Selamat Datang
Sunday, September 27, 2020
Lumen Gentium art 1 dan art 9
simbol keselamatan melalui kitab suci
yesus berjalan di atas air
Yesus mengusir roh jahat dari orang gerasa
Perempuan yang sakit pendarahan
Berbalik dari jalan sesat
Rambu rambu adalah simbol agar kita dapat selamat di jalan
SAKRAMEN TOBAT
Beberapa saudara/i kita dari Gereja Protestan mengatakan "mengapa dalam Gereja Katolik ada sakramen tobat?" dua alasan yang mereka sering ajukan adalah
Bukankah hanya Allah yang berkuasa mengampuni dosa?, dasar mereka adalah Mark 2:7 dan 1 Yoh 1:9
Terhadap Kritik ini kita dapat mengajukan keberatan antara lain:
- Bila kita melihat konteks dari Mark 2:7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" jelas disana ungkapan dari musuh-musuh Yesus, yang menganggap Ia menghujat Allah
- Bila kita melihat konteks 1 Yoh 1:9 "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." jadi jelas bahwa disini mengandung arti bahwa Allah selalu bersedia untuk mengampuni dosa kita bila kita mengaku dosa dan tidak ada larangan untuk mengakukan dosa kepada Imam atau apapun yang akan kita bahas pada paragraf selanjutnya nanti.
Bukankah dosa itu urusan pribadi Allah dengan kita??.......
Terhadap hal ini kita dapat menjawab bahwa dosa menjadi urusan Gereja karena kita dengan Gereja seluruhnya adalah tubuh mistik Kristus bila kita berdosa yang merasakan akibat dosa itu tidak hanya kita tetapi juga Gereja. berikut beberapa contoh hal tersebut dalam kitab suci:
- 1 kor 5:1-5 berbicara tentang Paulus yang menghukum orang yang menikah dengan isteri ayahnya dan memerintahkan supaya orang tersebut dikucilkan dari jemaat dengan maksud supaya pada akhirnya jiwanya diselamatkan
- 2 Kor 2:5-11 berbicara tentang Paulus (dan jemaat Korintus) yang mempunyai wewenang untuk mengampuni dosa seorang anggota jemaat.
- Mat 18:15-20 berbunyi, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata ... Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat."
Ayat-ayat ini mengandaikan bahwa jemaat memiliki kuasa untuk mengadili dan mengampuni dosa anggota jemaat. Ayat-ayat di atas menunjukkan dengan jelas bahwa dosa bukanlah soal pribadi antara si pendosa dan Allah saja! Itu urusan Gereja juga.
Gereja memiliki kuasa mengampuni dosa karena otoritas tersebut diberikan oleh Yesus sendiri :
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu
Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. (Yoh 20:19-23)disini jelas bahwa Yesus menghembusi para Rasul, bandingkan dengan kejadian 2:7, Jelas disini Yesus memberikan suatu otoritas sehingga penulis injil Yohanes menekankan hal ini dengan menuliskan pada injilnya "Ia menghembusi mereka..." (Ayat 22) dan pada ayat sebelumnya nampak jelas bahwa ini adalah amanat perutusan Yesus kepada para Rasul (Ayat 21) yang diteguhkan oleh Roh Kudus (Ayat 22) dan bertujuan untuk mengampuni dosa (Ayat 23). jadi otoritas ini bukan buatan atau rekaan Gereja Katolik, Otoritas ini bukan omong kosong hal ini bisa dilihat pada ayat-ayat berikut:
- 2 Kor 5:17-21 "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." disini jelas bahwa Paulus adalah "Pelayan Pendamaian" (Rekonsiliasi=Tobat) dari sini jelas bahwa Pelayan Pendamaian yang adalah tugas Kristus dapat dijalankan oleh Paulus (atas nama Kristus).
- 2 Kor 2:10 "Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni (Yun: Charizomai), --seandainya ada yang harus kuampuni--,maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus," lalu pada Kol 2:13 "Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni (Yun: Charizomai) segala pelanggaran kita" jadi jelaslah Allah mengampuni dosa dan Paulus juga mengampuni dosa atas nama Yesus.
- Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak 5:13:16)
Disini jelas bahwa Sakramen Tobat mendapat tempatnya "hendaklah kamu saling mengaku dosamu" (ayat 16), sekedar kita ketahui bahwa Yakobus 5:13-16 adalah dasar sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan orang sakit. Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan orang sakit menurut Yakobus membutuhkan Penatua Jemaat (Presbiter=Imam) lihatlah pada ayat 14. Dari banyak uraian diatas maka jelaslah sakramen tobat dan mengakukan dosa dihadapan Imam memiliki landasan Alkitab dan Tradisi Apostolik yang kuat sekali.
Berikut kesaksian beberapa Bapa-Bapa Gereja
- "God never threatens the repentant, rather He pardons the penitent. You will say that it is God alone who can do this. True enough, but it is likewise true that He does it through his priests, who exercise His power." - St. Pacianus of Barcelona (4th century A.D.)
- "In this sacrament the acts of the penitent are as matter, while the part taken by the priest, who works as Christ's minister, is the formal and completive element of the sacrament. Now in the other sacraments the matter pre-exists, being provided by nature, as water, or by art, as bread: but that such and such a matter be employed for a sacrament requires to be decided by the institution; while the sacrament derives its form and power entirely from the institution of Christ, from Whose Passion the power of the sacraments proceeds." - St. Thomas Aquinas ("Summa Theologica" 13th century A.D.
