas manusia yang digenapi melalui Yesus Kristus melalui pembenaranNya melalui anugerah dan kasih Allah sendiri (Roma 3:24). Dalam ajaran yang oleh rasul Paulus tentang penebusan adalah betul-betul suatu jalan untuk menegaskan kebenaran daripada Yesus dimana keselamatan adalah suatu akibat atau hasil bukan dengan melakukan suatu pahala, melainkan yang keluar dari kebenaran Allah yang membawa keselamatan kepada orang berdosa.
Manusia dibenarkan didalam Yesus Kristus hanya dapat oleh karena Iman bukan oleh sebab perbuatan dari manusia semata, sebagaimana Abraham yang oleh Allah telah dibenarkan melalui ImanNya bukan oleh sesuatu yang dia perbuat (Roma 4:2-3).
 
Pembenaran dan penebusan adalah yang diberikan oleh Allah sendiri. 
Hal ini berarti bahwa manusia tidak dapat untuk berbuat sesuatu yang dapat memiliki arti untuk itu melainkan hanya dengan berserah kepada Allah di dalam Yesus Kristus.

Allah adalah subjek daripada pembenaran itu, 
jadi pembenaran itu adalah aktivitas Allah sendiri yang dipusatkan 
kepada kematian Kristus di kayu salib. 
Manusia dihadapan Allah tidak memiliki kebenaran lagi dihadapan Allah, 
sebab apapun yang dilakukanNya akan menurut pembenaran daripadanya 
oleh karena itulah Allah memilih jalan salib 
bagi Yesus untuk didalam memberikan pembenaran kepada manusia 
yang mau percaya kepadaNya serta dengan menyerahkan diri hanya kepadaNya

.
Salib sebagai Penebusan
 
Penebusan berarti adalah lepas dari belenggu bebas dari perhambaan, melunasi kembali apa yang telah dijual dengan barang atau uang tebusan. (Lutpou) adalah kata kerjanya yang menurut artinya membebaskan orang tawanan dalam perang, dengan pembayaran uang tebusan atau membebaskan hamba dari belenggunya. 

Di dalam P. Lama penebusan ini disebutkan (go’ol) yang terutama dalam Deutro Yesaya (Yes 4l). Tanda perbuatan yang diperbuat Allah adalah penebusan Israel dari perbudakan Mesir (Yes 7:8,51,52). 
Demikian juga penebusan Tuhan akan kembalinya bangsaNya dari Babel dan datang berjanji ke Sion (Yes 51:11).

Dalam Roma 5:24 kita jumpai perkataan: yang berarti pembebasan, menebus arti pokoknya adalah suatu pembebasan yang diberikan dengan suatu “tebusan” Kita mendapat tebusan didalam lingkungan karunia Allah yang diberikan oleh Yesus Kristus yang oleh rasul Paulus maksud dalam hal ini ialah penebusan dari belenggu dosa (Kol. 1:14) yang telah Allah perbaiki yang menghasilkan hubungan dan persekutuan yang baru.
 
 Allah didalam peranan Yesus Kristus telah menghampakan kutuk dan menjadi penebusan bagi manusia didalam dosa-dosanya serta dari kuasa iblis.

ARTI SALIB



SALIB TUHAN YESUS

Secara sederhana, arti salib adalah kematian,
Dari abad ke-6 S.M sampai dengan abad ke-4 setelah masehi,
salib adalah metode eksekusi yang mengakibatkan kematian
dengan cara kejam dan sangat menyakitkan.

Ketika disalib, korban itu diikat atau dipaku ke kayu salib
dan dibiarkan tergantung disana sampai mati.
Kematian tersebut adalah proses yang panjang dan membuat korbannya sangat menderita.
Namun, karena Kristus dan kematian-Nya di atas salib,
maka makna salib pada hari ini jauh berbeda.

Dalam agama Kristen, 
salib adalah pertemuan antara kasih Allah dan keadilan Allah. 

Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia (Yohanes 1:29).

Rujukan Anak Domba Allah kepada Yesus ditemui
pada penetapan hari raya Paskah di dalam Keluaran 12.
Bangsa Israel diperintah untuk menyembelih domba yang tak bercacat dan mengoleskan darahnya di atas kusen rumah mereka.
Darah itu menjadi pertanda bagi Malaikat Kematian supaya melewati rumah tersebut,
meninggalkan penghuni rumah dalam keadaan aman.

Ketika Yesus dibaptis Yohanes Pembaptis,
Yohanes mengenali Dia dan berseru,
"Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yohanes 1:29),
dengan demikian mengidentifikasi Dia serta rencana Allah
supaya Ia dikorbankan bagi dosa.

Mungkin ada yang bertanya mengapa Yesus harus mati.

Inilah pesan yang menyeluruh dalam Alkitab - kisah penyelamatan.
Allah menciptakan langit dan bumi, dan
Ia menciptakan pria dan wanita menurut rupa-Nya dan
menempatkan mereka di Taman Eden untuk menjadi pengurus-Nya di bumi.

Akan tetapi karena godaan Setan (sang ular),
Adam dan Hawa jatuh dan kehilangan rahmat Allah.
Lebih dari itu, mereka mewariskan kutukan dosa pada keturunan mereka
sehingga semua orang menerima warisan dosa dan rasa bersalah mereka.

Allah Bapa mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia
untuk menjadi manusia dan menjadi Juruselamat umat-Nya.

