Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Thursday, October 10, 2019

DASAR IMAN KATOLIK

Hampir semua denominasi Protestan mengatakan 
Hanya Alkitab sumber Iman Kristiani (Sola Scriptura) 
tetapi tidak untuk gereja Katolik. 

Lalu apakah dengan ini gereja Katolik tidak menghargai kitab suci? oh tentu tidak sebab alkitab sendiri ditetapkan oleh gereja Katolik maka adalah aneh jika justru Katolik tidak menghargai kitab suci (untuk lebih jelasnya baca Sejarah Alkitab). 

Gereja Katolik menerima Kitab suci sebagai dasar iman tetapi bukan satu-satunya dasar iman. 

mengapa? 
Sebab masih ada 2 hal yang lain 
yaitu:

Hak Mengajar Gereja (Magisterium).
Mengapa Gereja memiliki wewenang mengajar? 
sebab Gereja adalah Pondasi kebenaran 
"...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" 
(1 tim 3:15) 
dan juga karena Yesus sendiri memberikan wewenang itu kepada Petrus secara pribadi 
(Mat 16:18-19)
dan kepada Para Rasul yang lain 
(Mat 18:18; Lk 10:16) 
atas dasar inilah maka jemaatawal taat pada pengajaran para rasul 
(Kis 2:42). 

lalu apakah hak mengajar ini hanya untuk para rasul atau diwariskan kepada para penggantinya? 
tentu saja hak mengajar ini diwariskan sebab Yesus menjanjikan Gereja-Nya akan bertahan sampai sepanjang masa 
(Matius 28:20), 

kita tahu para rasul tidak akan bertahan sepanjang masa karena mereka adalah manusia tentu secara akal sehat pastilah wewenang itu diwariskan supaya gereja dengan pola yang sama seperti dahulu (Apostolik) tetap bertahan sepanjang masa.


Tradisi Suci.
Tradisi Suci adalah ajaran yang tidak tertulis seperti yang diungkapkan dalam:
  • Kis 2:42 
di mana dikatakan bahwa jemaat kristen perdana bertekun dalam pengajaran para rasul, jauh sebelum tulisan-tulisan Perjanjian Baru sendiri lahir. Jadi kehidupan iman Gereja tidak terbatas pada buku saja,tetapi juga pada ajaran lisan para pemimpin suci yang ditetapkan oleh Tuhan.
  • 1Kor 15:3 
di mana dikatakan oleh Paulus bahwa kebenaran tentang Yesus Kristus dia terima sendiri (jelas secara lisan)
  • 2Tes 2:15 
dimana Paulus menasehati umatnya: "Berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik itu secara lisan maupun secara tertulis." Ajaran-ajaran yang tidak tertulis semacam itulah yang kita sebut Tradisi.
  • Yoh 21:25 
yang berbunyi: "Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat Yesus, tetapi jikalau sernuanya itu harus dituliskan satu per satu. maka agaknya dunia ini tidak memuat semua kitab yang harus ditulis itu." 
  • Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan penulisan injilnya bukanlah untuk mendaftar semua ajaran kristen atau membuat daftar lengkap dari ucapan dan perbuatan Yesus. Yang dia tulis hanyalah hal-hal yang paling mendasar untuk keselamatan manusia. 

Hal yang sama kiranya berlaku untuk kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya.
"Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, 
tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. 
Tetapi apabila Ia datang, 
yaitu Roh Kebenaran, 
Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; 
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, 
tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah 
yang akan dikatakan-Nya 
dan Ia akan memberitakan kepadamu 
hal-hal yang akan datang." 
(Yoh 16:12-13) 
Bagaimana Roh Kudus akan membimbing kepada keseluruhan kebenaran jika karyanya dibatasi oleh Tradisi yang sudah dibukukan dalam alkitab

apakah Tradisi ini terjamin kebenarannya karena tidak tertulis?. 
Tradisi terjamin kebenarannya karena dipelihara oleh Gereja yang adalah tiang Pondasi kebenaran 
"...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 tim 3:15).

