liveworksheets.com
*Tak Melihat Namun Percaya*
Bacaan:
Kisah Rasul 4:32-35,
1 Yohanes 5:1-6,
Yohanes 20:19-31
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yoh 20:26-29)
SALAH satu kisah penampakan Tuhan yang fenomenal adalah ketika Tuhan menampakkan diri kepada Thomas terutama ketika Tuhan meminta Thomas untuk memasukkan jari dan tangan pada bekas luka penyaliban-Nya. Seketika Thomas mengaku dengan imannya, “Ya Tuhanku dan Allahku”. Thomas percaya setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri bekas luka-luka Tuhan. Sejatinya kesebelas murid lainnya pun juga sama. Mereka percaya karena pernah melihat Tuhan yang hadir di tengah-tengah mereka. *_Sementara kita adalah orang-orang yang percaya walau kita tak pernah melihat dan mengalami penampakan Tuhan. Karenanya, kita termasuk orang-orang yang oleh Yesus disebut “berbahagia”. Berbahagialah yang tidak melihat namun percaya. Dan inilah inti terdalam dari iman, yaitu percaya walau bukan karena melihat._*
Sahabat terkasih,
*Semoga dengan peristiwa paskah keyakinan iman kita kepada Tuhan semakin bertambah. Maka, janganlah mengendorkan kepercayaan dan iman kita kepada-Nya, niscaya berkah-Nya makin melimpah ruah.*
_Jangan meremehkan orang kecil_
_apalagi mereka yang miskin._
_Bagi Tuhan tak ada yang mustahil,_
_bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin
Berkah Dalem
Rm.Istata
Ibu Risma dan PRR: Dari Perspektif Dialog Lintas Agama
Oleh: Padre Marco, SVD*_
Ibu Risma memilih untuk menginap di dalam Biara Suster-suster Puteri Renya Rosari (PRR) daripada di dalam sebuah kamar Hotel di kota Larantuka, Flores Timur, NTT, ketika melakukan kunjungan kerja ke wilayah-wilayah tertimpa bencana badai dan banjir bandang baru-baru ini.
Ibu Risma melakukan sebuah contoh hidup bersama lintas agama yang sangat inspiratip. Beliau datang tidak hanya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang Menteri Negara dan membantu secara materi, tetapi juga membangun dialog lintas agama.
Menurut saya, hal ini menarik untuk didalami. Di sini saya melihat beberapa hal sebagai beriikut:
Pertama: Ibu Risma melakukan Dialog Kehidupan (Dialogue of Life) secara nyata. Di depan penderitaan kemanusiaan, kita semua sama rapuhnya, siapapun dia. Pengalaman ini harus diakui dan dialami oleh semua orang sebagai starting point yang penting.
Untuk itu, tidak ada jalan lain selain bersolidaritas satu sama lain; hari ini giliranku; mungkin besok giliranmu; harus bersatu dalam semangat persaudaraan dan persahabatan utk bekerjasama mengatasi berbagai masalah hidup ini. Bagian terakhir ini adalah bentuk Dialog Kerjasama (Dialogue of Collaboration) yang juga sudah selalu dicanangkan oleh Gereja Katolik.
Kedua: Perbedaan-perbedaan lahiriah (jilbab dan kerudung biara) adalah simbol-simbol luar keagamaan yang harus membawa pesan tertentu. Pesan itu adalah pesan moral yang luhur dan mulia dari perspektip agama masing-masing, yang mendamaikan, yang menyegarkan, yang menyejukan dan merangkul, yang menyenangkan dan membahagiakan, yang mengubah air mata menjadi tawaria.
Ketika nilai-nilai luhur dan mulia itu dihidupkan secara nyata di dalam kebersamaan ini, tidak ada lagi rasa takut, prasangka dan tidak ada lagi jurang pemisah di antara manusia beda agama, karena pesan kehidupan sejatinya jauh lebih kuat daripada unsur-unsur yang meruntuhkan dan merusakan kehidupan bersama.
