Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Sunday, December 22, 2019

PERTEMUAN ADVEN II - DES 2019

Tujuan
Umat mampu melihat bersama sejauh mana daya ubah (transformasi) hidup beriman ke dalam sudah terjadi dan telah digiatkan dalam komunitas.
Pra Wacana Pertemuan
Gereja harus bersifat transformatif (Gereja yang berdaya ubah)! Berdaya ubah bagi seluruh anggota-anggota maupun bagi masyarakat. Gereja menjadikan anggota-anggotanya hidup dalam kesatuan kasih dengan Allah yang akan berakibat dalam relasi baru dengan sesama. Berkat kehadiran Roh Kudus, Gereja membawa seluruh anggotanya menjadi anak-anak Allah. Roh Kudus yang bekerja dalam Gereja berdaya ubah menyatukan seluruh hati anggotanya.
Paguyuban atau lingkungan kita menjadi bagian gereja yang disatukan oleh Roh Kudus. Kita disatukan hati kita oleh Roh Kudus dalam komunitas murid-murid Kristus. Gereja bukan lah segerombolan pribadi-pribadi yang tanpa bentuk tetapi sebuah persekutuan murid-murid Kristus. Persekutuan yang berkembang secara jiwa dan semangat yang sama (organis) dan cara pengaturan yang menjamin pertumbuhan dan perkembangan kominitas (organisatoris). Apakah kita mempunyai kesadaran sebagai anggota paguyuban sudah berdaya ubah (transformatif)? Segi daya ubah ini juga apakah sudah dirasakan oleh seluruh warga paguyuban? Mencari dan mengevaluasi “daya ubah” paguyuban menjadi sangat penting supaya kita semakin memuliakan Allah.
Langkah Proses Pertemuan
A. Pembuka
1. Nyanyian Pembuka
Pemandu dapat mengajak peserta membuka dengan lagu-lagu yang memberikan semangat satu kesatuan hati.
  1. Doa Pembuka
    Doa ini hanya salah satu alternatif, pemandu dapat menyesuaikannya dengan situasi umat.
Bapa yang Maha Kasih, Allah segala penghiburan, dalam Masa Adven kedua ini, utuslah terang Roh Kudus Mu, agar kami dapat bersama-sama melihat kembali, sejauh mana kesadaran sebagai komunitas atau paguyuban lingkungan mampu berdaya ubah (transformatif). Berikanlah kesadaran dalam diri kami, agar masa Adven ini dapat membuat kami semakin satu hati dalam panggilan perutusan kami, terutama panggilan menjadi lingkungan yang berdaya ubah. Doa ini kami panjatkan, dalam Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan bertahta bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
  1. Penyalaan lilin Korona
    Setelah doa pembuka, pemandu mengajak umat untuk melanjutkan dengan Penyalaan Lilin Korona Adven yang kedua.
P: Tuhan, terangilah umat-Mu dengan cahaya kasih-Mu.
U: Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama.
P: Ya Bapa, berbelaskasihlah kepada kami, para hamba-Mu yang merindukan Putera-Mu, cahaya kehidupan sejati. Nyalakanlah harapan kami yang gelap ini akan kehadiran Putera-Mu yang menjadi penerang bagi hidup kami. Bagaikan nyala lilin yang semakin terang, demikianlah kami mohon agar hidup kami semakin diterangi oleh kehadiran Kristus. Semoga kami semua mampu menjadi pribadi-pribadi yang guyub-rukun serta memiliki daya ubah untuk menyalakan sukacita bagi sesama dalam kesaksian hidup kami setiap hari. Demi Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, sepanjang segala masa.
U: Amin
  1. Pengantar Pertemuan
    Pemandu dapat mengantar pertemuan dengan memberikan beberapa catatan sebagai berikut:
Bapak dan Ibu yang terkasih, dalam Pertemuan Sarasehan Adven kedua ini, kita akan diajak melihat, apakah segi daya ubah (transformatif) iman, sudah dirasakan bagi seluruh komunitas atau paguyuban. Apakah kita sudah satu hati, bersama-sama sebagai pribadi dan paguyuban memberikan yang terbaik bagi lingkungan kita.
Maka, marilah dengan semangat Advent ini, kita balut kebersamaan sebagai lingkungan atau komunitas. Kita satukan hati dan satukan suara memuliakan Allah, agar kita sebagai pribadi-pribadi mampu mendukung lingkungan kita mempunyai daya ubah bagi masyarakat sekitar.
