A.
Identitas Modul
Profil Peserta Didik |
: |
Reguler |
Nama |
: |
Rogatianus Slamet Widiantono, SS |
Identitas Sekolah |
: |
SMK KESEHATAN BANTUL |
Fase dan Kelas serta Semester |
: |
E/X/1 |
Elemen |
: |
Diri Pribadi |
Judul |
: |
Manusia Diciptakan Sebagai Citra
Allah Yang Luhur Dan Unik |
Topik |
: |
1.
Aku Pribadi Yang Unik Dengan Kelebihan Dan Keterbatasan 2.
Aku Diciptakan Sebagai Laki-Laki Atau Perempuan Yang Sederajat 3.
Aku Pribadi Yang Luhur Sebagai Citra Allah |
Profil Pelajar Pancasila |
: |
1.
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia: Peserta didik memahami dirinya sebagai pibadi yang unik, sebagai
laki-laki dan perempuan yang memiliki kesetaraan sebagai Citra Allah 2.
Mandiri; Peserta didik mandiri memahami memahami dirinya sebagai
pibadi yang unik 3.
Bernalar kritis; Peserta didik kritis atas keunikan dari
kelebihan dan kekurangan diri sehingga mampu menjadi pribadi yang otentik 4.
Berkebhinekaan global: Peserta didik memahami dirinya sebagai
pibadi yang unik, sebagai laki-laki dan perempuan yang memiliki kesetaraan 5.
Kreatif; Peserta didik mengembangkan keunikan dari kelebihan dan
kekurangan diri sehingga mampu menjadi pribadi yang otentik dan
bertanggungjawab |
Alokasi Waktu |
: |
3 X 2 JP |
Tahun Penyusunan |
: |
2024 |
B. Capaian
Pembelajaran
Pada
Akhir Fase E, peserta didik
memahami dirinya sebagai pibadi yang unik, sebagai laki-laki dan perempuan yang
memiliki kesetaraan sebagai Citra Allah; yang memiliki suara hati, sehingga mampu
bersikap kritis dan bertanggung jawab terhadap pengaruh media massa, ideologi
dan gaya hidup yang berkembang saat ini; memahami Kitab Suci, Tradisi Suci dan
Magisterium sebagai sumber untuk mengenal pribadi Yesus dan karya-Nya; memahami
peran Roh Kudus dan Allah Tri Tunggal; meneladan Yesus sebagai idola, sahabat
sejati, Putera Allah dan Juru selamat serta membangun hidup yang berpolakan
pribadi Yesus Kristus dalam mewujudkan imannya di tengah masyarakat.
C. Tujuan
Pembelajaran E: 1.1
Peserta didik mampu memahami bahwa
dirinya adalah Citra Allah yang luhur dan bermartabat sebagai laki-laki atau
perempuan sehingga mampu menyadari segala keunikan diri dari kelebihan dan
kekurangannya secara otentik.
D. Capaian
Elemen Diri Pribadi
Peserta didik
mampu memahami dirinya sebagai pibadi yang unik, setara antara laki-laki dan
perempuan, serta memiliki kesetaraan sebagai Citra Allah; memiliki suara hati
sehingga mampu bersikap kritis dan bertanggung jawab terhadap pengaruh media
massa, ideologi dan gaya hidup yang berkembang saat ini.
Tujuan
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 1
Tujuan
Pembelajaran |
Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden) |
Asesmen
(Evaluasi Pembelajaran) |
Peserta didik kelas X memahami
bahwa setiap pribadi senatiasa mempunyai keunikan dari kelebihan dan
kekurangan diri sehingga mampu menjadi pribadi yang otentik dan
bertanggungjawab |
Pada akhir
pembelajaran peserta didik mampu: 1.
Menginventarisasi segala keunikan, kemampuan dan keterbatasan diri 2.
Mengklasifikasi keunikan, kemampuan dan keterbatasan diri 3.
Menelaah informasi dari berbagai sumber ajaran Gereja tentang
bakat, talenta, kelebihan, dan kekuatan orang-orang dalam mengembangkan
segala potensinya 4.
Menyusun ekspresi diri dalam bentuk tulisan
pendek/puisi/syair/lirik, dan lain sebagainya mengenai keunikan, kemampuan
dan keterbatasannya diri 5.
Menampilkan ekspresi diri dalam bentuk simbol diri tentang keunikan, kemampuan dan keterbatasannya diri 6.
Menyatakan syukur kepada Allah atas keunikan, kemampuan dan
keterbatasan diri melalui ungkapan-ungkapan yang tertuang dalam refleksi baik
tertulis maupun simbol 7.
