Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Sunday, July 28, 2024

Katolik kls 2 SD Kumer

 Aku dan lingkunganku


Doa Pembukaan

Tuhan Yesus yang baik berkatilah kami agar dapat berbuat baik kepada orang tua dan anggota keluarga di rumah seperti yang Engkau kehendaki. Amin.


Cerita 

Berbagi nasi goreng

Sebelum berangkat sekolah Martha pergi ke warung di depan rumahnya. Ia membeli sebungkus nasi goreng dan Bergas pulang ke rumah. Nasi goreng itu tampak lezat dan membangkitkan selera makan. Apakah nasi goreng itu untuk mata sendiri saja? Oh ternyata tidak, sebagian ia bagi untuk kakaknya. Betapa gembira kakak menerima pemberian adiknya. Dalam sekejap nasi goreng itu habis disantapnya. Tentu saja di kesempatan lain kakak pun akan berbuat baik untuk adiknya.

Sayangkah mata pada kakaknya? Apa tandanya?

Apakah kakak menghargai pemberian adiknya? Apakah tandanya?

Perbuatan baik apakah yang sering anggota keluarga lakukan untukmu?

Bagaimana perasaanmu bila anggota keluarga berbuat baik kepadamu? 

Apa yang dapat kalian teladani dari Marta?


Bacaan Rohani


Tugas dan perutusan


Doa Penutup

Tuhan Yesus yang Maha Baik berilah kami semangat dan kegembiraan untuk melakukan perintahmu berbuat kebaikan di tengah keluarga dan di manapun kami berada. Amin


Lanjut Mewarnai



Thursday, July 25, 2024

CP TP PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK FASE F KELAS XII

Capaian Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Fase F - Kelas XI

 Elemen

 Sub-Elemen (Bab)

Capaian Pembelajaran

 Tujuan Pembelajaran

 Pribadi Peserta Didik

 Bab I Panggilan Hidup Manusia

Peserta didik mampu memahami dan menghayati makna panggilan hidup (berkeluarga, membiara, karya profesi)

Memahami makna panggilan hidup berkeluarga, hidup, karya profesi membiara, karya/profesi dan senantiasa bersyukur atas rahmat panggilan hidup tersebut dalam keluarga, Gereja, dan masyaraka

 Yesus Kristus

 

 

 

 Gereja

 

 

 

 Masyarakat

Bab II Nilai-Nilai Dasar Kehidupan dalam Masyarakat

Peserta didik mampu memperjuangkan nilai-nilai penting dalam masyarakat yang bermartabat seturut ajaran Yesus; menghargai keberagaman dalam masyarakat sebagai anugerah Allah, membangun dialog dan kerja sama antarumat beragama dan berkepercayaan serta berperan dalam pembangunan bangsa Indonesia, sebagai perwujudan imannya dalam hidup sehari-hari di tengah keluarga, Gereja, dan masyarakat.

 Memahami dan memperjuangkan nilai-nilai penting (keadilan,kebenaran, kejujuran, perdamaian, keutuhan lingkungan hidup ciptaan Tuhan) dalam masyarakat yang bermartabat seturut ajaran Yesus dan mewujudkannya dalam hidup sehari-hari di tengah keluarga, Gereja, dan masyarakat

 

 Bab III Hidup Bersama dalam Keberagaman

 

Memahami makna keberagaman dalam masyarakat sebagai anugerah Allah dan menghayati serta mewujudkan dalam hidupnya.

 

 Bab IV Dialog dan Kerja Sama Antarumat Beragama dan Kepercayaan

 

Memahami makna dialog dan kerja sama antarumat beragama dan kepercayaan serta menghayati dan mewujudkan dalam hidup sehari-hari.

 

 Bab V Peran Serta Umat Katolik dalam Pembangunan Bangsa Indonesia

 

Memahami dasar keterpanggilan Gereja dalam membangun bangsa dan negara dan ikut berperan aktif dalam pembangunan sebagai perwujudan imannya dalam hidup sehari-hari di tengah keluarga, Gereja dan masyarakat.

 

 

 

 


Monday, July 22, 2024

Modul Ajar Fase E - Bab I

 

 

A. Identitas Modul

 

Profil Peserta Didik

:

Reguler

Nama

:

Rogatianus Slamet Widiantono, SS

Identitas Sekolah

:

SMK KESEHATAN BANTUL

Fase dan Kelas serta Semester

:

E/X/1

Elemen

:

Diri Pribadi

Judul

:

Manusia Diciptakan Sebagai Citra Allah

Yang Luhur Dan Unik

Topik

:

1.    Aku Pribadi Yang Unik Dengan Kelebihan Dan Keterbatasan

2.    Aku Diciptakan Sebagai Laki-Laki Atau Perempuan Yang Sederajat

3.    Aku Pribadi Yang Luhur Sebagai Citra Allah

 

Profil Pelajar Pancasila

:

1.   Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia: Peserta didik memahami dirinya sebagai pibadi yang unik, sebagai laki-laki dan perempuan yang memiliki kesetaraan sebagai Citra Allah

2.   Mandiri; Peserta didik mandiri memahami memahami dirinya sebagai pibadi yang unik

3.   Bernalar kritis; Peserta didik kritis atas keunikan dari kelebihan dan kekurangan diri sehingga mampu menjadi pribadi yang otentik

