Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Sunday, September 1, 2019

YESUS TOKOH IDOLA SAHABAT SEJATI

Yesus adalah Sahabat Sejati dan Idola Kaum Remaja
1.   Apakah Yesus berarti bagi hidupku?
  • Apa pun rumusannya, Yesus baru berarti bagiku jika Ia menjadi Yesusku, Yesus bagiku. Bukan Yesus hafalan dari pelajaran agama atau dari kotbah atau dari rumusan-rumusan doa, tetapi Yesus yang menyangkut pribadiku. Itulah Yesus yang berarti bagiku. Apa yang disampaikan dalam pelajaran agama, kotbah, ataupun rumusan-rumusan doa baru memiliki arti jika dihayati secara pribadi dalam kehidupan setiap hari.
2.Apakah Yesus dapat saya hayati sebagai sahabat yang sejati?
  • Yesus dapat saya andalkan sebagai sahabat yang sejati, karena sikap-Nya terhadap para rasul sungguh-sungguh dihayati-Nya sebagai sahabat. “Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi “AKU MENYEBUT KAMU SAHABAT” (Yoh 15.15).
  • Untuk memupuk persahabatan-Nya dengan para rasul, Yesus menuntut dari mereka kepercayaan. (Sebutkanlah ayat-ayat itu!).Sebaliknya, Ia sendiri sangat mempercayai rasul-rasul-Nya, walaupun sulit dimengerti. Misalnya: Yesus mempercayakan tugas-tugas penting kepada Petrus, padahal Petrus berulang kali tidak pantas dipercayai. (Perikope manakah itu?).
  • Yesus sungguh mempercayai sahabat-sahabat-Nya. Kepercayaan itu pula yang sangat dibutuhkan kaum remaja. Yesus akan tetap mempercayai kita, walaupun mungkin kita telah mengecewakan-Nya berulang kali.
  • Yesus sangat menghormatikawan-kawannya, walaupun mereka datang dari masyarakat kalangan bawah. Yesus menerima mereka seperti adanya. Yesus membuka seluruh rahasia diri-Nya dan tugas perutusan-Nya. “Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahu pada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yoh 15.15). Inilah sikap seorang sahabat yang sejati
  • Yesus menuntut cinta dari sahabat-sahabat-Nya 
  • (Ayat-ayat manakah itu?) 
Yesus juga mencintai mereka tanpa batas. 
Cinta yang penuh pengampunan 
(Ayat-ayat mana yang menunjukkan hal itu) dan 
cinta yang penuh pengorbanan, 
bahkan sampai kepada korban nyawa 
(Ayat manakah yang menunjukkan hal itu?)

3.Yesus adalah idola yang sejati bagi kaum remaja Yesus adalah tokoh yang dapat dijadikan panutan bagi kaum remaja. 

Kepribadian-Nya, ajaran-Nya, dan tindakan-Nya dapat kita jadikan panutan dalam hidup kita!Ciri-ciri kepribadian Yesus antara lain adalah sebagai berikut: 

a. Yesus dekat dengan sesama Yesus berasal dari desa Nazareth, dari keluarga yang sederhana

  • Ketika menjadi orang yang termasyur, Ia tidak lupa asal-Nya. Ia tidak tinggal di lingkungan tertutup, di kawasan elite yang aman. 
  • Ia hidup di tengah-tengah masyarakat, menjelajahi kota dan desa, daerah gunung, dan pantai. 
  • Ia ada di tengah-tengah suka duka hidup manusia. 
  • Dalam suasana gembira pesta nikah, Ia tidak sungkan untuk turut bergembira dan mengambil bagian di dalamnya (lih.Yoh 2: 2-12). 
  • Dalam suasana pedih karena menderita sakit, Ia turut merasa sakit dan menawarkan penyembuhan (lih.Mat 8: 14-17). 


Pada saat sesama-Nya lapar, 
Ia berusaha untuk mengenyangkan mereka 
(lih.Mrk 6: 30-44). 
Ia prihatin terhadap sesama-Nya yang terlantar, seperti domba tak bergembala. 
Semakin terlibat dengan manusia, Ia semakin mengerti kesulitan dan kebutuhan mereka. 

Sebab itu, 
Ia mengawali warta-Nya bukan dengan instruksi dan ancaman, tetapi dengan warta tentang kasih dan pengampunan. 
Manusia dan prospek masa depannya menjadi pusat perhatian Yesus. 
Ia mendalami pengalaman-pengalamanNya sendiri dan pengalaman sesama-Nya, kemudian mengajak para pendengar-Nya untuk menemukan nilai-nilai Kerajaan Allah di dalamnya.

