Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Monday, September 16, 2019

LAT SOAL - AGAMA KATOLIK 7

1. Tindakan yang mencerminkan diri kita sebagai citra Allah adalah ….

A. merenungkan segala kebaikan 
B. membaca buku ceritera
C. merenungkan segala kekurangan
D. memberi makan orang lapar

2 Istilah ”Citra ” biasanya dikaitkan dengan suatu nilai yang dianggap baik dan umumnya yang ada dalam masyarakat yang terkait erat dengan ....
a. tindakan, karakter c. perasaan positif dan negatif
b. relasi, hobi d. gambaran positif dan negatif
3 . Manusia yang diciptakan secitra dengan Allah, dalam mengolah alam ini akan menjadi ….kerja Allah
a. lawan c. partner
b. penguasa d. hamba
4 Manusia sebagai ciptaan Tuhan memiliki perbedaan dengan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang lain diantaranya :
a. dapat tumbuh dan berkembang c. mempunyai naluri, nafsu
b. membutuhkan makanan untuk hidup d. memiliki akal budi dan kehendak
5 Manusia sebagai citra Allah, maka mereka harus : …. Terhadap sesamanya
1. mengasihi 3. menguasai
2. menghormati 4. hidup sebagai saudara
a. 1, 2, 3 c. 1, 2, 4
b. 2, 3, 4 d. 3, 4, 1
6 “Manusia diciptakan menurut gambar Allah. Ia mampu mengenal dan mengasihi penciptanya”.
Dokumer Gereja yang menyebut hal tersebut adalah ….
a. Gaudium et Spes c. Lumen Gentium
b. Nostra Aetate d. Humane vitae
7 . Perbuatan manusia yang sesuai martabat sebagai citra Allah adalah ....
a. Memiliki hati nurani yang peka akan lingkungannya
b. Membantu sesamanya yang kekurangan
c. Menolong orang yang dikenal dalam kesulitan
d. Membuang sampah disemabarang tempat yang aman
8 . Tugas manusia sebagai citra Allah adalah beranak cucu ,menaklukkan dan berkuasa atas ciptaan Allah seperti diungkapkan dalam kitab ....
a. Keluaran c. Wahyu
b. Kejadian d. Injil

9 Tujuan Allah menciptakan manusia antara lain adalah ....
a. Ikut serta dalam karya penciptaan Allah
b. Ikut menciptakan seperti yang dikehendaki Allah
c. Menebang hutan yang lebat menjadi perumahan dan rumah sakit
d. Menangkap binatang liar dan ternak untuk dikembangbiakkan
10 . Yang bukan perbuatan manusia yang sesuai martabat sebagai citra Allah seperti dalam Kej 1 26-28 adalah .... ,
a. Berkembang biak c. Berkuasa atas burung diudara
b. Berkuasa atas ikan - ikan dilaut d. Berkuasa atas binatang meraya dibumi
11 . Perbuatan manusia yang tidak sesuai martabat sebagai citra Allah adalah ....
a. Menanam dan menebang pohon c. Menjaga adik yang sedang bermain
b. Menangkap ikan dengan bahan peledak d. Menjaga kelestarian alam
12 . Kerusakan alam dan pelanggaran hak-hak dasar manusia terjadi karena ....
a. Kuasa yang besar dari manusia c. Allah dan manusia bertanggung jawab
b. Kesalah tafsiran atas tugas manusia d. Kesalahan para pemimpin
13 . Bakat kemampuan seseorang diumpamakan dalam Kitab Suci dengan istilah
a. dinar c. gandum
b. talenta d. ilalang
14 . Sikap yang baik dalam menanggapi, kemampuan dan bakat yang kita miliki adalah adalah ….
a. menyerahkan kepada Tuhan supaya berkembang sendiri seperti yang direncanakan
b. minta didoakan orang tua secara terus menerus
c. bertanggung jawab dan mengembangkan
d. pasrah saja nanti akan berkembang seniri secara alami
15 . Kemampuan yang kita miliki bila dikembangkan akan ....
a. Insting kita akan semakin tajam c. Dielu-elukan masyarakat
b. Berkembang dan berprestasi d. Dihormati , dipuji dan dihargai
16 Setiap orang memiliki kemapuan yang berbeda sekalipun anak kembar hal ini dimaksudkan Allah agar manusia ....
a. Bersaing prestasi c. Saling memberi dan memiliki
b. Uji kemampuan d. Saling menyempurnakan
17 di bawah ini yang bukan cara untuk mengembangkan kemampuan atau talenta yaitu ….
a. melatih diri terus menerus tanpa takut gagal
b. masuk dalam kelompok yang mempunyai minat yang sama
c. berlatih sendiri saja tidak perlu teman
d. mendengarkan orang tua untuk memberi bimbingan
18 . Dalam belajar kita sering kali mengalami kegagalan , walaupun sudah belajar keras , sikap yang baik dalam mengalami kegagalan adalah ....
a. belajar yang lain saja c. tetap belajar terus
b. mengoreksi diri d. protes pada guru
19 Sikap para murid dalam menghadapi keterbatasan adalah ....
a. berjuang sampai mati c. bersandar pada Yesus
b. menyadari ketidak mampuannya d. meminta bantuan temannya
20 Pepatah "tak ada gading yang tak retak", makna peribahasa tersebut adalah:
a. setiap orang punya kelemahan atau tidak sempurna
b. setiap orang itu lemah dan tidak akan berprestasi
c. kelemahan seseorang merupakan hambatan yang tidak bisa diperbaiki
d. setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan

MAKNA UCAPAN BAHAGIA (MAKARIOS)

Kebahagiaan biasanya diidentikkan dengan segala sesuatu yang dapat membuat hati kita senang. Setiap orang pasti rindu dan ingin mendapatkan kebahagian. Pada umumnya orang memandang kebahagiaan itu hanya dari sudut materi seperti halnya, harta kekayaan memiliki kedudukan tinggi dan terhormat. Tetapi dalam Matius 5:1-12, Yesus memiliki cara pandang yang berbeda dengan kebahagiaan. Pandangan ini jelas sangat jelas bertolak belakang dengan pandangan dunia yang kebahagiannya bersifat semu(sementara) saja.

Pada dasarnya pengajaran tersebut sebenarnya Yesus ingin menyampaikan secara khusus kepada ke dua belas murid-Nya yang baru saja dipilihnya, namun karena pada waktu itu khotbah mengenai pelayanan yang Yesus lakukan tersiar sampai ke seluruh daerah, mulai dari Galilea, Siria, Dekapolis, Yerusalem, Yudea dan seberang Yordan, maka datanglah banyak orang berbondong-bondong ingin mendengarkan pengajaran yang Yesus sampaikan. Dengan begitu banyaknya orang hadir untuk mendengar, sehingga Yesus naik keatas bukit agar khotbahnya dapat didengar oleh semua orang disitu.

Pengajaran Yesus pada khotbah dibukit tersebut dimulai dengan ucapan “berbahagia” dalam bahasa Yunani “makarios” yang artinya selain berbahagia juga berarti “diberkati” atau “untung”. Jika dalam Perjanjian Lama berakhir dengan kutukan (Mal.4:6), maka pada Perjanjian Baru diawali dengan berkat. Melalui khotbah dibukit Yesus hendak menjelaskan bahwa mereka yang disebut berbahagia adalah mereka yang akan diberkati Tuhan serta layak masuk kedalam Kerajaan Sorga. Berikut makna yang tersirat dari ucapan berbahagia yang Yesus sampaikan khotbahnya di bukit:

Miskin dihadapan Allah

Di dalam Perjanjian Lama orang miskin seringkai menjadi gambaran orang yang rendah hati dan menyangkal diri.

Orang yang sengsara atau miskin di dalam Perjanjian Lama adalah orang yang sangat diremehkan oleh orang lain, sehingga tidak mungkin ia bergantung dan berharap kepada siapapun. Oleh sebab itu, mereka hanya dapat bergantung serta berharap kepada Tuhan (Maz.34:7).

Kata “miskin dihadapan Allah” (Mat.5:3), dalam bahasa Yunani “ptochos to pneumati” yang artinya “miskin didalam roh”. Kata “miskin” tidak menunjuk kepada miskin secara materi, tetapi secara rohani. Jadi, miskin dihadapan Allah artinya: menyadari kemiskinan dirinya didalam hal rohani, bahwa seseorang tidak ada artinya tanpa Tuhan dan betapa ia sangat membutuhkan Tuhan (Maz.51:13). Jadi, orang seperti itulah yang layak mempunyai Kerajaan Sorga.

Berduka Cita

Kata “dukacita” dalam hal ini tidak menunjuk kepada dukacita yang disebabkan karena ada orang meninggal. Kata “berdukacita” dalam bahasa Yunani adalah “pentheo” yang artinya adalah “meratap dan menyesali atas dosa-dosanya atau berkabung atas dosa-dosanya” (Yeh.9:4). Tetapi berdukacita atau berkabung tidak dibenarkan berlarut-larut namun harus meminta pengampunan kepada Tuhan atas dosa-dosanya. Inilah dukacita yang dimaksudkan kehendak Tuhan (2 Kor.7:10). Mengapa demikian, karena mereka disebut berbahagia, karena mereka akan dihibur. Kata “dihibur” memiliki arti “akan dibesarkan hatinya” (Luk.18:13).