4.   Berkebhinekaan global: Peserta didik memahami dirinya sebagai pibadi yang unik, sebagai laki-laki dan perempuan yang memiliki kesetaraan

5.   Kreatif; Peserta didik mengembangkan keunikan dari kelebihan dan kekurangan diri sehingga mampu menjadi pribadi yang otentik dan bertanggungjawab

 

Alokasi Waktu

:

3 X 2 JP

Tahun Penyusunan

:

2024

 

B. Capaian Pembelajaran

Pada Akhir Fase E, peserta didik memahami dirinya sebagai pibadi yang unik, sebagai laki-laki dan perempuan yang memiliki kesetaraan sebagai Citra Allah; yang memiliki suara hati, sehingga mampu bersikap kritis dan bertanggung jawab terhadap pengaruh media massa, ideologi dan gaya hidup yang berkembang saat ini; memahami Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium sebagai sumber untuk mengenal pribadi Yesus dan karya-Nya; memahami peran Roh Kudus dan Allah Tri Tunggal; meneladan Yesus sebagai idola, sahabat sejati, Putera Allah dan Juru selamat serta membangun hidup yang berpolakan pribadi Yesus Kristus dalam mewujudkan imannya di tengah masyarakat.

C. Tujuan Pembelajaran E: 1.1

Peserta didik mampu memahami bahwa dirinya adalah Citra Allah yang luhur dan bermartabat sebagai laki-laki atau perempuan sehingga mampu menyadari segala keunikan diri dari kelebihan dan kekurangannya secara otentik.

D. Capaian Elemen Diri Pribadi

Peserta didik mampu memahami dirinya sebagai pibadi yang unik, setara antara laki-laki dan perempuan, serta memiliki kesetaraan sebagai Citra Allah; memiliki suara hati sehingga mampu bersikap kritis dan bertanggung jawab terhadap pengaruh media massa, ideologi dan gaya hidup yang berkembang saat ini.

Tujuan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran  1

Tujuan Pembelajaran

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden)

Asesmen (Evaluasi Pembelajaran)

Peserta didik kelas X memahami bahwa setiap pribadi senatiasa mempunyai keunikan dari kelebihan dan kekurangan diri sehingga mampu menjadi pribadi yang otentik dan bertanggungjawab

Pada akhir pembelajaran peserta didik mampu:

1.   Menginventarisasi segala keunikan, kemampuan dan  keterbatasan diri

2.   Mengklasifikasi keunikan, kemampuan dan keterbatasan diri

3.   Menelaah informasi dari berbagai sumber ajaran Gereja tentang bakat, talenta, kelebihan, dan kekuatan orang-orang dalam mengembangkan segala potensinya

4.   Menyusun ekspresi diri dalam bentuk tulisan pendek/puisi/syair/lirik, dan lain sebagainya mengenai keunikan, kemampuan dan  keterbatasannya diri

5.   Menampilkan ekspresi diri dalam bentuk simbol diri tentang  keunikan, kemampuan dan  keterbatasannya diri

6.   Menyatakan syukur kepada Allah atas keunikan, kemampuan dan keterbatasan diri melalui ungkapan-ungkapan yang tertuang dalam refleksi baik tertulis maupun simbol

7.   Menyatakan tanggungjawab dalam menerima segala keunikan, kemampuan dan keterbatasan diri dan mengembangkan bakat, talenta, kelebihan, dan segala potensinya melalui ungkapan-ungkapan yang tertuang dalam refleksi baik berkelompok

 

Asesmen Awal:

Penerimaan: menyatakan, dan menjawab

Sharing menceritakan pengalaman diri sendiri segala keunikan, kemampuan dan  keterbatasan

Asesmen Proses:

Partisipasi: melaporkan, menyelesaikan, menampilkan dalam sharing pengalaman berkelompok

Menyusun Inventarisasi dan Klasifikasi segala keunikan, kemampuan dan  keterbatasan diri

 

Telaah informasi dari berbagai sumber ajaran Gereja tentang bakat, talenta, kelebihan, dan kekuatan orang-orang dalam mengembangkan segala potensinya

 

Asesmen Akhir:

Kreativitas: mendesain, merencanakan, merancang

Menyajikan ekspresi diri dalam bentuk simbol diri tentang  keunikan, kemampuan dan  keterbatasannya diri

 

 

 

 

 

 

 

 

Kegiatan Pembelajaran  1

No

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembuka 30 menit

1.

Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik dengan doa

Ya Allah Bapa, kami hari ini akan belajar bersama untuk melihat kembali bahwa kami adalah pribadi yang unik dengan segala kelebihan dan keterbatasan. Dampingilah kami dengan terang Roh Kudusmu agar kami mampu menyadari bahwa  setiap pribadi manusia selalu mempunyai kekuatan dan keterbatasannya. Tak pernah ada di dunia ini, manusia yang sempurna tanpa keterbatasan. Namun, hal itulah yang menyadarkan kami akan rasa tanggungjawab memahami panggilan hidup kami. Amin

 

2.