Pengajaran Yesus sungguh praktis dan manusiawi. 
Berulang-ulang Ia berbicara tentang 
kebersamaan dan kasih sayang. 
Yesus berbicara dalam bahasa mudah dimengerti, 
apalagi Ia sering memakai perumpamaan 
yang dipetik dari pengalaman dan kehidupan sehari-hari. 

Ia tidak pernah berbicara dalam rumusan-rumusan 
yang muluk-muluk dan sukar dimengerti. 
Cara berbicara dan isi pembicaraan-Nya 
berkaitan erat dengan hidup masyarakat pada umumnya.

Singkatnya, 
seluruh cara dan sikap hidup Yesus, 
sampai dengan isi dan tutur kata-Nya 
menunjukkan bahwa Ia sangat “dekat” dengan sesama-Nya, khususnya rakyat biasa yang sederhana.

b.Yesus sangat “terbuka” terhadap siapa saja yang datang kepada-Nya
Karena Yesus dekat dengan sesama-Nya, maka Ia juga sangat terbuka kepada siapa saja yang datang kepada-Nya. 
  • Ia bergaul dengan semua orang. Ia tidak membeda-bedakan orang yang yang dijumpai-Nya dan yang datang kepada-Nya. 
  • Ia akrab dengan para imam (lih.Yoh 7,42-52), para penguasa, bahkan penjajah (lih.Mrk 7,1-10) yang beritikad baik. 
  • Ia akrab pula dengan para pegawai pajak yang korup (lih.Lk 19,1-10). Ia menyapa (Jw: “nguwongke”) para wanita “nakal” (lih.Luk 7,36-50), para penderita penyakit yang berbahaya.
  • Yesus juga bergaul dan menyapa para pendosa dan kaum wanita.
Dari contoh-contoh di atas menjadi jelas bagi kita bahwa pergaulan Yesus sangat terbuka. 

Ia berusaha untuk merangkul semua orang. 
Yesus tidak mau terikat oleh peraturan yang diskriminasi!

4.Yesus berani membela kebenaran dan keadilan 
secara konsekuen 

Kehidupan rakyat jelata semasa Yesus sungguh parah. 

Mereka ditindas dan dihimpit oleh para penguasa dan pemimpin-pemimpin agama. Yesus berani membela rakyat kecil yang menderita. Yesus tidak pernah bungkam terhadap praktek-praktek sosial yang tidak adil dalam bentuk apa pun

Yesus tidak berdiam diri atau 
bersikap kompromis terhadap 
kaum penguasa yang menindas. 
Yesus juga tidak segan-segan mengkritik 
mereka yang berpakaian halus di istana 
(lih.Mat 11: 8). 
Ia mengecam raja-raja yang menindas rakyat. 
Ia mengecam penguasa-penguasa yang menyebut diri “pelindung rakyat” 
(lih.Luk 22,25). 
Ia tidak takut menyebut raja Herodes sebagai serigala (lih.Luk 13,32).

Yesus berani mengatakan dengan terus terang 
kepada ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi, dan kaum munafik, dan orang-orang yang munafik.

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, 
hai kaum orang-orang munafik, 
sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, 
yang sebelah luarnya memang tampak bersih, 
tetapi sebelah dalamnya penuh dengan tulang-belulang dan berbagai jenis kotoran. 
Demikian jugalah kamu, 
di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, 
tetapi di sebelah dalam kamu penuh dengan kemunafikan dan kedurjanaan” 
(Mat 23: 27-28)

Ia berani membela rakyat kecil dengan mengkritik dan menyerang setiap penindasan dan ketidakadilan walaupun penuh risiko bagi hidup-Nya. 

Walaupun demikian, Yesus bukanlah seorang tokoh revolusioner yang mau mengubah keadaan sosial dan politik masa itu. Yesus melakukan itu semua dalam rangka mewartakan Kabar Gembira, “Kerajaan Allah”

Kritik yang tajam terhadap para penguasa yang menindas rakyat tidak bernada politis dan perjuangan kelas. 
Yesus hanya mau menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah, yakni keadilan, cinta kasih, dan perdamaian. 

Para penguasa dan pemimpin-pemimpin agama harus menegakkan nilai-nilai itu. Mereka harus melayani rakyat kecil, bukan menindasnya!

5.Yesus adalah orang yang sungguh “beriman”
Yesus sangat terbuka terhadap siapa saja 
yang dijumpai-Nya dan yang datang kepada-Nya. 

Akibatnya, 
Yesus dianggap melanggar 
ketentuan adat kebiasaan masa itu. 
Walaupun demikian, 
Yesus tetap berani mengkritik dan menghadapi 
para penguasa dan para pemimpin agama 
yang bertindak tidak adil terhadap rakyat kecil. 

Mengapa Yesus begitu berani? Apakah Dia punya backing? 