  1. Inspirasi
    1. Mengapresiasi Daya Ikat dan Keguyuban Lingkungan
    Pemandu dapat mengawali refleksi dengan membaca ungkapan Paus Fransiskus tentang hidup komunitas.
Paus Fransiskus memberi pesan pada sebuah akhir wawancara yang dilakukan oleh Antonio Spadaro, S.J., seorang imam, pemimpin redaksi La Civiltà Cattolica. La Civiltà Cattolica merupakan jurnal Jesuit Italia. Dikutip kembali dalam A Papal Perspective on Community, dikatakan demikian
“Dalam hidup saya, saya telah belajar bahwa satusatunya cara untuk tumbuh dalam keyakinan saya adalah dengan orang lain — dalam kata-kata John Donne, tidak ada manusia yang cukup untuk dirinya sendiri”. Komunitas adalah cara kami mencapai pertumbuhan nilai-nilai yang kami rasa mungkin penting bagi kami — apa pun itu. Perubahan tidak akan berakar sampai kita merendahkan diri, menemukan cara untuk memberikan layanan kepada komunitas dan kepercayaannya, dan berusaha untuk menjaga komunitas tetap bersatu.”
Pesan itu, dalam Masa Adven kedua kita menjadi penting untuk disadari. Kita diajak menyongsong kehadiran Juru Selamat dalam kesatuan hati sebagai komunitas atau paguyuban di lingkungan. Dalam satu hati, sebagai Orang Katolik yang transformatif.






NoPernyataan dan RefleksiPenilaian komunitas*
Ada Teratur (Intensselalu)Tidak Teratur (kadangkadang)Tidak Ada
1.Apakah sejauh ini, lingkungan teratur dalam berkomunikasi, baik secara langsung maupun melalui alat komunikasi lainnya.
2.Apakah sejauh ini, lingkungan teratur dalam bergiat dengan acara-acara moment Gerejawi dan Kebersamaan lainnya.
3.Apakah sejauh ini, lingkungan teratur memperhatikan para anggotannya yang sedang mengalami kesusahan, sakit dan permasalahan.
4.Apakah sejauh ini, lingkungan teratur dalam mendukung keluarga-keluarga dalam pendidikan iman menggerejanya, baik bersifat Liturgis maupun NonLiturgis.
5.Apakah sejauh ini, lingkungan teratur mendukung kegiatan-kegiatan yang semakin mengakrabkan dan meningkatkan kebersamaan dari rekoleksi hingga rekreasi.
6.Apakah sejauh ini, lingkungan teratur berusaha memberdayakan pribadi dan perkembangan bersama dengan berbagai macam
cara.



Maka, marilah kita evaluasi komunitas kita, apakah sudah berdaya ubah ke dalam:
Penilaian komunitas* Pemandu dapat mengajak umat mengevaluasi sejauh mana lingkungan mempunyai daya ubah (transformatif) dalam lingkup internal.Penilaian ini, dapat diberi tanda centang (V) pada kolom yang dimaksud. Pemandu diharapkan dapat merekap hasilnya lalu dimasukkan dalam Scan QR Code berikut ini, untuk masukan ke Keuskupan.
Untuk memperkaya pertemuan, hasil rekap juga dapat dinilai dengan ketentuan sebagai berikut:
  1. Teratur, mempunyai skor 6
  2. Tidak Teratur, mempunyai skor 3
  3. Tidak Ada, mempunyai skor 0
Jika dijumlahkan, skor tertinggi yaitu 36, maka rentangnya sebagai berikut:
  1. Skor 30 – 36, lingkungan menampakkan tanda-tanda GUYUB
  2. Skor 18 – 29, lingkungan menampakkan tanda-tanda BIASA SAJA
  3. Skor 0 – 17, lingkungan menampakkan tanda-tanda LEMAH, KURANG GUYUB.
  1. Pendalaman Bersama
    Pemandu dapat mengajak umat mengevaluasi sebagai berikut:
  1. Berdasarkan hasil penilaian lingkungan Anda? Bagaimanakah tanggapan Anda, Berikanlah pandangan Anda !
  2. Dalam wujud apa saja kesatuan hati yang sudah terjadi di lingkungan Anda untuk mewujudkan daya ubah iman baik ke dalam maupun keluar?
