Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Tuesday, June 8, 2021

BELAJAR AGAMA KATOLIK 7

BAHASAN PEMBELAJARAN AGAMA KELAS 7 KATOLIK MENCAKUP AKU, MANUSIA DENGAN JATI DIRINYA DENGAN SESAMA DAN LINGKUNGAN SEKITAR SERTA PRIBADI YESUS KRISTUS YANG MENJADI PANUTAN DAN TELADAN HIDUP



SEMESTER GANJIL

BAB I      MANUSIA CITRA ALLAH

BAB II    DICIPTAKAN SEBAGAI LAKI ATAU PEREMPUAN

BAB III    PERAN KELUARGA, GEREJA, MASYARAKAT


SEMESTER GENAP

BAB IV    MENGEMBANGKAN DALAM PERGAULAN

BAB V    MENELADANI SIKAP KARAKTER YESUS

BAB VI    NILAI DASAR YANG DIPERJUANGKAN YESUS

Kerajaan Allah dan PewartaanNYA

 

Monday, June 7, 2021

BELAJAR AGAMA KATOLIK KELAS 9

MATERI BELAJAR AGAMA KATOLIK KELAS INI ADALAH 6 BAB DENGAN 6 KOPETENSI DAN 6 KD YAKNI SEBAGAI BERIKUT:

SEMESTER GANJIL



BAB I    MENANGGAPI KARYA KESELAMATAN

BAB II    BERIMAN HIDUP DITENGAH MASYARAKAT

BAB III    MENGHARGAI MARTABAT MANUSIA


SEMESTER GENAP

BAB IV    MENJAGA KEUTUHAN ALAM CIPTAAN

BAB V    MEMBANGUN PERSAUDARAAN DENGAN SEMUA ORANG

BAB VI    MEMBANGUN MASA DEPAN

BELAJAR AGAMA KATOLIK KELAS 8

POKOK BAHASAN YANG DIDALAMI SISWA KATOLIK KELAS 8 MENCAKUP 8 BAB 8 KOMPETENSI DAN 8 KD


SEMESTER GANJIL

Bab I         :    PRIBADI YESUS KRISTUS

Bab II        :    YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH

Bab III        :    PANGGILAN PERUTUSAN MURID YESUS

Bab IV        :    KONSEKUENSI PEWARTAAN YESUS


SEMESTER GENAP


Bab V           :    PERAN ROH KUDUS

Bab VI           :    GEREJA SEBAGAI PAGUYUBAN

Bab VII        :    GERAJA TANDA SARANA PENYELAMATAN

Bab VIII       :    SAKRAMEN SAKRAMEN GEREJA

Sunday, June 6, 2021

ABSEN PAT PELAJAR KATOLIK

 

7) Sabda Bahagia


  • Semua orang, baik anak-anak maupun dewasa, pasti menginginkan hidup yang bahagia. Kebahagiaan diartikan sebagai pemenuhan dari semua keinginan hati kita.
  • Jika kita perhatikan, pemenuhan kebahagiaan itu bergeser terus, manusia cenderung menginginkan sesuatu yang ‘lebih’: ingin lebih pandai, lebih sukses, dan lebih baik.
  • Walaupun semua orang ingin bahagia, umumnya orang tidak tahu secara persis kehidupan seperti apa yang dapat menghantar kita ke sana. Akibatnya tiap-tiap orang mengejar hal yang berbeda-beda untuk mencapai kebahagiaan itu. Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa: saya bahagia kalau punya banyak uang, dapat makan yang enak, atau punya pasangan yang keren, atau kedudukan yang tinggi dan pendidikan yang tinggi, kesehatan yang prima, dan penampilan yang OK, dan sebagainya. Pada akhirnya, atas dasar pandangan yang berbeda itupulalah yang mengakibatkan banyak orang juga melakukan berbagai cara yang berbeda-beda untuk menggapai kebahagiaan itu.
  • Dalam Injil Matius 5:1-12, Yesus menawarkan kebahagiaan yang tidak hanya bersifat sementara. Ajaran Yesus itu kita kenal dengan istilah “Delapan Sabda Bahagia”.
  • Dalam ajaran-Nya, Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah…” (Matius 5:3). Harap diingat Yesus tidak berkata “berbagahagialah kamu karena kamu miskin atau kalau kamu mau bahagia silahkan jadi orang miskin”. Yesus memuji bahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, berarti orang tersebut menyadari ketakmampuannya, ketakberdayaannya dan karena itu menyerahkan diri secara total pada kekuatan kuasa Allah. Orang yang dipuji Yesus adalah orang yang tidak terikat dengan harta yang sementara dan tak diperbudak oleh harta yang sementara. 
Begitulah salah satu bunyi dari sabda bahagia.
  • Melalui sabda bahagia ini Yesus bermaksud menyatakan tiga hal, yaitu:
(a) Menyiapkan para murid-Nya untuk menghadapi dunia yang orientasi kehidupannya sangat berlainan dengan kehendak Allah,
(b) Sabda bahagia me ngandung nilai eskatologis (akhirat/ akhir zaman), sebagai syarat masuk surga dan
(c) Sabda bahagia merupakan hukum baru yang mengatur relasi manusia dengan Tuhan dan sesama yang didasarkan pada kasih.
  • Sabda bahagia mengandung dua aspek yang mengatur kehidupan manusia, yaitu:
(Pertama) Aspek Iman (Matius 5: 3-6) mengandung pemahaman bahwa yang berbahagia adalah orang yang sepenuhnya menyandarkan hidup kepada Allah.
 Mereka itu adalah:
(a) Orang miskin;
  • bukan mereka miskin karena tidak memiliki harta benda, melainkan karena tertindas oleh orang kaya dan kuat.
(b) Orang yang berduka cita;
  • mereka mengharapkan penghiburan yang datang dari Allah (Yes 61: 1-3)
(c) Orang yang lemah lembut;
  • orang yang dengan rendah hati menantikan pertolongan dari Tuhan,
(d) Orang yang lapar dan haus akan kebenaran;
  • mereka adalah orang-orang yang rindu dibenarkan oleh Allah (Mazmur 146: 7).
(Kedua) Aspek Sosial (Matius 5: 7-10); dari sudut sosial orang yang berbahagia menurut Yesus adalah:
(a) Orang yang murah hati;
  • artinya orang yang gemar berbuat kasih kepada sesamanya.
(b) Orang yang suci hatinya:
  • artinya orang yang sadarkan dirinya sebagai warga Kerajaan Allah dan siap melakukan kehendak-Nya.
(c) Orang yang membawa damai;
  • orang yang menciptakan suasana damai dalam masyarakat,
(d) Orang yang dianiaya karena kebenaran;
  • artinya orang yang berjuang demi tegaknya kebenaran.
Penjelasan dari isi Sabda Bahagia
1) Miskin di hadapan Allah (ay. 3):
  • maksudnya bahwa mereka adalah orang yang memiliki sikap percaya secara mutlak dan berserah kepada Allah, dan bukan mengandalkan kekuatan hidup atas kekayaan, kekuasaan, prestise, dan sebagainya.
2) Berduka cita (ay. 4):
  • maksudnya di sini adalah orang yang dalam penderitaannya tetap sabar, tetap setia kepada Allah dan tidak mudah putus asa.
3) Lemah lembut (ay. 5):
  • maksud dari orang yang lemah lembut adalah orang yang dengan rendah hati, yang tidak mengumpat dan mengancam orang lain, tidak bereaksi keras bila dihina dan dilukai perasaannya.
4) Lapar dan haus akan kebenaran (ay. 6):
  • maksudnya adalah orang yang lebih mengutamakan kebutuhan rohani demi terwujudnya Kerajaan Allah.
5) Murah hati (ay. 7):
  • maksudnya bahwa orang yang murah hati adalah orang yang mau mengampuni, sebagaimana Allah juga murah hati dan senantiasa mau mengampuni.
6) Suci hati (ay. 8):
  • maksudnya bahwa orang yang suci hatinya adalah orang yang dalam seluruh hidupnya mencintai dan mengabdi dan menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah tanpa syarat.
7) Membawa damai (ay. 9):
  • maksudnya bahwa orang yang membawa damai adalah orang yang bekerja untuk meningkatkan atau menciptakan kesatuan, kerukunan dan cinta kasih persaudaraan sejati antarmanusia.
8) Dianiaya oleh sebab kebenaran (ay. 11):
  • maksudnya bahwa orang Kristen diajak untuk memperjuangkan kebenaran, sekalipun mereka mendapat berbagai pengaiayaan, selalu setia kepada Kristus sekalipun mereka mendapat berbagai celaan dan pengaiayaan, sebagai bukti bahwa mereka mencintai-Nya.