Yesus memang punya backing, yakni Allah sendiri.
Yesus mempunyai gambaran tentang Allah yang unik, 
yakni Allah yang dekat. 
Allah yang dekat itu bukan hakim yang harus ditakuti, melainkan ibarat bapa yang baik, 
yang merangkul anak-anaknya dengan penuh cinta

Oleh karena itu, 
Yesus mengajak para pengikut-Nya 
untuk menyebut Allah “Abba”. 

Abba adalah sebutan anak kecil kepada bapanya, 
dalam bahasa kita dapat diterjemahkan 
dengan “papa” atau “papi”.

Sebagai Bapa yang baik, 
Yesus percaya bahwa Allah tidak pandang bulu, 
tidak membedakan 
si miskin dan si kaya, 
si saleh dan si pendosa, 
yang baik dan yang jahat, 
Yahudi dan bukan Yahudi. 

Semua dirangkul, 
asal mereka terbuka terhadap cinta-Nya. 

Yesus sungguh menghayati Allah yang dekat itu 
dan yang memanggil-Nya 
untuk melakukan kehendak-Nya 
pada setiap situasi konkret. 

Beriman kepada Allah 
berarti menyadari kehadiran-Nya 
di dalam kehidupan kita sehari-hari, 
mendengarkan panggilan-Nya 
dalam setiap situasi konkret 
dan 
berusaha menjawab panggilan-Nya sebaik-baiknya. 

Itulah yang dibuat oleh Yesus. 

Yesus mengutamakan panggilan dan kehendak Allah 
dalam setiap situasi, apa pun risiko dan tantangannya.

Yesus menghayati Allah yang dekat 
tidak semudah seperti yang kita bayangkan. 
Yesus pernah juga merasakan Allah yang jauh 
ketika menghadapi saat-saat genting 
yang mengancam dan membahayakan hidup-Nya. 

Di taman Zaitun itu, 
Yesus pernah berdoa: 
“Ya, Bapa, kalau boleh, jauhkanlah daripada-Ku penderitaan yang harus Aku alami ini,tetapi jangan menurut kemauan-Ku, melainkan menurut kemauan Bapa” 
(bdk.Luk 22: 42). 

Bahkan, 
ketika Yesus disalib di Golgota 
Ia merasa ditinggalkan Allah. 

Yesus berkata, 
“Ya Allah, Ya Allahku, 
mengapa Engkau meninggalkan Aku?” 
(bdk. Mat 27: 46).

Iman selalu merupakan tantangan. 
Iman menjadi cemerlang justru dalam tantangan. 
Sebagai seorang beriman, 
Yesus dapat mengatasi semua tantangan.

Yesus sungguh-sunguh idola bagi kita, 
kaum remaja, 
terutama pada zaman yang penuh tantangan ini.

7 MAKNA MANUSIA CITRA ALLAH


Sebagai umat Katolik, pasti pernah mendengar frase singkat Imago Dei atau Image of God.
Frase singkat itu tertuju pada manusia sebagai gambar Allah.
Nah, manusia itu dhargai dan dihormati karena martabatnya.
Manusia sebagai gambar dan rupa Allah itu asalnya dari Kitab Suci (Kitab Kejadian 1: 26). Dan justeru itulah harkat dan martabat manusia itu berasal.
Memang, Kitab Suci itu bukan buku sejarah, namun buku iman.

Lalu, pertanyaannya, apa sih makna terdalam mengenai Imago Dei itu?

Berikut ini 7 Kebenaran mengenai Imago Dei atau manusia sebagai gambar dan rupa Allah yang sepatutnya diketahui.

1. Manusia Itu Sakral dan Bermartabat
  • Pernyataan bahwa pribadi manusia diciptakan menurut gambar Allah mau ditegaskan bahwa manusia itu sakral dan bermartabat. Ajaran Sosial Gereja mendasari pengesaanya mengenai martabat pribadi manusia dan keberadaan hak asasi manusia pada kebenaran dasariah pribadi manusia sebagai Gambar Allah.
  • Mungkin perlu ditanyakan, apa sesungguhnya manusia itu sakral dan bermartabat? Apakah itu artinya manusia itu tidak pernah berbuat dosa? Tentu tidak.
  • Kesakralan manusia itu berdasar pada pengetahuannya tentang dari mana ia berasal dan kemana akhir dari hidup ini. Lebih jauh, kesakralan manusia itu terletak pada pirbadi manusia berakal budi dan berhati nurani.
  • Itulah yang membedakannya dari binatang. 
  • Akibatnya, kita tidak memperlakukan sesama kita seperti kita memperlakukan binatang.