  1. Refleksi Kateketis dan Simpul Pertemuan
    Pemandu dapat mengajak umat memperkaya dan meneguhkan refleksi pengalaman hidup dengan melihat kembali renungan bacaan masa Adven Pertama.
  2. Kutipan Kitab Suci
    Pemandu mengajak umat menyimak bacaan Kitab Suci Roma 15: 4-9
Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah. Yang aku maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikanNya kepada nenek moyang kita, dan untuk memungkinkan bangsabangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmat-Nya, seperti ada tertulis: “Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.”
  1. Renungan dan Simpul
    Pendamping dapat menyampaikan point-point reflektif untuk memperkaya/melengkapi pertemuan.
  • Dalam bacaan Roma 15: 4-9, Paulus menegaskan hendaklah kita menerima satu dengan yang lain, demi kemuliaan Allah. Bukan hanya demi orang itu sendiri, tetapi tujuan bersamanya. Maka, kebersamaan visi dalam komunitas atau paguyuban menjadi daya dorong agar kita mampu mempunyai daya ubah, baik keluar maupun ke dalam.
  • Melalui bacaan itu, Paulus juga mendorong kita untuk saling memberikan motivasi satu sama lainnya. Paulus mengajak bertekun dalam kebersamaan. Rasul Paulus juga mengharapkan dan menghimbau agar komunitas atau paguyuban hidup dalam kerukunan. Keberagaman latar belakang, tingkat ekonomi, suku, pandangan, bahkan agama tidaklah menjadi penghalang kesatuan untuk memuji dan memuliakan Allah.
  • Keragaman dalam satu komunitas atau paguyuban adalah kekayaan yang patut disyukuri. Keragaman dalam satu komunitas atau paguyuban, tentunya akan memberikan nilai tambah pada komunitas atau paguyuban itu sendiri untuk semakin menjadi komunitas yang berdaya ubah .
  • Demikian halnya aneka macam pribadi dalam komunitas atau paguyuban, membuat komunitas menjadi lebih beragam dan berdaya. Maka, pertumbuhan komunitas atau paguyuban dalam Gereja kita, selalu dua arah sekaligus, baik internal maupun eksternal. Secara internal, kita harus bertumbuh dan berdaya ubah dalam pribadi-pribadi yang ada, mengalami perkembangan baik secara perseorangan maupun kebersamaan. Begitu juga secara eksternal, keada-an dan ke-berada-an suatu komunitas kita sebagai umat beriman haruslah memiliki dampak dalam hidup kemasyarakatan.
  1. Penegasan Bersama dan Penutup
    Pemandu mengajak pribadi, keluarga atau lingkungan untuk membuat niat dan aksi-aksi nyata yang bisa dilaksanakan secara konkret oleh pribadi atau lingkungan!
  2. Pengendapan
    Pemandu mengajak umat membuat pengendapan dengan hening sejenak dalam batin selama kurang lebih 5-10 menit.
    Ajakan untuk meresapkan secara batin pribadi:
    Daya ubah macam apa yang akan dapat kita kembangkan dalam hidup di tengah lingkungan kita, khususnya pribadi kita?
    Ajakan untuk berdoa:
    Berdoalah agar Roh Kudus membantu kita dalam masa Adven ini, satu hati, satu keyakinan untuk semakin memuliakan Allah. Kita harus mulai membangun juga para pribadi dan komunitas Gereja kita, agar nantinya siap senantiasa hadir di masyarakat. Berdoalah agar rahmat perutusan yang berdaya Ubah terwujud dalam kehidupan kita.
    Kita satukan dalam doa yang diajarkan Kristus sendiri yakni doa “Bapa Kami”.
  3. Doa Penutup
    Bapa Mahakarya, kami bersyukur karena hari ini Engkau telah membawa kami satu hati menjadi orang dan komunitas beriman yang berani hadir dan berdampak baik bagi kami semua satu komunitas dan masyarakat. Terima kasih Tuhan, Engkau telah mengembangkan hidup kami dengan Roh Kudus-Mu untuk semakin memuliakan-Mu. Semoga untuk hari-hari mendatang kami semakin berani membangun dan mewujudkan komunitas atau paguyuban yang berdaya ubah, baik ke dalam maupun keluar. Doa ini kami panjatkan, dalam Tuhan kami Yesus Kristus, PutraMu, yang hidup dan bertahta bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, sekarang dan sepanjang segala masa. Amin.