Contoh Tradisi Suci adalah 
masalah Maria diangkat ke Surga ini sebenarnya 
adalah Tradisi Apostolik karena paham ini berkembang sejak jaman dahulu ketika masih dekat dengan masa Para Rasul seperti yang 
diungkapkan oleh: St. Gregory (594 AD), bishop of Tours, 
declared that 
"the Lord . . . commanded the body of Mary be taken in a cloud into paradise; where now, rejoined to the soul, Mary reposes with the chosen ones." 
St. Germaine I (+732 AD), Patriarch of Constantinople, 
speaks thusly to Mary, 
"Thou art . . . the dwelling place of God . . . exempt from all dissolution into dust.
And St. John Damascene asserted, 
"He who had been pleased to become incarnate (of) her . . . was pleased . . . to honor her immaculate and undefiled body with incorruption . . . prior to the common and universal resurrection.".............. 

hingga akhirnya paham ini dijadikan dogma secara resmi t
ahun 1 November 1950 oleh Paus Pius XII dan paham ini juga dapat digali dalam alkitab (lihat pada Maria sebagai Tabut perjanjian, 
Maria dikandung tanpa Noda dosa & Maria diangkat ke Surga) dari contoh jelas Alkitab dan Tradisi saling menunjang bahkan sebenarnya Alkitab adalah Tradisi yang Tertulis seperti yang diungkapkan dalam Lukas 1:1-4 yang bila kita baca prolog injil tsb maka alurnya akan tampak seperti ini: 
pada mulanya adalah ajaran lisan yang disampaikan orang-orang yang merupakan saksi mata apa yang diperbuat Yesus dan "Pelayan Firman" lalu Penulis injil lukas membukukan semuanya setelah diselidiki kebenarannya supaya memperkuat keyakinan bahwa apa yang sudah diterima (secara Lisan) adalah benar adanya.
(uraian sekilas tentang Tradisi Suci, lihat artikel singkat tentang Tradisi Suci)

Dari uraian mengenai 
Tradisi - Kitab Suci - Magisterium jelaslah 
bahwa Dari uraian di atas nampak betapa eratnya hubungan Tradisi dan Alkitab. 

Oleh karena itu 
Alkitab harus ditafsirkan dalam konteks dan dalam kesatuan dengan Tradisi. 

Sulit membayangkan penafsiran Alkitab lepas dari Tradisi, 
sebab sebelum Alkitab ditulis, 
Sabda Allah itu sudah lebih dahulu dihayati dalam Tradisi. 

Sebaliknya, 
karena penulisan Alkitab itu 
ada di bawah pengaruh Roh Kudus sendiri, 
maka Tradisi yang dihayati Gereja di segala jaman itu 
harus dikontrol dalam terang Alkitab. 
dan dalam menafsirkan Tradisi & Alkitab 
Gereja Yesus Kristuslah yang mendapat wewenang untuk mengajar dan wewenang untuk mengajar soal-soal iman dan susila ada di tangan para uskup sebagai pewaris sah para rasul dengan Paus sebagai pemimpin, 
yakni pengganti Petrus. 

mengapa? 
sebab dalam 2Pet 3:15-16 
diingatkan bahwa Alkitab sangat sulit untuk dimengerti 
sehingga butuh wewenang khusus 
untuk menafsirkannya dan wewenang itu 
ada ditangan Gereja 
yang sudah diberi wewenang oleh Yesus sendiri.