Ketiga: Ibu Risma dan para Suster PRR melakukan Dialog Spiritualitas (Dialogue of Spirituality) yang nyata dan indah. Ibu Menteri Sosial beragama Islam ini masuk ke dalam sebuah Biara Katolik, melihat dan merasakan roh kekatolikan kental melalui berbagai patung, gambar kudus dan Kapela yang menjadi jantung kehidupan membiara. Beliau harus merasa nyaman dan biasa dengan pemandangan dan situasi seperti itu dan harus bisa tidur nyenyak di dalam sebuah kamar biara Katolik.
Di lain pihak, para Suster mula-mula menyambut beliau dengan sebuah nyanyian khas Kristiani dan menciptakan ruangan serta suasana hospitalitas yang indah, natural dan nyaman untuk Ibu Risma. Atribut-atribut keagamaan mereka tetap mereka pertahankan karena merupakan bagian dari identitas keagamaan mereka. Kerudung dan Jilbab, sama-sama berfungsi untuk menutupi rambut kepala, tanda ikatan bathin antara manusia dengan Tuhan, simbol penyerahan diri, pentahiran, perlindungan kehormatan dan kekudusan.
Nilai-nilai spiritual ini bertemu dan berdialog dengan harmonis, sejuk dan damai. Itulah dialog lintas agama sejati. Bukan berarti orang harus menyembunyikan identitas keagamaannya ketika bertemu dengan umat beragama lain. Justru di dalam keberagaman dan perbedaan ini kita bertemu agar saling memperkaya.
Berhadapan dengan berbagai bencana dan ancaman perpecahan bangsa, semangat, cara pikir, cara pandang dan mentalitas inilah yang harus lebih dikedepankan dan dibudayakan.
Ibu Risma telah memutuskan yang terbaik, yang tidak bisa diambil daripadanya, tetapi sebaliknya beliau justru lebih banyak memberi dari keputusan ini. Mungkin bisa dibahasakan kekayaan yang ditinggalkan Ibu Risma ini dengan pepatah: Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekali berkunjung, banyak nilai indah ditaburi.
Mudah-mudahan contoh bagus ini menginspirasi banyak orang menuju Indonesia, rumah kita bersama, yang semakin rukun, aman, nyaman dan damai, di mana perbedaan-perbedaan luar bukan menjadi masalah. (*)
_*Padre Marco, SVD adalah staff pada Dewan Kepausan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama, Desk Dialog Katolik-Islam di Asia Pasifik, di Vatikan*_
PASKAH:
KELAHIRAN UMAT ALLAH
(GEREJA)
Paskah adalah HARI LAHIR GEREJA. Hari lahir UMAT ALLAH... Gereja ada dan berada, hingga saat ini, karna PASKAH. Kebangkitan Tuhan Yesus Kristuslah yang MENANDAI keberadaan Gereja.
Itu sebabnya, PASKAH adalah HARI BESAR dibandingkan hari-hari besar gerejawi lainnya. Mengapa? Bila Yesus tidak bangkit dari mati tidak adalah persekutuan umat pengikut Kristua. Bila Yesus tidak bangkit tidak ada GEREJA PERDANA. Merujuk keyakinan Paulus: bila Kristus tidak bangkit, sia-sialah iman kita.
Dua fakta historis yang mempertegas kebangkitan Yesus: Yohanes 20 : 11-29 adalah (1) makam kosong dan (2) penampakan Yesus pada para murid.
MAKAM KOSONG
Maria Magdalena berdiri dekat kubur dan menangis. Sambil menangis, ia menjenguk ke dalam kubur. Ternyata kubur telah kosong. Batu penutup telah tergulingkan. Dalam kegalauannya, ia melihat dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
Kata malaikat-malaikat itu kepada Maria Magdalena, "Ibu, mengapa engkau menangis? " Jawab Maria kepada mereka, "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan. “
Sesudah berkata demikian ia menoleh dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya, "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
Kata Yesus kepadanya, "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani "Rabuni! b ", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya,
"Janganlah engkau memegang Aku , sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya. (Yohanes 20 : 11-18)
Makam kosong bagi Yesus, adalah sebuah kemenangan, kemerdekaan, kebangkitan, penyelamatan, dan penbusan. Allah menciptakan hidup baru bagi Yesus. Hidup yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu bahkan oleh kuasa mana pun.
