Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Sunday, January 26, 2020

KALENDER LITURGI FEBRUARI 2020


1  FEBRUARI 2020
Hari Biasa
2Sam. 12:1-7a,10-17; Mzm. 51:12-13,14-15,16-17; Mrk. 4:35-41.
BcO Kej. 25:7-11,19-34.
warna liturgi Hijau

2 FEBRUARI 2020
Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah
Mal. 3:1-4; Mzm. 24:7,8,9,10; Ibr. 2:14-18; Luk. 2:22-40 atau Luk. 2:22-32.
BcO Kel. 13:1-3a,11-16.
warna liturgi Putih

3 FEBRUARI 2020
St. Blasius, St. Ansgarius
2Sam. 15:13-14,30; 16:5-13a; Mzm. 3:2-3,4-5,6-7; Mrk. 5:1-20.
BcO Kej. 27:30-45.
warna liturgi Hijau

4 FEBRUARI 2020
Yosef dari Leonisa, Katarina Rr Ricci, Yohanes de Brito
2Sam. 18:9-10,14b,24-25a,30-19:3; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Mrk. 5:21-43.
BcO Kej. 28:10-29:14.
warna liturgi Hijau

5 FEBRUARI 2020
Peringatan Wajib St. Agata
2Sam. 24:2,9-17; Mzm. 32:1-2,5,6,7; Mrk. 6:1-6;
BcO Kej. 31:1-21.
warna liturgi Merah

6 FEBRUARI 2020
Peringatan Wajib St. Paulus Miki
1Raj. 2:1-4,10-12; MT. 1Taw. 29:10,11ab,11d-12a,12bcd; Mrk. 6:7-13;
BcO Kej. 32:3-30.
warna liturgi Merah

7 FEBRUARI 2020
ROSALIE Rendu, Giovani Triotara, Anselmus Polanco
Sir. 47:2-11; Mzm. 18:31,47,50,51; Mrk. 6:14-29.
BcO Kej. 35:1-29.
warna liturgi Hijau

8 FEBRUARI 2020
St. Hieronimus Emilianus, St. Yosefina Bakhita
1Raj. 3:4-13; Mzm. 119:9,10,11,12,13,14; Mrk. 6:30-34.
BcO Kej. 37:2-4,12-36.
warna liturgi Putih

9 FEBRUARI 2020
Hari Minggu Biasa V
Yes. 58:7-10; Mzm. 112:4-5,6-7,8a,9; 1Kor. 2:1-5; Mat. 5:13-16.
BcO Kej. 39:1-23.
warna liturgi Hijau

10 FEBRUARI 2020
St. Skolastika
1Raj. 8:1-7,9-13; Mzm. 132:6-7,8-10; Mrk. 6:53-56;
BcO Kej. 41:1-15,25-43.
warna liturgi Putih

11 FEBRUARI 2020
Santa Perawan Maria di Lourdes, Hari Orang Sakit Sedunia,
1Raj. 8:22-23,27-30; Mzm. 84:3,4,5,10,11; Mrk. 7:1-13.
BcO Kej. 41:55 - 42:26.
warna liturgi Hijau

12 FEBRUARI 2020
Humbelina
1Raj. 10:1-10; Mzm. 37:5-6,30-31,39-40; Mrk. 7:14-23.
BcO Kej. 43:1-7,26-34.
warna liturgi Hijau

13 FEBRUARI 2020
Kristina dr Spoleto, Yordanus dr Saksonia
1Raj. 11:4-13; Mzm. 106:3-4,35-36,37,40; Mrk. 7:24-30.
BcO Kej. 44:1-20,30-34.
warna liturgi Hijau

14 FEBRUARI 2020
Peringatan Wajib St. Sirilus dan St. Metodius
1Raj. 11:29-32; 12:19; Mzm. 81:10-11ab,12-13,14-15; Mrk. 7:31-37;
BcO Kej. 45:1-15,21b-28; 46:1-7.
warna liturgi Putih

15 FEBRUARI 2020
klaudius de la Colombire
1Raj. 12:26-32; 13:33-34; Mzm. 106:6-7a,19-20,21-22; Mrk. 8:1-10.
BcO Kej. 49:1-28,33.
warna liturgi Hijau

