Sebelum Tobia mendekati ayahnya
berkatalah Rafael kepadanya:
"Aku yakin bahwa mata ayahmu akan dibuka."
Sapulah empedu ikan itu kepada matanya.
Obat itu akan memakan dahulu,
lalu mengelupaskan bintik-bintik putih itu dari matanya.
Maka ayahmu akan melihat lagi dan memandang cahaya."
Adapun Hana bergegas-gegas mendekap anaknya,
lalu berkatalah ia kepadanya:
"Setelah engkau kulihat, anakku,
maka mulai sekarang aku dapat mati."
Maka ia menangis.
Tobitpun berdiri dan meskipun kakinya tersandung
namun ia keluar dari pintu pelataran rumah.
Tobia menghampirinya dengan empedu ikan itu di tangan lalu ditiupinya mata Tobit.
Ditopangnya ayahnya dan kemudian
berkatalah ia kepadanya:
"Tetapkan hati, pak!"
Selanjutnya obat itu dikenakannya padanya dan dibiarkannya sebentar.
Lalu dengan kedua tangannya dikelupaskannya sesuatu dari ujung-ujung matanya.
Maka Tobit mendekap Tobia sambil menangis.
Katanya: "Aku melihat engkau, anakku, cahaya mataku!"
Ia menyambung pula:
"Terpujilah Allah,
terpujilah nama-Nya yang besar,
terpujilah para malaikat-Nya yang kudus.
Hendaklah nama Tuhan yang besar ada di atas kita
dan terpujilah hendaknya segala malaikat
untuk selama-lamanya.
Sungguh aku telah disiksa oleh Tuhan,
tetapi kulihat anakku Tobia!"
(To 11:7-14)
Perikop diatas memberikan gambaran
Perikop diatas memberikan gambaran
bahwa
Tobit memang mengalami suatu cobaan,
memang dalam penderitaannya itu,
Tobit tampak biasa-biasa saja,
namun didalam penderitaannya itu
tampaklah karya Allah.
Allah telah menyembuhkannya
dengan perantaraan anaknya, Tobia.
Allah memberikan keselamatan kepada siapa saja,
Allah memberikan keselamatan kepada siapa saja,
karena Allah memang menghendakinya
agar setiap orang dapat menikmati
kebahagiaan dan keselamatan
yang telah Ia rencanakan.
Tanpa sadar
Tanpa sadar
bahwa Allah juga berkarya dalam keselamatan di dinia ini,
hal ini bisa kita sadari dalam kehidupan kita sehari-hari,
bilamana kita mendapat pertolongan
dari saudara kita, teman, tetangga dan lainnya.
Karya Allah dalam kehidupan sehari-hari
yang kita dapat rasakan,
namun kadang kita menginkarinya,
bilamana kita terhindar dari marabahaya.
No comments:
Post a Comment