Kasih tidak membedakan

Beberapa Catatan Penting
  1. Manusia, apapun ras, suku, agama, jenis kelaminnya memiliki martabat yang sama. Sebagai mahluk yang memiliki martabat yang sama, sepatutnya manusia hidup secara rukun tanpa membedakan antara satu dengan yang lain.
  2. Namun demikian, dalam praktik kehidupan di tengah masyarakat, masih banyak dijumpai kehidupan masyarakat yang tersekat-sekat atau terkotak-kotak. Sebagai contoh, ketika seseorang mau membantu orang lain, masih ada yang akan membatu dengan melihat dahulu siapa yang akan dibantu. Mereka lebih senang membantu kepada yang satu suku, atau seagama, ataupun yang masih dikenal. Belum lagi tindakan diskriminatif, membedakan secara tidak adil berdasarkan perbedaan suku, ras, agama, jenis kelamin sepertinya menjadi berita yang tidak habisnya untuk dikonsumsi oleh masyarakat kita.
  3. Yesus sendiri hidup dalam suasana masyarakat Yahudi, di mana pada masa itu cinta yang terkotak-kotak masih berjalan dan dilaksanakan di tengah masyarakat Yahudi. Cinta diukur berdasarkan sekat-sekat misalnya; sedarah, seagama, segolongan, sepaham, status sosial yang tinggi, tidak mengritik pandangannya, dan sebagainya. Maka, orang yang berbeda atau tidak memenuhi kriteria-kriteria tersebut dibenci dan disingkirkan.
  4. Namun demikian, Yesus tidak ikut arus. Yesus memiliki prinsip untuk mengasihi semua orang tanpa batas atau tanpa membedakan satu dengan yang lain. Sebagai salah satu contoh, Yesus tidak ikut arus untuk menjauhi dan memusuhi Zakeus si pemungut cukai. Yesus bukan hanya tidak menjauhi Zakheus, tetapi bahkan Yesus makan bersama dengan Zakheus di rumahnya sehingga akhirnya Zakheus bertobat.
  5. Selain itu, Yesus mau menyembuhkan orang sakit, bukan menjauhi dan mengutuknya sebagai orang yang dikutuk Allah. Yesus mengampuni orang berdosa dan perempuan yang berzinah sehingga mereka pun bertobat. Yesus menyelamatkan semua orang dengan mencintai mereka tanpa pandang bulu.
  6. Sifat manusiawi, egoisme, mau menang sendiri, tidak mau direpotkan serta mau enaknya sendiri yang dimiliki seseorang masih cenderung lebih diutamakan, sehingga praktik hidup yang pilih-pilih dalam pergaulan juga masih sering terjadi. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang imam dan seorang Lewi dalam perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati yang disampaikan oleh Yesus.
  7. Dalam perumpamaan itu, dikisahkan bahwa ada orang yang dirampok dan dipukuli hingga hampir mati dalam perjalanannya. Beberapa waktu kemudian, lewatlah seorang imam di jalan itu, tetapi tidak menolong korban perampokan itu. Kemudian lewat pula seorang Lewi, dan ia juga tidak menolong. Akhirnya lewatlah seorang Samaria, yang waktu itu tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang Israel (Orang Samaria dianggap rendah karena sudah bercampur dengan suku bangsa lain), yang menolong korban itu tanpa mempedulikan latar belakang orang yang ditolong. Orang Samaria itu menunjukkan cinta yang tidak membedakan.
  8. Yesus mengajarkan pada kita bahwa pada hakikatnya cinta (kasih) itu sendiri selalu terarah pada orang lain. Kalau kita mengasihi orang lain, sesungguhnya kita harus berusaha bagaimana orang yang kita kasihi itu bahagia. Tidak pandang bulu siapa orang itu, apa agamanya, keadaan ekonominya. Yang penting kasih yang kita berikan hendaknya terarah kepada semua orang dan menjadikan orang tersebut bahagia.
  9. Contoh cinta tanpa pengkotakan atau kasih yang tanpa membedakan yang dapat dilakukan remaja. Misalnya: berteman dengan semua orang dan tidak hanya berteman dengan teman tertentu saja, mau mendekati atau berteman dengan orang yang oleh teman lain dijauhi, mau terlibat kegiatan bersama teman tanpa pilih-pilih, membantu teman tidak hanya pada teman dekat saja melainkan kepada semua teman yang memerlukan bantuan