Guru memberikan pengantar dan memberikan gambaran materi awal ini

Mengawali sub bab pada Bab I ini, kita diajak untuk melihat segala keunikan, kelebihan maupun keterbatasan diri kita secara lebih seksama agar nanti kita mampu memahami dan mengenal diri secara lebih dewasa dan otentik. Diharapkan melalui proses belajar ini, kita mampu menyadari bahwa setiap pribadi diciptakan oleh Allah sebagai pribadi yang unik. Setiap pribadi pasti ada kekuatan dan keterbatasan. Tidak ada pribadi yang sempurna, karena setiap pribadi diciptakan oleh Allah begitu unik dan spesial dengan segala kemampuan, baik kelebihan maupun keterbatasannya

3.

Guru melanjutkan pengantar pembelajaran dengan mengajak peserta didik berbagi pengalaman mengenai kekuatan dan keterbatasan diri

     Setiap pribadi kita pastinya selalu mempunyai kekuatan dan keterbatasan. Tak pernah ada di dunia ini, manusia yang sempurna tanpa keterbatasan. Sekuat apapun manusia, pasti mempunyai kelemahan atau keterbatasan. Begitu juga sebaliknya, sekecil apapun kekurangan atau keterbatasan kita sebagai manusia, pasti selalu ada kekuatan dibaliknya. Pribadi kita adalah pribadi yang tak sempurna, tetapi pasti ada keunikan di dalamnya.

Maka, kita bisa memulai mengenal dari situasi pribadi kita masing-masing. Marilah kita lihat dan amati segala keunikan, kemampuan dan  keterbatasannya diri. Kita perlu mengenal diri, baik kekuatan maupun kekurangan. Kita bisa membuat semacam chek list (daftar), mengenai apa yang secara pribadi menjadi keunikan, kekuatan atau kelemahan diri.

No.

3 Fakta Terbaik (kelebihan) Tentang Dirimu

1

 

2

 

3

 

 

No.

3 Fakta Terburuk (kekurangan) Tentang Dirimu

1

 

2

 

3

 

 

 

Kegiatan Inti 45 menit

4.

Guru mengajak peserta didik melanjutkan dengan inti pembelajaran

Setelah kita membuat daftar tentang keterbatasan dan kelebihan diri, kita bisa semakin mengenal diri dengan membuat sebuah sketsa diri atau semacam citra dirimu dalam sebuah apresiasi dirimu sendiri. Tulislah 5 hal  yang ingin kamu katakan  tentang dirimu ! Buatlah dalam bentuk surat bebas atau uraian bebas yang dilengkapi dengan lambang-lambang diri.

5 hal  yang ingin kamu katakan  tentang dirimu, termasuk bakat yang kamu rasa kamu miliki

1.     …..

2.    

3.     …..

4.     ….

5.     ….

 

Lambang dirimu

 

 

 

 

 

5.

Guru mengajak peserta didik merenungkan mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya dalam refleksi imani Mazmur secara singkat

Setiap pribadi manusia mempunyai keunikan masing-masing karena perilaku seseorang selalu dibentuk oleh sikap dan karakter pribadi. Kita membuat berbagai kemajuan, karena dapat mempertanyakan banyak hal dan mencari jawaban-jawaban dalam hidup ini. Namun, disamping kita memiliki pengalaman yang menyenangkan, tetapi juga tentu ada pengalaman pahit yang menantang. Pengalaman-pengalaman itu turut membentuk kita sehingga menjadi seperti sekarang ini. Inilah kita, khas dan unik! Singkatnya, diri kita adalah pribadi yang indah dan istimewa. Walaupun tentu, kita selalu mempunyai kekurangan, karena tiada manusia yang sempurna.

Kita semua adalah pribadi yang berharga di hadapan Allah. Kita bisa menengok ungkapan Mazmur 8: 1-10 yang begitu indah mengingatkan tentang istimewanya kita di hadapan Allah.

Untuk pemimpin biduan. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan. Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh   dan pendendam. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!

6.

Mendalami Ajaran Kitab Suci dan Gereja

Segala bakat, kemampuan dan kelebihan yang telah Allah berikan kepada kita patut kita kembangkan, karena kita semua pribadi yang berharga di hadapan Allah. Hal itu tentu menutut rasa tanggungjawab kita. Setiap orang diberikan kemampuan sesuai dengan kapasitasnya. Untuk itu, kita diajak untuk melihat kembali bahwa mengembangkan bakat dan kemampuan kita juga sebuah pilihan atas istimewanya kita di hadapan Allah. Seperti halnya konteks Kitab Suci mengenai “talenta”  dari bacaan Matius 25: 14-30

Mat 25:14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

Mat 25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

Mat 25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.

Mat 25:17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.

Mat 25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.

Mat 25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.

Mat 25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.

Mat 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Mat 25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.

Mat 25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Mat 25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.

Mat 25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

Mat 25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?

Mat 25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.

Mat 25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.

Mat 25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.

Mat 25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Setelah membaca kutipan Kitab Suci, guru mengajak  memperdalamnya dengan pertanyaan secara berkelompok

a.    Menurutmu bacaan Mazmur 8: 1-10, mempunyai makna apa bagimu?

b.    Segala bakat, kemampuan dan kelebihan yang telah Allah berikan kepada kamu, tentu patut kamu kembangkan, seperti halnya kisah perumpamaan mengenai talenta. Apa yang ingin kamu katakan tentang makna bacaan mengenai “talenta” itu terhadap dirimu?