16 FEBRUARI 2020
Hari Minggu Biasa VI
Sir. 15:15-20; Mzm. 119:1-2,4-5,17-18,33-34; 1Kor. 2:6-10; Mat. 5:17-37.
BcO 1Tes. 1:1-2:12.
warna liturgi Hijau

17 FEBRUARI 2020
Hari Biasa
Yak. 1:1-11; Mzm. 119:67,68,71,72,75,76; Mrk. 8:11-13.
BcO 1Tes. 2:13-3:13.
warna liturgi Hijau

18 FEBRUARI 2020
Fransiskus Regis Clet
Yak. 1:12-18; Mzm. 94:12-13a,14-15,18-19; Mrk. 8:14-21.
BcO 1Tes. 4:1-18.
warna liturgi Hijau

19 FEBRUARI 2020
Konradus dr Piacenza, Beata Elisabeth Picenardi
Yak. 1:19-27; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Mrk. 8:22-26.
BcO 1Tes. 5:1-28.
warna liturgi Hijau

20 FEBRUARI 2020
Hari Biasa
Yak. 2:1-9; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7; Mrk. 8:27-33.
BcO 2Tes. 1:1-12.
warna liturgi Hijau

21 FEBRUARI 2020
St. Petrus Damiani
Yak. 2:14-24,26; Mzm. 112:1-2,3-4,5-6; Mrk. 8:34-9:1.
BcO 2Tes. 2:1-17.
warna liturgi Hijau

22 FEBRUARI 2020
Pesta Takhta St. Petrus
1Ptr. 5:1-4; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat. 16:13-19.
BcO Kis. 11:1-18.
warna liturgi Putih

23 FEBRUARI 2020
Hari Minggu Biasa VII
Im. 19:1-2,17-18; Mzm. 103:1-2,3-4,8,10,12-13; 1Kor. 3:16-23; Mat. 5:38-48.
BcO 2Kor. 1:1-14.
warna liturgi Hijau

24 FEBRUARI 2020
Hari Biasa
Yak. 3:13-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mrk. 9:14-29.
BcO 2Kor. 1:15-2:11.
warna liturgi Hijau

25 FEBRUARI 2020
Hari biasa
Yak. 4:1-10; Mzm. 55:7-8,9-10a,10b-11a,10b-11a,23; Mrk. 9:30-37.
BcO 2Kor. 2:12-3:6.
warna liturgi Hijau

26 FEBRUARI 2020
RABU ABU
Pantang dan Puasa
Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20-6:2; Mat. 6:1-6,16-18.
BcO Yes. 58:1-14.
warna liturgi Ungu

27 FEBRUARI 2020
Hari Kamis sesudah Rabu Abu
Ul. 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25.
BcO Kel. 1:1-22.
warna liturgi Ungu

28 FEBRUARI 2020
Hari Jumat sesudah Rabu Abu
Yes. 58:1-9a; Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19; Mat. 9:14-15.
BcO Kel. 2:1-22.
warna liturgi Ungu

29 FEBRUARI 2020
Hari Sabtu sesudah Rabu Abu
Yes. 58:9b-14; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Luk. 5:27-32.
BcO Kel. 3:1-20.
warna liturgi Ungu

