Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Monday, October 14, 2019

HEDONISME

  • Fokus bahwa kehidupan adalah kesempatan untuk mengumpulkan harta
  • Sumber kebahagiaan dan masa depan adalah materi
  • Surga itu ada di sini, di saat hidup, di dunia ini.
  • Masa deoan ada di sini, bukan di dunia nanti
Inti dari Hedonisme adalah meraup kesenangan, menghindari penderitaan (misal pengobanan, susah, kecewa, toleransi dll), baik kesenangan itu bersifat sementara atau kekal
Salah satu ciri Hedonis adalah
  • Apatis – bersikap tak peduli akan apa yang terjadi di sekitarnya jika dirasa akan menyusahkannya
  • Tidak peduli kesenangan yang didapat dia tempuh dengan cara apa
  • Menghaburkan uang atas dasar kesenangan, yang penting tampil “wah”, tidak peduli jika hal ini menyusahkan orang lain
  • manusia yang rapuh, mudah putus asa, cenderung tidak mau bersusah payah, selalu ingin mengambil jalan pintas, tidak hidup prihatin, dan bekerja keras.
Hedonisme menjadi tantangan bagi Gereja, misal
  • Tidak berhasil menemukan “nilai lebih” dalam Gereja
  • Merasa Gereja hanya buang-buang waktu dan sia-sia, apalagi disaat doa belum terkabul
Hedonisme dalam pandangan Gereja Katolik
  • KGK 1718: Sabda bahagia sesuai dengan kerinduan kodrati akan kebahagiaan. Kerinduan ini berasal dari Allah. Ia telah meletakkannya di dalam hati manusia, supaya menarik mereka kepada diri-Nya, karena hanya Allah dapat memenuhinya
  • “Pastilah kita semua hendak hidup bahagia, dan dalam umat manusia tidak ada seorang pun yang tidak setuju dengan rumus ini, malahan sebelum ia selesai diucapkan” (Agustinus, mor. eccl. 1,3,4).
  • “Dengan cara mana aku mencari Engkau, ya Tuhan? Karena kalau aku mencari Engkau, Allahku, aku mencari kehidupan bahagia. Aku hendak mencari Engkau, supaya jiwaku hidup. Karena tubuhku hidup dalam jiwaku, dan jiwaku hidup dalam Engkau” (Agustinus, conf. 10,29).
  • “Allah sendiri memuaskan”/ God alone satisfies. (Tomas Aquinas, symb. 1)
Maka prinsip hedonisme sesungguhnya tidak sesuai dengan ajaran iman Katolik. Katekismus mengajarkan bahwa manusia diciptakan dengan kerinduan untuk mencapai kebahagiaan, namun kebahagiaan yang dimaksud di sini adalah kebahagiaan yang tidak terbatas oleh kesenangan duniawi, tetapi kebahagiaan yang tak terukur yang hanya dapat dipenuhi oleh Tuhan. Sebuah tantangan bagi Gereja.

No comments:

Post a Comment