Selamat Datang
Monday, October 14, 2019
DOA KATOLIK POKOK BAHASA JEPANG
Doa Bapa Kami,
Ten ni orareru watashitachi no chichi yo,
Mina ga sei to saremasu youni,
Mi kuni ga kimasu youni.
Mi kokoro ga ten ni okonawareru toori,
chi ni mo okonawaremasu you ni.
Watashitachi no hi goto no kate wo
kyou mo O atae kudasai.
Watashitachi no tsumi wo O yurushi kudasai.
Watashitachi mo hito wo yurushimasu.
Watashitachi wo yuuwaku ni ochiirasezu,
aku kara O sukui kudasai. A-men.
Doa Salam Maria
Abe Maria megumi ni michita kata,
Shu wa anata to tomo ni oraremasu.
Anata wa onna no uchi de shukufuku sare,
Go tai nai no onko Iesu mo shukufuku sarete imasu.
Kami no haha sei Maria,
Watashitachi tsumi bito no tame ni,
ima mo, shi wo mukaeru toki mo,
O inori kudasai. A-men.
Doa Kemuliaan
Eikou wa Chichi to, Ko to, Seirei ni,
Hajime no you ni, ima mo, itsumo, yo yoni. A-men.
Doa Angelus – “Maria diberi kabar oleh Malaikat Gabriel”:
– Shu no Mi tsukai no O tsuge wo ukete,
Maria wa seirei ni yotte, Kami no On Ko wo yadosareta.
(Abe Maria…)
– Watashi wa Shu no hashitame,
O kotoba doori ni narimasu youni,
(Abe Maria…)
– Mi kotoba wa hito to nari,
Watashitachi no uchi ni sumawareta.
(Abe Maria…)
– Kami no haha sei Maria,
watashitachi no tame ni inotte kudasai,
Kirisuto no yakusoku ni kanau mono to narimasu youni.
Inorimasyou:
Kami yo, Mi tsukai no O tsuge ni yotte,
On Ko ga hito to narareta koto wo shitta watashitachi ga
Kirisuto no junan to juujika wo tooshite,
Fukkatsu no eikou ni tassuru koto ga dekiru you,
Megumi wo sosoide kudasai.
Watashitachi no Shu Iesu Kirisuto ni yotte. A-men.
Doa Ratu Surga (didoakan saat Masa PASKAH sampai dengan Hari Pantekosta)
– Kami no haha Maria, O yorokobi kudasai. Alleluia.
Anata ni yadorareta Kata wa. Alleluia.
– O kotoba doori ni fukkatsu saremashita. Alleluia.
Watashitachi no tame ni, O inori kudasai. Alleluia
– Sei Maria, O yorokobi kudasai. Alleluia.
Shu wa makoto ni fukkatsu saremashita. Alleluia.
Inorimasyou:
Kami yo, anata wa, On Ko Kirisuto no fukkatsu ni yotte,
Sekai ni yorokobi wo, O ataeni narimashita.
Kirisuto no haha, Sei Maria ni narai, watashitachi mo eien no inochi no yorokobi wo eru koto ga dekimasu youni.
Watashitachi no Shu Iesus Kirisuto ni yotte. A-men.
Doa kepada Santo Michael, Malaikat Pelindung:
Mikaeru, Shugo no Tenshi, Sho Seijin,
Ima mo itsumo watashitachi wo mamori,
Watashitachi no tame ni inotte kudasai.
A-men.
Doa kepada Malaikat Pelindung – Shugo no Tenshi e no inori:
Watashi no Shugo no Tenshi,
Shu no itsukushimi ni yotte, anata ni yudanerareta, watashi wo terashi, mamori, michibiite kudasai. A-men.
Doa Syahadat, Aku percaya, rumus singkat:
Tenchi no souzou Shu,
Zen nou no Chichi de aru Kami wo shinjimasu.
Chichi no hitori Go, watashitachi no Shu Iesu Kirisuto wo shinjimasu.