Lemah Lembut
Kata lemah lembut dalam bahasa Yunani “praus” yang artinya “rendah hati” (Maz.37:11). Rendah hati bisa diartikan juga dengan “tidak punya kekuasaan”. Kata “praus” juga dapat mengandung arti orang yang tunduk kepada orang yang punya kuasa. Kata “tunduk” dalam hal ini sepenuhnya tunduk kepada Tuhan membuat seseorang menjadi lembut. Kata “lemah” disini tidak berarti tidak bisa berbuat apa-apa atau marah, tetapi lebih kepada kemampuan untuk mengendalikan diri dari emosinya dengan baik. Contoh Musa (Bil.12:3 dan Kel.32:9). Yesus berjanji bahwa orang yang lemah lembut akan memiliki bumi yang artinya menerima berkat yang besar tetapi lebih ditekankan kepada berkat rohani.

Lapar dan Haus Akan Kebenaran
Biasanya kalau orang lapar maupun haus pasti akan mencari makanan maupun minuman untuk mengatasi rasa lapar dan hausnya. Kata “lapar dan haus” disini tidak berbicara tentang lapar dan haus secara fisik atau jasmani. Ini hanyalah sebuah kiasan yang dipakai untuk mengungkapkan atau menggambarkan rasa rindu yang besar kepada Tuhan yang melebihi segalanya. Jadi, dalam konteks ini lebih ditekankan kepada hal-hal yang bersifat rohani. Kata “kebenaran” disini juga bukan kebenaran secara hukum seperti dalam Roma 9:31,10:4 tetapi kebenaran secara moral atau kesucian. Jadi, lapar dan haus akan kebenaran adalah orang yang dipenuhi hati ingin agar kehendak Tuhan dilakukan. Bagi mereka yang lapar dan haus akan Tuhan, akan disebut berbahagia karena kerinduan jiwanya akan dipuaskan oleh kasih dan berkat dari Tuhan.

Murah Hati
Kata “murah hati” dalam bahasa Yunani “eleemon” artinya berbelas kasihan. Sedangkan dalam bahasa Ibrani adalah “khesed” yang artinya kemampuan untuk melihat penderitaan orang lain (Rm.12:15). Murah hati adalah salah satu sifat yang bisa mencakup beberapa hal antara lain:
a.Mengasihi
b. Menyayangi
c. Menolong
d. Mudah mengampuni

Dalam hal ini kita perlu meneladani Tuhan Yesus yang sangat bermurah hati kepada orang yang memerlukan pertolongan. Dengan bermurah hati kepada orang lain, maka kita pun akan beroleh kemurahan serta belas kasihan demi Tuhan (Ams.19:17).

Suci Hati
Dalam budaya orang Ibrani, hati merupakan pusat kepribadian yang melambangkan pikiran, perasaan, dan jiwa seseorang. Hati adalah pusat kehidupan orang percaya, apa yang keluar di kehidupan nyata merupakan ekspresi dari hati. 
Contoh:
  • Ketaatan kepada suatu perintah dimulai dari hati yang bijak (Ams.10:8).
  • Perencanaan suatu kejahatan dimulai dari hati yang penuh tipu daya (Ams.12:20).
  • Kebodohan dimulai dari hati yang bebal (Ams.12:23)
  • Tubuh yang segan dimulai dan hati yang tenang (Ams.14:30).
  • Muka yang berseri-seri dimulai dari hati yang gembira (Ams.15:13).
  • Kejatuhan dimulai dari tinggi hati (Ams.16:18).
  • Orang yang diberkati dimulai dari hati yang baik (Ams.22:9).
  • Pujian dimulai dari kerendahan hati (Ams.29:23).
Dalam Ams.4:23, Firman Tuhan mengingatkan kita untuk menjaga hati dengan segala kewaspadaan, karena dari hati akan terpancar kehidupan. Dalam Mazmur 24:3-4, disebutkan bahwa orang yang murni hatinya yang dapat masuk ke dalam rumah Tuhan.

Membawa Damai

Kata damai dalam bahasa Yunani “eirene” dan dalam bahasa Ibrani “shalom” yang artinya tidak bertengkar, tetapi juga harus memiliki hubungan yang baik diantara sesamanya. Jadi, orang yang membawa damai adalah orang yang keberadaannya membawa kesenangan, kesukaan dan kenyamanan. Orang yang membawa damai adalah orang yang cinta damai (Maz.120:7). Jadi, orang yang membawa damai akan disebut berbahagia karena mereka dapat menikmati kepuasan dengan memelihara perdamaian diantara sesamanya (Yak.3:18).