SAKRAMEN PENGUATAN / KRISMA
- Sakramen Krisma adalah
- (a) upacara suci yg menandakan (membuktikan) bhw Allah masih mencintai & memelihara umat-Nya dgn cara
- (b) mendidik & membinanya sampai jadi dewasa & siap diutus jadi imam-nabi-raja. S. Krisma adalah sakramen kedewasaan.
- Material, kata-kata, petugas & perbuatan S.Krisma harus benar.
- (a) Material S.Krisma = Minyak Krisma (minyak zaitun dicampur dgn balsam khusus yg wangi).
- (b) Kata-kata S.Krisma itu Doa Epiklese, doa mohon turunnya Roh Kudus atas para calon Krisma.
- (c) Petugas istimewa S.Krisma adalah Uskup, tapi pastor juga boleh.
- (d) Perbuatan S.Krisma = * Me-numpangkan tangan atas calon sbg tanda mohon turunnya Roh Kudus dgn Doa Epiklese. ** Mengurapi calon (pd ubun-ubun atau dahi) dgn minyak Krisma.
- Rahmat S.Krisma yg kita terima
- (a) Rahmat Pengudus (pemulihan kembali Citra Allah dengan sifat-sifat ilahi, & penggarapannya terus menerus) & Rahmat Pembantu (bantuan & kekuatan ilahi utk mengamalkan Citra Allah, berani melawan setan & kaki-tangannya, serta mampu memikul derita).
- (b) Dijadikan dewasa.
- (c) Diangkat jadi Imam-Nabi-Raja. Imam = pendoa & penebar rahmat. Nabi = pengajar temannya. Raja = pelopor & teladan kebaikan.
- Kapan seorang boleh menerima S.Krisma? Harus
- (a) memenuhi syarat untuk menerima Sakramen pada umumnya (beriman, sudah dibaptis, dalam keadaan berahmat, tidak berdosa besar, mengaku dosa lebih dulu).
- (b) Usia minimal = Kelas II SMP.
- (c) Harus sudah bisa membaktikan hidupnya utk orang lain, harus berusaha keras agar rohaninya tumbuh dewasa, menghayati S.Baptis, & bertindak menurut dorongan Roh Kudus. Maka calon yg masih egois & pergaulannya buruk, sebaiknya jangan menerima S.Krisma.
- Apa artinya “dewasa”?
- (a) “Dewasa Umur” = 21 th, usia kawin pria 19 th, wanita 16 th.
- (b) Dewasa Tubuh = mampu membuahi & dibuahi.
- (c) Dewasa Pikiran = mampu memilah-milah baik-buruk, benar-salah.
- (d) Dewasa Budi = mampu membuang perhitungan enak-tidak-enak lalu memihak kebaikan.
- (e) Dewasa Emosi = mampu nge-rèm nafsu cari enaknya sendiri, lalu mengutamakan kebaikan.
- (f) Dewasa Sosial = (pengertian “kuno”) umurnya banyak, badan besar, beruban & anggun. (Pengertian “modern”) dewasa adalah, ibaratnya, 95% hidupnya utk orang lain.
- (g) Dewasa Moral = mampu melaksanakan kebaikan secara tahu & mau, bertindak dgn motivasi intern.
- (h) Dewasa Rohani & dewasa Iman = mampu “melihat” hal yg tak ter-lihat mata, Tuhan, rahmat-Nya, kekuatan kasih & doa, & kebenaran Firman-Nya, & mampu kontak batin dgn Tuhan, motivasi intern kuat, kekuatan batin luar biasa, & kuat menderita.
- Pengertian Sakramen Krisma
Krisma dari kata Chrism, bahasa Yunani, artinya minyak pengurapan. Dalam Gereja Katolik, minyak ini bersama dengan minyak katekumen dan minyak suci atau minyak orang sakit diberkati oleh uskup dalam misa Krisma pada hari Kamis Putih pagi. Di keuskupan Manado, umumnya minyak ini diberkati pada hari Rabu sore menjelang Kamis Putih karena alasan pastoral, yaitu agar para pastor paroki bisa kembali ke parokinya sebelum Tri Hari Suci.
- Sakramen Krisma sebagai Sakramen Penguatan
Pada umumnya minyak ini digunakan dalam sakramen baptis dan sakramen krisma, juga dalam penahbisan imam dan uskup dan dalam upacara pemberkatan gereja dan altar. Sakramen Krisma sering juga disebut sakramen penguatan. Dua kata “Krisma dan Penguatan” berkaitan erat dengan peranan Roh Kudus. Gereja menghayati bahwa Roh Kudus hadir untuk menguduskan, menguatkan dan membaharaui semangat kaum beriman untuk tetap percaya kepada Allah Bapa dan PutraNya Yesus Kristus, serta setia pula menjakankan seluruh pengajaranNya demi keselamatan.
- Hubungan Sakramen Krisma dan Sakramen Baptis
Roh Kudus hadir saat kita menerima sakramen pembaptisan yang disebut juga sakramen permandian. Roh yang sama ini yang berperan sejak penerimaan sakramen permandian, kini lebih ditonjolkan lagi gerakannya dalam sakramen krisma itu. Melalui Sakramen Pembaptisan, kita menjadi anggota Gereja dan diantar masuk oleh Roh Kudus ke dalam komunitas Allah Tritunggal, komunitas Bapa-Putra-Roh Kudus. Peranan Roh Kudus diungkapkan secara simbolik dalam upacara pembaptisan dan krisma/penguatan itu. Daya gerak Roh yang hadir untuk menyucikan dan menguduskan dilambangkan oleh penuangan air ke atas kepala (dalam skr. pembaptisan); kehadiranNya untuk mencurahkan dan mengurapi kita agar kita menerima karunia-karunia Roh, ditampilkan melalui symbol penumpangan tangan dan pengurapan minyak krisma (dalam skr. pembaptisan dan skr. krisma).