  4. Nyanyian Penutup
    Pemandu dapat mengajak peserta menutup pertemuan dengan lagu-lagu yang memberikan semangat terbuka bagi masyarakat sekitarnya.

PERTEMUAN ADVEN IV - DES 2019

Tujuan
Umat semakin sadar menjadi promotor utama Gereja yang hadir di tengah-tengah masyarakat, berdialog dengan semua golongan, semakin berani bermisi keluar dengan iman yang mendalam dalam bentuk gerakan-gerakan konkret, baik sebagai pribadi maupun komunitas atau paguyuban.
Pra Wacana Pertemuan
Kita telah dipanggil oleh Allah untuk menunaikan tugas perutusan untuk ikut menata kehidupan bersama dalam masyarakat seturut kehendak Allah dengan dijiwai semangat Injil. Semua warga paguyuban tentunya mempunyai pengalaman yang beragam sebagai pribadi yang dipanggil menjadi milik Kristus melaksanakan tugas perutusan yang diembannya di tengah-tengah situasi masyarakat yang kompleks dan majemuk dengan tantangan yang ada.
Dekrit tentang Kerasulan Awam (Apostolicam Actuositatem) artikel 2 Konsili Vatikan II menegaskan, “menyebarluaskan kerajaan Kristus di mana-mana demi kemuliaan Allah Bapa, dan dengan demikian mengikut-sertakan semua orang dalam penebusan yang membawa keselamatan, dan supaya melalui mereka seluruh dunia sungguh-sungguh diarahkan kepada Kristus. Semua kegiatan Tubuh Mistik, yang mengarah kepada tujuan itu, disebut kerasulan. Kerasulan itu dilaksanakan oleh Gereja melalui semua anggotanya, dengan pelbagai cara.” (AA. 2). Ungkapan ini menjelaskan dan meneguhkan kita, bahwa sesungguhnya tantangan kerasulan awam dewasa ini bukanlah ketakutan terhadap isu kristenisasi, pengucilan diri dari masyarakat melainkan kurangnya kesadaran dan definisi diri sebagai pribadi yang telah dipanggil menjadi milik Kristus. Maka, dalam konteks Masa Adven ini, umat diajak menyadari dengan menyongsong kehadiran Juru Selamat dalam keteguhan dan kesabaran, walaupun tantangan semakin sulit. Menjadi komunitas atau paguyuban yang mampu berdaya ubah, tidaklah mudah, apalagi bagi kepentingan masyarakat sekitar.
Langkah Proses Pertemuan
A.Pembuka
1.Nyanyian Pembuka
Pemandu dapat mengajak peserta membuka dengan lagu-lagu yang memberikan kesadaran menjadi promotor utama Gereja yang hadir di tengah-tengah masyarakat.
2.Doa Pembuka
Doa ini hanya salah satu alternatif, pemandu dapat menyesuaikannya dengan situasi umat.
Bapa Maharahim, Allah yang menyertai peziarahan kami, Engkau mengaruniakan masa Adven kepada kami untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kami di tengah dunia. Semoga kami dapat menggunakan kesempatan ini, untuk menyadari identitas diri kami sebagai pribadi yang telah Engkau panggil dalam nama Yesus Kristus, Putra-Mu. Kami mohon penyertaan dan berkat-Mu agar dalam pertemuan ini kami bisa menemukan butir-butir yang mendorong dan meneguhkan kami untuk hadir, srawung dan terlibat di tengah masyarakat serta menjadi promotor utama Gereja yang mampu berdialog dengan semua golongan dan lapisan masyarakat melalui gerakan-gerakan konkret, baik sebagai pribadi maupun komunitas atau paguyuban masyarakat demi Indonesia yang lebih baik. Doa ini kami panjatkan, dalam Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan bertahta bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
3.Penyalaan lilin Korona
Setelah doa pembuka, pemandu mengajak umat untuk melanjutkan dengan Penyalaan Lilin Korona Adven yang keempat.
P:Tuhan, terangilah umat-Mu dengan cahaya kasih-Mu.
U:Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama.
P:Ya Bapa, berbelaskasihlah kepada kami, para hamba-Mu yang merindukan Putera-Mu, cahaya kehidupan sejati. Nyalakanlah harapan kami yang gelap ini akan kehadiran Putera-Mu yang menjadi penerang bagi hidup kami. Bagaikan nyala lilin yang semakin terang, demikianlah kami mohon agar hidup kami semakin diterangi oleh kehadiran Kristus. Semoga kami semua mampu menjadi pribadi-pribadi yang guyub-rukun serta memiliki daya ubah untuk menyalakan sukacita bagi sesama dalam kesaksian hidup kami setiap hari. Demi Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, sepanjang segala masa.