Wednesday, January 15, 2020

MAIN GAMES KITAB SUCI

Ada tuntutan bahwa pemberitaan Firman Tuhan itu bukan hanya melalui khotbah saja, tetapi juga melalui metode-metode yang lain. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika dewasa ini, kekreativitasan dari seorang Pelayan Tuhan sangat dibutuhkan.
Pasalnya, ketika ia membawakan firman dengan tidak menarik, maka pendengar (jemaat) akan merasa mengantuk dan bosan. Akibatnya, firman yang ia bawakan bisa saja tidak didengarkan oleh jemaat.
Terutama untuk ibadah kategorial, metode diluar khotbah adalah hal yang tepat untuk dicoba. Mengingat bahwa yang hadir di ibadah kategorial adalah orang-orang dengan tingkat kebutuhan yang sama, sehingga bisa diperkirakan secara tepat apa yang menjadi kebutuhan mereka. Artinya adalah jika ibadah kategorial perempuan, maka kita bisa memperkirakan apa yang menjadi kebutuhan kaum perempuan. Hal yang sama pun berlaku untuk ibadah anak-anak, pemuda, remaja, bapak-bapak, atau lansia. Kita bisa memperkirakan apa yang menjadi kebutuhan mereka sesuai dengan tingkatan usia masing-masing. Hal ini membuat pelayanan ibadah kategorial akan dirasa lebih efektif dengan menggunakan metode diluar khotbah. Namun ini bukan berarti bahwa sama sekali lepas dari khotbah. Penggunaan berbagai metode selain khotbah ditujukan sebagai selingan, supaya pemberitaan Firman tidak membosankan.
Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode permainan. Metode ini sangat cocok jika diterapkan di ibadah pemuda dan remaja. Tetapi tidak menutup kemungkinan bisa diterapkan di ibadah kategorial lainnya. Berikut beberapa permainan yang bisa diterapkan sebagai salah satu metode pemberitaan Firman Tuhan :
  1. Berpacu dalam Kidung
Mazmur 150; Tujuan permainan ini adalah menyadarkan bahwa kita harus memuji Tuhan dalam hidup ini. Mengapa kita harus memuji Tuhan? Tentu saja karena ada banyak hal-hal yang luarbiasa yang Tuhan nyatakan bagi kita disepanjang kehidupan kita. oleh karena itu sudah sepatutnya bagi kita untuk terus menerus memuji dan memuliakan Tuhan. Bukan hanya dengan kata-kata atau dengan lagu pujian, tetapi juga dengan keseluruhan aspek kehidupan kita. kita punya dua mata, dua tangan, dua kaki, tubuh, dan lain sebagainya yang bisa kita gunakan untuk memuji Tuhan melalui perbuatan nyata, yakni perbuatan kasih kepada sesama.
Aturan Main :
  • Bagi peserta menjadi dua kelompok saja.
  • Masing-masing kelompok memilih lima lagu dari Kidung Jemaat (atau sesuai keperluan/sesuai jumlah peserta). Beri mereka waktu sekitar 5-10 menit untuk memilih lagu.
  • Jika sudah dipilih, bacakan aturan main selanjutnya.
  • Kelompok atau perwakilan kelompok menyanyikan lagu yang telah dipilihnya. Caranya adalah dengan menyanyikan lirik terakhir dari lagu tersebut. misalnya Kidung Jemaat no. 392, yang dinyanyikan adalah bagian “Aku bernyanyi bahagia, memuji Yesus selamanya
  • Ketika salah satu kelompok tengah menyanyikan lagunya, kelompok lain mendengarkan dan tidak boleh membuka Kidung Jemaatnya.
  • Sepakati batas waktu untuk menebak, misalnya 20 detik atau satu menit.
2. Nama Baik
Amsal 22:1; Tujuan permainan ini adalah mengingatkan kita bahwa nama yang baik itu lebih penting dari harta kekayaan. Oleh karena itu, perlu untuk menjaga nama baik kita dengan perbuatan yang baik dan berkenan kepada Tuhan. Sehingga akhirnya nanti, nama kita bisa dikenang dan diingat oleh orang lain karena perbuatan baik tersebut.
Aturan Main :
  • Semua peserta berdiri atau duduk secara melingkar (membentuk lingkaran).
  • Sebelum permainan dimulai, minta semua peserta untuk menyebutkan namanya sendiri. Tidak usah nama lengkap, bisa nama panggilan atau nama pertama saja.
  • Setiap peserta akan menyebutkan kalimat-kalimat dibawah, dengan menyebutkan nama teman yang sesuai dengan kalimat tersebut. Nama teman di sebelah kanan saya adalah xxxx. Kesulitan games ini terletak pada semakin lama kata yang digunakan akan semakin banyak dan terulang.