- Syarat menerima Sakramen Krisma
Syarat seseorang boleh menerima skr.krisma ialah pertama, ia sudah menerima skr. pembaptisan; kedua, mampu menggunakan akal budi dan kehendak dengan baik. Artinya dia sudah tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebab melawan kehendak Tuhan; ketiga, cara hidup yang baik (ada dalam keadaan berahmat). Itulah sebabnya penting katekese bagi para calon sebagai persiapan sebelum menerima skr. penguatan. Sakramen Krisma adalah satu dari antara 7 sakramen dalam gereja yang diberikan oleh Bapa Uskup.
- Dua Hal Penting bagi Mereka yang menerima Sakramen Krisma
Ada dua hal penting yang ditekankan bagi mereka yang menerima sakramen Krisma:
Pertama, kita ingat peristiwa pembaptisan. Saat pengurapan krisma dalam sakramen permandian, imam mengatakan “sekarang saudara akan diurapi dengan minyak krisma, seperti Kristus diurapi oleh Roh Kudus menjadi imam, nabi dan raja”. Ini berarti melalui dan dalam pembaptisan, Roh Kudus melibatkan kita untuk ambil bagian dalam Tri-Tugas Yesus, yaitu sebagai “imam, nabi, dan raja”. Roh yang sama ini, yang telah mencurahkan karunia-karuniaNya ke atas para rasul saat Pentekosta, kini hadir juga saat menerima sakramen Krisma. Kita diterangi dan diingatkan oleh Roh akan tri-tugas mulia itu untuk dihayati, dihidupi dan dipraktekkan sampai Tuhan memanggil kita menghadap hadiratNya. Tugas itu sungguh mulia namun menantang karena kita sering kurang mampu mengontrol diri entah karena kelemahan pribadi atau pengaruh yang datang dari lingkungan sekitar kita. Di sini penting kepekaan akan suara Roh Kudus. Ia membimbing, menasehati dan menuntun kita melalui nasehat orang lain, melalui doa-doa pribadi, doa-doa bersama anggota gereja di wilayah rohani atau kelompok kategorial atau melalui perayaan-perayaan sakramen khususnya sakramen Ekaristi agar hidup kudus dihadirat Allah.
Kedua, uraian ini menunjukkan bahwa sakramen penguatan berkaitan erat dengan tugas panggilan dan perutusan sebagai seorang murid Kristus. Sakramen penguatan mengungkapkan bahwa orang, yang telah masuk ke dalam persekutuan kristiani melalui sakramen permandian, digerakkan oleh Roh Kudus untuk melibatkan diri dalam karya gereja sekaligus terlibat secara aktif dalam perutusan gereja di tengah masyarakat demi keselamatan manusia. Dengan sakramen ini, setiap anggota disadarkan dan didorong oleh Roh Kudus untuk menghidupi tri-tugas Yesus dan dengan demikian menyerupai Kristus yang hadir sebagai imam untuk “menyucikan” diri sendiri dan orang lain melalui doa yang dibuat secara pribadi atau doa dalam perayaan sakramen; hadir sebagai nabi yang siap untuk mewartakan kebenaran iman melalui kata-kata, nasehat, petunjuk praktis, ajakan positif, dan perbuatan konkrit sebagai bentuk kesaksian hidup yang bisa diteladani dan memberi perubahan bagi sesama; hadir sebagai raja yang siap sedia menjadi pemersatu dimana ada perpecahan, menjadi motivator dan penggerak saat orang hilang harapan, menjadi pelayan saat orang butuh bantuan.
- Makna Sakramen Krisma Dalam Kehidupan Sebagai Murid Yesus
Roh Kudus memberdayakan orang agar tidak hidup egois dan mencari untung untuk diri sendiri, tetapi senantiasa terbuka menjadi saudara bagi yang lain. Kita ingat kata-kata Yesus “ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku dalam penjara, kamu mengunjungi Aku” (Mat 25:35-36). Ini adalah buah-buah Roh yang menunjukkan bahwa orang bersangkutan hidup dalam Roh. Orang demikian dibenarkan oleh Allah (Mat 25:37). Tuntunan Roh bisa juga dilihat pada Mat 25:1-13, tentang gadis-gadis yang bijaksana dan yang bodoh. Gadis-gadis yang bijaksana lengkap dalam persiapan karena hidup dalam Roh. Dalam hidup ini, Roh Kudus juga membimbing kita agar bijaksana dalam bertutur kata, bijaksana dalam berpikir dan bijaksana dalam bertindak saat membangun relasi dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan seluruh alam semesta. Hidup kita menjadi baru karena Roh Kudus senantiasa membaharui hidup kita. Setiap anggota gereja bisa berbuat baik dan dibenarkan Allah bila ia terbuka dan mau dituntun oleh Roh. Bersama pemazmur marilah kita berseru “ajarlah aku melakukan kehendakMu, sebab Engkaulah Allahku. Kiranya RohMu yang baik itu menuntun aku” (Mzm 143:10).
Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan
Sebagai tanda sekaligus sarana yang mengungkapkan peristiwa penyelamatan Allah kepada manusia dan sebagai sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Suatu tanda lahir yang ditetapkan oleh Kristus dan terdiri dari suatu perbuatan yang menerangkan sebagai lambang rahmat yang tidak kelihatan yang dikerjakan oleh roh kudus dalam diri si penerima.
Sakramen berpusat pada Yesus Kristus yakni merayakan misteri wafat dan kebangkitan Kristus.
