Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Monday, July 22, 2024

Modul Ajar Fase E - Bab II

MODUL AJAR
KURIKULUM MERDEKA
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI

KELAS X
FASE E (BAB II)

MANUSIA MAHLUK YANG OTONOM DENGAN
SUARA HATI DAN TANGGUNGJAWABNYA

Rogatianus Slamet Widiantono, SS
SMK KESEHATAN BANTUL
2024


A. Identitas Modul

 

Profil Peserta Didik

:

Reguler

Nama

:

Rogatianus Slamet Widiantono, SS

Identitas Sekolah

:

SMK KESEHATAN BANTUL

Fase dan Kelas serta Semester

:

E/X/1

Elemen

:

Diri Pribadi

Judul

:

Manusia Mahluk Yang Otonom Dengan

Suara Hati Dan Tanggungjawabnya

Topik

:

1.   Suara Hati Dan Tanggungjawab

2.   Kritis Dan Bertanggungjawab Terhadap Pengaruh Sosial Media

3.   Kritis Terhadap Segala Ideologi Dan Pengaruh Gaya Hidup Dewasa Ini

Profil Pelajar Pancasila

:

  1. Mandiri; Peserta didik mandiri memahami situasi perkembangan dan tantangan media sosial dan ideologi di zaman sekarang ini
  2. Berkebhinekaan global; Peserta didik mandiri dan otentik memahami situasi perkembangan dan tantangan media sosial dan ideologi di zaman sekarang ini
  3. Bernalar kritis; Peserta didik kritis menanggapi berbagai situasi perkembangan dan tantangan media sosial dan ideologi di zaman sekarang ini
  4. Kreatif; Peserta didik mampu mengembangkan cara-cara kreatif memanfaatkan perkembangan dan tantangan media sosial dan ideologi di zaman sekarang ini

 

Alokasi Waktu

:

3 X 2 JP

Tahun Penyusunan

:

2024

 

B. Capaian Pembelajaran

Pada Akhir Fase E, peserta didik memahami dirinya sebagai pribadi yang unik, sebagai laki-laki dan perempuan yang memiliki kesetaraan sebagai Citra Allah; yang memiliki suara hati, sehingga mampu bersikap kritis dan bertanggung jawab terhadap pengaruh media massa, ideologi dan gaya hidup yang berkembang saat ini; memahami Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium sebagai sumber untuk mengenal pribadi Yesus dan karya-Nya; memahami peran Roh Kudus dan Allah Tri Tunggal; meneladan Yesus sebagai idola, sahabat sejati, Putera Allah dan Juru selamat serta membangun hidup yang berpolakan pribadi Yesus Kristus dalam mewujudkan imannya di tengah masyarakat.

 C. Tujuan Pembelajaran E: 2.2

Peserta didik memahami suara hati sebagai landasan dalam sikap kritis dan bertanggungjawab terhadap pengaruh media massa, ideologi dan pengaruh gaya hidup dewasa ini sehingga menjadi pribadi yang dewasa, otonom dan otentik

D. Capaian Elemen Diri Pribadi

Peserta didik mampu memahami dirinya sebagai pribadi yang unik, setara antara laki-laki dan perempuan, serta memiliki kesetaraan sebagai Citra Allah; memiliki suara hati sehingga mampu bersikap kritis dan bertanggung jawab terhadap pengaruh media massa, ideologi dan gaya hidup yang berkembang saat ini.

 

Tujuan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran  1

Tujuan Pembelajaran

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden)

Asesmen (Evaluasi Pembelajaran)

Peserta didik kelas X memahami pengertian, sifat, fungsi dan cara kerja suara hati dari pandangan ajaran Gereja Katolik  sehingga mampu mengembangkan pribadi yang bertanggungjawab, peka, kritis dan otonom.

Pada akhir pembelajaran peserta didik mampu:

1.   Menelaah informasi dari berbagai sumber sejauh mana suara hati masih berperan dalam kehidupan manusia zaman sekarang

2.   Menceritakan pengalaman diri sendiri berkaitan dengan pergumulan suara hati

3.   Menelaah informasi tentang pengertian suara hati, cara kerja, dan cara membina suara hati

4.   Menghubungkan ajaran Gereja tentang suara hati beserta kutipan-kutipan Kitab Suci yang relevan dan mendukung atau menguatkan pemahaman mengenai suara hati

5.   Menyusun gagasan pokok peran suara hati dalam kehidupan manusia zaman sekarang, atau cara kerja suara hati, atau pengertian suara hati atau cara membina suara hati.

6.   Menyajikan gagasan pokok cara kerja suara hati

7.   Menyajikan jurnal menyangkut pergumulan dan menjaga suara hati

 

Asesmen Awal:

Penerimaan: menyatakan, menjawab dan menanyakan

Sharing menceritakan pengalaman diri sendiri berkaitan dengan pengalaman pergumulan suara hati

 

Asesmen Proses:

Partisipasi: menawarkan diri, melaporkan, menyelesaikan, menampilkan dalam diskusi kelompok

Menyusun gagasan pokok peran suara hati dalam kehidupan manusia zaman sekarang dalam kelompok

 

Asesmen Akhir:

Analisis: menunjukan hubungan antara dan Kreativitas: mendesain, merencanakan, merancang

Menyajikan gagasan pokok cara kerja suara hati dan

jurnal menyangkut pergumulan dan menjaga suara hati

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kegiatan Pembelajaran  1

No

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembuka 30 menit

1.

Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik dengan doa Mohon Tujuh Karunia Roh Kudus

Datanglah ya Roh Hikmat, turunlah atas diri kami, ajarlah kami menjadi orang bijak, terutama agar kami dapat menghargai, mencintai dan mengutamakan cita – cita surgawi. Semoga kami Kau lepaskan dari belenggu dosa dunia ini.

Datanglah ya Roh Pengertian, turunlah atas diri kami. Terangilah budi kami, agar dapat memahami ajaran Yesus, Sang Putra dan melaksanakannya dalam hidup sehari – hari.

