Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Thursday, October 10, 2019

DASAR IMAN KATOLIK

Hampir semua denominasi Protestan mengatakan 
Hanya Alkitab sumber Iman Kristiani (Sola Scriptura) 
tetapi tidak untuk gereja Katolik. 

Lalu apakah dengan ini gereja Katolik tidak menghargai kitab suci? oh tentu tidak sebab alkitab sendiri ditetapkan oleh gereja Katolik maka adalah aneh jika justru Katolik tidak menghargai kitab suci (untuk lebih jelasnya baca Sejarah Alkitab). 

Gereja Katolik menerima Kitab suci sebagai dasar iman tetapi bukan satu-satunya dasar iman. 

mengapa? 
Sebab masih ada 2 hal yang lain 
yaitu:

Hak Mengajar Gereja (Magisterium).
Mengapa Gereja memiliki wewenang mengajar? 
sebab Gereja adalah Pondasi kebenaran 
"...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" 
(1 tim 3:15) 
dan juga karena Yesus sendiri memberikan wewenang itu kepada Petrus secara pribadi 
(Mat 16:18-19)
dan kepada Para Rasul yang lain 
(Mat 18:18; Lk 10:16) 
atas dasar inilah maka jemaatawal taat pada pengajaran para rasul 
(Kis 2:42). 

lalu apakah hak mengajar ini hanya untuk para rasul atau diwariskan kepada para penggantinya? 
tentu saja hak mengajar ini diwariskan sebab Yesus menjanjikan Gereja-Nya akan bertahan sampai sepanjang masa 
(Matius 28:20), 

kita tahu para rasul tidak akan bertahan sepanjang masa karena mereka adalah manusia tentu secara akal sehat pastilah wewenang itu diwariskan supaya gereja dengan pola yang sama seperti dahulu (Apostolik) tetap bertahan sepanjang masa.


Tradisi Suci.
Tradisi Suci adalah ajaran yang tidak tertulis seperti yang diungkapkan dalam:
  • Kis 2:42 
di mana dikatakan bahwa jemaat kristen perdana bertekun dalam pengajaran para rasul, jauh sebelum tulisan-tulisan Perjanjian Baru sendiri lahir. Jadi kehidupan iman Gereja tidak terbatas pada buku saja,tetapi juga pada ajaran lisan para pemimpin suci yang ditetapkan oleh Tuhan.
  • 1Kor 15:3 
di mana dikatakan oleh Paulus bahwa kebenaran tentang Yesus Kristus dia terima sendiri (jelas secara lisan)
  • 2Tes 2:15 
dimana Paulus menasehati umatnya: "Berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik itu secara lisan maupun secara tertulis." Ajaran-ajaran yang tidak tertulis semacam itulah yang kita sebut Tradisi.
  • Yoh 21:25 
yang berbunyi: "Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat Yesus, tetapi jikalau sernuanya itu harus dituliskan satu per satu. maka agaknya dunia ini tidak memuat semua kitab yang harus ditulis itu." 
  • Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan penulisan injilnya bukanlah untuk mendaftar semua ajaran kristen atau membuat daftar lengkap dari ucapan dan perbuatan Yesus. Yang dia tulis hanyalah hal-hal yang paling mendasar untuk keselamatan manusia. 

Hal yang sama kiranya berlaku untuk kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya.
"Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, 
tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. 
Tetapi apabila Ia datang, 
yaitu Roh Kebenaran, 
Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; 
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, 
tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah 
yang akan dikatakan-Nya 
dan Ia akan memberitakan kepadamu 
hal-hal yang akan datang." 
(Yoh 16:12-13) 
Bagaimana Roh Kudus akan membimbing kepada keseluruhan kebenaran jika karyanya dibatasi oleh Tradisi yang sudah dibukukan dalam alkitab

apakah Tradisi ini terjamin kebenarannya karena tidak tertulis?. 
Tradisi terjamin kebenarannya karena dipelihara oleh Gereja yang adalah tiang Pondasi kebenaran 
"...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 tim 3:15).

Contoh Tradisi Suci adalah 
masalah Maria diangkat ke Surga ini sebenarnya 
adalah Tradisi Apostolik karena paham ini berkembang sejak jaman dahulu ketika masih dekat dengan masa Para Rasul seperti yang 
diungkapkan oleh: St. Gregory (594 AD), bishop of Tours, 
declared that 
"the Lord . . . commanded the body of Mary be taken in a cloud into paradise; where now, rejoined to the soul, Mary reposes with the chosen ones." 
St. Germaine I (+732 AD), Patriarch of Constantinople, 
speaks thusly to Mary, 
"Thou art . . . the dwelling place of God . . . exempt from all dissolution into dust.
And St. John Damascene asserted, 
"He who had been pleased to become incarnate (of) her . . . was pleased . . . to honor her immaculate and undefiled body with incorruption . . . prior to the common and universal resurrection.".............. 

hingga akhirnya paham ini dijadikan dogma secara resmi t
ahun 1 November 1950 oleh Paus Pius XII dan paham ini juga dapat digali dalam alkitab (lihat pada Maria sebagai Tabut perjanjian, 
Maria dikandung tanpa Noda dosa & Maria diangkat ke Surga) dari contoh jelas Alkitab dan Tradisi saling menunjang bahkan sebenarnya Alkitab adalah Tradisi yang Tertulis seperti yang diungkapkan dalam Lukas 1:1-4 yang bila kita baca prolog injil tsb maka alurnya akan tampak seperti ini: 
pada mulanya adalah ajaran lisan yang disampaikan orang-orang yang merupakan saksi mata apa yang diperbuat Yesus dan "Pelayan Firman" lalu Penulis injil lukas membukukan semuanya setelah diselidiki kebenarannya supaya memperkuat keyakinan bahwa apa yang sudah diterima (secara Lisan) adalah benar adanya.
(uraian sekilas tentang Tradisi Suci, lihat artikel singkat tentang Tradisi Suci)

Dari uraian mengenai 
Tradisi - Kitab Suci - Magisterium jelaslah 
bahwa Dari uraian di atas nampak betapa eratnya hubungan Tradisi dan Alkitab. 

Oleh karena itu 
Alkitab harus ditafsirkan dalam konteks dan dalam kesatuan dengan Tradisi. 

Sulit membayangkan penafsiran Alkitab lepas dari Tradisi, 
sebab sebelum Alkitab ditulis, 
Sabda Allah itu sudah lebih dahulu dihayati dalam Tradisi. 

Sebaliknya, 
karena penulisan Alkitab itu 
ada di bawah pengaruh Roh Kudus sendiri, 
maka Tradisi yang dihayati Gereja di segala jaman itu 
harus dikontrol dalam terang Alkitab. 
dan dalam menafsirkan Tradisi & Alkitab 
Gereja Yesus Kristuslah yang mendapat wewenang untuk mengajar dan wewenang untuk mengajar soal-soal iman dan susila ada di tangan para uskup sebagai pewaris sah para rasul dengan Paus sebagai pemimpin, 
yakni pengganti Petrus. 

mengapa? 
sebab dalam 2Pet 3:15-16 
diingatkan bahwa Alkitab sangat sulit untuk dimengerti 
sehingga butuh wewenang khusus 
untuk menafsirkannya dan wewenang itu 
ada ditangan Gereja 
yang sudah diberi wewenang oleh Yesus sendiri.

No comments:

Post a Comment