Shu wa Seirei ni yotte yadori, otome Maria kara umare,
Pontio Pirato no moto de kurushimi wo uke,
Juujika ni tsukerarete, shi ni, houmurare, yomi ni kudari,
Mikka me ni shisya no uchi kara, fukkatsu shi,
Ten ni nobotte, Zen nou no Chichi de aru Kami no migi no za ni tsuki, seisya to shisya wo sabaku tame ni koraremasu.
Seirei wo shinji,
Sei naru fuhen no kyoukai,
Seito no majiwari,
Tsumi no yurushi,
Karada no fukkatsu,
Eien no inochi wo shinjimasu.
A-men.
Ten ni orareru watashitachi no chichi yo,
Mina ga sei to saremasu youni,
Mi kuni ga kimasu youni.
Mi kokoro ga ten ni okonawareru toori,
chi ni mo okonawaremasu you ni.
Watashitachi no hi goto no kate wo
kyou mo O atae kudasai.
Watashitachi no tsumi wo O yurushi kudasai.
Watashitachi mo hito wo yurushimasu.
Watashitachi wo yuuwaku ni ochiirasezu,
aku kara O sukui kudasai. A-men.
Doa Salam Maria
Abe Maria megumi ni michita kata,
Shu wa anata to tomo ni oraremasu.
Anata wa onna no uchi de shukufuku sare,
Go tai nai no onko Iesu mo shukufuku sarete imasu.
Kami no haha sei Maria,
Watashitachi tsumi bito no tame ni,
ima mo, shi wo mukaeru toki mo,
O inori kudasai. A-men.
Doa Kemuliaan
Eikou wa Chichi to, Ko to, Seirei ni,
Hajime no you ni, ima mo, itsumo, yo yoni. A-men.
Doa Angelus – “Maria diberi kabar oleh Malaikat Gabriel”:
– Shu no Mi tsukai no O tsuge wo ukete,
Maria wa seirei ni yotte, Kami no On Ko wo yadosareta.
(Abe Maria…)
– Watashi wa Shu no hashitame,
O kotoba doori ni narimasu youni,
(Abe Maria…)
– Mi kotoba wa hito to nari,
Watashitachi no uchi ni sumawareta.
(Abe Maria…)
– Kami no haha sei Maria,
watashitachi no tame ni inotte kudasai,
Kirisuto no yakusoku ni kanau mono to narimasu youni.
Inorimasyou:
Kami yo, Mi tsukai no O tsuge ni yotte,
On Ko ga hito to narareta koto wo shitta watashitachi ga
Kirisuto no junan to juujika wo tooshite,
Fukkatsu no eikou ni tassuru koto ga dekiru you,
Megumi wo sosoide kudasai.
Watashitachi no Shu Iesu Kirisuto ni yotte. A-men.
Doa Ratu Surga (didoakan saat Masa PASKAH sampai dengan Hari Pantekosta)
– Kami no haha Maria, O yorokobi kudasai. Alleluia.
Anata ni yadorareta Kata wa. Alleluia.
– O kotoba doori ni fukkatsu saremashita. Alleluia.
Watashitachi no tame ni, O inori kudasai. Alleluia
– Sei Maria, O yorokobi kudasai. Alleluia.
Shu wa makoto ni fukkatsu saremashita. Alleluia.
Inorimasyou:
Kami yo, anata wa, On Ko Kirisuto no fukkatsu ni yotte,
Sekai ni yorokobi wo, O ataeni narimashita.
Kirisuto no haha, Sei Maria ni narai, watashitachi mo eien no inochi no yorokobi wo eru koto ga dekimasu youni.
Watashitachi no Shu Iesus Kirisuto ni yotte. A-men.
Doa kepada Santo Michael, Malaikat Pelindung:
Mikaeru, Shugo no Tenshi, Sho Seijin,
Ima mo itsumo watashitachi wo mamori,
Watashitachi no tame ni inotte kudasai.
A-men.
Doa kepada Malaikat Pelindung – Shugo no Tenshi e no inori:
Watashi no Shugo no Tenshi,
Shu no itsukushimi ni yotte, anata ni yudanerareta, watashi wo terashi, mamori, michibiite kudasai. A-men.
Doa Syahadat, Aku percaya, rumus singkat:
Tenchi no souzou Shu,
Zen nou no Chichi de aru Kami wo shinjimasu.