Datanglah ya Roh Nasihat, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak ini. Semoga kami melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.

2.

Guru memberikan pengantar dan menghubungkan materi sebelumnya secara singkat

Pada intinya peserta didik diajak pada pertemuan ini untuk memahami pengertian, sifat, fungsi dan cara kerja suara hati. Peserta didik diajak memahami suara hati dari segi pandangan ajaran Gereja Katolik dan mengajak agar nantinya peserta didik mampu berkembang dan semakin bertanggungjawab, peka, kritis dan otonom. 

3.

Guru melanjutkan pengantar pembelajaran dengan mengajak peserta didik berbagi pengalaman mengenai suara hati

     Saat ini, dalam hidupmu banyak pilihan-pilihan yang pastinya membutuhkan tanggungjawab, sikap dan kejernihan. Tahukan bahwa kita sebagai manusia yang berbudi, kita mempunyai lentera yang akan menuntun kita membuat pilihan yang tepat. Bahkan, Santo Thomas Aquinas mengatakan bahwa suara hati menjadi benteng terakhir agar seseorang membuat keputusan yang tepat. Suara hati merupakan pilihan batin seseorang untuk membedakan mana yang baik dan benar. Maka, marilah kita melihat pengalaman sejauh mana orang dizaman sekarang masih menggunakan suara hati yang jernih

     Carilah di berbagai media internet mengenai berita-berita yang berhubungan dengan kisah kekuatan suara hati.

     Setelah itu, guru mengajak peserta didik masuk dalam beberapa kelompok untuk saling membagikan pengalaman bergulat dengan suara hati. Kamu dapat saling bercerita tentang pengalaman bergulat dengan suara hati:

a.     Pernahkah kamu mengalami peristiwa yang membuat suara hatimu bimbang untuk memutuskan? Dalam hal apa, dan saat peristiwa apa, tolong diceritakan pengalamanmu!

b.      Apakah peristiwa itu membuatmu semakin mendewasakan  suara hatimu atau membuat suara hatimu semakin tumpul, berikanlah tanggapanmu?

Kegiatan Inti 45 menit

4.

Guru mengajak peserta didik membaca pokok-pokok ringkas pemahaman suara hati

 


 



No

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Inti

4.

Setelah peserta didik membaca secara seksama pokok-pokok ringkas pemahaman suara hati, guru meminta peserta didik membuat bagan/diagram (infografis) secara sederhana mengenai 3 cara kerja suara hati menggunakan perangkat digital yang ada, misalnya powerpoint, Canva, Visme, atau yang lainnya secara berkelompok (Format Terlampir)

5.

Guru dapat melanjutkan dengan ajakan membaca Kitab Suci Galatia 5:16–25.

Santo Paulus menasehati melalui suratnya supaya kita selalu berusaha untuk memenangkan suara hati dan mengalahkan semua kecenderungan yang menyesatkan dan melunturkan martabat kita.

Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging – karena keduanya bertentangan – sehingga setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi, jikalau kamu memberikan dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu - bahwa barangsiapa melakukan hal-hal demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah Roh ialah: kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.

6.

Setelah membaca kutipan Kitab Suci, guru mengajak  memperdalamnya dengan pertanyaan

a.   Menurutmu bacaan Galatia 5:16–25, mempunyai pemahaman apa bagimu?

b.   Menurutmu gambaran hidup dipimpin oleh Roh samakah dengan hidup dalam kepekaan suara hati, jelaskanlah?

7.

Peneguhan dan Kesimpulan

Setelahnya, guru dapat memberikan point-point penting pendalaman:

Sebagai orang Kristen, kita dituntut untuk hidup oleh Roh dan menghindari keinginan atau menuruti keinginan daging yang terlalu berlebihan (lihat Galatia 5:16). Keinginan daging memang selalu berlawanan dengan keinginan Roh. Santo Paulus selalu menasehati kita agar selalu memberikan diri di bawah pimpinan Roh (Galatia 5:17).

Selanjutnya Santo Paulus mengatakan, ”Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (Gal 5:24). Singkatnya Santo Paulus selalu menasehati kita supaya kita selalu berusaha untuk memenangkan suara hati kita dan mengalahkan semua kecenderungan yang menyesatkan dan melunturkan martabat kita

Kegiatan Penutup 15 menit

8

Guru mengajak peserta didik mengakhiri proses dengan doa kekuatan mohon penyertaan Roh Kudus agar mampu menggunakan suara hati dengan doa Mohon Tujuh Karunia Roh Kudus

Text Box: Jurnal Refleksi Guru dan Peserta Didik (Format Terlampir)

 

Tujuan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran  2

Tujuan Pembelajaran

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden)

Asesmen (Evaluasi Pembelajaran)

Peserta didik kelas X memahami arti bersikap kritis terhadap berbagai pengaruh sosial media berdasarkan pandangan ajaran Gereja Katolik  sehingga mampu mengembangkan pribadi yang bertanggungjawab, peka, kritis dan otonom dalam setiap menyikapi perkembangan sosial media terutama media digital

1.      Menilai sikap diri selama ini dalam menggunakan sosial media

2.      Menyampaikan pandangan dan pengalaman sendiri dalam menggunakan sosial media khususnya media digital

3.      Melakukan pengamatan atau observasi fenomena menggunakan berbagai sarana sosial media

4.      Mengamati perilaku dan fenomena menggunakan berbagai sarana sosial media 

5.      Menelaah informasi dari berbagai sumber tentang jenis sosial media yang ada dalam masyarakat; dampak positif dan negatif penggunaan sarana sosial media

6.      Menelaah informasi tentang ajaran Gereja berkaitan dengan sikap kritis dan bertanggung jawab terhadap pengaruh sosial media, dengan mendalami dekrit Inter Mirifica, art. 9 dan 10 dan ajakan pimpinan Gereja

7.      Menyusun refleksi menggunakan berbagai sarana sosial media

8.      Menyajikan refleksi menggunakan berbagai sarana sosial media

 

Asesmen Awal:

Penerimaan: menyatakan, menjawab dan menanyakan

Menceritakan pengalaman diri sendiri berkaitan dengan pengalaman memahami situasi sosial di sekitarnya

Melakukan pengamatan perilaku dan fenomena menggunakan berbagai sarana sosial media dewasa ini

Asesmen Proses:

Partisipasi: menawarkan diri, melaporkan, menyelesaikan, menampilkan dalam diskusi kelompok

Menelaah informasi dari berbagai sumber tentang dampak positif dan negatif penggunaan sarana sosial media

 

Asesmen Akhir:

Analisis: menunjukan hubungan antara dan Kreativitas: mendesain, merencanakan, merancang

Menelaah informasi tentang ajaran Gereja berkaitan dengan sikap kritis dan bertanggung jawab terhadap pengaruh sosial media, dengan mendalami dekrit Inter Mirifica, art. 9 dan 10

 

Menyajikan refleksi menggunakan berbagai sarana sosial media

Kegiatan Pembelajaran  2

No

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembuka 30 menit

1.

Guru dapat membuka dengan doa dan pengantar singkat.

Guru mengajak peserta didik masuk dalam  kelompok. Lalu meminta peserta didik menyusun pengamatan atas perilaku bermedia orang-orang dewasa ini. Pengamatan dapat dilakukan melalui berbagai pengalaman peserta didik selama ini menggunakan media sosial.

Guru dapat memberikan pertanyaan diskusi sebagai berikut:

a.   Aplikasi apa saja yang sering dibuka oleh orang-orang dewasa ini di Telepon Genggam (handphone) mereka?

b.   Konten Video  apa saja yang sering ditonton oleh orang-orang dewasa ini di Telepon Genggam (handphone)mereka?

c.   Berita apa saja yang sering dibaca oleh orang-orang dewasa ini di Telepon Genggam (handphone) mereka?

d.  Rata-rata berapa jam orang-orang menggunakan Telepon Genggam (handphone)

Setelah berbagi pengalaman, guru mengajak peserta didik memperdalamnya dengan pertanyaan:

Menurut pendapatmu perilaku atau fenomena apa saja yang orang lakukan dalam menggunakan sosial media di Telepon Genggam (handphone), dan bagaimana kamu sendiri menggunakan dan memafaatkannya?

Kegiatan Inti 45 menit

2.

Mendalami Ajaran Kitab Suci dan Gereja

Guru mengajak Peserta didik membaca Kutipan Kitab Suci Matius 7:15-19

Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah dari ara dari rumput duri?  Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

Setelah membaca kutipan Kitab Suci, guru mengajak  memperdalamnya dengan pertanyaan secara berkelompok:

a.   Menurutmu bacaan Matius 7:15-19, mempunyai arti apa bagimu?

b.   Menurutmu gambaran “nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba” dapat berarti apa dewasa ini, khususnya dalam konteks sosial media?

Setelahnya, guru dapat memberikan point-point penting pendalaman:

          Bacaan Matius 7:15-19 berbicara soal sumber atau buah tindakan. Jika itu bersumber dari segala yang baik, tentu menghasilkan sesuatu yang baik pula. Namun, kadang ada yang berpura-pura baik, untuk mengelabui dan membujuk. Yesus mengistilahkan dengan nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba. Begitupun sumber media digital dewasa ini yang penuh dengan pesona.

          Pada hekekatnya semua media apapun itu termasuk media internet mempunyai pengaruh yang positif maupun negatif. Kekuatan media tersebut tentu mempunyai dampak yang bersifat personal namun juga bisa begitu masal kepada masyarakat. Mediapun bisa tersebar cepat dan bisa begitu luas. Kelebihan dan kekuatan media khususnya internet dapat juga mendekatkan manusia satu sama lain, namun begitu sebaliknya menjauhkan. Media pun mampu meningkatkan kedekatan pikiran dan relasi. Pikiran dan relasi seseorang menjadi lebih terbuka kepada orang lain, kepada bangsa lain, budaya lain, dan lain sebagainya.

3.

Guru kemudian dapat mengajak peserta didik membaca peneguhan dari Dekrit tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial, Inter Mirifica, pada artikel 9 dan 10

Dalam Dekrit tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial, Inter Mirifica, pada artikel 9 dan 10 memuat pesan bahwa,

Kita sebagai penerima, pembaca, pemirsa dan pendengar, yang atas pilihan bebas pribadi kita, perlu menampung segala informasi yang disiarkan oleh media itu kepada nilai-nilai keutamaan, ilmu-pengetahuan dan pengetahuan. Sebaiknya kita menghidari apa saja, yang bagi diri kita sendiri menyebabkan atau memungkinkan timbulnya kerugian rohani, atau yang dapat membahayakan sesama dengan nilai-nilai yang mengarah kepada nilai-nilai yang bersifat buruk atau merendahkan moral. Untuk itu kita harus senantiasa melawan dampak-dampak yang merugikan tersebut, dan dengan sepenuhnya mencari pengaruh-pengaruh yang yang lebih baik, kita perlu dan berusaha mengarahkan dan membina suara hati kita. Kita secara pribadi senantiasa harus menyaring segala informasi yang kita dapat dari media sebaik mungkin. Kita harus senantiasa berusaha mempergunakan media komunikasi sosial ini dengan pengendalian diri. Kita juga perlu berusaha memahami secara lebih mendalam apa yang kita lihat, dengar dan baca. Berusaha menjaga dengan sungguh-sungguh, supaya tayangan-tayangan, terbitan-terbitan yang bertentangan dengan iman serta tata susila, jangan sampai memasuki lingkup diri kita.

Guru dapat memberikan point ringkasan

Kita perlu bersikap kritis terhadap media. Sikap kritis ini pun tidak hanya asal, melainkan harus bisa kita pertanggungjawabkan juga.  Kita perlu menyadari bahwa tidak semua tayangan dalam media berguna bagi  kita. Kita perlu menyadari bahwa dalam bermedia kita menjaga dan mengembangkan diri kita sebagai manusia bermartabat. Kita sadar bahwa media membawa banyak dampak yang sangat besar dan luas, baik yang bersifat positif-konstruktif, maupun yang berdampak negatif-destruktif. Menghadapi semua dampak itu maka kita harus memiliki sikap kritis, mandiri dan kreatif. Sikap kritis berarti tahu membedakan; mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk,  mana yang berguna dan mana yang tidak berguna

Kegiatan Penutup 15 menit

4.