  • Permainan akan dimulai dengan salah satu peserta, yang kemudian dilanjutkan ke peserta yang berada di sebelah kanannya, demikian seterusnya hingga sampai pada peserta yang pertama tadi. ketika sudah sampai peserta yang pertama, maka gantilah kalimatnya, demikian seterusnya. Jika ada peserta yang salah dalam pengucapan maka ia harus keluar dari lingkaran tersebut dan diberi hukuman ketika permainan telah selesai.
Kalimat :
  1. Nama teman di sebelah kanan saya adalah xxxx
  2. Nama teman di sebelah kanan teman saya adalah xxxx
  3. Nama teman di sebelah kanan teman dari teman saya adalah xxxx
  4. Nama teman di sebelah kanan teman dan teman di kanan teman saya adalah xxxx
  1. Broken Words
Permainan ini bisa berupa kata-kata atau kalimat yang dipecah-pecah. Cocok jika dibawakan di ibadah SHM, terutama untuk anak-anak yang sudah bisa membaca. Untuk nast bisa Anda tentukan sendiri, akan lebih baik jika dibuat dengan tema. Aturan Main :
  • Pembawa metode menentukan tema yang akan dibawakan. Misalnya, kita gunakan tema dosa (Roma 6:23) dan menggunakan kata-kata yang dipecah persuku kata. Tulislah 7 kata yang menunjukkan perbuatan dosa dan 5 kata yang menunjukkan perbuatan baik dalam selembar kertas. Gandakan. Potong/pisahkan kata-kata tersebut. satu potong kertas berisi dua atau tiga huruf saja.
MENCURI = MEN CU RI
KASIH       = KA SIH
BERBOHONG      = BER BO HO NG
Kumpulkan kertas-kertas yang telah dipotong tadi, jangan sampai tercampur dengan kopiannya.
  • Sebelum permainan dimulai pembawa metode menjelaskan tentang dosa, contoh perbuatan dosa, akibat dosa, bagaimana pandangan Tuhan jika kita berbuat dosa, dan hal lain yang dirasa perlu.
  • Setelah penjelasan selesai, bagi peserta menjadi dua kelompok.
  • Berikan kumpulan kertas tadi kepada mereka.
  • Kelompok harus berlomba untuk menyusun potongan-potongan kata tadi menjadi kata yang utuh. Seraya mengelompokkan kata tersebut kedalam kategori perbuatan dosa atau perbuatan baik.
  • Kelompok yang lebih dulu menyelesaikan tugasnya adalah pemenang dari permainan ini.
Binatang dalam bahtera
Jika Anda kehabisan bahan cerita untuk anak SHM, Anda bisa membawakan permainan ini. Nast : Kejadian 6:14-21. Aturan Main :
  • Pembawa metode menyiapkan nama-nama binatang yang mudah ditirukan suaranya. Buatlah masing-masing dua. Misalnya, Kucing, Kucing, Anjing. Anjing, Kambing, Kambing, dll. Tulis/ketik di kertas. Potong kemudian gulung. Ingat masing-masing binatang berjumlah dua. Jadi, perkirakan berapa orang peserta yang hadir dan itu harus berjumlah genap.
  • Pembawa metode bercerita tentang Nuh yang diperintahkan Allah untuk membuat bahtera, apa saja isi bahtera. Katakan bahwa binatang juga diperintahkan Allah untuk dimasukkan ke dalam bahtera. Berapa banyak? Sepasang! (silahkan Anda bercerita secara menarik, tekankan cerita pada binatang yang dimasukkan ke dalam bahtera).
  • Jika sudah selesai bercerita ajak peserta untuk bermain. Sebelumnya, pembawa metode harus ingat binatang-binatang apa saja yang ia tulis sebelumnya. Ajak peserta untuk mencoba membunyikan suara binatang-binatang tersebut secara bersama-sama. Pembawa metode menyebutkan nama binatangnya. Jika peserta tidak tahu suara binatang tersebut, pembawa metode wajib membantu.
  • Jika dirasa peserta sudah siap dengan suara-suara binatang tersebut. Persilahkan mereka untuk mengambil gulungan kertas yang telah disiapkan tadi. jangan dulu dibuka sampai semua mendapatkan kertas tersebut.
  • Setelah semua mendapatkan kertas, pembawa metode menjelaskan bahwa ketika mereka membuka kertas, mereka harus membunyikan suara hewan yang tertulis di situ. Kemudian mencari teman yang membunyikan suara yang sama, sehingga ia menemukan pasangannya. *) jika ada orang tua yang hadir, libatkan mereka untuk membantu anak-anak yang belum bisa membaca.
  • Jika peserta sudah paham, pembawa metode mempersilahkan peserta untuk membuka kertas dan mencari pasangannya.