Dianiaya Oleh Sebab Kebenaran

Kata ‘orang yang dianiaya” dalam bahasa Yunani “dediogmenoi” yang berasal dari kata “dioko” berarti menerima penderitaan dari orang lain. Demikian juga kata “dicela” dalam bahasa Yunani memiliki arti dihina dengan ucapan-ucapan yang keras (1 Ptr.4:14). Menurut para nabi Yahudi, menganggap bahwa penghinaan itu sama jahatnya dengan penyembahan berhala, perzinahan, dan pertumpahan darah.

Dalam ayat 11 dijelaskan dalam kalimat “mereka dicela dan dianiaya serta difitnahkan segala yang jahat menjelaskan keadaan orang-orang yang dihina oleh sebab kebenaran. Pada bagian lain dalam ayat 10 menegaskan adanya satu alasan, mengapa seseorang dianiaya, dicela dan difitnahkan dari segala yang jahat. Ini terjadi bukan karena seseorang melakukan dosa tetapi oleh sebab kebenaran. Kebenaran disini ialah Yesus, dan Yesuslah yang menjadi sumber kebenaran satu-satunya. Mereka yang menjadikan Yesus sebagai sumber kebenaran dan hidup akan menderita, disudutkan, dan diserang habis-habisan (Yoh.15:18-21).

Jadi berbahagialah mereka yang teraniaya, dicela dan difitnah oleh kebenaran, karena Tuhan akan menyediakan hadiah yang besar, yakni mahkota kehidupan. Amin.

8 SABDA BAHAGIA

  1. Semua orang, ingin bahagia. Namun demikian, umumnya banyak orang tidak tahu secara persis kehidupan macam apa yang dapat menghantarnya kepada kebahagiaan.
  2. Akibatnya tiap-tiap orang mengejar hal yang berbeda-beda untuk mencapai kebahagiaan itu.
  3. Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa: saya bahagia kalau punya banyak uang, dapat makan yang enak, atau punya pasangan yang keren, atau kedudukan yang tinggi dan pendidikan yang tinggi, kesehatan yang prima, dan penampilan yang OK, dan sebagainya. Dengan demikian cara mereka menggapaipun berbeda-beda sesuai dengan pemahaman mereka akan hal yang membahagiakan itu.


Sabda Bahagia (Mat 5:1-12)

MAKSUD PENGAJARAN YESUS:
  1. Yesus ingin menyiapkan para muridNya untuk tugas perutusan mewartakan kabar gembira keselamatan kepada dunia sebagaimana yang dikehendaki Allah
  2. Sabda bahagia mempunyai nilai eskatologis. Nilai-nilai dalam sabda bahagia merupakan tuntutan atau prasyarat bagi semua orang yang ingin masuk dalam kerajaan surga
  3. Sabda bahagia merupakan hukum baru untuk menggantikan hukum lama. Dalam hukum lama relasi antarmanusia dan antara manusia dan Allah didasarkan pada kewajiban yang dilaksanakan tanpa cinta kasih diganti dengan hukum baru yaitu hukum cinta kasih
MAKSUD SABDA BAHAGIA 
Miskin di hadapan Allah? (ay.3)

  • Maksudnya sikap percaya secara mutlak dan berserah kepada Allah, dan bukan mengandalkan kekuatan hidup atas kekayaan, kekuasaan, prestise, dsb

Berduka cita (ay. 4):

  • Maksudnya di sini adalah orang yang dalam penderitaannya tetap sabar, tetap setia kepada Allah dan tidak mudah putus asa.

Lemah lembut (ay. 5):

  • Maksud dari orang yang lemah lembut adalah orang yang dengan rendah hati, yang tidak mengumpat dan mengancam orang lain, tidak bereaksi keras bila dihina dan dilukai perasaannya.

Lapar dan haus akan kebenaran (ay. 6):

  • Maksudnya adalah orang yang lebih mengutamakan kebutuhan rohani demi terwujudnya Kerajaan Allah.

Murah hati (ay. 7):

  • Maksudnya bahwa orang yang murah hati adalah orang yang mau mengampuni, sebagaimana Allah juga murah hati dan senantiasa mau mengampuni.

Suci hati (ay. 8):
  • Maksudnya bahwa orang yang suci hatinya adalah orang yang dalam seluruh hidupnya mencintai dan mengabdi dan menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah tanpa syarat.
Membawa damai (ay. 9):

  • Maksudnya bahwa orang yang membawa damai adalah orang yang bekerja untuk meningkatkan atau menciptakan kesatuan, kerukunan dan cinta kasih persaudaraan sejati antarmanusia.