Guru mengajak Peserta didik mengakhiri proses dengan membuat refleksi dan pakta integritas diri Peserta didik untuk berkomitmen menggunakan sosial media apapun itu bentuknya secara bertanggungjawab

Di akhir proses dapat ditutup dengan doa kekuatan mohon penyertaan Roh Kudus agar mampu menggunakan sosial media apapun itu bentuknya secara arif dan bijaksana

Text Box: Jurnal Refleksi Guru dan Peserta Didik (Format Terlampir)

Tujuan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran  3

Tujuan Pembelajaran

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden)

Asesmen (Evaluasi Pembelajaran)

Peserta didik kelas X memahami pengertian bersikap kritis terhadap segala ideologi dan berbagai pengaruh budaya dewasa ini dari pandangan ajaran Gereja Katolik  sehingga mampu mengembangkan pribadi yang bertanggungjawab, peka, kritis dan otonom dalam setiap menyikapi perkembangan gaya hidup dewasa ini

1.   Menyampaikan pengalaman sendiri berkaitan dengan sikap dirinya terhadap gaya hidup, trend, ideologi yang berkembang dalam kehidupan orang muda zaman sekarang.

2.   Membandingkan pandangan dirinya dan orang muda pada umumnya terhadap gaya hidup, trend dan ideologi dengan ajaran Kitab Suci dan Ajaran resmi Gereja berkaitan dengan hal tersebut.

3.   Mengamati berbagai trend gaya hidup orang muda zaman sekarang di televisi, media internet, majalah dan lain sebagainya

4.   Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang gaya hidup, trend, ideologi yang berkembang dalam kehidupan orang muda zaman sekarang

5.   Mencari informasi tentang sikap-sikap orang muda terhadap  gaya hidup, trend, dan ideologi yang berkembang saat ini

6.   Mencari pandangan Kitab Suci  tentang sikap kritis Yesus terhadap ideologi,  dan gaya hidup yang berkembang pada zaman-Nya (misalnya  dalam Injil  Matius 23: 1-36 dan 22: 23-33)

7.   Menyusun refleksi terhadap gaya hidup, trend, ideologi yang berkembang dalam kehidupan orang muda zaman sekarang

8.   Menyusun sikap baru yang perlu diperkembangkan dalam hidup menghadapi gaya hidup, trend dan ideologi  kehidupan orang muda zaman sekarang

9.   Menampilkan sikap baru yang perlu diperkembangkan dalam hidup menghadapi gaya hidup, trend dan ideologi kehidupan orang muda zaman sekarang

 

Asesmen Awal:

Penerimaan: menyatakan, menjawab dan menanyakan

Menceritakan pengalaman diri sendiri berkaitan dengan sikap dirinya terhadap gaya hidup, trend, ideologi yang berkembang dalam kehidupan orang muda zaman sekarang.

 

Asesmen Proses:

Partisipasi: menawarkan diri, melaporkan, menyelesaikan, menampilkan dalam diskusi kelompok

Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang gaya hidup, trend, ideologi yang berkembang dalam kehidupan orang muda zaman sekarang

 

Asesmen Akhir:

Analisis: menunjukan hubungan antara dan Kreativitas: mendesain, merencanakan, merancang

Mencari pandangan Kitab Suci  tentang sikap kritis Yesus terhadap ideologi,  dan gaya hidup yang berkembang pada zaman-Nya (misalnya  dalam Injil  Matius 23: 1-36 dan 22: 23-33)

 

Menyusun refleksi terhadap gaya hidup, trend, ideologi yang berkembang dalam kehidupan orang muda zaman sekarang

 

 

 

 

Kegiatan Pembelajaran  3

No

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembuka 30 menit

1.

Guru dapat membuka dengan doa dan pengantar singkat.

Guru mengajak peserta didik masuk dalam  kelompok. Lalu meminta peserta didik menyusun pengamatan atas perilaku gaya hidup orang-orang dewasa ini. Pengamatan dapat dilakukan atas berbagai pengalaman peserta didik selama ini ketika mereka pergi ke mall, pusat perbelanjaan atau pusat keramaian. Atau, peserta didik bisa mencari data dari berbagai macam situs data yang ada di internet.

Guru dapat memberikan pertanyaan diskusi sebagai berikut:

a.   Bagaimana gaya berpakaian orang muda dewasa ini?

b.   Bagaimana pilihan pergaulan dan sosialita orang muda dewasa ini?

c.   Bagaimana bahasa dan cara berkomunikasi orang muda dewasa ini?

d.  Bagaimana Ketertarikan-ketertarikan pada trend-trend baru dan budaya pop orang muda dewasa ini?

Setelah berbagi pengalaman, guru mengajak peserta didik memperdalamnya dengan pertanyaan:

Menurut pendapatmu gaya hidup dan cara pandang apa saja yang orang lakukan dalam dewasa ini? Bagaimana dengan gaya hidupmu !

Kegiatan Inti 45 menit

2.

Mendalami Ajaran Kitab Suci dan Gereja

Guru mengajak Peserta didik membaca Kutipan Kitab Suci Luk 4: 1-13

Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti. Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja. Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti! Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu. Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya h  dan menunggu waktu yang baik.

Setelah membaca kutipan Kitab Suci, guru mengajak  memperdalamnya dengan pertanyaan secara berkelompok:

a.   Menurutmu apa yang paling menarik dari bacaan Luk 4: 1-13 bagimu?

b.   Menurutmu gambaran “godaan” apa yang paling berpengaruh dewasan ini, terutama untukmu?