U:Amin
4.Pengantar Pertemuan
Pemandu dapat mengantar pertemuan dengan memberikan beberapa catatan sebagai berikut:
Pemandu diusahakan membuat dialog singkat untuk meneguhkan pesan dalam pertemuan adven ketiga.
Dalam pertemuan Adven keempat ini, setelah bersama-sama kita mengevaluasi diri dan komunitas kita, sejuh mana daya ubah kita bagi diri dan masyarakat. Kita diajak menghubungan makna Adven dengan konteks Arah Dasar dan Fokus Pastoral KAS yaitu menjadi Gereja yang transformatif (berdaya ubah). Sekarang dalam pertemuan keempat ini, kita diajak untuk menjadi promotor utama memajukan pemahaman dan semangat bermisi di tengah masyarakat. Gereja KAS harus hadir di tengah bangsa Indonesia, berdialog dengan semua golongan dan lapisan masyarakat, dan hadir dalam gerak afirmatif melalui aksi sosial yang nyata untuk menjadi Gereja yang semakin mendalam dan misioner.
B.Inspirasi
1.Cerita Pengalaman
Pemandu dapat mengawali refleksi dengan membaca cerita pengalaman sebagai berikut:
Nek Mboten Panjenengan, Terus Sinten, Pak?
Saya seorang Katolik yang tinggal di Paroki desa yang mayoritas daerahnya beragama Islam. Pekerjaan saya adalah guru di Sekolah Dasar dan tani selepas pulang dari sekolah.
Saya menyadari, panggilan sebagai orang Katolik tidak sekadar aktif untuk lingkungan gereja semata. Kadang, bahkan, setiap saat dibutuhkan bagi lingkungan di luar gereja.
Saya merasa kekuatan baptisan saya menghantar saya untuk mewujudkan kepedulian yang lebih luas, menegaskansikapdanmenguatkanmenghadapitantangan. Semua mengalir begitu saja, dan memang rencana Allah itu indah, semua akan terjadi pada waktunya.
Saya merasa, sebagai penggiat desa dianggap “hangabehi”. Cara bicara dan tingkah saya menjadi sorotan orang lain. Anggapan dari masyarakat itulah, yang menjadikan diri saya merasa terpanggil dan juga menyelaraskan senantiasa untuk mewujud nyatakan panggilan itu: aktif bagi gereja maupun masyarakat sekitar.
Menurut pengalaman saya, masyarakat sangat percaya dan menghargai saya. Tak heran, mereka (terutama warga tingkat RT dan RW) selalu melibatkan saya dalam perkumpulan ataupun paguyuban. “Nek mboten panjenengan terus sinten Mas,” ungkap warga kepada saya.Atas permintaan warga, saya pun menjadi menjadi pengurus keuangan (bendahara) tingkat RT dan RW. Saya juga diberi amanah untuk menjabat sebagai ketua paguyuban kelompok tani. Sebetulnya, saya pernah berkelit untuk memangku jabatan itu dengan alasan kesibukan saya sebagai guru. Mereka pun tetap menginginkan saya. “Sik penting jenengan dados ketua mangke nek wonten acara/undangan kagem kelompok tani saget pun wakilaken,” sanggah mereka. Saya menerima kepercayaan yang diberikan kepada saya secara bertanggung jawab.
Undangan untuk terlibat dalam karya kemasyarakatan tidak membebani diri saya. Hal lain, saya justru dapat merasakan diterima dan diperhatikan untuk srawung. Dalam wadah paguyuban masyarakat yang beragam ini, saya semakin ditempa untuk berkembang sebagai seorang seorang Katolik yang bertanggungjawab.
2.Pendalaman Bersama
Pemandu dapat mengajak umat berefleksi mendalami cerita sebagai berikut:
  • Berdasarkan kisah yang ada, Bagaimana tanggapan Anda, mengenai maksud menjadi pribadi yang menghayati panggilan sebagai milik Kristus?
  • Teladan apa yang dapat kita kembangkan sebagai umat Katolik dan sekaligus warga masyarakat dalam konteks sekarang ini?
C.Refleksi Kateketis dan Simpul Pertemuan
Pemandu dapat mengajak umat memperkaya dan meneguhkan refleksi pengalaman hidup dengan melihat kembali Renungan bacaan masa Adven Pertama.