Menyatakan tanggungjawab dalam menerima segala keunikan,
kemampuan dan keterbatasan diri dan mengembangkan bakat, talenta, kelebihan,
dan segala potensinya melalui ungkapan-ungkapan yang tertuang dalam refleksi
baik berkelompok |
Asesmen Awal: Penerimaan: menyatakan, dan
menjawab Sharing menceritakan pengalaman
diri sendiri segala keunikan, kemampuan dan
keterbatasan Asesmen
Proses: Partisipasi: melaporkan,
menyelesaikan, menampilkan dalam sharing pengalaman berkelompok Menyusun
Inventarisasi dan Klasifikasi segala keunikan, kemampuan dan keterbatasan diri Telaah
informasi dari berbagai sumber ajaran Gereja tentang bakat, talenta,
kelebihan, dan kekuatan orang-orang dalam mengembangkan segala potensinya Asesmen
Akhir: Kreativitas: mendesain,
merencanakan, merancang Menyajikan ekspresi diri dalam
bentuk simbol diri tentang keunikan, kemampuan dan keterbatasannya diri |
Kegiatan
Pembelajaran 1
No |
Kegiatan Pembelajaran |
||||||||||||||||
Kegiatan
Pembuka 30 menit |
|||||||||||||||||
1. |
Guru
mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik dengan doa Ya Allah
Bapa, kami hari ini akan belajar bersama untuk melihat kembali bahwa kami
adalah pribadi yang unik dengan segala kelebihan dan keterbatasan.
Dampingilah kami dengan terang Roh Kudusmu agar kami mampu menyadari
bahwa setiap pribadi manusia selalu
mempunyai kekuatan dan keterbatasannya. Tak pernah ada di dunia ini, manusia
yang sempurna tanpa keterbatasan. Namun, hal itulah yang menyadarkan kami
akan rasa tanggungjawab memahami panggilan hidup kami. Amin |
||||||||||||||||
2. |
Guru
memberikan pengantar dan memberikan gambaran materi awal ini Mengawali sub
bab pada Bab I ini, kita diajak untuk melihat segala keunikan, kelebihan
maupun keterbatasan diri kita secara lebih seksama agar nanti kita mampu
memahami dan mengenal diri secara lebih dewasa dan otentik. Diharapkan
melalui proses belajar ini, kita mampu menyadari bahwa setiap pribadi
diciptakan oleh Allah sebagai pribadi yang unik. Setiap pribadi pasti ada
kekuatan dan keterbatasan. Tidak ada pribadi yang sempurna, karena setiap
pribadi diciptakan oleh Allah begitu unik dan spesial dengan segala
kemampuan, baik kelebihan maupun keterbatasannya |
||||||||||||||||
3. |
Guru
melanjutkan pengantar pembelajaran dengan mengajak peserta didik berbagi
pengalaman mengenai kekuatan dan keterbatasan diri Setiap pribadi kita pastinya selalu
mempunyai kekuatan dan keterbatasan. Tak pernah ada di dunia ini, manusia
yang sempurna tanpa keterbatasan. Sekuat apapun manusia, pasti mempunyai
kelemahan atau keterbatasan. Begitu juga sebaliknya, sekecil apapun
kekurangan atau keterbatasan kita sebagai manusia, pasti selalu ada kekuatan
dibaliknya. Pribadi kita adalah pribadi yang tak sempurna, tetapi pasti ada
keunikan di dalamnya. Maka,
kita bisa memulai mengenal dari situasi pribadi kita masing-masing. Marilah
kita lihat dan amati segala keunikan, kemampuan dan keterbatasannya diri. Kita perlu mengenal
diri, baik kekuatan maupun kekurangan. Kita bisa membuat semacam chek list
(daftar), mengenai apa yang secara pribadi menjadi keunikan, kekuatan atau
kelemahan diri.
|
||||||||||||||||
Kegiatan
Inti 45 menit |
|||||||||||||||||
4. |
Guru mengajak
peserta didik melanjutkan dengan inti pembelajaran Setelah kita
membuat daftar tentang keterbatasan dan kelebihan diri, kita bisa semakin
mengenal diri dengan membuat sebuah sketsa diri atau semacam citra dirimu
dalam sebuah apresiasi dirimu sendiri. Tulislah 5 hal yang ingin kamu katakan tentang dirimu ! Buatlah dalam bentuk surat
bebas atau uraian bebas yang dilengkapi dengan lambang-lambang diri.
|
||||||||||||||||
5. |
Guru mengajak
peserta didik merenungkan mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
refleksi imani Mazmur secara singkat Setiap
pribadi manusia mempunyai keunikan masing-masing karena perilaku seseorang
selalu dibentuk oleh sikap dan karakter pribadi. Kita membuat berbagai
kemajuan, karena dapat mempertanyakan banyak hal dan mencari jawaban-jawaban
dalam hidup ini. Namun, disamping kita memiliki pengalaman yang menyenangkan,
tetapi juga tentu ada pengalaman pahit yang menantang. Pengalaman-pengalaman
itu turut membentuk kita sehingga menjadi seperti sekarang ini. Inilah kita,
khas dan unik! Singkatnya, diri kita adalah pribadi yang indah dan istimewa.