Setelahnya, guru dapat memberikan point-point penting pendalaman:

        Untuk bersikap kritis namun juga bertanggungjawab, kita dapat bercermin pada sikap Yesus. Yesus dapat kita jadikan contoh yang luar biasa, dimana diri-Nya sungguh-sungguh menjadi pribadi yang kontras. Pribadi Yesus menjadi teladan pribadi yang otentik (tidak mudah terpengaruh, dewasa dan bertanggungjawab).

        Ada tiga tawaran yang mewakili keinginan dan nafsu manusiawi, yaitu jaminan kesejahteraan yang melimpah, yang digambarkan dengan roti; kedudukan dan kekuasan yang digambarkan dengan luasnya tanah Israel yang akan diberikan Yesus; popularitas dan keterjaminan sebagai anak Allah. Godaan-godaan iblis ini bertujuan agar Yesus meninggalkan pilihan yang utama untuk mewartakan Kerajaan Allah sebagai tugas dan karya yang harus Ia emban. Menghadapi berbagai tawaran itu, Yesus tetap konsisten untuk tidak hanyut pada  bujuk-rayu Si Iblis itu. Sikap hidup Yesus inilah yang bisa menjadi cermin dan teladan bagi kita.

3.

Guru kemudian dapat mengajak peserta didik membaca peneguhan dari Seruan Apostolik Pasca-Sinode tahun 2019, Christus Vivit (Kristus Hidup), Paus Fransiskus menyapa langsung orang muda dan menyampaikan tantangan dalam menghadapi gaya hidup dari para manipulator. Dalam penggalan artikel 182, Paus berpesan,

Dalam waktu yang bersamaan, para manipulator ini juga menggunakan taktik lain: pemujaan kemudaan, seolah-olah semua yang tidak muda menjijikkan dan lekas berlalu. Tubuh yang muda menjadi simbol pemujaan baru ini, sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan tubuh itu diidolakan dan diinginkan tanpa batas, sementara apa pun yang tidak muda dipandang dengan jijik.

Tetapi pemujaan kemudaan ini hanyalah sebuah senjata yang pada akhirnya merendahkan orang-orang muda sendiri. Ia melucuti mereka dari nilai-nilai nyata dan menggunakannya untuk mendapatkan keuntungan pribadi, ekonomi atau politik.

Guru dapat memberikan point ringkasan

Sikap kritis juga harus disertai dengan rasa tanggungjawab. Sikap kritis yang baik, adalah sikap yang tidak hanya asal beda, melainkan sikap yang memang merupakan pilihan. Ketika kita memilih untuk mengatakan “tidak” pada  paham atau gaya hidup tertentu, kita tidak hanya berhenti pada ucapan atau lip service saja, tetapi seharunya juga sampai kehati. Sikap itu mengandung pilihan, arah dan tindakan. Sikap ini perlu didasari dengan pertimbangan yang logis, tepat sekaligus menimbang baik dan buruknya. Untuk bersikap kritis namun juga bertanggungjawab, kita dapat bercermin pada sikap Yesus. Yesus dapat kita jadikan contoh yang luar biasa, dimana diri-Nya sungguh-sungguh menjadi pribadi yang kontras. Pribadi Yesus menjadi teladan pribadi yang otentik (tidak mudah terpengaruh, dewasa dan bertanggungjawab).

Sikap kritis sebagai orang kristen, harus menjadikannya sikap iman. Maka dengan bersikap kritis dan bertanggung jawab, pertama, berarti seseorang berusaha memusatkan diri pada perkembangan nilai-nilai atau cita-cita yang dianggap luhur. Kedua, dengan sikap kritis yang bertanggungjawab, seseorang berusaha memalingkan diri dari keegoisan (berpusat diri sendiri) dan mengarahkan segala perhatian kepada perkembangan bersama. Tidak hanya hidup  menurut ukuran diri sendiri, melainkan juga kepentingan bersama yang lebih baik. Artinya ada nilai solidaritas di dalamnya. Akhirnya, dengan sikap kritis yang bertanggungjawab, akan membuka perhatian kepada hidup yang lebih sempurna, yaitu ke arah hidup Allah sendiri.

Kegiatan Penutup 15 menit

4.

Guru mengajak Peserta didik mengakhiri proses dengan membuat refleksi dan pakta integritas diri Peserta didik untuk berkomitmen bersikap kritis terhadap segala ideologi dan berbagai pengaruh budaya dewasa (Format Terlampir)

Di akhir proses dapat ditutup dengan doa kekuatan mohon penyertaan Roh Kudus agar mampu menggunakan sosial media apapun itu bentuknya secara arif dan bijaksana


E. Asesmen Pembelajaran

     Proses asesmen menggunakan asesmen diagnostik (sebelum dan awal pembelajaran) dan asesmen formatif (proses) dengan penugasan dan pengamatan keaktifan dalam kelompok dan asesmen sumatif (akhir).

     1. Asesmen Awal

          Assesmen dilakukan pada saat proses awal pembelajaran dengan mengamati kemampuan peserta didik saat tanya jawab. Penilaian dapat dilakukan dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia pada tabel di bawah ini!

         Form Asesmen Awal

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden)

Mendalam

Kurang Mendalam

Catatan

Menceritakan pengalaman diri sendiri berkaitan dengan pengalaman pergumulan suara hati, penggunaan media sosial dan gaya hidup

 

 

 

 

     2. Asesmen Profil Pelajar Pancasila

       Setiap peserta didik diminta untuk menyatakan sikapnya selama ini, dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia pada tabel di bawah ini!

            Form Penilaian Diri Profil Pelajar Pancasila

Nama : ………………….

Kelas : ………………….

Materi : ……………………….

 

No.

Penilaian Diri

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1.

Bagaimana kamu  senantiasa bersyukur bahwa kamu diberi kesadaran kritis dan peluang mempergunakan berbagai media sosial

 

 

 

2.

Apakah kamu senantiasa kritis dan bertanggungjawab atas pengaruh berbagai media sosial serta gaya hidup di sekitarmu

 

 

 

3.

Bagaimana kamu berusaha membiasakan kegiatan koreksi diri atau refleksi untuk membina sikap kritis terhadap media sosial dan gaya hidup di sekitarmu

 

 

 

4.