7.

Peneguhan dan Kesimpulan

Setelahnya, guru dapat memberikan point-point penting pendalaman:

Perumpamaan tentang talenta mengajak kita untuk memamahami tanggungjawab mengenai apa yang sudah diberikan Allah dalam hidup kita. Ada banyak karunia dan bakat-bakat yang telah diberikan Allah kepada kita yang sebenarnya harus kita kembangkan secara terus menerus dalam hidup kita. Setiap orang mempunyai bakatnya sendiri-sendiri. Walaupun tidak ada yang sama, namun bukan masalah jumlah dan banyaknya, melainkan seberapa jauh tanggungjawab kita untuk senantiasa mengembangkannya.

Sekecil apapun kemampuan yang kita miliki, hendaknya tidak menyurutkan diri kita untuk senantiasa mengembangkan segala bakat, kemampuan dan kelebihan kita. Talenta yang kita miliki jangan hanya dibiarkan begitu saja sehingga tidak membuahkan hasil. Tapi kita berusaha senantiasa mengembangkan talenta yang dimiliki yang telah diberikan Allah kepada kita. Orang akan melihat bahwa sukses demi sukses kita peroleh dan mereka tidak lagi melihat talenta yang kita miliki hanya satu tetapi sudah lebih daripada itu.

Kegiatan Penutup 10 menit

8.

Guru mengajak peserta didik mengakhiri proses dengan doa penutup

Ya Allah Bapa, kami hari ini telah belajar bersama untuk melihat kembali bahwa kami adalah pribadi yang unik dengan segala kelebihan dan keterbatasan. Terima kasih dengan segala terang tuntunanMu agar kami mampu menyadari tanggungjawab panggilan kami dengan segala kemampuan dan keterbatasan kami. Amin

 

Text Box: Jurnal Refleksi Guru dan Peserta Didik (Format Terlampir) 

 


Tujuan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran  2

Tujuan Pembelajaran

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden)

Asesmen (Evaluasi Pembelajaran)

Peserta didik kelas X memahami bahwa manusia adalah Citra Allah yang luhur dan bermartabat sebagai laki-laki atau perempuan sehingga mampu menyadari jati diri dan kesederajatan sebagai laki-laki atau perempuan itu dalam relasi sosial.

Pada akhir pembelajaran peserta didik mampu:

1.   Mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan perendahan martabat terhadap perempuan

2.   Mengajukan pandangan atau pemahaman sendiri tentang pandangan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki

3.   Menghubungkan pesan kutipan Kitab Suci Kejadian 1: 26-31 dalam kaitan dengan kesederajatan perempuan dan laki-laki

4.   Merumuskan gagasan mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan perendahan martabat terhadap perempuan

5.   Menyusun refleksi menyangkut syukur kepada  Allah yang menciptakan dirinya  sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat

6.   Menunjukkan sikap menghormati sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat melalui kreasi seni dan ilmiah

 

Asesmen Awal:

Penerimaan: menyatakan, dan menjawab

Memberikan pandangan atau pemahaman sendiri tentang kesetaraan antara perempuan dan laki-laki

Asesmen Proses:

Partisipasi: melaporkan, menyelesaikan, menampilkan dalam sharing pengalaman berkelompok

Rumusan gagasan mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan perendahan martabat terhadap perempuan

 

Asesmen Akhir:

Kreativitas: mendesain, merencanakan, merancang

Rumusan refleksi sikap menghormati sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat melalui kreasi seni atau tulisan

 

 

 

 

 

 

 

 

Kegiatan Pembelajaran  2

No

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembuka 30 menit

1.

Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik dengan doa

Ya Allah Bapa, kami hari ini akan belajar bersama mengenai kesadaran bahwa kami terlahir sebagai laki-laki atau perempuan yang juga mempunyai jati diri yang patut kami kembangkan. Semoga dengan belajar mengenai jati diri sebagai laki-laki atau perempuan, kami mampu memandang kesetaraan diantara kami yang kadang timpang dalam budaya yang berkembang. Amin

 

2.

Guru memberikan pengantar dan memberikan gambaran materi

Dalam materi atau topik bahasan selanjutnya ini, kamu diajak memahami siapa sebenarnya jati diri mu sebagai laki-laki dan perempuan yang diciptakan sederajat. Jati diri sebagai laki-laki atau perempuan yang mempunyai kodrat fisik dan kecenderungan-kecenderungan rasa perasaan dan pemikiran yang berbeda. Perbedaan yang terjadi bukan sebagai sesuatu hal yang dipertentangkan, melainkan saling melengkapi dan disyukuri sebagai karunia yang luar biasa dari Allah. Harapannya, kamu dapat menyadari bahwa dirimu sebagai laki-laki atau perempuan diciptakan sederajat

3.

Guru melanjutkan pengantar pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdiskusi awal

     Maka, kamu dapat memulai dengan mengidentifikasi permasalahan menyangkut masalah-masalah perendahan martabat terhadap perempuan yang terjadi dewasa  ini secara berkelompok. Kamu dapat mencari dari berbagai sumber, terutama internet misalnya beberapa masalah sebagai berikut:

1.    Masih tingginya pelecehan seksual dan menjadikan perempuan sebagai obyek properti serta eksploitasi media

2.    Sering adanya anggapan bahwa perempuan sebagai makhluk yang lebih lemah dan tak berdaya dibadingkan laki-laki

Kamu dapat juga menghubungkannya antara perendahan martabat perempuan itu dengan pandangan budaya yang berkembang dalam masyarakat.