Membangun diri seturut teladan Yesus 7

Beberapa catatan penting
  1. Yesus telah dan terus memberi pengaruh begitu mendalam dalam diri para pengikut-Nya. Mereka yakin bahwa tidak mungkin ada orang lain yang sama atau lebih besar dari pada-Nya. Bahkan Musa atau Elia tidak (Markus 9: 2 – 8), Abraham juga tidak (Yohanes 8:58). Tidak perlu lagi “menantikan seorang lain” (Matius 11:3).
  2. Yesus adalah penggenapan setiap janji dan nubuat. Kalau ada yang harus diangkat menjadi Mesias, Raja, Tuhan, Anak Allah, tidak ada kemungkinan lain kecuali Yesus (Kis 2:36; Rom 1:4; Wahy 17:14; 19:16).
  3. Yesus adalah terobosan sejarah manusia. Kata-kata-Nya adalah sabda Allah. Roh-Nya adalah Roh Allah. Perasaan-Nya adalah perasaan Allah.
  4. Pada zaman ini percaya kepada Yesus berarti setuju dengan yang telah dikatakan mengenai diri-Nya. Percaya kepada Yesus berarti percaya bahwa Dia Ilahi. Percaya bahwa Yesus Ilahi adalah memilih untuk menjadikan Dia dan yang Ia perjuangkan sebagai Allah.
  5. Kita sudah melihat seperti apakah Yesus itu. Karena kita telah mengimani bahwa Dialah Allah kita, maka seluruh pribadi Yesus kita yakini memberi inspirasi dalam hidup kita. Seluruh hidup kita hendaknya diinspirasi, dimotivasi dan didorong oleh pribadi Yesus yang kita kenal dan kita imani itu. Dengan demikian Yesuslah tokoh idola kita dalam hidup.
  6. Menjadikan Yesus sebagai tokoh idola berarti berusaha untuk menyerupai Yesus, berusaha untuk seperti Yesus, berusaha untuk menjadi kebanggan Yesus dalam setiap langkah, dan dalam setiap peri kehidupan kita. Yesus menjadi nafas dalam kehidupan kita
  7. Sebagai orang yang mengimani Yesus, maka bukan hal yang salah, jika kita mengidolakan Dia dalam hidup kita. Dia yang telah kita kenal melalui sabda dan perbuatan-Nya, dapat menjadi idola bagi kita semua.

Rangkum 7 KATOLIK 2

 1. Mengasihi Allah dan sesama adalah Hukum yang paling utama yang diajarkan Yesus (matius 22:37-40)

2.Gaudium et spes art 29: “Pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat saling tergantung….setiap pribadi manusia, berdasarkan kodratnya sungguh-sungguh memerlukan hidup kemasyarakatan.”
3.Matius 7:12 : “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”.
4.Matius 5:44 : “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”
5.Yohanes 15:11 : “…hendaklah kamusaling mengasihi, …sama seperti aku telah mengasihi kamu…”
6.Tindakan Yesus membangkitkan anak muda di Nain (Lukas 7:11-17) didasari oleh sikap Belas kasih
7. Dari tindakan Yesus dalam Lukas 7:11-17, kita dapat memahami bahwa tindakan belas kasih merupakan Pembebasan orang lain dari penderitaan
8. Tindakan Yesus yang membebaskan manusia dari penderitaan menunjukkan
9. Allah yang berbelas kasih berkenan membebaskan manusia dari penderitaan
10. Matius 18:21-22 : “ bukan, bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kalitujuh kali’’Yesus mengajarkan bahwa pengampunan itu harus dilakukan tanpa batas
11. Keluarga adalah Lingkungan pertama dan utama yang menjadi tempat seseorang tumbuh dan berkembang
12. Dalam keluarga, kita belajar untuk saling Mengenal, mengasihi, melayani
13. Suasana keluarga yang bahagia merupakan tanggungjawab Seluruh anggota keluarga
14. Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga menimbulkan Kurangnya komunikasi antar anggota keluarga
15. Sebagai anak, peran yang paling penting untuk dilakukan dalam keluarga adalah Mencintai semua anggota keluarga
16. Keluaran 20:12 : “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan kepadamu”
17. Paulus dalam Efesus 6:1-3, mengajarkan bahwa menghormati orang tua adalah suatu sikap yang penting, yang dapat memberikan Umur panjang dan kebahagiaan
18. Menghormati ayah dan ibu merupakan perintah Allah yang Keempat
19. Konsekuensi dari realitas manusia sebagai makhluk sosial adalah Manusia selalu membutuhkan orang lain
20. Sebagai manusia, kita memiliki sifat ketergantungan dan saling membutuhkan, maka kita dituntut untuk Mau bekerjasama dan saling pengertian satu sama lain.
21. Sikap Yesus terhadap perempuan yang tertangkap berzina (Yohanes 8:2-11) menunjukkan bahwa Yesus senantiasa mau mengampuni kesalahan orang yang berdosa\
22. Ketika Yesus mengampuni perempuan yang berzina, mengampuni berarti memberi kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik
23. Ketidakmampuan memaafkan dapat menimbulkan permusuhan, kebencian, dendam
24. Kesediaan untuk mengampuni memberikan manfaat : melegakan hati orang yang bersalah, mengembalikan kerukunan dan keharmonisan, menyatukan pihak-pihak yang bertikai.
25. Dalam Yohanes 8:2-11 Yesus juga mengajarkan bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu sikap kita hendaknya jangan menghakimi sesama tanpa mawas diri
26. Matius 6:14-15 mengajarkan bahwa pengampuan akan diberikan oleh Allah kepada kita jika kita mengampuni kesalahan orang lain
27. Matius 9 : 6 menegaskan bahwa Yesus adalah Anak manusia yang berkuasa mengampuni dosa
28. Dalam Yohanes 10:11-15 Yesus menyebut diriNya sebagai Gembala yang baik
29. Sikap dan tindakan Yesus yang ditunjukkan dalam Yohanes 10;11-15 adalah rela berkorban demi keselamatan manusia
30. Simpati : sikap peduli dan ikut merasakan penderitaan orang lain.
31. Yesus berani melanggar aturan hari sabat dan menyembuhkan orang yang sakit (Mat 12:9-15). Hal tersebut menunjukkan bahwa Yesus sangat mempedulikan keselamatan manusia
32. ”…. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40). Dalam ayat tersebut Yesus mengajarkan kepedulian terhadap sesama yang hina merupakan kepedulian terhadap Allah.
33. Keegoisan merupakan penyebab utama ketidakpedulian terhadap penderitaan orang lain
34. Menurut matius 25:31-46, salah satu hal yang menjadi pertimbangan Allah dalam mengadili manusia adalah sikap dan kepedulian kita terhadap sesama.
35. Dalam Matius 5 : 45 disebutkan bahwa Allah menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa Allah mengasihi semua orang
36. Kalau Allah mengasihi semua orang, maka konsekuensinya bagi kita adalah mengasihi setiap orang siapapun mereka
37. Matius 5:44 : kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi orang yang menganiaya kamu
38. Lukas 7:11-17 : Yesus membangkitkan anak muda di Nain
39. Motivasi Yesus dalam melakukan tindakan kasih adalah pembebasan bagi orang yang dikasihiNya
40. Yohanes 10:11-15: berkorban berartimemberikan nyawanya untuk keselamatan orang lain
41. Alasan mendasar mengapa kita harus mau memaafkan kesalahan orang lain adalah Allah mau mengampuni siapapun manusia yang bersalah dan bertobat
42. Matius 12:9-15 : Yesus mengabaikan peraturan hari sabat demi menyelamatkan hidup orang lain
43. Gaudium et Spes Art. 29 menegaskan bahwa orang lain harus diperlakukan sebagai pribadi yang berharga Matius 7:12 : apa yang kamu inginkan agar orang lain perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka
44. usaha untuk membantu mewujudkan keharmonisan dan kebahagaiaan dalam keluarga :
a. bersikap rukun dengan saudara
b. membantu orang tua menyelesaikan pekerjaan rumah tangga
c. mematuhi nasehat orang tua
d. bersikap terbuka terhadap orang tua dan saudara
45. hal yang dapat menyebabkan rusaknya kehidupan bersama dalam masyarakat
a. egoisme
b. ketidakjujuran
c. ketidak pedulian
d. sikap acuh tak acuh
e. kesombongan
f. ketidakadilan
46. azas (prinsip dasar) yang harus kita wujudkan dalam mengembangkan hidup bersama :
a. kejujuran
b. keadilan
c. kasih
47. Bila Allah mengasihi semua orang, maka kitapun seharusnya mengasihi semua manusia siapapun mereka tanpa memperhatikdan perbedaan yang ada diantara kita