Ceritakanlah dan tuangkanlah dalam buku jurnal mu

Dituliskan dalam buku jurnal peserta didik


3. Asesmen Proses (Formatif)

     Form Penilaian Hasil Diskusi Kelompok

Nama  Guru   : ………………….

Kelas              : ………………….

Materi            : ……………………….

Tanggal          : …………………

 

Nama Peserta didik

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden)

Aktif

Kurang Aktif

Pasif

 

      Mau berpendapat dalam diskusi kelompok mengenai suara hati, media sosial dan gaya hidup

 

 

 

      Mengikuti segala aktivitas yang dikerjakan di dalam kelompok mengenai suara hati, media sosial dan gaya hidup

 

 

 

 

Nama Peserta didik

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden)

Lengkap

Kurang Lengkap

 

Menyusun gagasan pokok peran suara hati dalam kehidupan manusia zaman sekarang dalam kelompok

 

 

 

Menelaah informasi dari berbagai sumber tentang dampak positif dan negatif penggunaan sarana sosial media

 

 

 

Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang gaya hidup, trend, ideologi yang berkembang dalam kehidupan orang muda zaman sekarang

 

 

 

    

 

4. Asesmen Akhir (Sumatif)

a. Pengetahuan

1)    Menurutmu bacaan Galatia 5:16–25, mempunyai pemahaman apa bagimu?

2)    Menurutmu gambaran hidup dipimpin oleh Roh samakah dengan hidup dalam kepekaan suara hati, jelaskanlah?

3)    Berdasarkan Dokumen Gereja Gaudium et Spes, Artikel 16 tersebut, apa yang dapat kamu pahami mengenai suara hati?

4)    Menurutmu bacaan Matius 7:15-19, mempunyai arti apa bagimu?

5)    Menurutmu gambaran “nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba” dapat berarti apa dewasa ini, khususnya dalam konteks sosial media?

6)    Menurutmu, apa yang diharapkan dari Dekrit tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial, Inter Mirifica, pada artikel 9 dan 10 tersebut ?

7)    Menurutmu apa yang paling menarik dari bacaan Luk 4: 1-13 bagimu?

8)    Menurutmu gambaran “godaan” apa yang paling berpengaruh dewasan ini, terutama untukmu?

9)    Menurutmu, apa arti pesan Paus Fransiskus melalui penggalan Christus Vivit (Kristus Hidup) artikel 182 tersebut bagimu ?

 

b. Ketrampilan

            Form Penilaian Diagram Infografis Refleksi

Nama  Peserta didik            : ………………….

Kelas                          : ………………….

Materi                        : ……………………….

Tanggal                      : …………………

 

No.

Hasil Penugasan

Sangat menarik dan Lengkap

Menarik dan cukup lengkap

Kurang Menarik dan kurang lengkap

1.

Bagan/diagram (infografis) secara sederhana mengenai 3 cara kerja suara hati

 

 

 

           

            Form Penilaian Hasil Pakta Integritas dan Refleksi

Nama  Peserta didik            : ………………….

Kelas                          : ………………….

Materi                        : ……………………….

Tanggal                      : …………………

 

No.

Hasil Penugasan

Sangat menarik

Menarik

Kurang Menarik

1.

Sajian jurnal menyangkut pergumulan dan menjaga suara hati

 

 

 

2.

Sajian umum pakta integritas yang menyajikan kritis dan betanggungjawab terhadap media sosial dan gaya hidup dewasa ini

 

 

 

3.

Sajian tentang refleksi kritis dan bertanggungjawab terhadap media sosial

 

 

 

 

c. Spiritual

No

Segi Spiritual yang kamu refleksikan

Penilaian dirimu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

1

Dirimu pernah bimbang dalam menentukan sikap menyangkut suara hati

 

 

 

2

Suara hatimu selalu memberikan teguran jika kamu berbuat salah

 

 

 

 

No

Segi Spiritual yang kamu refleksikan

Penilaian dirimu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

1

Menggunakan Media Sosial sebagai sarana mengembangkan rasa syukur kepada Allah

 

 

 

2

Menyikapi segala pandangan atau ideologi yang berkembang dewasa ini dengan sikap arif dan bertanggungjawab

 

 

 

 

Ungkapkanlah refleksi diatas dalam doa pribadimu

:

 

 

 

F. Daftar Pustaka

Dokpen KWI. 1993. Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor.

Fuster SJ, JM., 1990. Teknik Mendewasakan Diri, Yogyakarta: Kanisius

Komisi Kateketik KWI. 2007. Perutusan Murid-Murid Kristus; Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/SMK; Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); Buku Guru I. Yogyakarta: Kanisius.

KWI. 1996. Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius & bekerja sama dengan penerbit Obor.

Kristianto, Yoseph, dkk. 2010. Menjadi Murid Yesus; Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/SMK. Yogyakarta: Kanisius

Paus Yohanes Paulus II. Dekrit tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial, Inter Mirifica

Rausch, Thomas. 2001. Katolisisme. Yogyakarta: Kanisius.

Team CLC. 1992. Tantangan Membina Kepribadian. Jakarta: Yayasan CLC.

Tom Jacobs. 1985. Sikap Dasar Kristiani. Kanisius. Yogyakarta

 

Sumber Internet

http://katolik.org/

http://smartpsikologi.blogspot.com/

http://sosbud.kompasiana.com/

http://trijayafmplg.wordpress.com

http://umum.kompasiana.com/

 

G. Lampiran






      


Pakta integritas sikap untuk senantiasa kritis terhadap sosial media:

  1. Aku akan…………….
  2. Mulai……………..
  3. Kritis dan bertanggungjawab pada………..

 

Katakan hal-hal menyangkut sosial media yang akan kamu ingin kritisi dengan bertanggungjawab:

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

...........................................................................