  • Jika sudah menemukan, pembawa metode akan berposisi sebagai Nuh. Ia akan mengabsen semua binatang yang ada di bahtera. Pembawa metode menyebutkan satu nama binatang. Peserta yang mendapatkan kertas bertuliskan nama tersebut, segera bersuara sesuai dengan suara binatang itu. demikian seterusnya, sebutkan nama binatang tersebut satu-persatu. Variasikan menjadi dua nama sekaligus. Pada akhirnya, minta mereka semua untuk menyuarakan bunyi binatang masing-masing. Dijamin, suasana akan sangat ramai dan menyenangkan!
 5. Tebak Ayat/Tafsir Ayat
Permainan ini mengajarkan untuk belajar menafsirkan ayat. Menunjukkan bahwa dalam 1 ayat saja bisa memiliki banyak makna. Selain itu juga mengingatkan kita untuk senantiasa membaca dan merenungkan serta melakukan Firman Tuhan. Nast : Yosua 1:8 atau yang berkenaan dengan kesukaaan membaca Alkitab.
Aturan Main :
  • Terlebih dahulu, pembawa metode harus menyiapkan ayat-ayat Alkitab yang mudah untuk ditafsirkan. Ketik atau tulis di kertas, yang kemudian dipotong-potong. Satu kertas berisi satu ayat. Persiapkan sesuai dengan kebutuhan, misalnya 12 kertas.
  • Selain menyiapkan potongan kertas berisi ayat, pembawa metode juga harus menyiapkan lembaran yang berisikan isi ayat seluruhnya. Misalnya ada duabelas ayat yang telah dipotong-potong, maka duabelas ayat tadi juga harus ada dalam lembaran ini. Ketik atau tulis semuanya. Gandakan sesuai dengan keperluan (untuk pembawa metode dan berapa jumlah kelompok)
  • Saat pemberitaan Firman Tuhan, bagi kelompok menjadi dua atau beberapa kelompok. Minta mereka untuk memilih ayat alkitab yang telah dipotong-potong tadi. Misalnya dalam satu kelompok mengambil empat buah ayat saja. usahakan agar ada kertas ayat yang tersisa.
  • Kelompok harus menafsirkan ayat-ayat tersebut secara singkat. misalnya, Amsal 15:18, si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan. Kelompok bisa menafsirkan sebagai berikut : nast ini menyatakan bahwa sifat seseorang menentukan bagaimana dia dalam pergaulannya dengan kawan-kawannya.
Berikan waktu selama 10-15 menit untuk mereka mempersiapkannya. Jika peserta kebingungan, pembawa metode bisa menjelaskannya atau memberi contoh dengan menggunakan ayat yang tidak dipilih oleh peserta.
  • Jika sudah siap. Bagikan lembaran kertas yang berisi semua ayat tadi kepada kelompok beserta sebuah pulpen.
  • Ketika kelompok tengah menyampaikan tafsirannya, kelompok lain menandai salah satu ayat di lembaran kertas yang telah dibagikan tadi yang kira-kira sesuai dengan tafsiran kelompok lawan. Demikian seterusnya sampai kedua kelompok bermain dan menyelesaikan tafsirannya.
  • Jika sudah selesai, periksa hasilnya secara bersama-sama. Kelompok membacakan semua ayat yang mereka tebak dan kelompok lain menyatakan benar atau salah (sesuai atau tidak)dengan ayat yang mereka tafsirkan.
Terkhususnya untuk permainan yang saya tulis diatas adalah bagian dari metode ibadah yang saya bawakan selama saya menjalani masa PPL 2 bulan Juni – Juli 2015 yang lalu. Dalam keterbatasan, dimana tempat saya menjalani PPL termasuk dalam wilayah “sulit” sinyal dan listrik, maka saya benar-benar dituntut untuk berkreasi sendiri.
Apa yang telah saya bagikan di atas masih bisa diubah sesuai dengan kebutuhan atau situasi kondisi. Selain permainan ini, masih ada banyak permainan lagi yang bisa dimainkan. Sekarang sudah tersedia banyak referensi mengenai hal ini. Mungkin juga Anda adalah seorang yang kreatif dan punya pemikiran yang inovatif, sehingga mampu menciptakan games-games sederhana menarik lainnya.
Keberhasilan Anda dalam membawakan Firman Tuhan melalui metode permainan atau games ini ditentukan dari bagaimana permainan tersebut bisa menjadi suatu hal yang aplikatif.Jangan membawakan suatu permainan/games yang tidak jelas apa maknanya bagi jemaat. Oleh karena itu, persiapan Anda sebelum membawakan permainan/games ini harus benar-benar matang. Selamat melayani!

