Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Sunday, September 27, 2020

3 MAKNA EKARISTI BAGI UMAT BERIMAN

 Ekaristi merupakan salah satu sakramen/ritual dalam agama Katolik yang rutin dilakukan setiap minggu saat ibadah. Ekaristi juga dianggap sebagai sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani. ( Baca KGK 1234) Istilah ekaristi sendiri berasal dari kata Yunani yang berarti berterimakasih atau mengucap syukur. Pelaksanaannya identik dengan adanya roti dan anggur. Hal tersebut dikarenakan makna kelahiran Yesus Kristus sendiri yang meminta umat-Nya untuk menjadikan roti dan anggur sebagai peringatan akan Dia. (Baca Lukas 22:19-20)

Ada beberapa orang yang masih mempertanyakan mengapa ekaristi dilakukan. Terdapat tiga alasan mengapa umat Katolik merayakan sakramen ekaristi. Pertama, karena ingin mematuhi perintah Yesus. Kedua, perjamuan kudus merupakan pesan terakhir Yesus. Dan terakhir, ekaristi yang dilakukan bersama seluruh jemaat bertujuan supaya jemaat senantiasa mengingat karya penyelamatan Allah. Berikut makna sakramen ekaristi:

  • Pengingat Akan Karya Penyelamatan Allah

Karena manusia telah berdosa, maka mereka tidak bisa bersatu dengan Allah Tritunggal Yang Maha Kudus. Namun, kehadiran Yesus menghancurkan penghalang tersebut dengan peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya, sehingga Ia mengalahkan maut yang seharusnya diterima manusia. Nah, dengan perayaan ekaristi, jemaat bersama-sama mengenang peristiwa penebusan-Nya dan bersatu dalam tubuh Kristus.

Dalam Lukas 22:19-20 berbunyi, “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: ‘Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.’ Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.’”

Dengan pedoman ayat di atas, Katolik mempercayai bahwa saat Yesus berkata “Inilah tubuh-Ku dan inilah darah-Ku,” maka roti dan anggur berubah menjadi tubuh dan darah-Nya. Mengapa bisa demikian? Karena Yesus memiliki kuasa untuk mengubahnya. Hanya saja, bukan secara fisik yang berubah. Namun, anggur dan roti tersebut berubah menjadi diri-Nya sendiri yang diberikan pada kita dalam bentuk makanan dan minuman. Karena itulah saat perayaan ekaristi imam akan mengulangi perkataan Yesus, dan dengan iman mereka mempercayai bahwa anggur dan roti merupakan tubuh dan darah-Nya. Oleh karena Yesus disalib satu kali untuk selamanya, maka ekaristi bertujuan supaya kita mendapat buah-buah arti penebusan dosa yaitu keselamatan.

  • Bersatu Dengan Kristus

“Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” (Yohanes 6:56-57)

Ayat tersebut menjadi dasar bagi umat Katolik mengenai makna ekaristi, yaitu bersatunya kita dengan Kristus. Mereka mempercayai bahwa Kristus hadir dan Dia sendiri yang memimpin saat perayaan ekaristi. Selain itu, dengan makan tubuh dan darah-Nya, dan dengan kuasa Roh Kudus, kita dipersatukan dengan kemanusiaan sekaligus ke-Allah-an Kristus. Dengan dipersatukannya kita dengan Kristus, kita akan mengambil bagian dalam kehidupan-Nya dan makna sakramen ekaristi akan diubah menjadi serupa dengan Dia.

“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat bertumbuh dari dirinya sendiri, demikian juga kamu tidak dapat bertumbuh jika kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamu ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku, ia akan berbuah banyak. Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:4-5)

Kata “tinggal” pada ayat di atas merupakan μένω, ménō dalam bahasa Yunani, yang artinya sama dengan “tinggal” pada Yohanes 6:56-57, yaitu saat Yesus mengajarkan tentang diri-Nya sebagai Roti Hidup. Maka dari itu, dengan makan tubuh dan darah-Nya dalam bentuk anggur dan roti, dan dengan adanya Roh Kudus dalam diri kita, artinya Yesus di dalam kita dan kita di dalam Dia.

  • Wujud Kesatuan dengan Jemaat dan Membentuk Satu Tubuh dalam Kristus

Selain untuk menjadi pengingat dan mempersatukan kita dengan Kristus, makna sakramen ekaristi juga merupakan bersatunya jemaat dalam Tubuh Kristus. Ekaristi merupakan perayaan dimana Yesus sebagai Tuan Rumah, dan perayaan tersebut dihadiri jemaat yang bersama-sama berkumpul dan memiliki tujuan untuk mengingat  karya penyelamatan-Nya. Jadi, apabila dirayakan sendiri, maka akan berbeda lagi maknanya dan bukan lagi ekaristi. Maka dari itu, walaupun ekaristi lebih merupakan hubungan antara manusia, Roh Kudus, dan Kristus, namun tetap saja, pada mulanya Yesus mengajarkan ekaristi dalam bentuk perkumpulan orang-orang yang percaya kepada-Nya. Jadi, ekaristi dapat dipandang sebagai perayaan komunitas gereja.

Demikianlah beberapa ulasan artikel ini, banyak pendapat mengenai makna roti dan anggur dalam ekaristi atau perjamuan kudus. Lutheran meyakini bahwa tubuh dan darah karakter Kristus nyata dalam bentuk roti dan anggur. Sedangkan Cavinis mempercayai bahwa kehadiran Kristus hanya dalam hal-hal rohani dan tidak secara sakramental. Faktanya, banyak orang yang merasa bahwa roti dan anggur hanya merupakan lambang saja. Mereka beranggapan bahwa mana mungkin roti dan anggur benar-benar tubuh dan darah Yesus. Hal tersebut dinilai tidak rasional. Namun, Yohanes 6:55-56 menegaskan, “Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” Maka jelas bahwa roti dan anggur tidak hanya sekedar lambang, melainkan Anggur dan Roti Hidup yaitu darah dan tubuh Yesus sendiri.

No comments:

Post a Comment