Tuesday, June 1, 2021

X ). KSPL

 etensi Dasar

1.6 Beriman kepada Allah melaluiKitab Suci dan Tradisi sebagai dasar iman Kristiani.
2.6 Responsif dan proaktif dalam mengembangkan pemahaman tentang ajaran Kitab Suci dan Tradisi sebagai dasar iman Kristiani.
3.6 Memahami Kitab Suci dan Tradisi sebagai dasar iman Kristiani.
4.6 Melakukan aktivitas tentang Kitab Suci dan Tradisi sebagai dasar iman Kristiani


Pengantar 
Sepanjang masa Allah senantiasa mewahyukan Diri. Pewahyuan Diri Allah pada dasarnya tertuju kepada semua manusia dari segala bangsa. Pewahyuan Diri Allah yang universal itu, ditanggapi dengan berbagai macam cara dan sikap. Dari sekian banyak bangsa manusia, ada satu kelompok bangsa yang menanggapi pewahyuan Diri Allah itu secara khas, yaitu bangsa Israel, yang sekaligus dipakai Allah untuk menjadi sarana dalam menyampaikan rencana penyelamatan-Nya, sebagaimana terungkap dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama. 
Bagi umat beriman Kitab Suci memegang peranan yang sangat penting. Ia menjadi sumber tertulis yang utama untuk memahami karya penyelamatan Allah kepada manusia sepanjang zaman. Ia juga menjadi sumber referensi dan inspirasi untuk mengembangkan imannya. Karena kedudukan dan perannya yang sangat penting itu, maka setiap orang beriman perlu memahami Kitab Suci secara benar. 
Pemahaman tersebut akan berpengaruh pada sikap dan tindakan orang beriman dalam mendudukkan dan memperlakukan Kitab Suci bagi kehidupan berimannya. Pemahaman yang benar itu menyangkut pemahaman tentang sejarah terjadinya, latar belakang atau konteks sejarah saat Kitab Suci itu disusun, latar belakang penulisnya, jenis sastra dalam penulisannya, isi dan maksud penulisannya.


Tradisi lisan sebagai sarana pewarisan Nilai-Nilai Luhur dalam masyarakat 
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar berbagai macam legenda yang ada dalam masyarakat. Umumnya tidak pernah ada yang tahu, kapan legenda tersebut mulai muncul, sebab legenda tersebut awalnya diceritakan secara lisan dan secara turun temurun, hingga suatu saat ada orang-orang yang menuliskannya. Itulah sebabnya sering ditemui pula, legenda yang sama tetapi dalam penuturannya berbeda. 
Dalam masyarakat terdapat banyak cara untuk memelihara dan meneruskan nilai-nilai luhur bagi generasi selanjutnya. Penerusan nilai nilai luhur tersebut dapat memakai sarana pantun, lagu, kebiasaan, atau cerita legenda.

===

[A] 
KITAB SUCI PERJANJIAN LAMA 

Hal-Hal yang dipelajari dalam sub-bab ini: 
1) Makna istilah “Perjanjian Lama” 
2) Jenis Sastra dalam Kitab Suci Perjanjian Lama 
3) Klasifikasi jenis kitab dalam Kitab Suci Perjanjian Lama 
4) Proses penyusunan Kitab Suci Perjanjian Lama 
5) Kanonisasi Kitab Suci dan Kitab Deuterokanonika 
6) Pentingnya Mempelajari Perjanjian Lama Bagi Kehidupan


Makna istilah “Perjanjian Lama” 
    Istilah “Perjanjian Lama” dipergunakan untuk membedakan dengan “Perjanjian Baru”. Dalam sejarah keselamatan, relasi manusia dengan Allah diikat dengan perjanjian, yang dalam Perjanjian Lama manusia diwakili oleh bangsa Israel, teristimewa melalui para pemimpin mereka. Perjanjian itu adalah perjanjian kasih yang menyelamatkan. Dalam perjanjian itu, Allah berjanji akan senantiasa menyelamatkan manusia, dan dari pihak manusia Allah menuntut kesetiaan.
    Sayangnya kesetiaan Allah itu seringkali dibalas dengan ketidaksetiaan Israel. Maka Allah yang adalah setia tetap menjanjikan penyelamatan pada manusia dengan cara memperbaharui perjanjian melalui putraNya sendiri Yesus Kristus. Maka Perjanjian Lama menunjuk pada perjanjian antara manusia dengan Allah sebelum Kristus.
    Walaupun “Perjanjian Lama” pada dasarnya belum sempurna dan telah ternodai, namun apa yang diungkapkan di dalamnya tetap penting, sebab ia mengungkapkan kepada manusia semua orang pengertian tentang Allah dan manusia serta cara-cara Allah yang adil dan rahim; bergaul dengan manusia. Meskipun juga mencantumkan hal-hal yang tidak sempurna dan bersifat sementara, Kitab- Kitab memaparkan cara pendidikan ilahiah yang sejati. Maka Kitab-Kitab itu mengungkapkan kesadaran hidup akan Allah, yang mencantumkan ajaran-ajaran yang luhur tentang Allah serta kebijaksanaan yang menyelamatkan tentang perikehidupan manusia, pun juga perbendaharaan doa-doa yang menakjubkan. Dan terutama, karena di dalamnya memuat janji kedatangan Kristus Penebus, mempersiapkan warta, Kerajaan Allah, yang dinyatakan dalam nubuat-nubuat (lihat Lukas 24:44 Yohanes 5:39; 1Petrus 1:10), dengan pelbagai lambang (lih. 1Korintus 10:11).
    Ini pula yang menjadi dasar Paulus ketika ia mengatakan: “Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung ini masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca Perjanjian Lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya (2 Korintus 3:14). Maka “perjanjian lama” hanya mungkin dipahami bila kita juga memahami “perjanjian baru” dalam Kristus.