No.

Identifikasi atau Klasifikasi Masalah

Uraian Masalah

1.

 

 

2.

 

 

3.

 

 

 

 

Kegiatan Inti 45 menit

4.

Mendalami Ajaran Kitab Suci dan Gereja

Guru mengajak Peserta didik membaca Kutipan Kitab Suci

Kamu dapat merefleksikan lebih mendalam mengenai kesederajatan antara laki-laki dan perempuan dari pandangan dan ajaran Gereja  

Kita bisa membacanya pada Kitab Kejadian 1: 26-31.

Berfirmanlah Allah: “Baiklah, Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka, Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya. Dan jadilah demikian. Maka, Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

5.

Guru mengajak peserta didik merenungkan bacaan dengan pertanyaan sebagai berikut:

a.    Apa kesanmu atas bacaan Kitab Kejadian 1: 26-31 ?

b.    Menurutmu penggalan dari ayat “Maka, Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”, bermakna apa bagimu ?

6.

Peneguhan dan Kesimpulan

Kita pribadi yang sama. Laki-laki dan perempuan adalah ciptaan Allah yang sungguh “amat baik” adanya (Kej 1: 31). Laki-laki dan perempuan diciptakan sesuai dengan citra Allah. Laki-laki dan perempuan diciptakan agar saling melengkapi, menyempurnakan, melanjutkan keturunan, mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup. Siapakah diri kita, baik itu laki-laki atau perempuan, kita harus mensyukurinya.

Tuhan menciptakan kita manusia, laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki sifat-sifat biologis dan kejiwaan yang khas. Perbedaan laki-laki dan perempuan merupakan keindahan ciptaan, yang kedua-duanya saling membutuhkan untuk mewujudkan karya keselamatan Allah. Perbedaan kodrat laki-laki dan perempuan bukanlah perbedaan yang kontradiktif melainkan perbedaan yang seharusnya saling melengkapi. Antara laki-laki dan perempuan telah diberikan daya tarik yang satu dengan yang lain, untuk mewarnai dunia ini dengan cinta. Kita menyadari, kodrat laki-laki dan perempuan untuk saling tertarik dan jatuh cinta. Dalam cinta Allah lah yang menjadi sumbernya. Kita semua percaya, bahwa cinta yang tumbuh dalam hati kita, baik itu kepada laki-laki dan perempuan, adalah kehendak Allah sendiri. Dalam hal ini, mungkin kita kadang tidak bisa mengungkapkan apa sebab kita saling mencintai. Seoalah-olah Allah sendirilah yang menggerakan untuk bertemu dan menjalin cinta.

Begitu juga, Allah mempercayakan segala alam ciptaan ini kepada kita, laki-laki dan perempuan untuk memelihara, menata, dan melestarikan demi kelangsungan kehidupan dan kemuliaan Allah. Allah telah berkata: “… berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makanannya” (Kej 1: 28-29). Semua itu, tak akan terjadi jika kita manusia, laki-laki dan perempuan tidak bisa menjadi tanda cinta kasih Allah sendiri. Cinta laki-laki (suami) dan perempuan (istri) harus menjadi tanda cinta Allah kepada umat-Nya dan cinta Kristus kepada Gereja-Nya. Dalam Perjanjian Lama, cinta antara suami dan istri sering menjadi lambang cinta Allah kepada bangsa Israel (bdk. Hos 1: 29).

Dalam Perjanjian Baru, cinta suami istri melambangkan cinta Kristus kepada Gereja-Nya (bdk. Ef 5: 22-33). Cinta suami istri menjadi simbol dan tanda (sakramen) dari cinta Allah kepada manusia dan cinta Kristus kepada Gereja-Nya. Dengan menjadi tanda cinta Allah dan cinta Kristus, pasangan suami istri telah mewartakan kasih Allah dan cinta Kristus kepada dunia. Kesaksian mereka tentang cinta Allah dan kasih Kristus dapat menjadi terang bagi masyarakat lingkungan agar semakin mengenal cinta Allah dan cinta Kristus.

7.

Guru mengajak peserta didik menyusun refleksi sebagai penugasan sebagai berikut:

Setelah  kamu diajak untuk memahami bahwa Gereja Katolik senantiasa memandang bahwa laki-laki dan perempuan itu sederajat dan saling melengkapi, maka kamu dapat berefleksi dengan membuat tulisan bebas, dalam bentuk karya tulis pendek, esai singkat, atau puisi atau bahkan syair lagu.

Jika dirimu seorang laki-laki, siapakah menurut kamu laki-laki itu? Begitu sebaliknya, Jika diri mu seorang perempuan, siapakah menurut mu perempuan itu? Tuliskan pendapat kamu itu kedalam tulisan bebas, dalam bentuk karya tulis pendek, esai, atau puisi atau bahkan syair lagu tentang siapakah laki-laki atau perempuan bagi mu (sesuai dengan diri kamu) !

 

Kegiatan Penutup 10 menit

8.