2. Manusia Berdimensi Spiritual
  • Dengarkan apa yang mau Tuhan katakan.
  • Allah telah menjalin hubungan dengan kita sehingga pribadi manusia tidak dapat dipahami terlepas darinya. (Ini adalah kritik terhadap ideologi yang mengabaikan dimensi spiritual pribadi manusia dan tidak melindungi kebebasan beribadah)
  • Akibat dari pemahaman seperti itu, keberadaan manusia itu tidak boleh direduksi pada materi belaka. Kita ini bukan hanya tubuh, tetapi juga roh. Dengan demikian kita menghormati siapapun yang menyembah Tuhannya atau pun yang transendence apapun sebutannya.


3. Allah Setia pada Relasinya Dengan Manusia
  • Dengan klaim bahwa manusia sebagai gambar Allah berarti Allah tetap setia pada relasinya dengan kita. Berada di dalam gambar Allah adalah tak tergantikan.
  • Akibatnya, tindakan diskriminasi, ataupun penganiayaan dalam berbagai bentuk apapun, tak akan menghapus kodrat kita sebagai gambar Allah itu. Itulah sebabnya walaupun kita dipenjara oleh karena kebenaran, martabat kita sebagai manusia tetap tak tergantikan.

Simplenya, kalau seseorang dipenjara, dia bukan binatang. Dia tetap manusia.

4. Allah adalah Tujuan Akhir Manusia
  • Kita semua berbagi suatu kondisi manusia yang sama yakni terarah kepada suatu tujuan yang sama yakni Allah. Dengan demikian kita bersolider dangan orang lain, bekerja sama, dan saling menghormati satu sama lain meskipun mereka berasal dari ras, agama, yang berbeda.


5. Manusia Bukan Ditentukan Prestasi-nya
  • Martabat manusia pada akhirnya tidak bergantung pada prestasi manusia. Oleh karena itu, yang lemah, orang sakit, orang cacat, orang miskin, orang-orang di pinggiran masyarakat layak mendapat perlindungan dan rasa hormat sama sebagai manusia.
  • Akibatnya, kita dengan tegas menolak Aborsi, Eutanasia, diskriminasi terhadap kaum minoritas dan yang lumpuh atau cacat. Mereka semua merupakan kehadiran diri Allah.


6. Manusia Sebagai Pribadi yang Rela-sional
  • Jika Allah adalah Tritunggal dan hubungan pribadi secara Trinitarian ditandai dengan memberi dan menerima cinta, maka harus juga ada pemahaman komunitarian tentang orang yang menjadi citra Allah Trinitarian. Seseorang tidak dapat eksis dengan dirinya sendiri tapi selalu berhubungan dengan orang lain.
  • Partisipasi yang lebih dalam dalam komunitas manusia meningkatkan kemanusiaan setiap orang sementara kegagalan membangun komunitas mengurangi kemanusiaan dari semua orang.
  • Ini adalah kritikan terhadap individualisme, persaingan egois, dan aktivitas atau sikap lain yang membagi masyarakat dan mengurangi persekutuan manusia. Singkatnya manusia tak terlepas dari orang lain.


7. Tanggungjawab untuk Berbagi
  • Pemberian diri yang tidak terpisahkan dalam kehidupan Trinitas juga harus menjadi hal yang integral dalam kehidupan manusia. Ada tanggung jawab moral untuk membagikan apa pun karunia, talenta, atau harta milik seseorang untuk kebaikan orang lain.
  • Ada kewajiban untuk berkontribusi pada kebaikan bersama dan membantu mereka yang membutuhkan. Oleh karena kita memiliki harkat dan martabat yang sama, maka kita tidak menganggap rendah mereka yang tidak memiliki apa-apa.
  • Lagipula semuanya bukan milik kita bukan? Kita hanya bekerja dan memiliki apa yang menjadi hasil kerja kita. Akibatnya walaupun kita kaya raya, toh kita hanya menikmati sesaat.


GEREJA SEBAGAI PAGUYUBAN (KOMUNIO)

Persekutuan (komunio) atau paguyuban merupakan kumpulan orang-orang dimana setiap anggotanya mengadakan komunikasi atau interaksi secara terus-menerus, masing-masing saling memperhatikan, saling memiliki, saling memberi, saling mendukung, saling menasihati, saling mengingatkan, saling mengembangkan, saling melayani, dan saling berusaha agar kebersamaan tersebut terus-menerus terjaga keutuhannya demi kebahagiaan bersama.

Model kumpulan orang-orang yang berbentuk persekutuan (komunio) tampak jelas dalam kehidupan para murid Yesus yang sering disebut Gereja Pertama atau Gereja Awal.