Jenis sastra dalam Kitab Suci Perjanjian Lama
    Beberapa bagian Kitab Suci disampaikan dalam kesusastraan yang berbentuk bentuk legenda; misalnya Kej 1:1-31.
    Dokumen Konsili vatikan II tentang Wahyu Ilahi (Dei Verbum) menjelaskan bahwa untuk menafsirkan Perjanjian Lama secara benar, salah satunya adalah memperhatikan “Jenis sastra”. “Sebab dengan cara yang berbeda-beda kebenaran dikemukakan dan diungkapkan dalam nas-nas yang dengan aneka cara bersifat historis, atau profetis (ramalan/nubuat), atau poetis, atau dengan jenis sastra lainnya.
    Secara garis besar Kitab Suci Perjanjian Lama memuat dua bagian besar, yakni Kitab Prasejarah dan Kitab Sejarah. Kitab Prasejarah, mulai dari Kisah Penciptaan sampai dengan Menara Babel (Kejadian 1-11), sedangkan Kitab Sejarah Israel mulai dari Abraham yang hidup sekitar tahun 2000/1800 sebelum Masehi sampai menjelang Yesus Kristus. Namun, sejarah yang ditulis dalam Perjanjian Lama lebih merupakan sejarah iman.


Klasifikasi jenis kitab dalam Perjanjian Lama 
Kitab Suci Perjanjian Lama dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok yaitu: Pentateukh (Taurat), Kitab-Kitab Sejarah, Kitab- Kitab Kebijaksanaan dan Sesembahan atau Pujian dan Kitab- Kitab Para Nabi.
Taurat
1. Kejadian 
2. Keluaran 
3. Imamat 
4. Bilangan 
5. Ulangan

Sejarah
1. Yosua 
2. Hakim-Hakim 
3. Rut 
4. 1 Samuel 
5. 2 Samuel 
6. 1 Raja-Raja 
7. 2 Raja-Raja 
8. 1 Tawarikh 
9. 2 Tawarikh 
10. Ezra 
11. Nehemia 
12. 1 Makabe* 
13. 2 Makabe* 
14. Tobit* 
15. Yudit* 
16. Ester*

Kebijaksanaan
1. Ayub 
2. Mazmur 
3. Amsal 
4. Pengkotbah 
5. Kidung Agung 
6. Putra Sirakh* 
7. Kebijaksanaan Salomo*

Para Nabi
1. Yesaya 
2. Yeremia 
3. Ratapan Yeremia 
4. Barukh* 
5. Yehezkiel 
6. Daniel 
7. Hosea 
8. Yoel 
9. Amos 
10. Obaja 
11. Yunus 
12. Mikha 
13. Nahum 
14. Habakuk 
15. Zefanya 
16. Hagai 
17. Zakaria 
18. Maleakhi

Tanda (*) merupakan bagian dari Deuterokanonika


Proses Penyusunan Kitab Suci Perjanjian Lama
Antara tahun 1800 - 1600 S.M.: 
Zaman Bapa-bapa bangsa (Abraham–Ishak–Yakub). Periode ini adalah awal sejarah bangsa Israel yang dimulai dari panggilan Abraham sampai dengan kisah tentang Yakub. Dalam tahun inilah Bapa-bapa bangsa hidup. Sebagian kisah mereka tersimpan dalam Kej 12 - 50. Kisah ini kemudian diteruskan secara lisan turun temurun.

Antara tahun 1600 - 1225 S.M.
Kisah bangsa Israel mengungsi ke Mesir, perbudakan di Mesir, pembebasan dari Mesir sampai Perjanjian di Sinai. Kisah-kisah tersebut juga masih disampaikan secara lisan. Mungkin sekali 10 perintah Allah dalam rumusan yang pendek sudah ditulis pada masa ini sebagai pedoman hidup.

Antara tahun 1225 - 1030 S.M.: 
Perebutan tanah Kanaan dan zaman Hakim-Hakim. Pada periode ini, bangsa Israel merebut tanah Kanaan yang diyakini sebagai Tanah Terjanji di bawah pimpinan Yosua dan kehidupan bangsa Israel di tanah yang baru di bawah para tokoh yang diberi gelar Hakim. Hakim-hakim itu antara lain adalah Debora, Simson, dan sebagainya. Di samping cerita pada masa ini, juga sudah terdapat beberapa hukum.

Antara tahun 1030 - 930 S.M.: 
Periode Raja-Raja. Pada periode ini, bangsa Israel memasuki tahap baru dalam kehidupannya. Mereka mulai menganut sistem kerajaan yang diawali dengan raja Saul, kemudian digantikan oleh raja Daud dan diteruskan oleh raja Salomo, putra Daud. Pada masa inilah bangsa Israel menjadi cukup terkenal dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Pada zaman raja Saul, Daud, dan Salomo, bagian-bagian Kitab Suci Perjanjian Lama mulai ditulis. Misalnya, kisah penciptaan manusia, manusia jatuh dalam dosa dan akibatnya, bapa-bapa bangsa, kisah para raja, beberapa bagian Mazmur, dan hukum-hukum.

Antara tahun 930 - 722 S.M.: 
Kerajaan Israel dan Yahuda. Sesudah raja Salomo wafat, kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu kerajaan Utara (Israel) dan kerajaan Selatan (Yehuda). Kerajaan Utara hanya berlangsung sampai tahun 722 S.M. Pada periode ini dilanjutkan dengan penulisan Kitab-kitab Suci Perjanjian Lama yang melengkapi cerita-cerita Kitab Taurat Musa serta beberapa tambahan hukum. Di samping itu, pada periode ini mulai muncul pewartaan para nabi dan kisah para nabi seperti Elia dan Elisa, Hosea, Amos. Beberapa bagian pewartaan para nabi mulai ditulis. Pada masa ini, beberapa kumpulan hukum perjanjian mulai diterapkan dan ditulis. Kita dapat membacanya dalam kitab Ulangan.

Antara tahun 722—587 S.M.: 
Kerajaan Yehuda masih berlangsung sesudah kerajaan Israel jatuh. Kerajaan Yehuda atau Yuda masih tetap berdiri kokoh sampai akhirnya mereka dibuang ke Babilon pada tahun 587 S.M. Pada masa ini beberapa tradisi tertulis tentang kisah bapa-bapa bangsa mulai disatukan. Demikian juga, pewartaan para nabi mulai ditulis dan sebagian diteruskan dalam bentuk lisan. Pada masa ini juga muncul tulisan tentang sejarah bangsa Israel, beberapa bagian dari Mazmur, dan Amsal.