Walaupun tentu, kita selalu mempunyai kekurangan, karena tiada manusia yang
sempurna. Kita semua
adalah pribadi yang berharga di hadapan Allah. Kita bisa menengok ungkapan
Mazmur 8: 1-10 yang begitu indah mengingatkan tentang istimewanya kita di
hadapan Allah. Untuk
pemimpin biduan. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh
bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan. Dari mulut bayi-bayi
dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu,
untuk membungkamkan musuh dan
pendendam. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan
bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau
mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun
Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya
dengan kemuliaan dan hormat Engkau membuat dia berkuasa atas buatan
tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba
dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di
udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. Ya TUHAN,
Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! |
||||||||||||||||
6. |
Mendalami
Ajaran Kitab Suci dan Gereja Segala bakat,
kemampuan dan kelebihan yang telah Allah berikan kepada kita patut kita
kembangkan, karena kita semua pribadi yang berharga di hadapan Allah. Hal itu
tentu menutut rasa tanggungjawab kita. Setiap orang diberikan kemampuan
sesuai dengan kapasitasnya. Untuk itu, kita diajak untuk melihat kembali bahwa
mengembangkan bakat dan kemampuan kita juga sebuah pilihan atas istimewanya
kita di hadapan Allah. Seperti halnya konteks Kitab Suci mengenai
“talenta” dari bacaan Matius 25: 14-30 Mat 25:14
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke
luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada
mereka. Mat 25:15
Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang
seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia
berangkat. Mat 25:16
Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu
lalu beroleh laba lima talenta. Mat 25:17
Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua
talenta. Mat 25:18
Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di
dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Mat 25:19
Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan
dengan mereka. Mat 25:20
Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta,
katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah
beroleh laba lima talenta. Mat 25:21
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku
yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Mat 25:22
Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua
talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Mat 25:23
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku
yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara
yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Mat 25:24
Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan,
aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana
tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Mat 25:25
Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam
tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Mat 25:26
Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah
tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari
tempat di mana aku tidak menanam? Mat 25:27
Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang
menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Mat 25:28
Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang
mempunyai sepuluh talenta itu. Mat 25:29
Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia
berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada
padanya akan diambil dari padanya. Mat 25:30 Dan
campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling
gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." Setelah
membaca kutipan Kitab Suci, guru mengajak
memperdalamnya dengan pertanyaan secara berkelompok a. Menurutmu
bacaan Mazmur 8: 1-10, mempunyai makna apa bagimu? b. Segala bakat,
kemampuan dan kelebihan yang telah Allah berikan kepada kamu, tentu patut
kamu kembangkan, seperti halnya kisah perumpamaan mengenai talenta. Apa yang
ingin kamu katakan tentang makna bacaan mengenai “talenta” itu terhadap
dirimu? |
||||||||||||||||
Peneguhan dan Kesimpulan Setelahnya, guru dapat memberikan
point-point penting pendalaman: Perumpamaan
tentang talenta mengajak kita untuk memamahami tanggungjawab mengenai apa
yang sudah diberikan Allah dalam hidup kita. Ada banyak karunia dan
bakat-bakat yang telah diberikan Allah kepada kita yang sebenarnya harus kita
kembangkan secara terus menerus dalam hidup kita. Setiap orang mempunyai
bakatnya sendiri-sendiri. Walaupun tidak ada yang sama, namun bukan masalah
jumlah dan banyaknya, melainkan seberapa jauh tanggungjawab kita untuk
senantiasa mengembangkannya. Sekecil
apapun kemampuan yang kita miliki, hendaknya tidak menyurutkan diri kita
untuk senantiasa mengembangkan segala bakat, kemampuan dan kelebihan kita.
Talenta yang kita miliki jangan hanya dibiarkan begitu saja sehingga tidak
membuahkan hasil. Tapi kita berusaha senantiasa mengembangkan talenta yang
dimiliki yang telah diberikan Allah kepada kita. Orang akan melihat bahwa
sukses demi sukses kita peroleh dan mereka tidak lagi melihat talenta yang
kita miliki hanya satu tetapi sudah lebih daripada itu. |
|||||||||||||||||
Kegiatan Penutup 10 menit |
|||||||||||||||||
8. |
Guru
mengajak peserta didik mengakhiri proses dengan doa penutup Ya
Allah Bapa, kami hari ini telah belajar bersama untuk melihat kembali bahwa
kami adalah pribadi yang unik dengan segala kelebihan dan keterbatasan.
Terima kasih dengan segala terang tuntunanMu agar kami mampu menyadari
tanggungjawab panggilan kami dengan segala kemampuan dan keterbatasan kami.
Amin |
Tujuan
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 2
Tujuan
Pembelajaran |
Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden) |
Asesmen (Evaluasi
Pembelajaran) |
Peserta didik kelas X memahami
bahwa manusia adalah Citra Allah yang luhur dan bermartabat sebagai laki-laki
atau perempuan sehingga mampu menyadari jati diri dan kesederajatan sebagai
laki-laki atau perempuan itu dalam relasi sosial. |
Pada akhir
pembelajaran peserta didik mampu: 1.
Mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan
perendahan martabat terhadap perempuan 2.
Mengajukan pandangan atau pemahaman sendiri tentang pandangan
kesetaraan antara perempuan dan laki-laki 3.
Menghubungkan pesan kutipan Kitab Suci Kejadian 1: 26-31 dalam
kaitan dengan kesederajatan perempuan dan laki-laki 4.