Guru mengajak peserta didik mengakhiri proses dengan doa penutup

Ya Allah Bapa, kami hari ini telah belajar bersama mengenai kesadaran bahwa kami terlahir sebagai laki-laki atau perempuan yang sederajat dan saling melengkapi. Semoga dengan belajar mengenai jati diri sebagai laki-laki atau perempuan, yang saling melengkapi ini kami mampu memandang kesetaraan diantara kami yang kadang timpang dalam budaya yang berkembang. Amin

 

Text Box: Jurnal Refleksi Guru dan Peserta Didik (Format Terlampir) 

 


Tujuan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran  3

Tujuan Pembelajaran

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden)

Asesmen (Evaluasi Pembelajaran)

Peserta didik kelas X Memahami bahwa setiap pribadi merupakan Citra Allah yang luhur dan bermartabat sehingga mampu menerima diri dan menghormati sesamanya secara sadar dan bertanggungjawab

 

Pada akhir pembelajaran peserta didik mampu:

1.   Mendiskusikan berbagai situasi yang menggambarkan terjadinya perendahan martabat manusia

2.   Mengajukan pandangan atau pemahaman sendiri tentang pandangan mengenai keluhuran martabat manusia

3.   Menghubungkan pengetahuan dan pemahamannya tentang keluhuran martabat manusia dengan ajaran Gereja dan Kitab Suci

4.   Menyusun kesimpulan tentang akibat yang terjadi jika martabat manusia direndahkan

5.   Menyusun refleksi bahwa dirinya  diciptakan sebagai citra-Nya  yang bersaudara satu sama lain

6.   Menyatakan syukur bahwa dirinya  diciptakan sebagai citra-Nya  yang bersaudara satu sama lain melalui catatan refleksi

 

Asesmen Awal:

Penerimaan: menyatakan, dan menjawab

Memberikan pandangan atau pemahaman sendiri tentang keluhuran martabat manusia

Asesmen Proses:

Partisipasi: melaporkan, menyelesaikan, menampilkan dalam sharing pengalaman berkelompok

Rumusan gagasan mengenai kesimpulan akibat yang terjadi jika martabat manusia direndahkan

 

Asesmen Akhir:

Kreativitas: mendesain, merencanakan, merancang

Rumusan refleksi syukur bahwa dirinya  diciptakan sebagai citra-Nya  yang bersaudara satu sama lain melalui catatan refleksi

 

 

 

 

 

 

 

          Kegiatan Pembelajaran  3

No

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembuka 30 menit

1.

Guru mengawali pembelajaran dengan mengajak peserta didik dengan doa

Ya Allah Bapa, kami hari ini akan belajar bersama untuk memahami bahwa kami adalah para pribadi yang Engkau ciptakan dengan martabat yang luhur apapun itu. Kami hari ini akan berusaha untuk memahami bahwa keluhuran pribadi kami, membuat kami harus senantiasa bertanggungjawab atas diri kami dan senantiasa menghormati siapapun itu, karena manusia pada hakekatnya luhur dan merupakan Citra Allah yang mulia. Amin

 

2.

Guru memberikan pengantar dan memberikan gambaran materi

Setelah memahami bahwa jati dirimu itu unik dengan segala kelebihan dan keterbatasannya dan mengenai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, kamu akan diajak memahami bahwa dirimu adalah pribadi yang luhur dihadapan Allah. Kamu adalah seorang pribadi manusia yang diciptakan Allah. Setiap dari kamu adalah pribadi yang paling luhur. Siapapun dari kamu merupakan pribadi yang telah terberkati sejak awal. Dalam kitab Nabi Yeremia dikatakan, “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yer 1:5). Kutipan ini begitu indah, betapa Allah telah memberikan karunia keluhuran bagi setiap pribadi. Anugerah yang sudah diberikan sebelum kita dilahirkan di dunia ini. Anugerah, bahwa kita semua berarti dan dipilih Allah apapun situasinya.

3.

Guru melanjutkan pengantar pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdiskusi awal

     Dunia kita sekarang ini, satu sisi adalah dunia yang indah dengan pesona dan persaudaraan dimana orang mendapatkan kesempatan yang sama, dihargai siapapun itu bahkan mereka yang cacat dan tersingkir. Namun, di sisi lain, betapa miris bahwa dunia kita adalah dunia yang penuh kekerasan dan perendahan terhadap martabat manusia. Masih ada di berbagai belahan dunia ini, pembunuhan, pemusnahan bangsa atau suku (genosida), penyiksaan, perkosaan, dan lain sebagainya. Bahkan, di dunia yang sudah modern ini, masih saja terjadi perbudakan, penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan karena perbedaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, dan agama. Masih juga terjadi penghilangan orang secara paksa, pengusiran atau pemindahan penduduk, bahkan perampasan atas kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang.

     Maka, untuk membuktikan situasi itu, marilah kita coba untuk mencari atau searching di situs pencari, misalnya google. Kita bisa mulai untuk mencari berita-berita, foto-foto, gambar, dan video atas perang, pembunuhan, kekerasan ras, agama dan politik.

Jika kita mencari kata “perang” di situs pencari Google saja, kita bisa menemukan 159.000.000 hasil. Kita dapat menelusuri berbagai berita yang menyangkut pembunuhan, pemusnahan bangsa atau suku (genosida), penyiksaan, perkosaan, dan lain sebagainya. Tentu kita akan menemukan betapa rapuhnya dunia kita ini yang masih ada berberbagai masalah-masalah perendahan martabat manusia.

