Cara berpikir tentang tradisi keluarga kristiani diteruskan ke dalam berbagai ajaran Gereja tentang Keluarga sebagai pendidik utama dan pertama.
Bagaimana Gereja bersuara tentang keluarga ketika berhadapan dengan individualisme, tuntutan kesetaraan laki-laki dan perempuan, industrialisasi, serta etika pasar bebas yang melanda masyarakat kita?
Salah satu istilah yang memegang peranan penting adalah “domestic church”.
Dalam Familiaris Consortio, Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa keluarga dipanggil menjadi sebuah “gereja” demi mendorong partisipasi semakin banyak keluarga bagi hidup menggereja, membantu perkembangan hidup doa dan katekese di dalam rumah, dan mendorong dedikasi keluarga bagi kebaikan bersama.
Dalam hal ini, yang dipikirkan oleh ensiklik adalah bahwa misi sosial keluarga berasal identitasnya sebagai orang Kristiani dankarena tanggung jawab atas kebaikan bersama itu berasal koderatnya sebagai manusia.
Domestic church ini ditujukan pada tanggung jawab keluarga kristiani atas keadilan ekonomidan keadilan gender. Pandangan bahwa domestic church itu berkaitan dengan keadilan ekonomi dan persoalan gender dipengaruhi oleh cara pikir modern tentang nilai seorang individu dan kebebasannya. Nilai individualitas dan kebebasan individu ini, seperti dikatakan di atas, mempengaruhi pemikiran tentang keadilan ekonomi dan kesetaraan gender (problem feminisme).
Apa yang dipikirkan di dalam Familiaris Consortio, senada dengan apa yangdipikirkan di dalam dokumen-dokumen lain, misalnya: Rerum Novarum (tentang kondisi pekerja, termasuk pekerja wanita), Populorum Progressio (tentang solidaritas kepada merekayang miskin), Piagam bagi Keluarga Kristiani, dan sebagainya
No comments:
Post a Comment