Sunday, January 5, 2020

LAHIR MENJADI MANUSIA BARU, Sebuah Refleksi

  • Natal adalah sebuah kelahiran. Kelahiran membawa hidup baru. Merayakan Natal berarti merayakan sebuah kelahiran dan kehidupan baru. Karena itu Natal membawa kebahagiaan, kedamaian dan ketenteraman. 
  • Pengalaman kita akan kelahiran dan kehidupan baru setidaknya mengajarkan sebuah nilai yang patut kita hidupi yakni rasa syukur. Kita bersyukur karena itu merupakan sebuah pemberian, anugerah dan rahmat. Ada sesuatu yang datang dari luar dan ada penerimaan dari dalam. 
  • Natal, karenanya, merupakan sebuah siklus lahir, hidup baru, syukur karena anugerah yang diterima dan pujian untuk anugerah itu sendiri.
  • Natal merupakan hari raya kelahiran Yesus Kristus. Rasanya terlalu klise untuk mengemukakan hal ini karena kita semua mengetahuinya. Namun di tengah dunia zaman ini, rasanya penting mengulanginya terus-menerus. Karena Natal telah beralih makna menjadi lahan komersial, iklan konsumeristik, hiruk-pikuk dalam kegemerlapan semu. 
  • Itulah yang banyak kali terjadi, disadari pun tidak, orang sibuk mempersiapkan Natal tanpa tahu, lupa, melupakan atau 'malas tau' siapa yang ber-HUT. Dia yang berultah dilupakan dan terlupakan. Dia yang berpesta tidak kebagian tempat. Dia disisihkan, Dia 'diperalat' dan dijadikan alasan demi tercapainya kepuasan kita.
  • Yang pasti Ia tidak membutuhkan kado yang indah dan mewah dari kita. Lalu apa yang seharusnya menjadi kado kita buat Yesus di hari Natal? Tentunya hati kita, seluruh diri dan hidup kita. Semua yang kita punya adalah milikNya dan apa yang kita punya telah Ia miliki pula. Namun kekhasan hidup masing-masing kita menjadi milik yang dapat kita persembahkan sebagai tanda penyerahan total hidup dan karya kita kepada Sang empunya kehidupan itu sendiri. 
  • Natal adalah juga perayaan kekeluargaan. Dengan merayakan Natal kita merayakan persaudaraan universal dan membagi pengalaman akan cinta kasih dan kebersamaan. Makanya di saat-saat seperti ini kita begitu merasakan suasana kekeluargaan dan persaudaraan. Bagi yang jauh dari keluarganya, saat-saat seperti ini membangkitkan kerinduan yang luar biasa akan kebersamaan berada di tengah-tengah keluarga. Meskipun demikian, masih ada sahabat-kenalan yang menjadi tali simpul kekeluargaan itu. 
Natal Imanuel dan Natal kita
  • Kita merayakan kehidupan baru dalam diri Yesus Kristus sekaligus hidup baru yang kita terima. Suasana bahagia dan gembira meliputi kita karena kita merayakan hari penyelamatan kita. Karena itu rasa syukur dan pujian kita sampaikan kepada Allah karena PuteraNya berkenan lahir di dunia, mengambil rupa manusia untuk turut merasakan kemanusiaan kita. Merayakan Natal, karena itu, berarti merayakan kemenangan atas dosa dan maut. Karena Yesus Kristus adalah penebus dosa-dosa kita. Dialah Imanuel, Allah beserta kita; Allah yang berkenan tinggal di tengah-tengah umatNya; Allah yang berkenan membangun kediamanNya di antara kita untuk membagi suka duka bersama kita, berjalan bersama mengukir kisah, melukis kenangan dan membangun sejarah bersama umat kesayanganNya.
  • Sang penebus terus lahir setiap saat. Natal kita sudah seharusnya menjadi Natal harian dan bukannya Natal tahunan. Kita merayakan Natal setahun sekali seperti halnya hari-hari raya lainnya, untuk kita diingatkan dan disadarkan akan makna perayaan ini. Namun sudah seharusnya kita mengamalkan dan menghidupi nilai-nilainya setiap hari, sepanjang perjalanan hidup kita
  • Yesus terus lahir setiap saat dan setiap waktu dalam berbagai cara, berbagai pengalaman dan kejadian hidup, dalam berbagai orang dan situasi. Yesus terus lahir di saat-saat orang merasa kehilangan pegangan dan hasrat untuk hidup. Yesus lahir di tengah pertentangan, peperangan dan situasi-situasi genting. Yesus lahir dan hadir pada orang-orang kecil dan sederhana, yang miskin dan menderita. Yesus terus lahir di tengah krisis mundial yang berkepanjangan.
  • Kita merayakan Natal dalam berbagai situasi. Ada yang merayakannya dalam suasana persaudaraan dan kekeluargaan, penuh kedamaian dan ketenteraman. Tetapi ada yang merayakannya dalam dentuman senjata perang, dalam ketakutan dan kegelisahan. Ada yang merayakan Natal penuh ketenangan, dalam kelimpahan dan kecukupan. Tetapi ada yang merayakannya dalam suasana gelisah, was-was. Itulah Natal! Yesus sendiri lahir dalam situasi menegangkan, penuh keterbatasan. Namun dari situasi ini lahirlah penyelamatan kita.
  • Allah menggunakan berbagai macam cara baik berupa kejadian hidup maupun lewat orang-orang lain untuk mewujudkan rencanaNya. Karena itu kita mestinya tanggap dan terbuka untuk sanggup membaca tanda-tanda zaman. Di sana Allah hendak berbicara sesuatu kepada kita.
  • Itulah rahmat Allah kepada kita manusia bukan karena kebaikan yang telah kita buat tetapi semata-mata karena kasih Allah. Kasih yang nyata dalam diri Yesus Kristus juru selamat kita, supaya kita diselamatkan dan memperoleh hidup yang kekal.