Chichi no hitori Go, watashitachi no Shu Iesu Kirisuto wo shinjimasu.
Shu wa Seirei ni yotte yadori, otome Maria kara umare,
Pontio Pirato no moto de kurushimi wo uke,
Juujika ni tsukerarete, shi ni, houmurare, yomi ni kudari,
Mikka me ni shisya no uchi kara, fukkatsu shi,
Ten ni nobotte, Zen nou no Chichi de aru Kami no migi no za ni tsuki, seisya to shisya wo sabaku tame ni koraremasu.
Seirei wo shinji,
Sei naru fuhen no kyoukai,
Seito no majiwari,
Tsumi no yurushi,
Karada no fukkatsu,
Eien no inochi wo shinjimasu.
A-men.
IDOLATARY
Ini bukan hal baru, tapi mungkin baru “terdengar.” Secara kamus, Idolatry adalah penyembahan berhala.
Penyembahan berhala:
- Tidak hanya terbatas pada benda atau dewa-dewa buatan manusia.
- Dalam perjanjian baru, penyembahan berhala lebih kepada keinginan hati kita terhadap sesuatu lebih dari Allah.
- Suatu hal yang baik yang kita jadikan terutama dalam hidup kita, seperti uang, karir, pasangan, penerimaan orang, keluarga, dsb.
Kita akan mengenal “berhala” kita ketika hal tersebut hilang dalam hidup kita.
Contoh:
- Jika kita kehilangan karir kita, kita akan khawatir, tetapi jika karir adalah “berhala” kita, maka kita akan hancur.
- Jika pasangan kita menghianati kita, kita akan marah, tetapi jika pasangan kita adalah “berhala” kita, maka kita akan pahit dan membencinya.
- Jika anak kita terkena narkoba, kita akan sedih, tetapi jika anak kita adalah “berhala” kita, maka akan putus asa.
Cara kerja “berhala”:
- Ia sepertinya memberikan apa yang seharusnya kita dapatkan dari Allah, seperti identitas, pengharapan, sukacita, dsb
- Tapi sebenarnya menuntut kita “mati” untuknya. Ia menuntut segalanya dalam hidup kita.
Misal,
- Mengejar karir dan uang dengan mengorbankan waktu, tenaga, bahkan keluarga.
- Bekerja menjadi penyembahan kita dan laptop kita adalah altar tempat kita mempersembahkan korban.
- Menginginkan penampilan, gym menjadi gereja kita
- Toko baju menjadi kotak persembahan kita.
- Dll
HEDONISME
- Fokus pada kesanangan dan pemuasan diri sendiri
- Mengganggap gaya hidup mewah adalah tolak ukur kebahagiaan
- Tidak pernah puas dengan apa yang dikonsumsi – mengakibatkan terus menerus mengkonsumsi, lebih dan lebih
Dampak Konsumerisme:
- Tidak bisa memprioritaskan mana yang diperlukan dan mana yang diinginkan
- Persaingan tidak sehat, gengsi atau tidak tampil adanya.
- Malu menunjukkan diri sendiri
Ciri:
Menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan.
Bagi masyarakat yang belum siap atau
kaget dengan adanya perubahan-perubahan maka akan timbul goncangan dalam
kehidupan sosial dan budaya. Akibatnya, individu menjadi tertinggal
atau bisa frustasi. Selain itu, kondisi dapat menimbulkan suatu keadaan
dan menjadi tidak serasi dalam kehidupan masyarakat. Tantangan lagi bagi
Gereja.
HEDONISME
- Fokus bahwa kehidupan adalah kesempatan untuk mengumpulkan harta
- Sumber kebahagiaan dan masa depan adalah materi
- Surga itu ada di sini, di saat hidup, di dunia ini.