Antara tahun 586 - 539 S.M.: 
Zaman pembuangan Babilon. Orang-orang Israel yang berasal dari Kerajaan Yuda hidup di pembuangan Babilon atau Babel selama kurang lebih 50 tahun. Pada masa ini, penulisan Kitab Sejarah dilanjutkan. Muncul pula tulisan yang kemudian kita kenal dengan kitab Ratapan. Demikian pula halnya dengan nabi-nabi, pewartaan para nabi sebelum pembuangan ditulis pada masa ini. Pada periode ini juga muncul para imam yang menuliskan hukum-hukum yang sekarang masuk dalam kitab Imamat.

Antara tahun 538 - 200 S.M: 
Sesudah pembuangan, bangsa Israel diizinkan pulang kembali ke tanah airnya oleh raja Persia yang mengalahkan Kerajaan Babilon. Pada masa ini kelima kitab Taurat telah diselesaikan. Juga kitab-kitab Sejarah Yosua, Hakim-hakim, 1-2Samuel, dan Raja-raja sudah selesai ditulis. Kitab-kitab para nabi pun sudah banyak yang diselesaikan Dari ratusan nyanyian, akhirnya dipilih 150 mazmur yang kita terima sampai sekarang. Pada masa ini muncul pula beberapa tulisan Kebijaksanaan.

Dua abad terakhir: 
Pada masa ini ditulislah kitab-kitab seperti: Daniel, Ester, Yudith, Tobit, 1, 2 Makabe, Sirakh dan Kebijaksanaan Salomo.


Kanonisasi Kitab Suci dan Kitab Deuterokanonika 
    Kata “kanon” berasal dari bahasa Yunani “canon”, yang artinya: norma, ukuran atau pedoman. Kitab-kitab yang terdapat dalam kanon disebut kitab-kitab kanonik. Kitab-kitab yang diakui sebagai kanonik tersebut diakui resmi sebagai Kitab Suci dan dijadikan patokan atau norma iman mereka.
    Kitab-kitab Perjanjian Lama pada awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani (Hebrew), tetapi setelah orang-orang Yahudi terusir dari tanah Palestina dan akhirnya menetap di berbagai tempat, mereka kehilangan bahasa aslinya, banyak keturunan mereka tidak lagi bisa menggunakan bahasa Ibrani, dan mulai berbicara dalam bahasa Yunani (Greek) yang pada waktu itu merupakan bahasa internasional. Oleh karena itu banyak diantara mereka membutuhkan terjemahan seluruh Kitab Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani. Kebetulan pada waktu itu di Alexandria berdiam sejumlah besar orang Yahudi yang berbahasa Yunani. Selama pemerintahan Ptolemius II Philadelphus (285 - 246 SM) proyek penterjemahan dari seluruh Kitab Suci orang Yahudi ke dalam bahasa Yunani dimulai oleh 70 atau 72 ahli-kitab Yahudi (mereka adalah wakil dari ke 12 suku bangsa Israel, dan tiap suku diwakili 6 orang).
    Terjemahan ini diselesaikan sekitar tahun 250 - 125 SM dan disebut Septuagint, yaitu dari kata Latin yang berarti 70 (LXX), sesuai dengan jumlah penterjemah. Kitab ini sangat populer dan diakui sebagai Kitab Suci resmi (kanon Alexandria) bagi kaum Yahudi yang terusir, yang tinggal di Asia Kecil dan Mesir. Pada waktu itu bahasa Ibrani nyaris mati dan orang-orang Yahudi di Palestina umumnya berbicara dalam bahasa Aram.
    Pada sekitar tahun 100 Masehi, para rabbi (imam Yahudi) berkumpul di Jamnia, Palestina (mungkin sebagai reaksi terhadap Gereja). Dalam konsili Jamnia ini mereka menetapkan empat kriteria untuk menentukan kanon Kitab Suci mereka yaitu ditulis dalam bahasa Ibrani, sesuai dengan Kitab Taurat, lebih tua dari zaman Ezra (sekitar 400 SM), ditulis di Palestina.
    Atas kriteria-kriteria di atas mereka mengeluarkan kanon baru untuk menolak tujuh buku dari kanon Alexandria, yaitu seperti yang tercantum dalam Septuagint, yaitu: Tobit, Yudit, Kebijaksanaan Salomo, Sirakh, Barukh, 1 Makabe, 2 Makabe, berikut tambahan-tambahan dari kitab Ester dan Daniel. (Catatan: Surat Nabi Yeremia dianggap sebagai pasal 6 dari kitab Barukh). Hal ini dilakukan semata-mata atas alasan bahwa mereka tidak dapat menemukan versi Ibrani dari kitab-kitab yang ditolak di atas.
  Gereja tidak mengakui konsili rabbi-rabbi Yahudi ini dan tetap terus menggunakan Septuagint. Pada konsili di Hippo tahun 393 Masehi dan konsili Kartago tahun 397 Masehi, Gereja Katolik secara resmi menetapkan 46 kitab hasil dari kanon Alexandria sebagai kanon bagi Kitab-kitab Perjanjian Lama. Selama enam belas abad, kanon Alexandria diterima secara bulat oleh Gereja. Masing-masing dari tujuh kitab yang ditolak oleh konsili Jamnia, dikutip oleh para Bapa Gereja (diantaranya: St. Polycarpus, St. Irenaeus, Paus St. Clement, dan St. Cyprianus ) sebagai kitab-kitab yang setara dengan kitabkitab lainnya dalam Perjanjian Lama. Tujuh kitab berikut dua tambahan kitab yang ditolak tersebut dikenal oleh Gereja sebagai Deuterokanonika (=termasuk kanon kedua) yang artinya kira-kira: “disertakan setelah banyak diperdebatkan”.


Pentingnya Mempelajari Perjanjian Lama Bagi Kehidupan 
Mengingat isi Perjanjian Lama yang sangat penting itu, maka membaca dan mendalami Kitab Perjanjian Lama merupakan keharusan. Mengapa? 
Pertama, dengan mempelajari Perjanjian Lama, kita akan melihat bagaimana Allah secara terus- menerus dan dengan setia menyatakan Diri-Nya untuk dikenal; dan bagaimana bangsa Israel menanggapi pewahyuan Allah itu. Hubungan timbal-balik antara Allah dengan bangsa Israel tersebut dapat menjadi cermin bagi manusia yang hidup zaman sekarang dalam membangun relasi yang lebih baik dengan Allah. 
Kedua, Kitab Suci Perjanjian Lama bukan buku yang pertama-tama hendak menguraikan fakta-fakta sejarah, melainkan dan terutama hendak mengungkapkan Allah yang berfirman, yang menyampaikan rencana dan tindakan penyelamatan kepada manusia. Perjanjian Lama adalah Firman Allah. Karena Firman Allah, maka manusia diminta untuk mau mendengarkan dan menjalankan apa yang difirmankan-Nya. 
Ketiga, beberapa bagian kitab Perjanjian Lama berisi nubuat-nubuat tentang Juru Selamat yang dijanjikan Allah, yang digenapi dalam diri Yesus Kristus. Oleh karena itu, pemahaman diri Yesus Kristus sebagai penggenapan janji Allah dapat sepenuhnya dipahami bila kita mempelajari Perjanjian Lama. 
Keempat, Yesus sendiri sebagai orang Yahudi mendasarkan pengajaran- Nya dari Kitab Perjanjian Lama. Ia tidak meniadakan Perjanjian Lama, melainkan meneguhkan dan sekaligus memperbaharuinya.