Dianiaya oleh sebab kebenaran (ay. 11):

  • Maksudnya bahwa orang Kristen diajak untuk memperjuangkan kebenaran, sekalipun mereka mendapat berbagai pengaiayaan, selalu setia kepada Kristus sekalipun mereka mendapat berbagai celaan dan pengaiayaan, sebagai bukti bahwa mereka mencintai-Nya.



Sabda bahagia mengandung dua aspek yang mengatur kehidupan manusia, yaitu,


  • (Pertama) Aspek Iman (Mat 5: 3-6) mengandung pemahaman bahwa yang berbahagia adalah orang yang sepenuhnya menyandarkan hidup kepada Allah.
                Mereka itu adalah;

    1. Orang miskin; bukan mereka miskin karena tidak memiliki harta benda, melainkan karena tertindas oleh orang kaya dan kuat.
    2. Orang yang berduka cita; mereka mengharapkan penghiburan yang datang dari Allah (Yes 61: 1-3)
    3. Orang yang lemah lembut; orang yang dengan rendah hati menantikan pertolongan dari Tuhan, Dan
    4. Orang yang lapar dan haus akan kebenaran; mereka adalah orang-orang yang rindu dibenarkan oleh Allah (Mzm 146: 7).

  • (Kedua) Aspek Sosial (Mat 5: 7-10) dari sudut sosial orang yang berbahagia menurut Yesus adalah:

1.       Orang yang murah hati; artinya orang yang gemar berbuat kasih kepada sesamanya.

2.       Orang yang suci hatinya: artinya orang yang sadarkan dirinya sebagai warga Kerajaan Allah dan siap melakukan kehendak-Nya.

3.       Orang yang membawa damai; orang yang menciptakan suasana damai dalam masyarakat, Dan

4.       Orang yang dianiaya karena kebenaran; artinya orang yang berjuang demi tegaknya kebenaran.

SUDUT PERMENUNGAN KITAB SUCI

Yesus Memberi Makan 
Lima Ribu Orang 
(Mat. 14:13-21)

Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi, orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan meng-ambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas belaskasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli Makanan di desa-desa.” Tetapi, Yesus berkata kepada mereka: “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus member mereka makan.” Jawab mereka: “Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.” Yesus berkata: “Bawalah kemari kepada-Ku.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potonganpotongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anakanak.

Pertanyaan Pendalaman
  1. Apa reaksi yang muncul dari dalam pribadi Yesus ketika melihat banyak pengikut-Nya belum makan?
  2. Apa yang dilakukan oleh Yesus? Apa yang dilakukan oleh para murid?
  3. Hikmat apa yang dapat kita petik dari kisah Yesus member makan lima ribu orang?


Memetik Nilai-nilai Injili

Mengacu pada kisah Yesus memberi makan lima ribu orang, kita dapat memetik nilai-nilai terkait dengan sikap Yesus berjumpa dengan begitu banyak orang yang membutuhkan pertolongan:

Yesus berbelas kasih terutama kepada mereka yang miskin dan berkekurangan. Ketika Yesus bertemu dengan orang banyak itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan dan menyembuhkan mereka yang sakit (ay. 14). Yesus tidak tinggal diam berhadapan dengan situasi para pengikut-Nya yang menderita. Ia ber-nisiatif untuk menyelamatkan mereka.

Yesus mengajak para murid turut bertanggungjawab mengatasi masalah sesama. Dengan keras Yesus menegur mereka untuk tidak cuci tangan dan melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain. Awalnya para murid ingin melarikan diri dari situasi ini, tetapi pernyataan Yesus langsung menohok mereka: “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus member mereka makan” (ay. 16). Ajakan ini juga digemakan bagi para pengikut-Nya sehingga ada yang tergerak untuk memberikan lima roti dan dua ikan miliknya (ay. 17).

Tuhan mengajak kita untuk menempatkan semangat berbagi sebagai suatu cara hidup yang harus terus menerus diusahakan sebagai murid-murid Kristus. Semangat berbagi mengandaikan adanya pengorbanan demi sesama. Para murid menerima pecahan-pecahan roti dari Yesus kemudian pecahan roti dari Yesus kemudian mereka memberikannya kepada orang banyak (ay. 19). 

Cara hidup saling berbagi memungkinkan tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka (Kis.4:34) bahkan menjangkau mereka yang tersingkir pula.

KALENDER LITURGI SEPTEMBER 2019