Perayaan sakramen diadakan dalam gereja yang terdapat persekutuan persaudaraan eklesiologis pertama - tama dimaksudkan bahwa keselamatan diberikan melalui gereja.
Sakramen bersifat pribadi dan manusiawi Lebih melihat sakramen sebagai ekspresi iman
LG Art 1
Gereja sebagai persekutuan yang dijiwai roh kudus adalah suci dan mengungkapkan diri sebagai sakramen dan keselamatan.
LG Art 8
Gereja yang harus selalu dibersihkan dan terus menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan.
LG Art 9
Ia membentuk mereka menjadi gereja supaya bagi semua dan setiap orang yang menjadi sakramen kelihatan yang menandakan kesatuan yang menyelamatkan.
Keselamatan diartikan sebagai mendapat pertolongan sehingga terhindar dari bahaya (Matius 14 : 30 - 31). Keselamatan diartikan sebagai sembuh dari penyakit dan penderitaan (Lukas 8 : 35 - 36). Keselamatan diartikan sebagai bebas dari kematian (Yakobus 5 : 20, 2 Timotius 1 : 10). Keselamatan diartikan sebagai beriman (Matius 9 : 22).
Sikap beriman kepada Yesus Kristus, karena Dia adalah jalan menuju sumber kehidupan, yaitu Allah Bapa-Nya yang di surga.
4 SIFAT GEREJA KATOLIK BAGI ORANG BERIMAN
Gereja adalah perkumpulan umat beriman yang mengimani Kristus. Dalam kata lain, Gereja yang merupakan perkumpulan umat beriman ini adalah anggota tubuh Kristus yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan tidak dapat bekerja apabila kehilangan satu anggotanya. Tentu dalam prakteknya, pada kehidupan sehari – hari kita bisa menemukan ada beberapa jenis gereja mulai dari gereja katolik, gereja kristen protestan, sampai gereja kristen ortodoks syria yang memiliki asal usul kristen ortodoks syiria yang cukup menarik untuk dibahas. Meski memang sama sama menyembah dan mengikuti Kristus tetapi ternyata tidak dapat disangkal bahwa gereja katolik dan gereja lainnya memiliki sedikit perbedaan.
Perbedaan itu bisa berupa perbedaan tata cara beribadah, perbedaan sakramen katolik dan protestan, susunan pengurus gereja, dan lain sebagainya. Meski memang memiliki tata cara beribadah yang berbeda tetapi selama kita menerapkan cara berdoa yang benar maka perbedaan tata cara ibadah bukanlah permasalahan yang besar. Ada lagi perbedaan mendasar dari gereja katolik apabila ingin dibandingkan dengan gereja – gereja lainnya. Dan perbedaan itu berupa sifat – sifat gereja katolik. Mungkin bagi Anda yang belum mengetahui apa saja sifat yang dimiliki gereja katolik semoga informasi yang akan saya berikan ini bisa membantu Anda untuk mengerti dan memahaminya dengan lebih baik.
1. Satu
Sifat gereja katolik yang pertama adalah satu. Satu disini berarti bahwa gereja katolik berada pada satu naungan kepemimpinan gereja atau yang biasa juga disebut sebagai kepala gereja yang dipimpin oleh paus. Paus mewakili keberadaan Gereja yang tidak kelihatan atau dengan kata lain Tuhan Yesus sendiri. Dibawah jabatan paus akan ada jabatan uskup yang memegang kesatuan gereja katolik pada suatu wilayah tertentu. Dan uskup juga akan memiliki bawahan lagi yang memegang wilayah yang memiliki cakupan yang lebih kecil dan begitu seterusnya. Semua sistem kepemimpinan akan terpusat.
Karena adanya sistem yang terpusat inilah, maka gereja katolik diseluruh dunia akan memiliki pedoman yang sama seperti kalender liturgi misalnya, atau bacaan – bacaan Injil yang akan menjadi bahan khotbah yang akan disampaikan oleh para iman maupun uskup. Dan dengan adanya tri tugas Gereja maka setiap orang akan ikut terlibat dalam kegiatan pelayanan gerejawi untuk saling bersama – sama membantu menumbuhkan iman dalam Kristus. Gereja katolik juga mengimani satu Tuhan, dan satu iman, dalam satu komuni suci.
Satu disini juga berarti kesatuan iman yang dimiliki oleh umat kepada Bapa. Ada banyak hal yang dilakukan untuk menjaga keutuhan dan kesatuan Gereja. Beberapa hal ini diantara lain adalah adanya banyak peran Gereja dalam masyarakat beragama kristiani seperti mengadakan dan melakukan banyak kegiatan yang melibatkan peranan umat seperti doa bersama, kebaktian, retret, seminar, dan lain sebagainya. Karena umat gereja katolik adalah satu dalam Kristus, maka semua kegiatan dan acara yang dilakukan oleh Gereja akan membantu umat untuk bertumbuh dan berkembang iman dan kepercayaannya dalam Kristus.
2. Kudus
Sifat gereja katolik yang kedua adalah kudus. Kudus disini berarti bahwa kita sebagai seorang katolik mempercayai dengan sungguh bahwa Gereja tidak dapat kehilangan kekudusannya. Kekudusan dari Gereja sendiri didapatkan dari Tuhan Yesus Kristus sendiri yang rela untuk datang ke dunia dan menyerahkan diriNya untuk menjembatani hubungan Allah dan manusia yang pernah dihancurkan oleh adanya dosa asal. Dan kehancuran hubungan ini adalah akibat dosa menurut Alkitab yang berusaha diperbaiki oleh Yesus sendiri. Dan kita tentu mengetahui bahwa Yesus tidak mempunyai noda dan cela, dan bahkan Ia juga dikandung dengan tanpa adanya dosa.