AJARAN KATOLIK tentang Keluarga

Cara berpikir tentang tradisi keluarga kristiani diteruskan ke dalam berbagai ajaran Gereja tentang Keluarga sebagai pendidik utama dan pertama. 
Bagaimana Gereja bersuara tentang keluarga ketika berhadapan dengan individualisme, tuntutan kesetaraan laki-laki dan perempuan, industrialisasi, serta etika pasar bebas yang melanda masyarakat kita?

Salah satu istilah yang memegang peranan penting adalah “domestic church”. 
Dalam Familiaris Consortio, Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa keluarga dipanggil menjadi sebuah “gereja” demi mendorong partisipasi semakin banyak keluarga bagi hidup menggereja, membantu perkembangan hidup doa dan katekese di dalam rumah, dan mendorong dedikasi keluarga bagi kebaikan bersama.  

Dalam hal ini, yang dipikirkan oleh ensiklik adalah bahwa misi sosial keluarga berasal identitasnya sebagai orang Kristiani dankarena tanggung jawab atas kebaikan bersama itu berasal koderatnya sebagai manusia. 

Domestic church ini ditujukan pada tanggung jawab keluarga kristiani atas keadilan ekonomidan keadilan gender. Pandangan bahwa domestic church itu berkaitan dengan keadilan ekonomi dan persoalan gender dipengaruhi oleh cara pikir modern tentang nilai seorang individu dan kebebasannya. Nilai individualitas dan kebebasan individu ini, seperti dikatakan di atas, mempengaruhi pemikiran tentang keadilan ekonomi dan kesetaraan gender (problem feminisme). 

Apa yang dipikirkan di dalam Familiaris Consortio, senada dengan apa yangdipikirkan di dalam dokumen-dokumen lain, misalnya: Rerum Novarum (tentang kondisi pekerja, termasuk pekerja wanita), Populorum Progressio (tentang solidaritas kepada merekayang miskin), Piagam bagi Keluarga Kristiani, dan sebagainya