PARA USKUP KAS


HIERARKI

Menurut Ajaran resmi Gereja struktur Hierarkis termasuk hakikat kehidupan-nya juga. Perutusan ilahi, yang dipercayakan Kristus kepada para rasul itu, akan berlangsung sampai akhir zaman (lih. Mat 28:20). Sebab Injil, yang harus mereka wartakan, bagi Gereja merupakan azas seluruh kehidupan untuk selamanya. Maka dari itu dalam himpunan yang tersusun secara hirarkis yaitu para Rasul telah berusha mengangkat para pengganti mereka.Maka Konsili mengajarkan bahwa "atas penetapan ilahi para uskup menggantikan para rasul sebagai gembala Gereja" Kepada mereka itu para Rasul berpesan, agar mereka menjaga seluruh kawanan, tempat Roh Kudus mengangkat mereka untuk menggembalakan jemaat Allah (lih. Kis 20:28).(LG 20). Pengganti meraka yakni, para Uskup, dikehendaki-Nya menjadi gembala dalam Gereja-Nya hingga akhir jaman (LG 18).

makdud dari "atas penetapan ilahi para uskup menggantikan para rasul sebagai gembala Gereja" ialah bahwa dari hidup dan kegiatan Yesus timbulah keplompok orang yang kemudian berkembang menjadi Gereja, seperti yang dikenal sekarang. Proses perkembangan pokok itu terjadi dalam Gereja perdana atau Gereja para rasul, Yakni Gereja yang mengarang Kitab Suci Perjanjian baru. Jadi, dalam kurun waktu antara kebangkitan Yesus dan kemartiran St. Ignatius dari Antiokhia pada awal abad kedua, secara prinsip terbentuklah hierarki Gereja sebagaimana dikenal dalam Gereja sekarang.

Striktur Hierarkis Gereja yang sekarang terdiri dari dewan para Uskup dengan Paus sebagai kepalanya, dan para imam serta diakon sebagai pembantu uskup

1. Para Rasul

Sejarah awal perkembangan Hierarki adalah kelompok keduabelas rasul. Inilah kelompok yang sudah terbentuk waktu Yesus masih hidup. Seperti Paulus juga menyebutnya kelompok itu " mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku" (Gal 1:17). Demikian juga Paulus pun seorang rasul, sebagaimana dalam Kitab Suci (1Kor 9:1, 15:9, dsb)

Pada akhir perkembangannya ada struktur dari Gereja St. Ignatius dari Antiokhia, yang mengenal "penilik" (Episkopos), "penatua" (presbyteros), dan "pelayan" (diakonos). Struktur ini kemudian menjadi struktur Hierarkis yang terdiri dari uskup, imam dan diakon.

2. Dewan Para Uskup

Pada akhir zaman Gereja perdana, sudah diterima cukup umum bahwa para uskup adalah pengganti para rasul, seperti juga dinyatakan dalam Konsili Vatikan II (LG 20). Tetapi hal itu tidak berarti bahwa hanya ada dua belas uskup (karena duabelas rasul). Disini dimaksud bukan rasul satu persatu diganti oleh orang lain, tetapi kalangan para rasul sebagai pemimpin Gereja diganti oleh kalangan para uskup. hal tersebut juga di pertegas dalam Konsili Vatikan II (LG 20 dan LG 22).

Tegasnya, dewan para uskup menggantikan dewan para rasul. Yang menjadi pimpinan Gereja adalah dewan para uskup. Seseorang diterima menjadi uskup karena diterima kedalam dewan itu. itulah Tahbisan uskup, "Seorang menjadi anggota dewan para uskup dengan menerima tahbisan sakramental dan berdasarkan persekutuan hierarkis dengan kepada maupun para anggota dewan" (LG 22). Sebagai sifat kolegial ini, tahbisan uskup belalu dilakukan oleh paling sedikit tiga uskup, sebab tahbisan uskup berarti bahwa seorang anggota baru diterima kedalam dewan para uskup (LG 21).

3. Paus

Kristus mengangkat Petrus menjadi ketua para rasul lainnya untuk menggembalakan umat-Nya. Paus, pengganti Petrus adalah pemimpin para uskup.