Gereja Pertama menampakkan cara hidup yang khas yaitu:
  • Bertekun dalam pengajaran para rasul: mereka selalu mendengarkan sumber yang benar, yaitu ajaran Yesus sendiri yang disampaikan melalui para rasul. Saat ini ajaran iman Kristiani dapat ditemukan dalam Kitab Suci dan Tradisi Gereja.
  • Bertekun dalam persekutuan: mereka menjadi satu keluarga harmonis yang saling menghargai dan saling memperhatikan.
  • Bertekun dalam doa dan ibadat bersama: mereka merayakan penyelamatan umat manusia yang dilakukan oleh Yesus Kristus (pemecahan roti), mereka bersyukur, memuji, dan memanjatkan permohonan kepada Tuhan. 
  • Kesadaran bahwa segala kepunyaan pribadi adalah kepunyaan bersama: meninggalkan sikap egois, saling memperhatikan kebutuhan dan kesulitan orang lain. Kegembiraan dan ketulusan hati: mereka telah menerima warta gembira dan mewartakan kegembiraan serta tulus hati.
Sebagai orang yang telah dipersatukan dalam tubuh Kristus, kita semua memiliki martabat yang sama. Tidak ada Yahudi atau Yunani, tidak ada budak atau orang merdeka.

Sebagai anggota tubuh, kita memiliki peran atau fungsi masing-masing, ada yang berfungsi sebagai kaki, tangan, mata, telinga, penciuman, dan lain-lain tersebut diberikan oleh Tuhan sendiri.

Sejak zaman Gereja Pertama hingga sekarang, Gereja merupakan tubuh Kristus yang dihidupi, dijiwai, dan dituntun oleh Roh Kristus sendiri.

Gereja memiliki banyak anggota yang mempunyai peran sendiri-sendiri.Keanggotaan Gereja itu adalah:
  1. Kaum Klerus / Tertahbis yang terdiri dari episkopat (uskup), presbiterat (imam), dan diakonat (diakon). Tugas utama mereka adalah pelayanan rohani dan menguduskan Gereja melalui perayaan-perayaan sakramen.
  2. Kaum Hidup Bakti/ biarawan-biarawati yang terdiri dari tarekat religius dan tarekat sekular. Mereka hidup dengan penghayatan Tri Kaul Suci dan dalam persaudaraan yang tergabung dalam komunitas, tarekat, atau kongregasi tertentu. Mereka membaktikan diri untuk mewartakan kabar gembira dalam pelayanan pendidikan, medis, rumah-rumah retret, dan lain-lain.
  3. Kaum Awam, yang mengemban tugas perutusan dalam Gereja dan dunia sesuai kehendak Allah yakni mengelola tata dunia dengan nilai Kristiani. Di antara kaum awam ada yang menikah dan ada yang tidak menikah (selibat).

MANUSIA CITRA ALLAH

Manusia Citra Allah

SETIAP ORANG ITU UNIK
  • Setiap manusia itu unik, tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan. Keunikan itu dapat diamati dari hal-hal fisik, psikis, bakat/ kemampuan serta pengalaman-pengalaman yang dimilikinya.
  • Keunikan diri itu merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal dan diperlakukan secara khusus pula. Bukankah sulit dibayangkan bila semua manusia itu sama dalam segala hal.
  • Tetapi dalam menghadapi keunikan sering ditemukan dua sikap. 
  • Yang bersikap positif akan menerima keunikan itu sebagai anugerah. Ia bangga bahwa dirinya berbeda, ia bersyukur bahwa apapun yang ada pada dirinya merupakan pemberian Tuhan yang baik adanya. Dengan demikian, ia tidak akan minder, ia tidak berniat menjadi sama seperti orang lain, ia tidak akan menganggap dirinya tidak berharga, ia tidak akan melakukan tindakan yang melawan kehendak Tuhan akibat ketidakpuasan terhadap dirinya, hidupnya akan tenang dan mampu bergaul dengan siapa saja.
  • Ada orang yang kurang menerima keunikan diri. 
  • Orang yang demikian akan merasa tidak puas, bahkan dapat melakukan tindakan apapun demi menutupi diri, misalnya operasi plastik. 
  • Orang yang demikian sering beranggapan seolah penampilan luar lebih penting.

MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH

  1. Dalam kisah penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan sebagai citra Allah, artinya serupa dan segambar dengan Allah. Kata “serupa” dan “segambar”, sekaligus melukiskan secara tepat bahwa manusia dan Allah berbeda.
  2. Sejauh terlukiskan dalam Kitab Suci, istilah citra Allah itu hanya dikatakan pada manusia, tidak dikenakan pada ciptaan Tuhan lainnya. Hanya manusialah yang disebut citra Allah.
  3. Karena manusia diciptakan sebagai citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai pribadi: ia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang. Ia mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas diri sendiri, mengabdikan diri dalam kebebasan, dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan dipanggil membangun relasi dengan Allah, pencipta-Nya.
  4. Sebagai citra Allah, manusia sepantasnya memancarkan diri Allah. Maka kalau Allah Maharahim, manusia pun harus penuh pengampunan; kalau Allah Mahabaik, maka manusia pun harus bermurah hati. Sebagai citra-Nya, Allah melengkapi manusia dengan akal budi, kebebasan, dan hati nurani. Kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan ciptaan Tuhan lainnya. Ia adalah ciptaan Allah yang bermartabat luhur.