 

     

Poin-poin penting dan berharga yang kamu peroleh hari ini

:

 

Kata-kata atau kalimat yang menurutmu perlu diharisbawahi

:

 


------- 0000000-------


Rekoleksi Penyadaran Bermedia Digital
(90 menit)

Sadar di tengah budaya digital

Arah Modul

Orang muda Katolik diajak menyadari dampak dari derasnya perkembangan budaya digital. Perkembangan dan karakteristik budaya yang tentu saja mengubah cara berpikir orang-orang saat ini, khususnya dalam penggunaan tehnologi informasi. Tehnologi digital membawa kemajuan budaya, mempermudah hubungan manusia, dan membawa manusia semakin mampu berkomunikasi di berbagai belahan tempat dengan mudah. Namun, ketika setiap orang mempergunakannya, kemajuan tehnologi itu tidak bebas nilai. Tehnologi dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk kemajuan dan kemudahan manusia, namun di satu sisi dapat sebaliknya, dipergunakan untuk menghancurkan manusia.

Dalam penggunaan tehnologi digital selalu ada dampak-dampak yang menyertainya. Dampak-dampak itu, tentu saja tergantung bagaimana setiap orang memahami, mengelola dan mempergunakan segala tehnologi digital tersebut. Dampak positif maupun negatif, rahmat atau kutuk, merupakan dua sisi yang selalu dihadapi ketika menghadapi perkembangan dunia digital saat ini.

 

Proses Modul

 

1.         Pembuka

Pendamping mengajak peserta membuka pertemuan dengan  Lagu, doa pembuka dan pengantar singkat

a.   Lagu Pembuka 

b.   Doa Pembuka

c.   Pengantar

Pada pertemuan ini, kita diajak bersama-sama melihat perkembangan situasi hidup di tengah-tengah kita yang sarat dengan budaya digital. Kita diajak melihat berbagai perkembangan dan ciri khas budaya digital yang saat ini telah merasuki kita semua. Harapannya, dengan melihat perkembangan budaya digital itu, kita semakin menyadari dampak yang ditimbulkan dari perkembangan dan pengaruh derasnya tehnologi informasi itu dewasa ini. Sehingga kita, dapat secara bijak dan arif menyikapi perkembangan budaya digital itu. Apakah perkembangan tehnologi digital itu akan mendatangkan kutuk atau malah menjadi rahmat bagi kita?

2.         Situasi dan Pengalaman

a.   Ilustrasi 

Pendamping mengajak peserta melihat sebuah data mengenai penggunaan media-media digital akhir-akhir ini. data dapat diambil dari berbagai internet

 

b.   Pendalaman

       Pendamping meminta salah satu peserta membacakan pertanyaan, kemudian pertanyaan dapat didalami bersama-sama atau dalam kelompok-kelompok kecil

Pertanyaan Pendalaman

1)         Bagaimana tanggapan mu mengenai data-data tersebut?

2)         Media digital apa saja yang kamu ketahui dan kamu gunakan dalam selama ini?

3)        Untuk kepentingan apa saja, kamu menggunakan media digital tersebut dalam aktifitas sehari-hari mu? Ceritakanlah !

c.   Catatan Tambahan

       Pendamping dapat menyampaikan point-point tambahan untuk memperkaya/melengkapi sharing peserta.

1)        Era digital ditandai dengan perubahan dan perkembangan pesat tehnologi komputerisasi dan komunikasi. Sejak pesatnya perkembangan era informasi dengan kemajuan komputerisasi dan internet pada awal tahun 1990-an, evolusi teknologi dalam kehidupan sehari-hari menjadi tak terbendung. Tehnologi menjadi gaya hidup dan sarana yang semakin memungkinkan orang berkomunikasi secara global dengan cepat dan jaringan yang semakin luas.

2)        Tanda yang paling jelas menandai era digital, adalah terjadinya proses “digitalisasi” segala isi (dari teks buku, musik, film, gambar, dan lain sebagainya). Dalam proses digitalisasi itu terjadi proses konversi atau perubahan dari isi ke dalam media yang berbeda. Proses komputerisasi (computing) inilah yang pada akhirnya membawa perkembangan luar biasa dalam perilaku kita memahami, mengolah dan mengembangkan sebuah isi (konten) media.

3)        Melalui proses komputerisasi itulah, orang dengan mudah memindahkan segala data atau konten sebuah media di berbagai platform (bentuk) yang berbeda-beda. Begitu juga, orang dengan mudah menyimpan dan mengakses dari jarak jauh ataupun mendistribusikannya ke segala tempat. Melalui  data digital itulah, orang juga lebih mudah untuk memanipulasi, dan akhirnya dapat mereproduksinya tanpa batas, bahkan tanpa kehilangan kualitasnya. Singkatnya, data dalam bentuk komputerisasi atau digital mempunyai kelebihan dalam akses kecepatan, kualitas dan kinerja.

4)        Tehnologi digital apapun bentuknya, sebenarnya bersifat netral. Artinya, tergantung penggunaannya oleh setiap orang. Apakah digunakan untuk kebaikan atau sebaliknya. Maka, relasi manusia dan teknologi digital itu bersifat mutual. Artinya, teknologi disatu sisi digunakan oleh manusia, bagaimanapun bentuk dan fungsinya, namun di lain sisi, tehnologi juga menyangkut bagaimana manusia menggunakannya. Pada intinya teknologi digital adalah alat. Sebuah teknologi diciptakan untuk kepentingan manusia. Tentu saja, sebelum maupun sesudah diciptakan, tehnologi digital membawa nilai-nilai, tujuan dan kepentingannya.

3.         Refleksi Kateketis

a.   Inspirasi Kitab Suci         

       Pendamping dapat meminta peserta untuk membacakan secara bergiliran tiap satu ayat

Mat 16: 1-4 (dapat dilihat juga Luk 12: 54-57)

16:1        Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.

16:2        Tetapi jawab Yesus: "Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah,

16:3        dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.

16:4        Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi.

b.   Pendalaman

Pendamping meminta salah satu peserta membacakan pertanyaan, kemudian pertanyaan dapat didalami bersama-sama atau dalam kelompok-kelompok kecil

Pertanyaan refleksi

1)        Menurut mu, tanda-tanda zaman apa yang dimaksud dalam bacaan Kitab Suci diatas?