Merumuskan gagasan mengenai masalah-masalah yang berkaitan
dengan perendahan martabat terhadap perempuan 5.
Menyusun refleksi menyangkut syukur kepada Allah yang menciptakan dirinya sebagai perempuan atau laki-laki yang
saling melengkapi dan sederajat 6.
Menunjukkan sikap menghormati sebagai perempuan atau laki-laki
yang saling melengkapi dan sederajat melalui kreasi seni dan ilmiah |
Asesmen Awal: Penerimaan: menyatakan, dan
menjawab Memberikan pandangan atau
pemahaman sendiri tentang kesetaraan antara perempuan dan laki-laki Asesmen
Proses: Partisipasi: melaporkan,
menyelesaikan, menampilkan dalam sharing pengalaman berkelompok Rumusan
gagasan mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan perendahan martabat
terhadap perempuan Asesmen
Akhir: Kreativitas: mendesain,
merencanakan, merancang Rumusan refleksi sikap menghormati
sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat melalui
kreasi seni atau tulisan |
Kegiatan
Pembelajaran 2
No |
Kegiatan
Pembelajaran |
||||||||||||
Kegiatan
Pembuka 30 menit |
|||||||||||||
1. |
Guru
mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik dengan doa Ya Allah
Bapa, kami hari ini akan belajar bersama mengenai kesadaran bahwa kami
terlahir sebagai laki-laki atau perempuan yang juga mempunyai jati diri yang
patut kami kembangkan. Semoga dengan belajar mengenai jati diri sebagai
laki-laki atau perempuan, kami mampu memandang kesetaraan diantara kami yang
kadang timpang dalam budaya yang berkembang. Amin |
||||||||||||
2. |
Guru
memberikan pengantar dan memberikan gambaran materi Dalam materi
atau topik bahasan selanjutnya ini, kamu diajak memahami siapa sebenarnya
jati diri mu sebagai laki-laki dan perempuan yang diciptakan sederajat. Jati
diri sebagai laki-laki atau perempuan yang mempunyai kodrat fisik dan
kecenderungan-kecenderungan rasa perasaan dan pemikiran yang berbeda.
Perbedaan yang terjadi bukan sebagai sesuatu hal yang dipertentangkan,
melainkan saling melengkapi dan disyukuri sebagai karunia yang luar biasa
dari Allah. Harapannya, kamu dapat menyadari bahwa dirimu sebagai laki-laki
atau perempuan diciptakan sederajat |
||||||||||||
3. |
Guru
melanjutkan pengantar pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdiskusi
awal Maka, kamu dapat memulai dengan
mengidentifikasi permasalahan menyangkut masalah-masalah perendahan martabat
terhadap perempuan yang terjadi dewasa
ini secara berkelompok. Kamu dapat mencari dari berbagai sumber,
terutama internet misalnya beberapa masalah sebagai berikut: 1.
Masih
tingginya pelecehan seksual dan menjadikan perempuan sebagai obyek properti
serta eksploitasi media 2.
Sering
adanya anggapan bahwa perempuan sebagai makhluk yang lebih lemah dan tak
berdaya dibadingkan laki-laki Kamu
dapat juga menghubungkannya antara perendahan martabat perempuan itu dengan
pandangan budaya yang berkembang dalam masyarakat.
|
||||||||||||
Kegiatan
Inti 45 menit |
|||||||||||||
4. |
Mendalami
Ajaran Kitab Suci dan Gereja Guru mengajak
Peserta didik membaca Kutipan Kitab Suci Kamu dapat
merefleksikan lebih mendalam mengenai kesederajatan antara laki-laki dan
perempuan dari pandangan dan ajaran Gereja Kita bisa
membacanya pada Kitab Kejadian 1: 26-31. Berfirmanlah
Allah: “Baiklah, Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya
mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
bumi.” Maka, Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi.”Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu
segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan
yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala
binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi,
yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya. Dan
jadilah demikian. Maka, Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh
amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. |
||||||||||||
5. |
Guru mengajak
peserta didik merenungkan bacaan dengan pertanyaan sebagai berikut: a. Apa kesanmu
atas bacaan Kitab Kejadian 1: 26-31 ? b. Menurutmu
penggalan dari ayat “Maka, Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka”, bermakna apa bagimu ? |
||||||||||||
6. |
Peneguhan dan Kesimpulan Kita pribadi yang sama. Laki-laki
dan perempuan adalah ciptaan Allah yang sungguh “amat baik” adanya (Kej 1:
31). Laki-laki dan perempuan diciptakan sesuai dengan citra Allah. Laki-laki
dan perempuan diciptakan agar saling melengkapi, menyempurnakan, melanjutkan
keturunan, mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup. Siapakah diri kita,