MENEGAKKAN KELUHURAN MARTABAT MANUSIA

A. Membela kehidupan
Ada berbagai macam usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan budaya kehidupan dalam kehidupan kita sehari hari, antara lain :
  1. Gerakan hidup sehat : Berolahraga teratur, menghindari minum minuman keras, narkoba, tidak merokok, istirahat yang cukup, dsb
  2. Gerakan pro-life : Gerakan berupaya agar tidak ada orang yang melakukan aborsi, bunuh diri, mengkonsumsi narkoba, dsb
  3. Pelayanan kesehatan masyarakat : Pemerintah telah membantu kesehatan masyarakat dengan adanya kartu Gakin (Keluarga Miskin) dan juga di beberapa tempat sering diadakan pengobatan gratis
  4. Hidup berkeseimbangan : Hidup manusia tidak sekedar butuh makan, tapi juga butuh istirahat, olahraga, hiburan, dsb
  5. Bantuan dan pertolongan bagi yang terancam hidupnya : Ketika ada orang yang terancam hidupnya, harus kita tolong semaksimal mungkin

B. Memelihara dan Memperjuangkan Hidup Sehat

Kehidupan yang sehat menjadi dambaan setiap orang. Empat sehat lima sempurna merupakan salah satu cerminan harapan orang akan kesehatan.
  • Hal hal yang dapat merusak hidup seseorang, misalnya narkoba, drugs, pola makan yang serba instant, kebiasaan merokok, pornografi dan narkoba. Hal hal tersebut tidak hanya dapat merusak hidup perseorangan tetapi juga hidup bersama.
  • Salah satu resep untuk hidup sehat adalah berani mengatakan "TIDAK" untuk hal hal yang bisa mengganggu kesehatan kita. Selain itu, untuk menjaga kesehatan juga perlu diperhatikan dan dikembangkan keseimbangan antara kebutuhan jasmani maupun rohani.
Untuk dapat sehat secara jasmani, kita perlu mengusahakan dengan olahraga teratur, makanan yang cukup dan bergizi, hidup teratur dan istirahat yang cukup. 
Sedangkan untuk dapat sehat secara rohani, kita dapat mengusahakan dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain melalui pergaulan yang wajar dan sehat, belajar mengendalikan nafsu dan emosi, menambah wawasan dengan bacaan-bacaan yang positif dan menjalankan kebiasaan untuk berdoa.
  • Menurut Paulus, orang yang senang menuruti hawa nafsu sama saja dengan orang yang hidup menurut daging. 
  • Ciri ciri hidup menurut daging adalah percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora (Gal 5:20)
Sedangkan orang yang sehat secara rohani bagaikan orang yang hidup menurut ROH atau hidup di dalam terang. 
Ciri ciri hidup menurut ROH adalah 
  1. kasih, 
  2. sukacita, 
  3. damai sejahtera, 
  4. kesabaran, 
  5. kemurahan, 
  6. kebaikan, 
  7. kesetiaan, 
  8. kelemahlembutan, 
  9. penguasaan diri.

MELESTARIKAN KEUTUHAN CIPTAAN

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia, baik langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :
  1. Biotik = bila kita berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan hewan yang ada di sekitarnya.
  2. Abiotik = berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.

Jenis jenis lingkungan hidup :