Menurut kesaksian tradisi, Petrus adalah uskup Roma pertama. Karena itu Roma selalu dipandang sebagai pusat dan pedoman seluruh Gereja. Maka menurut keyakinan tradisi, uskup roma itu pengganti petrus, bukan hanya sebagai uskup lokal melainkan terutama dalam fungsinya sebagai ketua dewan pimpinan Gereja. Paus adalah uskup Roma, dan sebagai uskup Roma ia adalah pengganti Petrus dengan tugas dan kuasa yang serupa dengan Petrus. hal ini dapat kita lihat dalam sabda Yesus sendiri :

"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Mat 16:17-19).

4. Uskup

Paus adalah juga seorang uskup. kekhususannya sebagai Paus, bahwa dia ketua dewan para uskup. Tugas pokok uskup ditempatnya sendiri dan Paus bagi seluruh Gereja adalah pemersatu. Tugas hierarki yang pertama dan utama adalah mempersatukan dan mempertemukan umat. Tugas itu boleh disebut tugas kepemimpinan, dan para uskup "dalam arti sesungguhnya disebut pembesar umat yang mereka bimbing" (LG 27).

Tugas pemersatu dibagi menjadi tiga tugas khusus menurut tiga bidang kehidupan Gereja. Komunikasi iman Gereja terjadi dalam pewartaan, perayaan dan pelayanan. Maka dalam tiga bidang itu para uskup, dan Paus untuk seluruh Gereja, menjalankan tugas kepemimpinannya. "Diantara tugas-tugas utama para uskup pewartaan Injilah yang terpenting" (LG 25). Dalam ketiga bidang kehidupan Gereja uskup bertindak sebagai pemersatu, yang mempertemukan orang dalam komunikasi iman.

5. Imam

Pada zaman dahulu, sebuah keuskupan tidak lebih besar daripada sekarang yang disebut paroki. Seorang uskup dapat disebut "pastor kepala" pada zaman itu. dan imam-imam "pastor pembantu", lama kelamaan pastor pembantu mendapat daerahnya sendiri, khususnya di pedesaan. Makin lama daerah-daerah keuskupan makin besar. Dengan Demikian, para uskup semakin diserap oleh tugas oraganisasi dan administrasi. Tetapi itu sebetulnya tidak menyangkut tugasnya sendiri sebagai uskup, melainkan cara melaksanakannya. sehingga uskup sebagai pemimpin Gereja lokal, jarang kelihatan ditengah-tengah umat.

melihat perkembangan demikian, para imam menjadi wakil uskup. "Di masing-masing jemaat setempat dalam arti tertentu mereka menghadirkan uskup. Para imam dipanggil melayani umat Allah sebagai pembantu arif bagi badan para uskup, sebagai penolong dan organ mereka" (LG 28).

Tugas konkret mereka sama seperti uskup: "Mereka ditahbiskan untuk mewartakan Injil serta menggembalakan umat beriman, dan untuk merayakan ibadat ilahi"

6. Diakon

"Pada tingkat hiererki yang lebih rendah terdapat para diakon, yang ditumpangi tangan 'bukan untuk imamat, melainkan untuk pelayanan'" (LG29). Mereka pembantu uskup tetapi tidak mewakilinya.

Para uskup mempunyai 2 macam pembantu, yaitu pembantu umum (disebut imam) dan pembantu khusus (disebut diakon). Bisa dikatakan juga diakon sebagai "pembantu dengan tugas terbatas". jadi diakon juga termasuk kedalam anggota hierarki

oo 000 ooo

Istilah nama:

seorang kardinal adalah seorang uskup yang diberi tugas dan wewenang memilih Paus baru, bila ada seorang Paus yang meninggal. (karena Paus adalah uskup roma, maka Paus baru sebetulnya dipilih oleh pastor-pastor kota Roma, khususnya pastor-pastor dari gereja-gereja "utama" (cardinalis)). Dewasa ini para kardinal dipilih dari uskup-uskup seluruh dunia. lama kelamaan para kardinal juga berfungsi sebagai penasihat Paus, bahkan fungsi kardinal menjadi suatu jabatan kehormatan. Para kardinal diangkat oleh Paus. Sejak abad ke 13 warna pakaian khas adalah merah lembayung.