Dan lagi, seperti yang telah kita ketahui, Yesus Kristus adalah 100% Allah dan 100% manusia dimana Ia memiliki 12 orang murid atau yang sekarang kita kenal sebagai Para Rasul untuk melanjutkan karya keselamatan yang telah dirintis oleh Yesus sendiri. Setelah Yesus bangkit dan kembali ke surga, Ia menunjuk Petrus, salah seorang dari Rasul – RasulNya untuk mendirikan Gereja dan hal inilah yang menjadi cikal bakal adanya keberadaaan gereja katolik. Hingga saat ini, ajaran Yesus untuk memiliki satu pemimpin Gereja katolik masih tetap dilaksanakan dengan adanya keberadaan paus dari masa kemasa yang juga masih bertugas untuk melanjutkan karya keselamatan yang telah dirintis oleh Yesus dan Para Rasul pendahulu.
Dan karena Yesus sendiri yang meminta Petrus untuk mendirikan Gereja, maka kekudusan Gereja pun berasal dari Kristus itu sendiri dimana kekudusan ini tentunya tidak dapat diambil oleh apapun dan siapapun. Dan Allah Bapa sendiri juga menghendaki kita sebagai hambaNya untuk kudus sebagaimana Kristus sendiri adalah kudus. Karena itu Allah Bapa memberikan sarana keselamatan untuk manusia berupa adanya sakramen. Dan apabila kita memaknai makna sakramen ekaristi ataupun simbol sakramen baptis atau juga sakramen lainnya, tentu kita akan menyadari bahwa sakramen adalah sarana keselamatan yang diberikan oleh Allah kepada kita. Meski memang ada perbedaan sakramen katolik dan protestan, tetapi hal ini tidak membuat sakramen menjadi memiliki fungsi yang berbeda. Fungsinya tetap sama, yaitu untuk menyelamatkan manusia dan kembali kepada Allah Bapa di surga.
3. Katolik
Yang tidak kalah penting dalam sifat gereja katolik adalah sifatnya yang bersifat katolik atau umum. Ya, benar sekali, katolik sendiri adalah bahasa Yunani yang berarti umum. Pada dasarnya gereja katolik disebut – sebut atau memiliki arti sebagai umum itu didasarkan oleh 3 hal yaitu, keterbukaan, waktu, dan tempat. Berdasarkan sifat umum keterbukaannya, gereja katolik adalah umum atau terbuka untuk semua orang dari berbagai kalangan, bisa juga kita sebut sebagai sifat universal.
Meski memang kita sendiri umat kristiani mengetahui bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang terpilih dan dipilih oleh Allah, tetapi karya keselamatan yang ingin Allah Bapa berikan tidak hanya terbatas pada bangsa Israel melainkan untuk semua umat manusia. Jadi pandangan bahwa hanya umat Israel saja yang bisa beragama katolik ataupun kristen tidak benar adanya. Gereja katolik juga tidak memandang latar belakang seseorang yang ingin mempelajari ajaran agama katolik. Yang kedua, berkenaan dengan waktu, ajaran gereja katolik yang berasal dari ajaran yang disampaikan oleh Yesus Kristus sendiri akan tetap terus diajarkan dari waktu ke waktu tanpa berkesudahan.
Ajaran ini berupa banyak hal mulai dari ajaran cara beribadah agama katolik sampai berbagai bentuk hari raya dan doa. Setelah Yesus bangkit dan kembali ke surga, ajaran – ajaranNya dilanjutkan oleh para Rasul dan tetap berlanjut sampai saat ini oleh para pengganti – pengganti mereka yang baru. Dan yang ketiga mengenai tempat, gereja katolik tidak memilih satu wilayah tertentu sebagai tempat pewartaan kabar gembira yang telah dibawa oleh Yesus. Gereja katolik juga bisa ditemui dibanyak tempat di berbagai belahan bumi meski memang pusatnya berada di Vatikan, dan disinilah paus bertempat tinggal.
4. Apostolik
Sifat gereja katolik yang keempat dan yang terakhir adalah apostolik. Maksud dari apostolik sendiri adalah bahwa gereja katolik berpegang teguh pada ajaran Kristus dan ajaran Para Rasul. Gereja katolik dalam perkembangannya dibantu dan digerakkan oleh Roh Kudus. Setelah Yesus bangkit dan kembali ke surga, Ia menyuruh Petrus untuk melanjutkan tugas perutusan dan pewartaan kabar gembira. Petrus mendirikan Gereja dan membentuk susunan kepengurusan gereja yang dipegang oleh Rasul – Rasul lainnya. Karena gereja katolik bersifat apostolik, maka gereja setelah sepeninggalan Petrus dan Rasul – Rasul yang lain, segera mencari pengganti mereka.
Para pengganti ini akan bertugas untuk meneruskan tugas perutusan seperti yang telah dilakukan oleh Petrus dan Rasul – Rasul yang lain. Ajaran yang diajarkan juga secara turun temurun tetap berusaha untuk dijaga, dimana para penerus Kristus ini akan melanjutkan ajaran Kristus dan menyampaikannya kepada umat. Paus, uskup, imam, diakon, dan biawaran biarawati lainnya juga bisa membantu meneruskan ajaran yang telah direncanakan atau diprogramkan oleh para hirarkis sebelumnya.