Makam kosong bagi para pengikut Yesus, merupakan kemenangan iman. Sebuah pembebasan dari ketakutan, kekalutandan , panik, bingung melihat kubur kosong.
Iman akan Yesus yang bangkit membuat mereka kembali bergairah, bersemangat menjadi tidak takut dan gentar, memberikan harapan baru, ada kegembiraan dan sukacita, ada kekuatan baru, hidup baru.
Bahwa penderitaan dan kematian sebagai arah baru menuju Allah yang hidup. Ada masa depan. Menjadi manusia baru, memiliki hati yang terbuka, penuh iman, menjadi manusia kebangkitan.
PENAMPAKAN
Maria Magdalena pun, saking bahagianya, berlari menuju tempat para murid berkumpul. Dengan lantang, ia berteriak, “Aku telah melihat Tuhan!”. Maria Magdalena bercerita makam kosong, ada 2 malaikat, dan seorang muda yang semula tidak ia kenali, dan ternyata Yesus yang sudah bangkit.
Pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu! "
Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu”.
Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata, "Terimalah Roh Kudus Jikalau kamu mengampuni dosa orang , dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada. " (Yohanes 20 : 11-23)
Saat itu Tomas, tidak berada bersama para murid. Kepada Tomas diceritakan : Yesus sudah bangkit, dan mereka sudah bersemuka. Tomas pun tidak percaya.Tomas pun berkata kepada mereka,
"Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya. "
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu! "
Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah. " Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku !"
Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya. "
Yesus sudah bangkit dan tidak berada di dalam makam lagi. Perjumpaan Yesus dengan para murid setelah Ia wafat dan bangkit membawa sukacita yang memberanikan mereka untuk bersaksi “Yesus adalah Mesias”.
Keyakinan ini menjadikan para murid berani keluar dari “persembunyian” karena ketakutan kepada orang-orang yang telah menyiksa dan membunuh Yesus Sang Guru.
REFLEKSI KITA
1. Kita umat katolik yang sudah dibabtis, dipanggil untuk menjadi kudus. Hal ini telah diingatkan oleh bapa Paus Fransiskus melalui tulisan “Gaudete et Exultate”. Dalam hal ini “makam kosong” dapat dimaknai: seseorang yang berani menjadi diri pribadi, memberi ruang luas dan leluasa bagi Tuhan Yesus yang telah bangkit.
2. Kristus yang bangkit membangkitkan iman kita, agar kita percaya kepadaNya sebagai harapan tunggal kita. Membuat kita semakin berani, tidak putus asa ketika pengalaman salib dan penderitaan yang kita alami. Kristus yang bangkit telah membebaskan dan memerdekakan kita, menjadi manusia baru, manusia paskah, manusia kebangkitan yang memberikan harapan dan kepastian bagi mereka yang telah kehilangan iman dan harapan.
3. Kita membiarkan Tuhan bertindak dan melakukan hal yang besar dalam ketidakberdayaan kita. Membiarkan Tuhan menggulingkan batu besar dari hati kita. Batu kesombongan, dosa yang menutup pintu hati kita untuk mengalami Kristus yang bangkit harus digulingkan. Paskah yang menggembirakan, penuh sukacita dalam diri manusia yang bangkit bersama Kristus.
4. Kalau Kristus yang hidup dalam diriku, maka aku harus berusaha untuk hidup seperti Kristus hidup. Menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus. Mengosongkan diri mengambil rupa seorang hamba (Fil.2:1-11). Pribadi yang rendah hati seperti ini akan mengalami sukacita karena ruang hatinya diisi KASIH yang siap dibagikan kepada orang lain dengan penuh syukur.
5. Hidup yang dihidupi dengan semangat KASIH akan berdaya dampak di dalam hidup dan kehidupan seseorang di mana pun dia berada; keutamaan dan kesalehan yang mengalir dari KASIH KRISTUS memungkinkan dirinya untuk berkembang dan memekarkan nilai-nilai Kasih yang telah dihidupinya.
Tuhan memberkati...
JS Kamdhi