baik itu laki-laki atau perempuan, kita harus mensyukurinya. Tuhan menciptakan kita manusia,
laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki sifat-sifat
biologis dan kejiwaan yang khas. Perbedaan laki-laki dan perempuan merupakan
keindahan ciptaan, yang kedua-duanya saling membutuhkan untuk mewujudkan
karya keselamatan Allah. Perbedaan kodrat laki-laki dan perempuan bukanlah
perbedaan yang kontradiktif melainkan perbedaan yang seharusnya saling
melengkapi. Antara laki-laki dan perempuan telah diberikan daya tarik yang
satu dengan yang lain, untuk mewarnai dunia ini dengan cinta. Kita menyadari,
kodrat laki-laki dan perempuan untuk saling tertarik dan jatuh cinta. Dalam
cinta Allah lah yang menjadi sumbernya. Kita semua percaya, bahwa cinta yang
tumbuh dalam hati kita, baik itu kepada laki-laki dan perempuan, adalah
kehendak Allah sendiri. Dalam hal ini, mungkin kita kadang tidak bisa
mengungkapkan apa sebab kita saling mencintai. Seoalah-olah Allah sendirilah
yang menggerakan untuk bertemu dan menjalin cinta. Begitu juga, Allah mempercayakan
segala alam ciptaan ini kepada kita, laki-laki dan perempuan untuk
memelihara, menata, dan melestarikan demi kelangsungan kehidupan dan
kemuliaan Allah. Allah telah berkata: “… berkuasalah atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Aku
memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makanannya”
(Kej 1: 28-29). Semua itu, tak akan terjadi jika kita manusia, laki-laki dan
perempuan tidak bisa menjadi tanda cinta kasih Allah sendiri. Cinta laki-laki
(suami) dan perempuan (istri) harus menjadi tanda cinta Allah kepada umat-Nya
dan cinta Kristus kepada Gereja-Nya. Dalam Perjanjian Lama, cinta antara
suami dan istri sering menjadi lambang cinta Allah kepada bangsa Israel (bdk.
Hos 1: 29). Dalam Perjanjian Baru, cinta suami
istri melambangkan cinta Kristus kepada Gereja-Nya (bdk. Ef 5: 22-33). Cinta
suami istri menjadi simbol dan tanda (sakramen) dari cinta Allah kepada
manusia dan cinta Kristus kepada Gereja-Nya. Dengan menjadi tanda cinta Allah
dan cinta Kristus, pasangan suami istri telah mewartakan kasih Allah dan
cinta Kristus kepada dunia. Kesaksian mereka tentang cinta Allah dan kasih
Kristus dapat menjadi terang bagi masyarakat lingkungan agar semakin mengenal
cinta Allah dan cinta Kristus. |
||||||||||||
7. |
Guru mengajak
peserta didik menyusun refleksi sebagai penugasan sebagai berikut: Setelah kamu diajak untuk memahami bahwa Gereja
Katolik senantiasa memandang bahwa laki-laki dan perempuan itu sederajat dan
saling melengkapi, maka kamu dapat berefleksi dengan membuat tulisan bebas,
dalam bentuk karya tulis pendek, esai singkat, atau puisi atau bahkan syair
lagu. Jika dirimu seorang laki-laki,
siapakah menurut kamu laki-laki itu? Begitu sebaliknya, Jika diri mu seorang
perempuan, siapakah menurut mu perempuan itu? Tuliskan pendapat kamu itu
kedalam tulisan bebas, dalam bentuk karya tulis pendek, esai, atau puisi atau
bahkan syair lagu tentang siapakah laki-laki atau perempuan bagi mu (sesuai
dengan diri kamu) ! |
||||||||||||
Kegiatan Penutup 10 menit |
|||||||||||||
8. |
Guru
mengajak peserta didik mengakhiri proses dengan doa penutup Ya
Allah Bapa, kami hari ini telah belajar bersama mengenai kesadaran bahwa kami
terlahir sebagai laki-laki atau perempuan yang sederajat dan saling
melengkapi. Semoga dengan belajar mengenai jati diri sebagai laki-laki atau
perempuan, yang saling melengkapi ini kami mampu memandang kesetaraan
diantara kami yang kadang timpang dalam budaya yang berkembang. Amin |
Tujuan
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 3
Tujuan
Pembelajaran |
Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden) |
Asesmen
(Evaluasi Pembelajaran) |
Peserta didik kelas X Memahami
bahwa setiap pribadi merupakan Citra Allah yang luhur dan bermartabat
sehingga mampu menerima diri dan menghormati sesamanya secara sadar dan
bertanggungjawab |
Pada akhir
pembelajaran peserta didik mampu: 1.
Mendiskusikan berbagai situasi yang menggambarkan terjadinya
perendahan martabat manusia 2.
Mengajukan pandangan atau pemahaman sendiri tentang pandangan
mengenai keluhuran martabat manusia 3.
Menghubungkan pengetahuan dan pemahamannya tentang keluhuran
martabat manusia dengan ajaran Gereja dan Kitab Suci 4.
Menyusun kesimpulan tentang akibat yang terjadi jika martabat
manusia direndahkan 5.
Menyusun refleksi bahwa dirinya
diciptakan sebagai citra-Nya
yang bersaudara satu sama lain 6.