Mereka juga memiliki hak untuk membuat atau mengadakan suatu program demi membantu pertumbuhan iman umat dalam misi pewartaan kabar keselamatan ini dan apabila mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan program mereka, maka penerus selanjutnyalah yang akan meneruskan program yang telah dibuat oleh pendahulunya. Karena itu, kita mengenal doa syahadat yang merupakan tradisi jemaat perdana untuk berdoa dan menyembah Tuhan. Mungkin untuk membantu Anda mengetahui lebih dalam mengenai sifat apostolik gereja katolik maka pertama – tama Anda sebaiknya membaca dan memahani beberapa hal penting dalam hirarki gereja katolik seperti struktur dan tugas yang dilaksanakan oleh masing – masing anggota hirarki.
Jadi itulah beberapa informasi seputar sifat gereja katolik yang bisa saya bagikan dengan Anda. Semoga informasi ini bisa berguna dan membantu Anda untuk mengetahui sedikit lebih dalam mengenai beberapa informasi seputar gereja katolik yang mungkin belum Anda ketahui sebelumnya. Untuk membantu perkembangan iman dan kepercayaan Anda kepada Tuhan, maka kami juga menyediakan beberapa renungan singkat kristen yang bisa Anda baca dan refleksikan. Terima kasih atas waktu yang Anda berikan untuk kami, semoga semua tulisan yang telah kami sediakan disini bisa bermanfaat untuk Anda. Tuhan Yesus memberkati kita semua
3 MAKNA EKARISTI BAGI UMAT BERIMAN
Ekaristi merupakan salah satu sakramen/ritual dalam agama Katolik yang rutin dilakukan setiap minggu saat ibadah. Ekaristi juga dianggap sebagai sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani. ( Baca KGK 1234) Istilah ekaristi sendiri berasal dari kata Yunani yang berarti berterimakasih atau mengucap syukur. Pelaksanaannya identik dengan adanya roti dan anggur. Hal tersebut dikarenakan makna kelahiran Yesus Kristus sendiri yang meminta umat-Nya untuk menjadikan roti dan anggur sebagai peringatan akan Dia. (Baca Lukas 22:19-20)
Ada beberapa orang yang masih mempertanyakan mengapa ekaristi dilakukan. Terdapat tiga alasan mengapa umat Katolik merayakan sakramen ekaristi. Pertama, karena ingin mematuhi perintah Yesus. Kedua, perjamuan kudus merupakan pesan terakhir Yesus. Dan terakhir, ekaristi yang dilakukan bersama seluruh jemaat bertujuan supaya jemaat senantiasa mengingat karya penyelamatan Allah. Berikut makna sakramen ekaristi:
- Pengingat Akan Karya Penyelamatan Allah
Karena manusia telah berdosa, maka mereka tidak bisa bersatu dengan Allah Tritunggal Yang Maha Kudus. Namun, kehadiran Yesus menghancurkan penghalang tersebut dengan peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya, sehingga Ia mengalahkan maut yang seharusnya diterima manusia. Nah, dengan perayaan ekaristi, jemaat bersama-sama mengenang peristiwa penebusan-Nya dan bersatu dalam tubuh Kristus.
Dalam Lukas 22:19-20 berbunyi, “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: ‘Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.’ Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.’”
Dengan pedoman ayat di atas, Katolik mempercayai bahwa saat Yesus berkata “Inilah tubuh-Ku dan inilah darah-Ku,” maka roti dan anggur berubah menjadi tubuh dan darah-Nya. Mengapa bisa demikian? Karena Yesus memiliki kuasa untuk mengubahnya. Hanya saja, bukan secara fisik yang berubah. Namun, anggur dan roti tersebut berubah menjadi diri-Nya sendiri yang diberikan pada kita dalam bentuk makanan dan minuman. Karena itulah saat perayaan ekaristi imam akan mengulangi perkataan Yesus, dan dengan iman mereka mempercayai bahwa anggur dan roti merupakan tubuh dan darah-Nya. Oleh karena Yesus disalib satu kali untuk selamanya, maka ekaristi bertujuan supaya kita mendapat buah-buah arti penebusan dosa yaitu keselamatan.
- Bersatu Dengan Kristus
“Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” (Yohanes 6:56-57)
Ayat tersebut menjadi dasar bagi umat Katolik mengenai makna ekaristi, yaitu bersatunya kita dengan Kristus. Mereka mempercayai bahwa Kristus hadir dan Dia sendiri yang memimpin saat perayaan ekaristi. Selain itu, dengan makan tubuh dan darah-Nya, dan dengan kuasa Roh Kudus, kita dipersatukan dengan kemanusiaan sekaligus ke-Allah-an Kristus. Dengan dipersatukannya kita dengan Kristus, kita akan mengambil bagian dalam kehidupan-Nya dan makna sakramen ekaristi akan diubah menjadi serupa dengan Dia.
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat bertumbuh dari dirinya sendiri, demikian juga kamu tidak dapat bertumbuh jika kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamu ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku, ia akan berbuah banyak. Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:4-5)
Kata “tinggal” pada ayat di atas merupakan μένω, ménō dalam bahasa Yunani, yang artinya sama dengan “tinggal” pada Yohanes 6:56-57, yaitu saat Yesus mengajarkan tentang diri-Nya sebagai Roti Hidup. Maka dari itu, dengan makan tubuh dan darah-Nya dalam bentuk anggur dan roti, dan dengan adanya Roh Kudus dalam diri kita, artinya Yesus di dalam kita dan kita di dalam Dia.