1. Lingkungan Hidup Alami

  • Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai sumber daya alam dan ekosistem dengan komponen komponennya, baik fisik, biologis.
2. Lingkungan Hidup Binaan/Buatan
  • Lingkungan hidup binaan/buatan mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi modern.
3. Lingkungan Hidup Sosial
  • Lingkungan hidup sosial terbentuk karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat. Hubungan antara individu dan masyarakat sangat erat dan saling mempengaruhi serta saling bergantung.
Beberapa contoh tindakan manusia yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup :
  1. Adanya penebangan hutan untuk industri perkayuan, penebangan pohon pohon untuk perluasan industri atau permukiman secara tidak bertanggung jawab. Hal ini bisa mengakibatkan hutan menjadi gundul dan bukit menjadi tandus, yang akhirnya menyebabkan banjir, tanah longsor dan kekeringan di saat musim kemarau tiba.
  2. Membuang sampah sembarangan yang menyebabkan bau busuk di mana mana dan saluran air menjadi mampet sehingga terjadi banjir.
  3. Pencemaran sungai dengan membuang limbah berbahaya ke sungai yang menyebabkan tercemarnya air sungai.
  4. Pemakaian obat obatan untuk membasmi hama tanaman dan asap pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang sedikit demi sedikit dapat meracuni hidup kita dan alam sekitar.
Manusia harus kembali pada panggilannya, yaitu mengembangkan dan mengarahkan seluruh alam semesta. Alam semesta ini diciptakan Nya dengan keadaan baik adanya (Kej 1:26-31).
Manusia diciptakan Allah sebagai puncak dan mahkota dari seluruh ciptaan. 
Manusia dipercaya dan diberi panggilan khusus oleh Allah untuk menjaga, memelihara dan mengelola seluruh ciptaan dengan baik, maka manusia dapat hidup harmonis dengan alam lingkungannya.

Berbagai tindakan yang dapat dilakukan untuk memelihara lingkungan alam, antara lain :
  • Berusaha untuk selalu membuang sampah pada tempatnya
  • Mengusahakan penghijauan di sekitar rumah atau halaman
  • Menyelamatkan sumber sumber air minum dengan membuat sumur sumur resapan air hujan di sekitar rumah
  • Ikut melindungi dan mencintai tanaman atau hewan dengan tidak merusaknya
  • Menghemat bahan bakar kendaraan bermotor

BANGSA ISRAEL MASUK TANAH TERJANJI

Dalam Kejadian 1:26-28, dikatakan bahwa manusia sebagai citra Allah, artinya serupa dan segambar dengan Allah sendiri.

Manusia dikatakan sebagai "Citra Allah" karena :
  • Manusia memiliki martabat sebagai manusia
  • Manusia mengenal dirinya sendiri
  • Menjadi tuan atas dirinya sendiri
  • Mengabdikan diri dalam kebebasan
  • Hidup dalam kebersamaan dengan orang lain
  • Dapat berelasi dengan Allah, Penciptanya
Kemampuan manusia yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan lain :
  1. Akal budi
  2. Kebebasan
  3. Hati nurani
Contoh perendahan martabat manusia :
  • Banyak orang melihat orang lain berdasarkan siapa orang tersebut (kekayaan, kedudukan)
  • Memandang orang lain lebih rendah daripada kita (kurang cantik, tampan, bodoh)
  • Memperlakukan orang lain semena mena menurut kemauan kita
  • Adanya perbudakan, penindasan, penculikan, penahanan, dsb

Penyebab adanya tindakan merendahkan martabat manusia :
  1. Tidak adanya penghargaan terhadap hidup
  2. Adanya anggapan bahwa kedudukan orang lain lebih rendah daripada dirinya
  3. Memperlakukan orang lain sebagai objek/barang
  4. Keegoisan manusia, dsb
Yesus menjunjung tinggi martabat manusia :
  • Yesus lahir di kandang sederhana
  • Yesus membela wanita yang kedapatan berbuat zinah
  • Yesus menerima Zakeus dan menghargai dia
Beberapa contoh orang (tokoh) yang memperjuangkan martabat manusia pada zaman ini yaitu : 
  • Mahatma Gandhi, 
  • Ibu Teresa dari Calcuta, 
  • Rm.Mangunwijaya.

HAK dan KEWAJIBAN sebagai ANGGOTA GEREJA

Menurut ilmu sosiologi, masyarakat adalah keseluruhan yang konkrit historis dari segala hubungan timbal balik antara manusia dan macam macam kelompok.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas luasnya dan terikat oleh kebudayaan tertentu.

Hak warga negara menurut UUD 1945 :
  1. Hak untuk hidup
  2. Hak memilih (hak aktif) dan dipilih (hak pasif)
  3. Kebebasan memeluk agama, kemerdekaan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan
  4. Hak untuk mendapat perlindungan dan perlakuan yang sama dalam Hukum dan pemerintahan
  5. Mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
  6. Hak untuk mendapat rasa aman
  7. Ikut serta dalam usaha pembelaan negara
  8. Hak untuk mendapatkan pendidikan dan hak untuk mengeluarkan pendapat
Kewajiban sebagai anggota masyarakat
  1. Memelihara keamanan
  2. Menjaga ketertiban umum
  3. Mengupayakan kesejahteraan
  4. Memelihara kebersamaan dan kerukunan demi keharmonisan hidup bersama
  5. Membayar pajak
  6. Menjunjung hukum dan pemerintahan
  7. Setia membela negara
  8. Menghormati dan memajukan kebudayaan nasional
  9. Memberikan suara dalam pemilihan umum
Para pemimpin masyarakat :