 

             Maka, kita dapat mulai mengidentifikasi permasalahan menyangkut perendahan terhadap martabat manusia dalam kelompok. Identifikasi masalah dapat menggunakan format sebagai berikut:

 

No.

Identifikasi atau Klasifikasi Masalah

Uraian Masalah

1.

 

 

2.

 

 

3.

 

 

 

 

Kegiatan Inti 45 menit

4.

Mendalami Ajaran Kitab Suci dan Gereja

Guru mengajak Peserta didik membaca Kutipan Kitab Suci

Mari kita memetik hikmah dari kutipan pendek Kitab Suci Kejadian 1:26-27

1:26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

5.

Guru mengajak peserta didik merenungkan bacaan dengan pertanyaan sebagai berikut:

a.    Kata apa yang paling menarik dari kutipan pendek Kitab Suci Kejadian 1:26-27?

b.    Menurutmu, apa maksudnya bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah

6.

Peneguhan dan Kesimpulan

Kita semua sebagai manusia diciptakan sebagai “citra Allah” (lih. Kej 1: 27) ; seturut gambar dan rupaNya. Arti Citra Allah itu ingin menunjukkan bahwa setiap pribadi manusia adalah makhluk ciptaan yang paling mulia, menyerupai Allah (bdk. Mzm 8: 5). Setiap pribadi manusia cerminan atau pancaran dari Allah. Artinya, di dalam martabat setiap pribadi manusia ini, ada gambaran atau pantulan rupa Allah. Semua pribadi manusia tercipta baik adanya. Walaupun dalam kelemahan dan kecacatannya, seorang manusia tetap bermartabat.

Hal itu juga memberikan konsekuensi bahwa dalam diri setiap manusia, ada pancaran kebaikan-kebaikan Allah. Gereja Katolik mengajarkan bahwa dalam hidup setiap pribadi manusia, ada anugerah yang luar biasa yang patut untuk diperjuangkan. “Hidup ditandai ciri yang tak terhapuskan, yakni kebenarannya sendiri, dengan menerima karunia Allah, manusia wajib mempertahankan hidup dalam kebenaran itu yang memang hakiki baginya” (Evangelium Vitae, art 48). Setiap orang menurut kodratnya memiliki hak hidup, hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan aman. Setiap orang memiliki kesetaraan martabat dan hak asasi di hadapan Allah. Setiap pribadi manusia merupakan pribadi yang teramat luhur. Keluhuran pribadi manusia ini membawa konsekuensi bahwa siapapun tidak dapat memperalatnya demi tujuan merendahkan atau merusak martabat manusia.  Keluruhan manusia itu, tak tergantikan dan tak dapat dihilangkan atau diperalat dengan apapun

7.

Guru mengajak peserta didik menyusun refleksi sebagai penugasan sebagai berikut:

Untuk mengendapkan keseluruhan proses pembelajaran ini, kita perlu membuat sebuah refleksi dalam bentuk simbolisasi, baik gambar, tulisan pendek atau surat pribadi tentang keluhuran diri kita sebagai Citra Allah yang mempunyai martabat dan tak tergantikan dan tak dapat dihilangkan atau diperalat dengan apapun.

Kegiatan Penutup 10 menit

8.

Guru mengajak peserta didik mengakhiri proses dengan doa penutup

Ya Allah Bapa, kami hari ini telah belajar bagaimana Engkau menciptakan kami dengan martabat yang luhur dan mulia. Kami hari ini, Engkau ajak semakin memahami bahwa keluhuran pribadi kami, membuat kami harus senantiasa bertanggungjawab atas diri kami dan senantiasa menghormati siapapun itu, karena manusia pada hakekatnya luhur dan merupakan Citra Allah yang mulia. Amin

 

Text Box: Jurnal Refleksi Guru dan Peserta Didik (Format Terlampir) 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


E. Asesmen Pembelajaran

     Proses asesmen menggunakan asesmen diagnostik (sebelum dan awal pembelajaran) dan asesmen formatif (proses) dengan penugasan dan pengamatan keaktifan dalam kelompok dan asesmen sumatif (akhir).

     1. Asesmen Awal

          Assesmen dilakukan pada saat proses awal pembelajaran dengan mengamati kemampuan peserta didik saat tanya jawab. Penilaian dapat dilakukan dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia pada tabel di bawah ini!

         Form Asesmen Awal

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden)

Mendalam

Kurang Mendalam

Catatan

Memberikan pandangan atau pemahaman sendiri tentang keluhuran martabat manusia

 

 

 

 

     2. Asesmen Profil Pelajar Pancasila

       Setiap peserta didik diminta untuk menyatakan sikapnya selama ini, dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia pada tabel di bawah ini!

            Form Penilaian Diri Profil Pelajar Pancasila

Nama : ………………….

Kelas : ………………….

Materi : ……………………….

 

No.

Penilaian Diri

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1.

Bagaimana kamu  senantiasa bersyukur bahwa kamu diberikan segala keunikan, kemampuan dan  juga mau menerima keterbatasan diri

 

 

 

2.