2)        Menurut mu, apakah budaya digital dapat menjadi sarana dalam menghadirkan karya keselamatan Allah?

3)        Bagaimana seharusnya sikap kita sebagai orang beriman menghadapi perkembangan budaya digital akhir-akhir ini di dalam keluarga kita?

         c.   Catatan Reflektif

                Pendamping dapat menyampaikan point-point reflektif untuk memperkaya/melengkapi sharing peserta.

1)        Perkembangan zaman yang terjadi, khususnya perkembangan budaya digital, seharusnya membuat kita tidak menutup mata dan kemudian menghujatnya. Melainkan, kita perlu tanggap dan menilainya secara bijak. Bacaan Matius 16:1-4 memberikan kita inspirasi, bahwa Yesus mengajak orang Farisi dan Saduki untuk peka terhadap segala tanda, kecenderungan dan berbagai perkembangan yang terjadi di sekitarnya. Ketidakpekaan dan sikap acuh terhadap segala perubahan zaman disekitarnya membawa kepada keterasingan dan kemunduran untuk bersikap. Dalam konteks orang Farisi dan Saduki tersebut, Yesus mengkritik mereka yang bersikap “bebal” dan “tidak mau terbuka” pada karya keselamatan yang telah hadir melalui berbagai tanda-tanda yang sebenarnya dapat dilihat mereka.

2)        Era digital dengan berbagai karakteristiknya yang sedemikian luas tentu saja juga mempengaruhi kita sebagai orang beriman. Era digital merupakan tanda-tanda zaman yang membutuhkan kepekaan dan keterbukaan untuk disikapi bersama. Kita tidak bisa menutup mata atas fenomena era tersebut. Hal yang tak dapat dipungkiri adalah derasnya kekuatan revolusi tehnologi. Era digital telah membawa kepada cara baru berkomunikasi. Kita semestinya memanfaatkannya untuk pewartaan Injil di tengah-tengah dunia, dengan memanfaatkan perkembangan dan kemajuan tehnologi digital tersebut.

3)        Gereja melalui Konsili Vatikan II sebenarnya mengajak kita untuk peka dan melihat tanda-tanda zaman dengan pandangan yang bijak dan dewasa. Misalnya dalam dokumen Gaudium et Spes, kita diajak peka menangkap segala tanda-tanda zaman dan menafsirkannya dalam terang Injil, sehingga kita mampu menjawab tantangan di zaman sekarang. Melalui itu semua, diharapkan kita mampu dan dengan tekun senantiasa mencari makna dan nilai-nilainya dalam konteks hidup dewasa ini, sehingga kita mampu memahami dan memberikan harapan bagi dunia. Melalui dokumen Gaudium et Spes, kita diajak untuk melihat situasi dunia secara lebih positif. Dunia dilihat sebagai seluruh keluarga manusia dengan segala hal yang ada di sekelilingnya. Dunia menjadi pentas berlangsungnya sejarah umat manusia. Dunia ditandai oleh usaha-usaha manusia, dengan segala kekalahan dan kemenangannya. Dunia diciptakan dan dipelihara oleh cinta kasih Tuhan Pencipta. Dunia yang pernah jatuh menjadi budak dosa, kini telah dimerdekakan oleh Kristus yang telah disalibkan dan bangkit pula, untuk menghancurkan kekuasaan setan agar dunia dapat disusun kembali sesuai dengan rencana Allah dan dapat mencapai kesempurnaan (Gaudium et Spes, Art.2).


4.         Penegasan Bersama

Pendamping mengajak peserta membicarakan apa yang bisa dilakukan setelah mendalami topik lewat Situasi Nyata dan Inspirasi Kitab Suci. Hasil ditegaskan kembali sebagai tindakan nyata (aksi) dari pertemuan

a.   Aksi

                       Apa yang dapat kita lakukan sebagai orang muda katolik secara konkret, supaya mampu menyesuiakan dan menghadapi budaya digital yang telah merasuki dan mempengaruhi kita semua?

b.   Rangkuman dan Peneguhan

                       Budaya digital telah mempengaruhi kita semua. Kehidupan kita sehari-hari sekarang ini tidak tidak dapat lepas dengan segala perangkat alat-alat digital. Kita menyadari bahwa budaya digital merupakan budaya yang ditandai dengan perubahan dan perkembangan pesat tehnologi komputerisasi dan komunikasi, khususnya internet. Maka, kita tidak dapat menutup mata bahwa tehnologi menjadi gaya hidup dan sarana yang semakin memungkinkan orang berkomunikasi secara global dengan cepat dan jaringan yang semakin luas. Budaya digital dengan berbagai karakteristiknya yang sedemikian luas tentu saja juga mempengaruhi kita sebagai orang beriman. Budaya digital merupakan tanda-tanda zaman yang membutuhkan kepekaan dan keterbukaan untuk disikapi bersama. Kita diingatkan melalui bacaan Injil Matius 16:1-4, bahwa Yesus mengajak orang Farisi dan Saduki untuk peka terhadap segala tanda, kecenderungan dan berbagai perkembangan yang terjadi di sekitarnya. Ketidakpekaan dan sikap acuh terhadap segala perubahan zaman disekitarnya membawa kepada keterasingan dan kemunduran untuk bersikap. Gereja melalui Konsili Vatikan II sebenarnya mengajak kita peka dalam melihat segala tanda-tanda zaman dengan pandangan yang bijak dan dewasa. Kita diajak mampu menangkap segala tanda-tanda dan menafsirkannya dalam terang Injil, sehingga kita mampu menjawab tantangan di zaman sekarang dan mampu hidup dalam budaya digital yang tentu saja tidak mudah bagi hidup beriman kita.

5.         Penutup

         Pendamping mengajak peserta menutup pertemuan dengan  doa penutup dan Lagu penutup

       a.      Doa Umat

b.   Doa Penutup

c.   Lagu Penutu

 

 

No comments:

Post a Comment