Catatan mengenai kisah hidup Santa Corona tidak begitu banyak tersedia. Akan tetapi namanya sering sekali dihubungkan dengan Santo Viktor.
Berikut ini beberapa hal yang didapati terkait kisah hidupnya:
Saat itu ada seorang tentara Romawi bernama Viktor. Akan tetapi ada pula penguasa Romawi yang sedang terserang “demam” kebenciannya akan orang-orang Kristiani Perdana bereaksi kaget dan marah terhadap Viktor karena dia percaya kepada Kristus.
Pada saat itulah Kekuasaan Romawi berada di kekuasaan Kaisar Marcus Aurelius yang ketika itu digelayuti perasaan benci terhadap orang-orang Kristiani Perdana. Pada zaman itu, orang-orang Kristiani kerap menjadi korban persekusi serta eksekusi. Oleh sebab itu, Viktor diburu hingga akhirnya ditangkap.
Di hadapannya ada hakim bernama Sebastian, sosok yang juga anti orang-orang Kristiani. Viktor akhirnya dibunuh dengan sangat kejam lantaran dirinya merupakan sosok yang beriman kepada Kristus.
Tubuh Viktor diikat di sebuah tiang lalu dipukul hingga kulitnya mengelupas dari sekujur badannya. Namun, dalam penderitaan dan kesakitan amat sangat itu, ia tak pernah menyatakan menolak atau membuang keyakinannya akan Kristus.
Konon, penyiksaan Viktor ini terjadi di wilayah yang kini disebut Irak. Akan tetapi, data lain mengatakan Damaskus di Suriah. Saat itu, Suriah ada dalam cengkeraman kekuasaan Kekaisaran Romawi.
Selain itu ada juga yang menyebut terjadi di wilayah Turki sekarang, tepatnya di Antiokia. Namun yang jelas, para sejarahwan sepakat bahwa kasus penganiayaan yang berakhir kematian Santo Viktor ini terjadi pada era tahun 170 Masehi.
Tidak jauh dari lokasi tempat Viktor disiksa, ada perempuan remaja bernama Corona. Ia merupakan isteri dari salah serdadu Romawi. Ia diam-diam sudah menyatakan dirinya beriman pada Kristus.
Karena melihat Viktor disiksa, mendadak Corona diliputi perasaan heroik dan dengan lantang pula menyatakan dirinya juga seorang Kristiani.
Tak lama kemudian, Corona langsung dibawa menuju Hakim Sebastian. Ia juga bernasip sama seperti Viktor yang harus berhadapan dengan kematian. Corona pun akhirnya dihukum mati.
Dengan alasan percaya pada Kristus, Santa Corona akhirnya ditangkap. Tubuhnya digantung di sebuah pohon palem. Namun ironisnya juga, ia digantung dengan tubuh terbalik dengan posisi kepala dibawah dan kaki diatas.
Tak lama kemudian, pohon palem itu runtuh, lalu tubuh Santa Corona terjatuh keras kebawah, badannya remuk hingga nyawanya hilang.
Pelindung gerakan anti wabah dan pandemi
Nama baik Santa Corona, terutama sangat hidup di wilayah Eropa berbahasa Jerman. Utamanya di Austria dan Bavaria. Pada kedua kawasan berbahasa Jerman itulah, Santa Corona “dipatrikan” namanya sebagai Orang Kudus Pelindung untuk semua jenis kegiatan dan gerakan memerangi wabah penyakit. Utamanya pandemi.
Sedangkan Pesta peringatan Santa Corona yakni tanggal 14 Mei. Pada tanggal itu pula Gereja juga memperingati pesta nama Santo Mathias, rasul pengganti Yudas Iskariot.
Keduanya kemudian dinyatakan sebagai Santo maupun Santa oleh Paus Gregorius IX yang memimpin umat Katolik sedunia pada tahun 1227-1241.
St. Corona