Menyatakan syukur bahwa dirinya
diciptakan sebagai citra-Nya
yang bersaudara satu sama lain melalui catatan refleksi |
Asesmen Awal: Penerimaan: menyatakan, dan
menjawab Memberikan pandangan atau
pemahaman sendiri tentang keluhuran martabat manusia Asesmen
Proses: Partisipasi: melaporkan,
menyelesaikan, menampilkan dalam sharing pengalaman berkelompok Rumusan
gagasan mengenai kesimpulan akibat yang terjadi jika martabat manusia
direndahkan Asesmen
Akhir: Kreativitas: mendesain,
merencanakan, merancang Rumusan
refleksi syukur bahwa dirinya
diciptakan sebagai citra-Nya
yang bersaudara satu sama lain melalui catatan refleksi |
Kegiatan Pembelajaran 3
No |
Kegiatan
Pembelajaran |
||||||||||||
Kegiatan
Pembuka 30 menit |
|||||||||||||
1. |
Guru
mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik dengan doa Ya Allah
Bapa, kami hari ini akan belajar bersama untuk memahami bahwa kami adalah
para pribadi yang Engkau ciptakan dengan martabat yang luhur apapun itu. Kami
hari ini akan berusaha untuk memahami bahwa keluhuran pribadi kami, membuat
kami harus senantiasa bertanggungjawab atas diri kami dan senantiasa
menghormati siapapun itu, karena manusia pada hakekatnya luhur dan merupakan
Citra Allah yang mulia. Amin |
||||||||||||
2. |
Guru
memberikan pengantar dan memberikan gambaran materi Setelah
memahami bahwa jati dirimu itu unik dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya dan mengenai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, kamu
akan diajak memahami bahwa dirimu adalah pribadi yang luhur dihadapan Allah.
Kamu adalah seorang pribadi manusia yang diciptakan Allah. Setiap dari kamu
adalah pribadi yang paling luhur. Siapapun dari kamu merupakan pribadi yang
telah terberkati sejak awal. Dalam kitab Nabi Yeremia dikatakan, “Sebelum Aku
membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum
engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yer 1:5). Kutipan
ini begitu indah, betapa Allah telah memberikan karunia keluhuran bagi setiap
pribadi. Anugerah yang sudah diberikan sebelum kita dilahirkan di dunia ini.
Anugerah, bahwa kita semua berarti dan dipilih Allah apapun situasinya. |
||||||||||||
3. |
Guru
melanjutkan pengantar pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdiskusi
awal Dunia kita sekarang ini, satu sisi adalah
dunia yang indah dengan pesona dan persaudaraan dimana orang mendapatkan
kesempatan yang sama, dihargai siapapun itu bahkan mereka yang cacat dan
tersingkir. Namun, di sisi lain, betapa miris bahwa dunia kita adalah dunia
yang penuh kekerasan dan perendahan terhadap martabat manusia. Masih ada di
berbagai belahan dunia ini, pembunuhan, pemusnahan bangsa atau suku
(genosida), penyiksaan, perkosaan, dan lain sebagainya. Bahkan, di dunia yang
sudah modern ini, masih saja terjadi perbudakan, penganiayaan terhadap suatu
kelompok tertentu atau perkumpulan karena perbedaan paham politik, ras,
kebangsaan, etnis, budaya, dan agama. Masih juga terjadi penghilangan orang
secara paksa, pengusiran atau pemindahan penduduk, bahkan perampasan atas
kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang. Maka, untuk membuktikan situasi itu,
marilah kita coba untuk mencari atau searching
di situs pencari, misalnya google.
Kita bisa mulai untuk mencari berita-berita, foto-foto, gambar, dan video
atas perang, pembunuhan, kekerasan ras, agama dan politik. Jika kita mencari kata
“perang” di situs pencari Google
saja, kita bisa menemukan 159.000.000 hasil. Kita dapat menelusuri berbagai
berita yang menyangkut pembunuhan, pemusnahan bangsa atau suku (genosida),
penyiksaan, perkosaan, dan lain sebagainya. Tentu kita akan menemukan betapa
rapuhnya dunia kita ini yang masih ada berberbagai masalah-masalah perendahan
martabat manusia. Maka, kita dapat mulai
mengidentifikasi permasalahan menyangkut perendahan terhadap martabat manusia
dalam kelompok. Identifikasi masalah dapat menggunakan format sebagai
berikut:
|
||||||||||||
Kegiatan
Inti 45 menit |
|||||||||||||
4. |
Mendalami
Ajaran Kitab Suci dan Gereja Guru mengajak
Peserta didik membaca Kutipan Kitab Suci Mari kita
memetik hikmah dari kutipan pendek Kitab Suci Kejadian 1:26-27 1:26.
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata
yang merayap di bumi." 1:27 Maka
Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. |
||||||||||||
5. |
Guru mengajak
peserta didik merenungkan bacaan dengan pertanyaan sebagai berikut: a. Kata apa yang
paling menarik dari kutipan pendek Kitab Suci Kejadian 1:26-27? b. Menurutmu,
apa maksudnya bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah |
||||||||||||
6. |
Peneguhan dan Kesimpulan Kita semua sebagai manusia
diciptakan sebagai “citra Allah” (lih. Kej 1: 27) ; seturut gambar dan
rupaNya. Arti Citra Allah itu ingin menunjukkan bahwa setiap pribadi manusia
adalah makhluk ciptaan yang paling mulia, menyerupai Allah (bdk. Mzm 8: 5).