- Wujud Kesatuan dengan Jemaat dan Membentuk Satu Tubuh dalam Kristus
Selain untuk menjadi pengingat dan mempersatukan kita dengan Kristus, makna sakramen ekaristi juga merupakan bersatunya jemaat dalam Tubuh Kristus. Ekaristi merupakan perayaan dimana Yesus sebagai Tuan Rumah, dan perayaan tersebut dihadiri jemaat yang bersama-sama berkumpul dan memiliki tujuan untuk mengingat karya penyelamatan-Nya. Jadi, apabila dirayakan sendiri, maka akan berbeda lagi maknanya dan bukan lagi ekaristi. Maka dari itu, walaupun ekaristi lebih merupakan hubungan antara manusia, Roh Kudus, dan Kristus, namun tetap saja, pada mulanya Yesus mengajarkan ekaristi dalam bentuk perkumpulan orang-orang yang percaya kepada-Nya. Jadi, ekaristi dapat dipandang sebagai perayaan komunitas gereja.
Demikianlah beberapa ulasan artikel ini, banyak pendapat mengenai makna roti dan anggur dalam ekaristi atau perjamuan kudus. Lutheran meyakini bahwa tubuh dan darah karakter Kristus nyata dalam bentuk roti dan anggur. Sedangkan Cavinis mempercayai bahwa kehadiran Kristus hanya dalam hal-hal rohani dan tidak secara sakramental. Faktanya, banyak orang yang merasa bahwa roti dan anggur hanya merupakan lambang saja. Mereka beranggapan bahwa mana mungkin roti dan anggur benar-benar tubuh dan darah Yesus. Hal tersebut dinilai tidak rasional. Namun, Yohanes 6:55-56 menegaskan, “Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” Maka jelas bahwa roti dan anggur tidak hanya sekedar lambang, melainkan Anggur dan Roti Hidup yaitu darah dan tubuh Yesus sendiri.
SAKRAMEN EKARISTI DALAM PAPER
Perayaan Ekaristi diimani sebagai “sumber dan puncak” kehidupan Kristiani.
Di dalamnya terdapat tindakan pengudusan yang paling istimewa oleh Allah kepada umat beriman, karena terdapat kehadiran dan pengorbanan Yesus Kristus dalam rupa Tubuh dan Darah-Nya atau Sakramen Ekaristi.
Ekaristi juga menjadi tindakan penyembahan yang paling istimewa oleh umat beriman kepada Allah. Ekaristi juga menjadi representasi umat beriman terhubung dengan liturgi di surga.
Betapa pentingnya sakramen ini sehingga partisipasi dalam perayaan Ekaristi (Misa) dipandang sebagai kewajiban pada setiap hari Minggu dan hari raya khusus, serta dianjurkan untuk hari-hari lainnya.
Sakramen Ekaristi berasal dari Yesus sendiri. Dalam Perjamuan Terakhir bersama para murid, Yesus mengucap syukur dan memberikan pesan-Nya:
Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi kenangan akan Aku. Ia juga berkata: Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Ia juga memberikan perintah untuk melakukan hal itu sebagai kenangan akan diri-Nya: Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku.
Perjamuan Tuhan diteruskan oleh Gereja dalam perjamuan Ekaristi. Perjamuan Ekaristi adalah peringatan syukur untuk mengenangkan dan sekaligus menghadirkan kembali Yesus yang mempersembahkan diri-Nya dalam kematian di salib demi keselamatan manusia, sesuai dengan perintah Yesus.
Melalui Ekaristi, kita mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Yesus Kristus (Komuni Suci) serta turut serta dalam pengorbanan diri-Nya. Roti dan anggur ditransformasi menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Perubahan ini disebut transubstansiasi. Hanya uskup atau imam yang dapat menjadi pelayan Sakramen Ekaristi, dengan bertindak selaku pribadi Kristus sendiri.
Skema besar Perayaan Ekaristi terdiri dari:
- Ritus Pembukaan
- Liturgi Sabda
- Liturgi Ekaristi
- Ritus Penutup
Materi dan Forma Sakramen Ekaristi:
Materi: Roti dan Anggur Forma: “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi kenangan akan Aku”. “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagimu. Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku”.
SUATU CACATAN AMAT PENTING UNTUK KITA
- Eu-karisteoo = berterima kasih. Ekaristi berarti pesta syukur. Ekaristi sering disebut Misa Suci yang sebenarnya berarti pengutusan (diutus). Yesus diutus Bapa. Kita diutus Yesus.
- Sakramen Ekaristi adalah upacara suci yang menandakan (membuktikan) bahwa (a) Allah masih mencintai dan memelihara umat-Nya, antara lain dengan cara memberi makanan rohani (Tubuh dan DarahNya) untuk kehidupan manusia. Menunjukkan (b) Umat Allah mensyukuri-Nya dan berjanji mau tetap dipelihara oleh Allah (bukan oleh iblis, atau oleh dunia).
- Mengapa orang Katolik menerima Komuni Suci dengan sangat hormat? Sebab umat Katolik bukan hanya melihat Roti Suci. Tapi juga melihat di balik itu, kasih Allah yang sedemikian besar, yang memberikan segala milik-Nya, kehidupan, rejeki, sifat-sifat-ilahi, kesucian-Nya, kemuliaan-Nya, surga-Nya, Diri-Nya, Roh-Nya, Putera-Nya yang mempertaruhkan Diri di kayu salib. Bagi umat Katolik, menerima Komuni Suci berarti menerima Allah sendiri, kasih-Nya, dan segala-gala-Nya. Maka hati mereka penuh rasa hormat dan terima kasih.