Berteman 7😀🤩

 RANGKUMAN MATERI


Pokok Bahasan:
  • arti dan makna berteman
  • Pertemanan yang baik berdasarkan kitab suci (Filipi 2:1-8)

Arti dan Makna Berteman
  • Berteman dapat diartikan sebagai hubungan atau relasi, dimana terjadi antara dua orang atau lebih, baik itu seorang anak laki-laki dengan lawan jenisnya ataupun dengan sejenisnya dengan mempunyai tujuan untuk bersosialisasi ataupun untuk mencapai sesuatu yang mau dicapai bersama.
  • Dalam proses berteman, tidak semuanya dapat berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan, terkadang dengan keadaan dan situasi ataupun hal-hal yang lain yang sering ambil andil untuk terjadinya salah paham atau retaknya berteman.
  • Beberapa hal yang dapat menjadi hambatan dalam berteman antara lain: 
    • egois
    • acuh tak acuh
    • munafik
    • kurang peka akan kebutuhan orang lain
    • pergaulan yang kurang luas
    • kurang mendapatkan perhatian sehingga tidak dapat memberi perhatian.


Pertemanan yang Baik Berdasarkan Kitab Suci (Filipi 2:1-8)
  • Dalam pertemanan, ternyata untuk mengusahakan pertemanan yang indah, menggembirakan dan saling mengembangkan bukanlah hal yang mudah. Perlu ada usaha-usaha nyata untuk dapat menggapainya.
  • Sikap yang perlu diusahakan untuk dikembangkan, berdasar Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi (Filipi 2:1-8), agar pertemanan kita menjadi indah dan menggembirakan antara lain: 
    • sehati sepikir
    • dalam satu kasih
    • satu jiwa
    • satu tujuan
    • tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia 
    • rendah hati: yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.
=============================================================

PENDALAMAN MATERI

Langkah 1:
Mendalami Arti dan Makna Berteman
A. Bacalah kisah/ ungkapan pengalaman berteman dalam bacaan berikut ini!

Pengalamanku dalam Berteman

  Manusia adalah mahluk sosial, maka kita tidak dapat hidup sendirian. Kita membutuhkan orang lain sebagai teman. Bentuk pertemanan itu sangat beragam. Pertemanan yang baik/ positif akan membawa kita pada perkembangan sikap dan kualitas hubungan yang baik pula. Pertemanan yang baik akan membawa kita pada suatu titik pemahaman bahwa diri kita mempunyai makna.
 Banyak manfaat yang saya peroleh dalam berteman secara positif. Perkembangan hidup saya menjadi lebih baik dan merasakan hidup menjadi lebih bermakna. Namun demikian, tak jarang pula saya merasa terganggu dengan hubungan pertemanan yang negatif. Pertemanan yang negatif ini dapat membuat hidup menjadi kurang bermakna. Pertemanan yang negatif akan cenderung menjerumuskan kita kepada hal-hal yang negatif pula.
    Mengetahui dampak dari pertemanan adalah merupakan hal yang penting untuk saya ketahui, sebab dengan mengetahui dampaknya, saya dapat memilih dengan bijak pertemanan seperti apa yang akan saya jalani. Inilah yang menjadikan saya lebih banyak memiliki pertemanan yang positif daripada yang negatif. Itu anugerah yang telah Allah berikan kepada saya. Saya bersyukur atas anugerah itu. Saya bersyukur atas pertemanan saya.
    Saya memiliki suatu pemahaman bahwa teman merupakan anugerah yang telah Tuhan berikan kepada saya. Tuhan mengembangkan saya melalui teman-teman yang telah Tuhan berikan untuk saya. Mereka adalah orang orang yang dapat menemani, menjadi partner, dalam suka maupun duka.Selayaknya kita berusaha untuk selalu hadir di tiap saat bahagia atau duka yang dialami teman kita. Terima kasih Tuhan, terima kasih teman...

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
a. Apa manfaat berteman berdasarkan artikel di atas ?
b. Hal-hal apa saja yang menyebabkan pertemanan menjadi kurang harmonis?
c. Menurutmu apa arti berteman?
d. Sebutkan suka dan duka yang sering kamu alami dalam menjalin pertemanan!


B. Bacalah Puisi berikut ini!

"Rindu untuk Teman"

Teman, 
Saat ku sepi, saat ku sendiri
Mataku menerawang,
Menerobos kegelapan malam
Hatiku terasa hampa
Tak terasa, butiran air mata mengalir di pipiku.
    Teman,
    Ku kenang masa-masa kita bersama
    Berbagi rasa, duka dan canda,
    Yang slalu kita lalui bersama
Teman,
Kini jarak tlah memisahkan kita,
Ada rasa rindu yang mendalam,
Ada sesuatu yang kurang dalam hidupku
    Teman,
    Jujur dari hatiku yang terdalam
    “Aku sangat merindukanmu”
    Aku rindu candamu
    Aku rindu tawamu
    Aku rindu semua kebersamaan dulu
    Yang membuat aku kuat untuk selalu maju

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
a. Bagaimana tanggapanmu tentang puisi di atas? Mengapa?
b. Apa yang diceritakan dalam puisi tersebut?
c. Apa sikap yang dapat mendukung persahabatan dalam cerita tadi?
d. Di masa pandemi Covid-19 ini, hal-hal dan usaha apa saja yang dapat kamu lakukan untuk tetap menjaga pertemanan dengan baik?


Langkah 2:
Menggali Pertemanan yag baik berdasarkan ajaran Kitab Suci
Bacalah kutipan kitab suci Filipi 2:1-8 berikut ini!
Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
a. Bagaimanan cara memperlakukan teman dengan baik berdasarkan ajaran santo Paulus dalam kutipan kitab suci Filipi 2:1-8?
b. Teladan apa yang dapat kamu contoh dari Yesus berdasarkan kutipan kitab suci tersebut (Filipi 2:1-8)?
c. Jika kita memperlakukan teman dengan baik, menurutmu apa yang akan terjadi dengan pertemananmu?
d. Sebaliknya, jika kita memperlakukan teman dengan tidak baik, maka apa akibatnya?