Dilahirkan dari seorang perawan,
Yesus menghindari kutukan yang menulari semua manusia lain.
Sebagai Anak Allah yang tidak berdosa,
Ia dapat menjadi korban yang tidak bercacat yang disyaratkan Allah.

Keadilan Allah menuntut keadilan dan hukum atas dosa;
kasih Allah menggerakkan DiriNya untuk mengutus Anak-Nya yang tunggal
menjadi korban pendamaian atas semua dosa.

Karena pengorbanan penebusan Yesus di kayu salib, 
semua yang beriman dan percaya pada-Nya saja 
bagi keselamatan dijamin kehidupan kekal (Yohanes 3:16). 

Akan tetapi, Yesus juga memanggil pengikut-Nya untuk menyangkal diri mereka,
menanggung salib pribadi mereka sendiri dan mengikuti Dia (Matius 16:24).

Konsep "memikul salib" pada jaman ini seringkali kehilangan makna aslinya.
Seringkali kita menggunakan "salib" sebagai kiasan akan situasi yang sukar
dan tidak menyenangkan
(contoh: tingkah laku anak remajaku ini adalah salib yang harus kupikul).

Akan tetapi, kita perlu mengingat bahwa Yesus memerintahkan pengikut-Nya 
untuk menyangkal diri secara radikal. 
Bagi orang yang tinggal di abad pertama, 
salib hanya mempunyai satu makna - kematian. 

"Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya,
ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku,
ia akan memperolehnya" (Matius 16:25).

Kitab Galatia mengulangi tema kematian terhadap diri
yang berdosa dan bangkit untuk berjalan dengan Kristus dalam kehidupan baru:
"Aku telah disalibkan dengan Kristus; 
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, 
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. 

Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, 
adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah 
yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20).

Ada berbagai tempat di dunia
dimana orang Kristen sedang dianiaya, sampai matipun, hanya karena iman mereka.
Mereka kenal baik makna
di balik memikul salib pribadi dan mengikuti Yesus dengan nyata.
Bagi kita yang belum dianiaya sedemikian rupa,
tugas kita masih tetap setia kepada Kristus.

Biarpun kita mungkin tidak pernah dipanggil untuk melakukan pengorbanan yang agung, 
kita harus siap menyerahkan nyawa kita demi kasih Yesus 
yang telah menyelamatkan Diri-Nya 
dan memberi nyawa-Nya bagi kita



MODAL HIDUP

KE MANA HARUS BERSANDAR ?

Ketika aku bangun pagi dan merenungkan 
Kunci Sukses Kehidupan:

Jendela kamar bilang: 
"Lihat dunia di luar !"

Langit-langit kamar berpesan:
"Bercita-citalah setinggi mungkin !"

Jam dinding berkata: 
"Tiap detik itu berharga !"

Cermin bilang
"Berkaca dan lihatlah sebelum bertindak !"

Kalender berbisik
"Jangan menunda sampai besok !"

Pintu berteriak : 
"Dorong yang keras, cepat pergi dan berusahalah !"

TAPI ..... tiba-tiba .....


Lantai berbisik :

"BERLUTUT dan BERDOALAH 
karena kunci kesuksesan kita harus dimulai dengan 
DOA...."


Kita belajar....
bahwa tidak selamanya hidup ini indah, 
kadang DIA mengijinkan kita mengalami derita.

Tetapi 
kita tahu bahwa DIA tidak pernah meninggalkan kita, 
sebab itu kita harus belajar menikmati hidup dengan 
"BERSYUKUR"


Kita belajar ....
bahwa tidak semua yang kita harapkan akan menjadi kenyataan, 
kadang-kadang ALLAH 
membelokkan rencana kita.

Tetapi kita tahu 
bahwa itu lebih baik dari yang kita rencanakan, 
sebab itu kita belajar
menerima semua itu 
dengan 
sukacita 
dan 
penuh SYUKUR.


Kita juga belajar ....
bahwa tidak ada kejadian 
yang harus disesali dan ditangisi, 
karena semua adalah rancangan-NYA 
yang akan 
"INDAH PADA WAKTUNYA".

Ketika "Kaki" sudah tak kuat berlari.. 
"BERLUTUTLAH"

Ketika "Tangan" sudah tak kuat menggenggam.. 
 "LIPATLAH"..

Ketika "Kepala" sudah tak kuat ditegakkan.... 
 "MENUNDUKLAH"

Ketika "Hati" sudah tak kuat menahan kesedihan...
 LETAKKAN DAN BERSERAHLAH".

Ketika Hidup sudah tak mampu untuk dihadapi... 
"BERDOALAH"


Karena di belakangmu 
ada KEKUATAN yang tak terhingga..


Di hadapanmu ada 
KEMUNGKINAN tanpa batas..

Di sekitarmu ada 
KESEMPATAN yang tiada akhir.


Lebih dari itu, 
di atasmu ada 
ALLAH yg selalu menyertaimu..

Kasih sayang-NYA 
pada kita seperti 
lingkaran, 
tak berawal dan tak berakhir...


... Dan ketahuilah, 
Aku menyertai kamu senantiasa 
sampai kepada akhir zaman."
(Matius 28:20)


TUHAN JESUS 
Menyertai Kita.

IMMANUEL
AMIN.

BDG

MATERI AGAMA KATOLIK X


MATERI AGAMA KATOLIK XII


MATERI AGAMA KATOLIK XI