Pemimpin yang ideal 
  • adalah pemimpin yang mempunyai pemikiran cerdas, bertindak bijaksana, tidak memihak, mengutamakan kepentingan umum
Pemimpin menurut Ki Hajar Dewantara 
  • adalah pemimpin yang tut wuri handayani. Ia penuh inisiatif untuk menggerakkan dan mendukung anak buahnya, menghasilkan karya karya yang mengagumkan karena didukung dengan kerja keras, kedisiplinan dan sadar akan perannya
Pemimpin yang baik menurut Tuhan Yesus 
  • adalah orang yang rela berkorban demi kepentingan banyak orang sebagaimana disampaikan oleh Yesus dalam Yoh 10:1-18 yang maknanya adalah gembala yang baik akan mengenal domba dombanya
Pemimpin palsu atau pemimpin gadungan 
  • adalah pemimpin yang lari ketika masyarakat dalam kesulitan dan membutuhkannya
Pemimpin yang baik akan mengenal dan dikenal oleh rakyatnya/anak buahnya

Pemimpin menurut Tuhan Yesus 
  • adalah pemimpin yang menjadi abdi/pelayan banyak orang, melaksanakan hal hal yang dibutuhkan dan diharapkan banyak orang

BERIMAN KRISTIANI


Iman
Menurut Konsili Vatikan II, Kateskimus dan pengajaran Paus Yohanes Paulus II, iman terdiri dari dua unsur yaitu :

  1. Unsur pribadi yaitu percaya kepada Allah akan segala kasih dan kebijaksanaan Nya, sehingga kita mau menyerahkan diri kita tanpa syarat kepada Nya.
  2. Unsur objektif yaitu kita percaya akan isi wahyu yang diberikan Tuhan dan memegangnya sebagai sesuatu yang ilahi.
Manfaat beriman bagi manusia antara lain tidak was was atau khawatir akan hidup yang sedang dijalani, dekat dengan Allah sehingga merasa bahagia, damai, aman, tenang dan optimis dalam menata hidup.
Aspek dalam beriman :
  1. Iman adalah rahmat
  2. Iman adalah anugerah
  3. Iman itu personal
  4. Beriman itu proses
  5. Iman berkembang dalam kebersamaan dengan orang lain
Sifat-sifat iman adalah :
  1. Mengatur manusia kepada keselamatan
  2. Iman yang hidup
  3. Iman yang dihayati dan diamalkan
  4. Iman yang berbuah banyak
  5. Segala tindakan kita akhirnya merupakan bukti pengungkapan dan perwujudan iman
Kekhasan iman Kristiani terletak pada pribadi Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus tidak hanya diimani sebagai nabi utusan Allah, tetapi ia diimani sebagai perantara antara Allah dan manusia.

BERAGAMA DAN BERIMAN SEBAGAI TANGGAPAN ATAS KEHENDAK ALLAH

Unsur Hakiki dari Agama = Wahyu dan Iman
Wahyu adalah pernyataan diri Allah terhadap manusia 
                       (Allah menyatakan diri Nya kepada manusia).
Iman adalah tanggapan manusia terhadap pewahyuan diri Allah, 
                     penyerahan diri secara total kepada Allah dan 
                     kehendak Nya.
Pandangan Umum Tentang Gereja

Agama adalah sesuatu yang melekat dalam diri seseorang, berupa 
                        ungkapan dan perwujudan keyakinan pribadi yang 
                        menuntun seseorang pada keselamatan kini 
                        dan nanti di akhirat.
Agama merupakan perangkat kepercayaan (iman) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamanya serta lingkungannya, melalui doa, ritual, atau liturgi dan ajaran moral.
Ada berbagai alasan/motivasi yang muncul saat manusia menganut suatu agama :
  1. Mencari perlindungan (rasa aman) bagi hidupnya
  2. Menemukan jawaban atas persoalan hidup
  3. Menemukan arti/makna hidup
  4. Sebagai pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
  5. Memuaskan kerinduan akan masa depan yang lebih baik
  6. Pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
  7. Menemukan rasa aman ketika menghadapi kesulitan hidup
Beragama yang benar harus didasarkan pada dorongan dari dalam untuk mencari kebenaran. Beragama harus dengan motivasi untuk membangun hubungan yang semakin mendalam dengan Tuhan dan sesamanya.
Berdasarkan Nostra Aetate art.1, beragama yang benar adalah sebagai berikut :
  1. Tidak bersikap formalistis dalam beragama
  2. Benar benar mendalami ajaran agama kita
  3. Mengamalkan ajaran agama secara baik dan benar
  4. Bersikap kritis dalam menyikapi pandangan agama sendiri maupun agama orang lain