(ASPEK PENGETAHUAN)
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Alasan dasar manusia cenderung mempunyai teman karena manusia adalah makhluk ....
A. egois
B. sosial
C. pribadi
D. individu

2. Dalam kehidupan sehari-hari, kita memerlukan teman. Di dalam berteman, hubungan yang terjadi biasanya hanya sebatas untuk ....
A. bergaul saja
B. mencari partner
C. membangun kedekatan
D. menemani kita dalam segala perkara

3. Ciri-ciri yang dapat ditemukan dalam berteman adalah ....
A. memiliki motivasi untuk mencari keuntungan diri
B. kerelaan untuk menjadi korban asalkan teman bahagia
C. ada relasi timbal balik di antara semua yang menjalin pertemanan
D. turut berbahagia apabila teman sedang berhasil, menjauh apabila teman ditimpa kemalangan

4. Berikut ini merupakan salah satu cara yang baik dalam menjalin pertemanan adalah ....
A. semangat bekerja sama
B. mendukung semua usulan teman
C. melayani semua keinginan teman
D. dibiasakan selalu mengoreksi teman

5. Dalam proses berteman, tidak semuanya dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Terkadang terjadi salah paham atau retaknya pertemanan. Sebagai seorang yang telah mendengar firman Tuhan, tindakan kita yang baik dalam menjalani proses pertemanan adalah ....
A. berusaha untuk tetap berpikir positif
B. kalau ada masalah, labrak saja
C. mengalah saja terus-menerus
D. masa bodoh dengan teman

6. Dalam pertemanan akan menumbuhkan kerja sama. Maka yang dibutuhkan dalam berteman adalah sikap ....
A. egois
B. apatis
C. rendah diri
D. saling percaya

7. Bacalah kisah berikut ini!
Pengalamanku dalam Berteman
"Manusia adalah mahluk sosial, maka kita tidak dapat hidup sendirian. Kita membutuhkan orang lain sebagai teman. Bentuk pertemanan itu sangat beragam. Pertemanan yang baik/ positif akan membawa kita pada perkembangan sikap dan kualitas hubungan yang baik pula. Pertemanan yang baik akan membawa kita pada suatu titik pemahaman bahwa diri kita mempunyai makna. Saya memiliki suatu pemahaman bahwa teman merupakan anugerah yang telah Tuhan berikan kepada saya. Tuhan mengembangkan saya melalui teman-teman yang telah Tuhan berikan untuk saya. Mereka adalah orang orang yang dapat menemani, menjadi partner, dalam suka maupun duka.Selayaknya kita berusaha untuk selalu hadir di tiap saat bahagia atau duka yang dialami teman kita. Terima kasih Tuhan, terima kasih teman..."
Berdasrkan cerita pengalaman di atas, arti berteman adalah ....
A. menemani untuk mendapatkan imbalan
B. mau menemani dalam suka maupun duka
C. menemani untuk bersenang-senang saja
D. hanya memikirkan dirinya sendiri saja

8. Perhatikan perilaku-perilaku di bawah ini!
1) membantu
2) memerhatikan
3) menjauhi
4) mengasihi
5) sombong
Contoh perilaku yang menghambat dalam berteman tampak pada nomor ....
A. 1) dan 2)
B. 2) dan 3)
C. 3) dan 4)
D. 3) dan 5)

9. Bacalah kutipan kitab suci Filipi 2:1-8 berikut ini!
"Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib"
Berdasarkan kutipan di atas, santo Paulus menasihatkan agar dalam membangun relasi dengan sesama ....
A. menempatkan orang lain lebih dari segala-galanya dalam hidup ini
B. mendahulukan kepentingan pribadi, barulah memikirkan kepentingan orang lain
C. kepentingan pribadi hebdaknya tidak boleh dikesampingkan dari kepentingan orang lain
D. menempatkan orang lain yang utama daripada kepentingan diri sendiri

10. Sikap utama yang dibutuhkan dalam pertemanan adalah ....
A. banyak pengalaman
B. kerendahan hati
C. kepura-puraan
D. rendah hati


Isilah titik-titik di bawah ini sehingga menjadi pernyataan yang benar!
  1. Faktor yang menghambat faktor dalam berteman adalah ... .
  2. Pertemanan akan hancur apablia masing-masing pihak masih menonjolkan sikap ... 
  3. Pengorbanan sejati yang diberikan pada teman tidak memiliki ... .
  4. Dalam pergaulan dengan teman, sikap sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan adalah ... .
  5. Allah mencintai manusia tanpa batas, maka cinta kasih itu dapat kita wujudkan kepada ... .
  6. Akibat pertemanan yang negatif dapat membuat hidup ... .
  7. Supaya tidak terjerumus dalam pergaulan negatif, maka sikap kita yang baik adalah ... .
  8. Teman yang tidak baik akan mempermasalahkan keadaan temannya yaitu ... .
  9. Teman yang baik bila menolong temannya tidak akan meminta ... .
  10. Dalam memilih teman kita harus selektif karena ... .

(ASPEK KETERAMPILAN: PRODUK)
Buatlah doa yang mengungkapkan rasa syukur atas peran teman terhadap perkembangan dirimu!
Aspek yang dinilai
- Doa mengandung unsur pujian, syukur dan permohonan (30)
- Isi doa sesuai dengan tema (50)
- Bahasa dan kata tepat, jelas, dan bisa dipahami (20)

Materi Pokok 7 Genap

Mengembangkan Diri Melalui Pergaulan
A. Berteman
B. Bersahabat
C. Berpacaran

PENILAIAN HARIAN I

Meneladani Karakter dan Sikap Yesus

A. Yesus Sang Pendoa
B. Yesus yang Berbelas Kasih
C. Yesus Sang Pengampun

PENILAIAN HARIAN II
PTS

D. Yesus Pejuang Kesetaraan Gender
E. Yesus Peduli terhadap Penderitaan Manusia

PENILAIAN HARIAN III


Nilai-Nilai Dasar yang Diperjuangkan Yesus
A. Kebebasan Anak-Anak Allah
B. Sabda Bahagia

PENILAIAN HARIAN IV

C. Kasih yang Tidak Membedakan
D. Membangun Diri Seturut Teladan Yesus

PENILAIAN HARIAN V
PAT

Materi Pokok 11 Genap

 reja dan Dunia

A. Permasalahan yang Dihadapi Dunia
B. Hubungan Gereja dan Dunia
C. Ajaran Sosial Gereja

PENILAIAN HARIAN I

Hak Asasi Manusia
A. Hak Asasi Manusia
B. Budaya Kekerasan versus Budaya Kasih

PENILAIAN HARIAN II

PTS

C. Aborsi
D. Bunuh Diri dan Euthanasia
E. Hukuman Mati
F. Bebas dari HIV/AIDS dan Obat Terlarang

PENILAIAN HARIAN IV

PAS