- Masa deoan ada di sini, bukan di dunia nanti
Inti dari Hedonisme adalah meraup
kesenangan, menghindari penderitaan (misal pengobanan, susah, kecewa,
toleransi dll), baik kesenangan itu bersifat sementara atau kekal
Salah satu ciri Hedonis adalah
- Apatis – bersikap tak peduli akan apa yang terjadi di sekitarnya jika dirasa akan menyusahkannya
- Tidak peduli kesenangan yang didapat dia tempuh dengan cara apa
- Menghaburkan uang atas dasar kesenangan, yang penting tampil “wah”, tidak peduli jika hal ini menyusahkan orang lain
- manusia yang rapuh, mudah putus asa, cenderung tidak mau bersusah payah, selalu ingin mengambil jalan pintas, tidak hidup prihatin, dan bekerja keras.
Hedonisme menjadi tantangan bagi Gereja, misal
- Tidak berhasil menemukan “nilai lebih” dalam Gereja
- Merasa Gereja hanya buang-buang waktu dan sia-sia, apalagi disaat doa belum terkabul
Hedonisme dalam pandangan Gereja Katolik
- KGK 1718: Sabda bahagia sesuai dengan kerinduan kodrati akan kebahagiaan. Kerinduan ini berasal dari Allah. Ia telah meletakkannya di dalam hati manusia, supaya menarik mereka kepada diri-Nya, karena hanya Allah dapat memenuhinya
- “Pastilah kita semua hendak hidup bahagia, dan dalam umat manusia tidak ada seorang pun yang tidak setuju dengan rumus ini, malahan sebelum ia selesai diucapkan” (Agustinus, mor. eccl. 1,3,4).
- “Dengan cara mana aku mencari Engkau, ya Tuhan? Karena kalau aku mencari Engkau, Allahku, aku mencari kehidupan bahagia. Aku hendak mencari Engkau, supaya jiwaku hidup. Karena tubuhku hidup dalam jiwaku, dan jiwaku hidup dalam Engkau” (Agustinus, conf. 10,29).
- “Allah sendiri memuaskan”/ God alone satisfies. (Tomas Aquinas, symb. 1)
Maka prinsip hedonisme sesungguhnya tidak
sesuai dengan ajaran iman Katolik. Katekismus mengajarkan bahwa manusia
diciptakan dengan kerinduan untuk mencapai kebahagiaan, namun
kebahagiaan yang dimaksud di sini adalah kebahagiaan yang tidak terbatas
oleh kesenangan duniawi, tetapi kebahagiaan yang tak terukur yang hanya
dapat dipenuhi oleh Tuhan. Sebuah tantangan bagi Gereja.
ATHEIS PRAKTIS
Ateisme praktis adalah sikap hidup yang tidak menghiraukan hal-hal religius
- Fokus pada ilmu pengetahuan, rasionalisme, kepintaran manusia, logika
- Menjalani hidupnya, seolah-olah Allah tidak ada
- Bagi mereka ada tidaknya Allah bukan persoalan. Sikap hidup demikian semakin tampak manakala orang. Dengan kata lain orang tidak peduli tentang adanya Allah, karena orang mengambil sikap acuh tak acuh terhadap-Nya
Tidak ada yang tahu pasti apa yang
menyebabkan terjadinya fenomena ini, karena tidak ada penelitian
langsung mengenai hal ini. Tetapi dari pengamatan subjektif di berbagai
forum diskusi termasuk forum-forum ateis, ada dua hal yang menonjol yang
mungkin bisa menjadi penyebabnya.
- Pertama: Kampanye sains yang kemudian dikorelasikan erat dengan ateisme sehingga perkembangan sains dianggap erat kaitannya dengan kemenangan ateisme.
- Kedua: Kebosanan dan kejengkelan yang sudah begitu tinggi dalam menghadapi intoleransi yang mengatasnamakan agama, sehingga karena nilai nilai baik agama-agama secara faktual dianggap hanya omong kosong kemudian banyak orang yang memilih tidak beragama. Atau kalaupun terpaksa beragama sekedar mematuhi aturan normatif negara dan/atau melindungi diri dari tekanan masyarakat, walaupun pada kenyataannya sudah ada ketidakpercayaan terhadap nilai-nilai agama.
Walaupun di negara kita sepertinya Ateis
tidak terlalu besar, namun tidak menutup kemungkinan bisa berkembang
pesat – jika Gereja tidak membentengi diri dengan baik.
Subscribe to:
Posts (Atom)