1.Kutipan Kitab Suci
Pemandu mengajak umat menyimak bacaan Kitab Suci Roma 1:1-7
Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci, tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita. Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus. Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.
2.Renungan dan Simpul
Pendamping dapat menyampaikan point-point reflektif untuk memperkaya/melengkapi pertemuan.
  • Bacaan Roma 1:1-7, mengajak kita pada seruan Paulus bahwa “kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus”. Bagi kita yang percaya kepada Yesus Kristus mutlak menjadi “milik Kristus”. Sebab kita telah diselamatkan oleh Allah yang ditebus dengan harga yang mahal, yaitu melalui darah-Nya.
  • Dalam pertemuan Adven pertama, kita disadarkan pada situasi untuk bangun dari “keterkungkungan” menjalin relasi, kontak dan berkumpul dengan orang-orang yang seiman semata. Kita lebih merasa nyaman. Kita cenderung menghindar atau berjumpa dengan sesama yang berbeda iman, suku dan daerah dengan kita. Barangkali kita enggan srawung karena kita merasa sendirian, minority syndrome, atau malah malas. Namun demikian, sejatinya, ketika kita terlibat dengan situasi beragam, kita semakin mendapat kekayaan wawasan, pandangan, pengetahuan dan pengalaman. Kita juga akan terlatih untuk mengolah diri kita sebagai pribadi yang toleran, dewasa dan menghargai perbedaan.
  • Kaum awam Katolik dewasa ini perlu semakin menyadari panggilannya untuk menggarami dunia dalam segala aspek. Konsili Vatikan II dengan tegas dan jelas telah memberikan keluhuran, panggilan, tugas perutusan, dan martabat kaum awam dalam dekrit Kerasulan Awam (Apostolicam Actuositatem).
  • Selaras dengan semangat konsili Vatikan II dalam pembaruan kehidupan Gereja dan dunia, kita diundang untuk merefleksikan pengalaman kita sebagai orang beriman Katolik dan sekaligus sebagai bagian dalam kehidupan di masyarakat.
  • Panggilan kita sebagai milik Kristus menuntut konsekuensi untuk terlibat dalam karya Gereja dan Masyarakat. Keterlibatan dalam karya Gereja menjadi medan pengayaan dan peneguhan iman. Keterlibatan dalam karya masyarakat menjadi medan perjumpaan untuk pewartaan diri sebagai milik Kristus.
D.Penegasan Bersama dan Penutup
Pemandu mengajak pribadi, keluarga atau lingkungan untuk membuat niat dan aksi-aksi nyata yang bisa dilaksanakan secara konkret oleh pribadi atau lingkungan!
1.Pengendapan
Pemandu mengajak umat membuat pengendapan dengan hening sejenak dalam batin selama kurang lebih 5-10 menit.
Ajakan untuk meresapkan secara batin pribadi: Mari kita bertanya kepada diri kita sendiri, sejauhmana kita benar-benar “Milik Kristus”?
Sudahkah kita belajar dan terus berproses untuk menjadi pribadi yang transformatif (memiliki daya ubah)? Dalam hal apa?
Ajakan untuk berdoa:
Berdoalah agar Roh Kudus membantu kita dalam masa Adven ini, untuk terpanggil menjadi “milik Kristus”. Kita harus semakin berani bermisi keluar, agar nantinya siap senantiasa hadir dan mempunyai daya ubah di masyarakat. Berdoalah agar rahmat perutusan yang berdaya ubah terwujud dalam kehidupan kita.
Kita satukan dalam doa yang diajarkan Kristus sendiri yakni doa “Bapa Kami”.
2.Doa Penutup
Allah Bapa Mahakuasa, kami sedang bersiap untuk menyambut kelahiran Putra-Mu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus. Maka kami mohon, semoga kami senantiasa diterima sebagai murid Kristus, Putra-Mu. Kami juga mohon, agar Roh KudusMu turun menerangi dan menuntun agar kami semakin menghayati sebagai “Milik Kristus” dalam hidup keseharian kami. Doa ini kami panjatkan, dalam Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan bertahta bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, sekarang dan sepanjang segala masa. Amin.
3.Nyanyian Penutup
Pemandu dapat mengajak peserta menutup pertemuan dengan lagu-lagu yang memberikan semangat terbuka bagi masyarakat sekitarnya.