ALLAH SETIA

Manusia yang diberikan Kehendak Bebas, kadang menyalahgunakan untuk menanggapi kebaikan Allah. Bahkan manusia menolak dan meninggalkan Allah.

tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.(Kej 3:3-6)

Rusaknya keselarasan hubungan manusia dengan Allah, akibat manusia ingin mengejar kebahagiaan yang tanpa Allah, setelah sadar kita mengetahui, betapa semunya kebahagiaan tersebut. maka tindakan manusia tersebut mengakibatkan dosa. dimana manusia kehilangan Rahmat kekudusannya (Bdk KGK 399)

Meskipun manusia jadtuh dalam dosa, Allah tidak membiarkan ciptaan-Nya hancur karena dosa, Allah tetap melangsungkan rencana keselamatan bagi manusia dan alam semesta. hal ini dapat kita lihat bagimana perjanjian-perjanjian Allah dengan Nuh (Kej 9:12-16), demikian juga Allah membentuk sejarah Keselamatan. Ia memanggil Abram, yang kemudian befrganti nama menjadi Abram, yang kemudian berganti nama menjadi Abraham. Allah juga meneguhkan iman Abraham dan memperbaharui perjanjian-Nya (bdk Kej 15:5-7); 17:1-8; 22:11-8). Dengan demikian Abraham menyerahkan seutuh hidupnya kepada Allah demi terlaksanya janji Allah. Allah juga memanggil Musa untuk membebaskan umat-Nya keluar dari perbudakan dan mengatar mereka ketanah terjanji. (Bdk kel 3:7-10). demikian juga dengan Yosua, Daud, nabi Natan.

Yesus Kristus.
Allah lewat putra-Nya yang Tunggal menegaskan kembali kasih setia-Nya

Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.(Mat 26:26-28)

Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang." Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. (Luk 22:17-20)

Perikop diatas dimaksudkan yesus untuk menjalin hubungan khusus antara Allah dengan umat manusia di dalam diri-Nya demi keselamatan umat manusan dan sekaligus memperbaharui dan meningkatkan hubungan khusus yang dahulu dijalin Allah dengan umat-Nya. Perjanjian baru ini adalah perjanjian Kekal, sebab, hubungan Allah dengan umat manusia di dalam Yesus Kristus tidak pernah akan putus. Dengan demikian kita mengetahui betapa kasih setia Allah kepada umat Ciptaan-Nya.

ALLAH MURAH HATI

Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah begitu murah hati kepada umat-Nya 

Perikop dibawah ini menunjukan kepada kita 
bahwa Allah tidak hanya memberi hidup, 
tetapi juga memenuhi kebutuhan hidup umat-Nya.

Jadi, 
janganlah kamu mempersoalkan 
apa yang akan kamu makan 
atau apa yang akan kamu minum 
dan janganlah cemas hatimu. 

Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia 
yang tidak mengenal Allah. 
Akan tetapi Bapamu tahu, 
bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu. 
(Luk 12:29-30)

Bagimana kita bersikap 
sebaiknya menanggapi kebaikan Allah akan kemurahan hatiNya? 
sudah barang tentu kita menjawab kemurahan hati Allah 
dengan bermurah hati kepada sesama dan kepada ciptaan Allah, 
karena dengan demikian kita berbuat baik kepada diri kita 
(Bdk Am 11:17). 

Tuhan Yesus bersabda 
"Hendaklah kamu murah hati, 
sama seperti Bapamu adalah murah hati." 
(Luk 6:36)

ALLAH PENYELAMAT

Sebelum Tobia mendekati ayahnya 
berkatalah Rafael kepadanya: 
"Aku yakin bahwa mata ayahmu akan dibuka." 
 