Apakah kamu senantiasa memandang kesetaraan antara perempuan dan laki-laki

 

 

 

3.

Bagaimana kamu berusaha membiasakan kegiatan koreksi diri atau refleksi untuk memahami secara utuh pandangan mengenai keluhuran martabat dirimu dan sesamamu sebagai Citra Allah

 

 

 

4.

Ceritakanlah dan tuangkanlah dalam buku jurnal mu

Dituliskan dalam buku jurnal peserta didik

 

 

 

3. Asesmen Proses (Formatif)

     Form Penilaian Hasil Diskusi Kelompok

Nama  Guru   : ………………….

Kelas              : ………………….

Materi            : ……………………….

Tanggal          : …………………

 

Nama Peserta didik

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden)

Aktif

Kurang Aktif

Pasif

 

       Mau menyatakan keunikan, kemampuan dan keterbatasan diri

       Mau berpendapat dalam diskusi kelompok mengenai identifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan perendahan martabat terhadap perempuan

       Terlibat mendiskusikan berbagai situasi yang menggambarkan terjadinya perendahan martabat manusia

 

 

 

       Mengikuti segala aktivitas yang dikerjakan di dalam kelompok mengenai identifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan perendahan martabat terhadap perempuan

      Mengikuti segala aktivitas yang dikerjakan di dalam kelompok mengenai situasi yang menggambarkan terjadinya perendahan martabat manusia

 

 

 

 

 

Nama Peserta didik

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (Eviden)

Lengkap

Kurang Lengkap

 

Menyusun gagasan informatif dari berbagai sumber ajaran Gereja tentang bakat, talenta, kelebihan, dan kekuatan orang-orang dalam mengembangkan potensinya

 

 

Menelaah informasi mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan perendahan martabat terhadap perempuan

 

 

Meyimpulkan gagasan mengenai akibat yang terjadi jika martabat manusia direndahkan

 

 

 

    

4. Asesmen Akhir (Sumatif)

a. Pengetahuan

1.    Segala bakat, kemampuan dan kelebihan yang diberikan Allah kepada kamu, tentu patut kamu kembangkan, seperti halnya kisah perumpamaan mengenai talenta. Apa yang ingin kamu katakan tentang makna bacaan mengenai “talenta” itu terhadap dirimu?

2.    Menurutmu penggalan dari ayat “Maka, Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”, bermakna apa bagimu ?

3.    Menurut mu, apa maksudnya bahwa manusia adalah gambaran dan citra Allah? Jelaskan !

4.    Menurut mu, sikap-sikap apa  yang  perlu  dibangun untuk menjaga keluruhan dan martabat manusia? Deskripsikanlah !

b. Ketrampilan

            Form Penilaian Ekspresi Diri dan Pengolahan Refleksi

Nama  Peserta didik            : ………………….

Kelas                          : ………………….

Materi                        : ……………………….

Tanggal                      : …………………

 

 

 

 

 

No.

Hasil Penugasan

Sangat menarik dan Lengkap

Menarik dan cukup lengkap

Kurang Menarik dan kurang lengkap

1.

Sajian ekspresi diri dalam bentuk simbol diri tentang  keunikan, kemampuan dan  keterbatasannya diri

 

 

 

2.

Rumusan refleksi sikap menghormati sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat melalui kreasi seni atau tulisan

 

 

 

3.

Rumusan refleksi syukur bahwa dirinya  diciptakan sebagai citra-Nya  yang bersaudara satu sama lain melalui catatan refleksi

 

 

 

           

c. Spiritual

No

Segi Spiritual yang kamu refleksikan

Penilaian dirimu

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

1

Dirimu senantiasa bersyukur kepada Allah atas keunikan, kemampuan dan keterbatasan dirimu selama ini

 

 

 

2

Dirimu senantiasa bersyukur diciptakan sebagai citra-Nya  yang bermartabat dan bersaudara satu sama lain

 

 

 

3.

Selalu ada keinginan dalam dirimu untuk menjadi pribadi yang lebih baik karena syukur atas keunikan dirimu dan martabat dirimu sebagai Citra Allah

 

 

 

 

Ungkapkanlah refleksi diatas dalam tulisan

:

 

 

 

F. Daftar Pustaka

Dokpen KWI. 1993. Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor.

Fuster SJ, JM., 1990. Teknik Mendewasakan Diri, Yogyakarta: Kanisius

Komisi Kateketik KWI. 2007. Perutusan Murid-Murid Kristus; Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/SMK; Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); Buku Guru I. Yogyakarta: Kanisius.

KWI. 1996. Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius & bekerja sama dengan penerbit Obor.

Kristianto, Yoseph, dkk. 2010. Menjadi Murid Yesus; Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/SMK. Yogyakarta: Kanisius

Paus Yohanes Paulus II. Dekrit tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial, Inter Mirifica

Rausch, Thomas. 2001. Katolisisme. Yogyakarta: Kanisius.

Team CLC. 1992. Tantangan Membina Kepribadian. Jakarta: Yayasan CLC.

Tom Jacobs. 1985. Sikap Dasar Kristiani. Kanisius. Yogyakarta

Sumber Internet

http://katolik.org/

http://smartpsikologi.blogspot.com/

http://sosbud.kompasiana.com/

http://trijayafmplg.wordpress.com

http://umum.kompasiana.com/