- Umat Katolik mengimani Ekaristi sebagai puncak dan sumber kehidupan umat Allah. (a) Puncak hidup umat Allah sebab kehidupan (kurban diri) umat Allah sehari-hari, demi Allah dan sesama itu didorong oleh Kristus menuju puncaknya yakni korban diri total di salib yang paling berkenan pada Bapa. Kehidupan umat Allah dirasuki semangat Kristus hingga semakin menyerupai korban Kristus tsb., makin I for you, makin demi kemuliaan Bapa dan keselamatan manusia, makin berkenan pada Bapa, dan makin sempurna. (b) Ekaristi adalah sumber hidup umat Allah sebab melalui Komuni suci, Kristus mengalirkan Roh-Nyayang memulihkan kemanusiaan (Citra Allah) dan mengalirkan kekuatan-Nya serta semangat korban diri-Nya ke dalam hati kita untuk meneruskan pengabdian kita tiap hari.
- Dua sifat yang menonjol dari Misa Suci: pesta dan korban. (a) Pesta syukur dengan pakaian bagus (jangan pakaian pantai atau sport) dan makan-minum Tubuh dan Darah Kristus (jangan makanan lain sebelum Misa). Dan (b) menghadirkan korban diri Kristus demi keselamatan kita. Memoria salutis. Dua sifat tsb. jangan diekstremkan (ekstrem pesta atau ekstrem korban). Seharusnya seimbang sehingga afektif(mengena di hati) dan efektif (merubah perilaku).
- Materia, perbuatan dan kata-kata S. Ekaristi harus lengkap dan benar. (a) Roti tak berragi dan anggur murni tanpa ragi. (b) Perbuatan Misa kudus harus lengkap dari awal sampai akhir. Tidak boleh diperpendek dipotong. Tidak boleh mengadakan konsekrasi saja tanpa Misa Suci. Tidak boleh ikut Misa separo pada awal atau akhir saja, datang terlambat lalu pulang duluan. (c) Kata-kata utama (inti) S.Ekaristi: “Terimalah dan makanlah. Inilah TubuhKu, yang diserahkan bagimu”. Dan “Terimalah dan minumlah. Inilah Piala DarahKu. Darah Perjanjian Baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku”. Ini disebut konsekrasi.
- Ekaristi adalah pesta perjamuan makan. Dipimpin Tuhan Yesus sendiri. Kita diundang-Nya. Manakahpakaian umat yang pantas untuk Ekaristi? Kalau kita malu menghadiri pesta perkawinan teman dengan pakaian Mall, mestinya kita pun malu dan merasa tidak pantas kalau menghadiri Ekaristi dengan pakaian Mall, pakaian sport, atau pakaian pantai.
- Sifat kedua S.Ekaristi adalah korban. Apakah dalam Misa Suci, Yesus disalib tiap hari? Tidak. (a) Yesus disalibkan hanya sekali untuk selama-lamanya (Ibrani 7:27). (b) Tapi kasih-Nya tak berakhir. Dan tiap hari Yesus memberi kita, segala milik-Nya (bahkan Diri-Nya dan Roh Kudus-Nya) agar manusia hidup-mulia-bahagia. Kasih-Nya itu kita rayakan.
- Dulu sebelum 1962, dalam Misa, Romo menghadap tembok (salib) membelakangi umat. Sekarangmenghadap umat. Mengapa? Dulu, tekanan pada korban (lupa perjamuan). Sekarang pada perjamuan(tidak lupa korban). Dulu sifatnya piramidal. Tekanan pada Romo di pucuk itu (paling dekat dengan Yesus). Pemilik dan penyalur Iman, Firman dan Berkat (??). Sekarang konsentris. Romo-umat (kita) sama-sama pendosa dan suci, duduk sekeliling meja, sama-sama dekat dengan Yesus (di tengah). Tekanan pada “kita”.
- Untuk menerima Tubuh Kristus, bukankah lebih suci kalau pakai lidah? Boleh. Tapi lidah tidak lebih suci daripada tangan. Baca surat St.Yakobus (3:5-9): Lidah itu buas, penuh racun, bisa mengutuk orang lain yang Citra Allah, dan bisa membakar masyarakat.
- Bolehkah Tubuh Kristus terkena pada gigi? Boleh. Bahkan boleh digigit dan dikunyah. Sebab Tuhan Yesus tidak berpesan “Terimalah dan telanlah” melainkan ”makanlah”.
- Mengapa umat tidak diberi Darah Kristus? Dulu umat Katolik cuma 25 orang, mereka juga diberi Darah Kristus. Sekarang umat Katolik 1 Milyard, umat Protestan 1,5 M dan di paroki St.Yakobus tiap kali Misa-Minggu ada 1000 umat. Maka timbul masalah praktis (import anggur, biaya, wadah, tumpah ke lantai, waktu). Dengan demikian iman-lah yang harus berperan. Kita mengimani, dalam Tubuh Kristus ada Darah-Nya juga. Namun kalau tak punya iman (apalagi pendosa) walau diberi Darah Kristus pun, orang tetap brengsek.
- Siapa yang boleh dan tidak-boleh menerima Tubuh Kristus? Yang boleh menerima-Nya hanya orang Katolik, sudah dibaptis, sudah cukup umur dan dalam keadaan berahmat. Sedangkan orang yang dalam keadaan tidak berahmat (sex di luar penikahan, homosex, perzinahan batin Mat 5:28-29, menikah di luar gereja, aborsi, pembunuh, kena hukuman ekskomunikasi, dsb.) tidak boleh menerima-Nya. Baca 1 Kor 5:11; 6:9-10, Gal 5:19-21.
- Keikut-sertaan umat secara benar dalam Ekaristi, begini. (a) Masuklah ke dalam gereja, jangan duduk di luar, timbalah rahmat Tuhan sebanyak-banyaknya. (b) Participasio aktuosa (partisipasi aktif), aktif ikut doa, menyanyi, dan menunaikan tugas Ekaristi. (c) Ikutilah misa seutuhnya (jangan terlambat lalu pulang duluan).