Sapulah empedu ikan itu kepada matanya. 
Obat itu akan memakan dahulu,
lalu mengelupaskan bintik-bintik putih itu dari matanya. 
 
Maka ayahmu akan melihat lagi dan memandang cahaya." 
 
Adapun Hana bergegas-gegas mendekap anaknya, 
lalu berkatalah ia kepadanya: 
"Setelah engkau kulihat, anakku, 
maka mulai sekarang aku dapat mati." 
 
Maka ia menangis. 
Tobitpun berdiri dan meskipun kakinya tersandung 
namun ia keluar dari pintu pelataran rumah. 
 
Tobia menghampirinya dengan empedu ikan itu di tangan lalu ditiupinya mata Tobit. 
Ditopangnya ayahnya dan kemudian 
berkatalah ia kepadanya: 
"Tetapkan hati, pak!" 
 
Selanjutnya obat itu dikenakannya padanya dan dibiarkannya sebentar. 
Lalu dengan kedua tangannya dikelupaskannya sesuatu dari ujung-ujung matanya. 
 
Maka Tobit mendekap Tobia sambil menangis. 
Katanya: "Aku melihat engkau, anakku, cahaya mataku!" 
 
Ia menyambung pula:
"Terpujilah Allah, 
terpujilah nama-Nya yang besar, 
terpujilah para malaikat-Nya yang kudus. 
 
Hendaklah nama Tuhan yang besar ada di atas kita 
dan terpujilah hendaknya segala malaikat 
untuk selama-lamanya. 
Sungguh aku telah disiksa oleh Tuhan, 
tetapi kulihat anakku Tobia!" 
(To 11:7-14)

Perikop diatas memberikan gambaran 
bahwa 
Tobit memang mengalami suatu cobaan, 
memang dalam penderitaannya itu, 
Tobit tampak biasa-biasa saja, 
namun didalam penderitaannya itu 
tampaklah karya Allah. 
Allah telah menyembuhkannya 
dengan perantaraan anaknya, Tobia.

Allah memberikan keselamatan kepada siapa saja, 
karena Allah memang menghendakinya 
agar setiap orang dapat menikmati 
kebahagiaan dan keselamatan 
yang telah Ia rencanakan.

Tanpa sadar 
bahwa Allah juga berkarya dalam keselamatan di dinia ini, 
hal ini bisa kita sadari dalam kehidupan kita sehari-hari, 
bilamana kita mendapat pertolongan 
dari saudara kita, teman, tetangga dan lainnya. 
 
Karya Allah dalam kehidupan sehari-hari 
yang kita dapat rasakan, 
namun kadang kita menginkarinya, 
bilamana kita terhindar dari marabahaya.

ALLAH PENCIPTA

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 

Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. 

Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." 
Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 
Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. 
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. 

Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 
Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. 
Dan jadilah demikian. 
Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. 
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. 

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." 
Dan jadilah demikian. 
Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. 
Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." 
Dan jadilah demikian. 
Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. 
Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. 

Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." 
Dan jadilah demikian.
Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. 
Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. 

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 
Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 
Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima. 

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 

Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." 
Dan jadilah demikian. 
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. 
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. 

Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 

Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, 
berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. 

Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, — (Kej 1:1-2:4)

Allah adalah Maha Besar (Ibr 1:3) dan Maha Baik, 
Karena pengetahuan kita tentang Allah itu terbatas, 
maka pembicaraan kita tentang Allah pun demikian juga. 

Kita hanya dapat berbicara tentang Allah dari sudut pandang ciptaan dan sesuai dengan cara mengerti dan cara berpikir manusiawi kita yang terbatas.
(KGK 40)

Kita mengetahui, 
Apa yang dilakukan oleh Allah untuk kita, 
selalu Ia lakukan karena kasihNYA kepada kita, 
Allah telah merencanakan yang serba baik bagi manusia. 

Apa yang ditulis di dalam Kitab Suci 
(Kitab Kejadian-penciptaan) 
adalah 
Allah yang begitu baik bagi kita.