Setiap pribadi manusia cerminan atau pancaran dari Allah. Artinya, di dalam
martabat setiap pribadi manusia ini, ada gambaran atau pantulan rupa Allah.
Semua pribadi manusia tercipta baik adanya. Walaupun dalam kelemahan dan
kecacatannya, seorang manusia tetap bermartabat. Hal itu juga memberikan
konsekuensi bahwa dalam diri setiap manusia, ada pancaran kebaikan-kebaikan
Allah. Gereja Katolik mengajarkan bahwa dalam hidup setiap pribadi manusia,
ada anugerah yang luar biasa yang patut untuk diperjuangkan. “Hidup ditandai
ciri yang tak terhapuskan, yakni kebenarannya sendiri, dengan menerima
karunia Allah, manusia wajib mempertahankan hidup dalam kebenaran itu yang
memang hakiki baginya” (Evangelium Vitae, art 48). Setiap orang menurut
kodratnya memiliki hak hidup, hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan
aman. Setiap orang memiliki kesetaraan martabat dan hak asasi di hadapan
Allah. Setiap pribadi manusia merupakan pribadi yang teramat luhur. Keluhuran
pribadi manusia ini membawa konsekuensi bahwa siapapun tidak dapat
memperalatnya demi tujuan merendahkan atau merusak martabat manusia. Keluruhan manusia itu, tak tergantikan dan
tak dapat dihilangkan atau diperalat dengan apapun |
||||||||||||
7. |
Guru mengajak
peserta didik menyusun refleksi sebagai penugasan sebagai berikut: Untuk mengendapkan keseluruhan
proses pembelajaran ini, kita perlu membuat sebuah refleksi dalam bentuk
simbolisasi, baik gambar, tulisan pendek atau surat pribadi tentang keluhuran
diri kita sebagai Citra Allah yang mempunyai martabat dan tak tergantikan dan
tak dapat dihilangkan atau diperalat dengan apapun. |
||||||||||||
Kegiatan Penutup 10 menit |
|||||||||||||
8. |
Guru
mengajak peserta didik mengakhiri proses dengan doa penutup Ya
Allah Bapa, kami hari ini telah belajar bagaimana Engkau menciptakan kami
dengan martabat yang luhur dan mulia. Kami hari ini, Engkau ajak semakin
memahami bahwa keluhuran pribadi kami, membuat kami harus senantiasa
bertanggungjawab atas diri kami dan senantiasa menghormati siapapun itu,
karena manusia pada hakekatnya luhur dan merupakan Citra Allah yang mulia.
Amin |
E. Asesmen
Pembelajaran
Proses asesmen menggunakan asesmen
diagnostik (sebelum dan awal pembelajaran) dan asesmen formatif (proses) dengan
penugasan dan pengamatan keaktifan dalam kelompok dan asesmen sumatif (akhir).
1.
Asesmen Awal
Assesmen
dilakukan pada saat proses awal pembelajaran dengan mengamati kemampuan peserta
didik saat tanya jawab. Penilaian dapat dilakukan dengan memberikan tanda
centang (√) pada kolom yang tersedia pada tabel di bawah ini!
Form Asesmen Awal
Kriteria Ketercapaian Tujuan
Pembelajaran (Eviden) |
Mendalam |
Kurang Mendalam |
Catatan |
Memberikan pandangan atau
pemahaman sendiri tentang keluhuran martabat manusia |
|
|
|
2. Asesmen Profil Pelajar Pancasila
Setiap peserta didik diminta untuk
menyatakan sikapnya selama ini, dengan memberi tanda centang (√) pada kolom
yang tersedia pada tabel di bawah ini!
Form Penilaian Diri Profil Pelajar
Pancasila
Nama
: ………………….
Kelas
: ………………….
Materi
: ……………………….
No. |
Penilaian
Diri |
Sering |
Kadang-kadang |
Tidak
pernah |
1. |
Bagaimana
kamu senantiasa bersyukur bahwa kamu
diberikan segala keunikan, kemampuan dan
juga mau menerima keterbatasan diri |
|
|
|
2. |
Apakah
kamu senantiasa memandang kesetaraan antara perempuan dan laki-laki |
|
|
|
3. |
Bagaimana
kamu berusaha membiasakan kegiatan koreksi diri atau refleksi untuk memahami
secara utuh pandangan mengenai keluhuran martabat dirimu dan sesamamu sebagai
Citra Allah |
|
|
|
4. |
Ceritakanlah
dan tuangkanlah dalam buku jurnal mu |
Dituliskan dalam buku jurnal peserta didik |
3. Asesmen Proses (Formatif)
Form Penilaian Hasil Diskusi Kelompok
Nama Guru :
………………….
Kelas
: ………………….
Materi
: ……………………….
Tanggal : …………………
Nama Peserta didik |
Kriteria Ketercapaian
Tujuan Pembelajaran (Eviden) |
Aktif |
Kurang Aktif |
Pasif |
|
▪
Mau menyatakan keunikan, kemampuan dan keterbatasan diri ▪
Mau berpendapat dalam diskusi kelompok mengenai identifikasi
masalah-masalah yang berkaitan dengan perendahan martabat terhadap perempuan ▪
Terlibat mendiskusikan berbagai situasi yang menggambarkan
terjadinya perendahan martabat manusia |
|
|
|
▪
Mengikuti segala aktivitas yang dikerjakan di dalam kelompok
mengenai identifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan perendahan
martabat terhadap perempuan ▪
Mengikuti
segala aktivitas yang dikerjakan di dalam kelompok mengenai situasi yang
menggambarkan terjadinya perendahan martabat manusia |
|
|
|
Nama Peserta didik |
Kriteria Ketercapaian
Tujuan Pembelajaran (Eviden) |
Lengkap |
Kurang Lengkap |
|
Menyusun gagasan informatif dari
berbagai sumber ajaran Gereja tentang bakat, talenta, kelebihan, dan kekuatan
orang-orang dalam mengembangkan potensinya |
|
|
Menelaah informasi mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan perendahan martabat terhadap perempuan |
|
|
|
Meyimpulkan
gagasan mengenai akibat yang terjadi jika martabat manusia direndahkan |
|
|
4. Asesmen Akhir (Sumatif)
a. Pengetahuan
1. Segala bakat, kemampuan dan kelebihan yang
diberikan Allah kepada kamu, tentu patut kamu kembangkan, seperti halnya kisah
perumpamaan mengenai talenta. Apa yang ingin kamu katakan tentang makna bacaan
mengenai “talenta” itu terhadap dirimu?
2. Menurutmu penggalan dari ayat “Maka, Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya
dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”, bermakna apa bagimu ?
3. Menurut mu, apa maksudnya bahwa manusia
adalah gambaran dan citra Allah? Jelaskan !
4. Menurut mu, sikap-sikap apa yang
perlu dibangun untuk menjaga
keluruhan dan martabat manusia? Deskripsikanlah !
b. Ketrampilan
Form Penilaian
Ekspresi Diri dan Pengolahan Refleksi
Nama Peserta didik :
………………….
Kelas
: ………………….
Materi
: ……………………….
Tanggal : …………………
No. |
Hasil
Penugasan |
Sangat
menarik dan Lengkap |
Menarik
dan cukup lengkap |
Kurang
Menarik dan kurang lengkap |
1. |
Sajian
ekspresi diri dalam bentuk simbol diri tentang keunikan, kemampuan dan keterbatasannya diri |
|
|
|
2. |
Rumusan refleksi sikap menghormati
sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat melalui
kreasi seni atau tulisan |
|
|
|
3. |
Rumusan
refleksi syukur bahwa dirinya
diciptakan sebagai citra-Nya
yang bersaudara satu sama lain melalui catatan refleksi |
|
|
|
c. Spiritual
No |
Segi
Spiritual yang kamu refleksikan |
Penilaian dirimu |
||
Sering |
Kadang-kadang |
Tidak
Pernah |
||
1 |
Dirimu
senantiasa bersyukur kepada Allah atas keunikan, kemampuan dan keterbatasan
dirimu selama ini |
|
|
|
2 |
Dirimu
senantiasa bersyukur diciptakan sebagai citra-Nya yang bermartabat dan bersaudara satu sama
lain |
|
|
|
3. |
Selalu
ada keinginan dalam dirimu untuk menjadi pribadi yang lebih baik karena
syukur atas keunikan dirimu dan martabat dirimu sebagai Citra Allah |
|
|
|
Ungkapkanlah
refleksi diatas dalam tulisan |
: |
|
F. Daftar
Pustaka
Dokpen KWI.
1993. Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor.
Fuster SJ, JM.,
1990. Teknik Mendewasakan Diri,
Yogyakarta: Kanisius
Komisi
Kateketik KWI. 2007. Perutusan Murid-Murid Kristus; Pendidikan Agama Katolik
untuk SMA/SMK; Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); Buku Guru I.
Yogyakarta: Kanisius.
KWI.
1996. Iman Katolik. Yogyakarta:
Kanisius & bekerja sama dengan penerbit Obor.
Kristianto,
Yoseph, dkk. 2010. Menjadi Murid Yesus; Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/SMK.
Yogyakarta: Kanisius
Paus
Yohanes Paulus II. Dekrit tentang
Upaya-Upaya Komunikasi Sosial, Inter Mirifica
Rausch,
Thomas. 2001. Katolisisme. Yogyakarta: Kanisius.
Team
CLC. 1992. Tantangan Membina Kepribadian. Jakarta: Yayasan CLC.
Tom
Jacobs. 1985. Sikap Dasar Kristiani. Kanisius. Yogyakarta
Sumber Internet
http://smartpsikologi.blogspot.com/
http://trijayafmplg.wordpress.com