Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Tuesday, June 4, 2024

Belajar Bersama Anak Autis

 9 Trik Bersama Autis


1. Gabungkan visual

Sebagian besar anak autis adalah pembelajar visual, yang berarti mereka belajar paling baik ketika mereka dapat melihat secara visual apa yang diharapkan daripada disajikan secara verbal. Oleh karena itu, strategi pengajaran autisme seringkali melibatkan penggunaan alat bantu visual.

Isyarat visual dapat membantu anak-anak autis memahami dan mempertahankan keterampilan serta membantu komunikasi. Visual dapat berupa gambar, gambar, daftar, kata kunci, dan masih banyak lagi.

Jadwal visual , misalnya, adalah representasi grafis dari tugas dan aktivitas terjadwal pada hari itu. Mereka bermanfaat untuk memecah tugas menjadi beberapa langkah untuk memastikan semua upaya telah diselesaikan.

Jadwal visual dapat membantu mengurangi kecemasan dengan memberikan konsistensi pada anak autis. Ini adalah cara terbaik untuk membantu memudahkan transisi dan mengurangi kehancuran pada anak-anak. Orang tua dapat membuat jadwal visual untuk lingkungan rumah atau sekolah.


2. Gunakan isyarat terlebih dahul

Banyak anak autis mengalami kesulitan fokus dan melakukan aktivitas yang biasanya tidak mereka sukai. Ini dikenal sebagai aktivitas yang tidak disukai. Namun, strategi pengajaran untuk siswa autis mungkin masih mencakup beberapa di antaranya.

Orang tua dan guru perlu membantu memotivasi dan meningkatkan pembelajaran. Salah satu cara mereka melakukan hal ini adalah dengan menggunakan isyarat terlebih dahulu.

Isyarat pertama akan berupa gambaran yang sesuai dengan tugas yang perlu diselesaikan sebelum melakukan aktivitas yang lebih disukai anak.

Misalnya, isyarat dapat mencakup:

Pertama – gambaran tentang apa yang Anda minta mereka lakukan;

Kemudian – gambar aktivitas pilihan yang mereka sukai.

Isyarat ini membantu anak-anak autis berusaha mengikuti arahan dan merupakan cara untuk membantu mempelajari keterampilan baru.


3. Menemukan minat khusus sebagai mekanisme pengajaran

Anak autis mempunyai kesukaan atau minat khusus . Ini bisa berupa karakter televisi, acara TV, permainan, mainan, dll. Mungkin bermanfaat bagi beberapa orang tua dan guru untuk memanfaatkan minat khusus anak untuk mengajari mereka keterampilan baru.

Misalnya, jika seorang anak mempunyai minat khusus terhadap suatu karakter, Anda dapat menggunakannya untuk mengajarkan keterampilan sosial yang sesuai . Sebagai orang tua dan pendidik, Anda bisa membuat cerita sosial dengan karakter tersebut untuk menunjukkan cara bersosialisasi yang diterima dengan teman sebaya.


4. Gunakan alat sensorik

Beberapa anak autis mungkin mengalami disfungsi pemrosesan sensorik yang dapat bermanifestasi dalam berbagai cara. Misalnya, seorang anak mungkin mengalami tantangan dalam bahasa, pemrosesan sensorik, keterampilan sosial, dan banyak lagi.

Orang tua harus menentukan alat sensorik mana yang paling cocok untuk anak mereka. Setelah itu, mereka dapat menyusun kotak peralatan sensorik berisi aktivitas dan peralatan yang dapat digunakan di rumah atau sekolah.

Barang-barang yang dapat ditambahkan ke kotak peralatan ini adalah fidget spinner, bola stres, manik-manik air, tabung cairan, dll. Ada begitu banyak pilihan yang bisa diselidiki oleh orang tua.

Orang tua dan pendidik dapat mengatur kotak peralatan sensorik mereka berdasarkan aktivitas:

untuk tangan,

untuk seluruh tubuh, 

produk pendengaran, 

produk lisan, 

produk visual, 

mencium produk, dan 

sentuhan ringan dan mendalam. 


5. Latih keterampilan sosial

Keterampilan sosial dan komunikasi sering kali menjadi tantangan bagi pembelajar autisme. Terlepas dari keterampilan yang diajarkan, latihan keterampilan sosial untuk anak autis sangatlah penting.

Misalnya, melatih keterampilan sosial mungkin termasuk mendorong penggunaan isyarat sosial sehari-hari atau mengajarkan empati. Kedua hal ini harus menjadi bagian penting dari strategi autisme bagi guru.

Mempromosikan praktik keterampilan sosial “sehari-hari” dapat mencakup menyapa orang lain, mengangkat tangan untuk mengajukan pertanyaan, mengucapkan “terima kasih”, meminta izin untuk barang tertentu, dan lain-lain.

Selain itu, mengajarkan empati merupakan keterampilan penting untuk berinteraksi dengan orang lain dan mampu memahami perasaan mereka. Cara terbaik bagi orang tua untuk mulai mengajarkan empati adalah dengan mencetak gambar suasana hati yang berbeda, yang akan menjadi awal yang baik untuk menunjukkan isyarat visual dari keadaan emosional.


6. Perkenalkan pengalaman baru secara bertahap

Orang tua dan pendidik dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk meneliti dan memilih pengalaman yang selaras dengan minat dan kebutuhan anak. Hal ini dapat mencakup perencanaan perjalanan ke tempat-tempat seperti taman bermain, museum, atau pelajaran berenang, yang menawarkan manfaat pendidikan dan rekreasi.

Pengaturan baru ini harus diperkenalkan secara bertahap, sehingga anak dapat menyesuaikan diri dengan kecepatannya sendiri. Karena selaras dengan isyarat anak autis, orang tua dan pendidik dapat meninggalkan situasi apa pun jika anak menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan atau kesusahan, sehingga memastikan lingkungan belajar yang positif dan mendukung.


7. Kenali dan rangkul bakat unik mereka

Anak-anak dengan autisme sering kali memiliki bakat atau minat tertentu yang mungkin tidak selalu disadari atau didukung sepenuhnya di lingkungan sekolah. Orang tua dan pendidik mempunyai kesempatan untuk memupuk bakat-bakat ini. 

Misalnya, mendaftarkan anak mereka ke kelas dansa dapat memberikan jalan keluar yang kreatif untuk ekspresi diri dan koordinasi fisik. Terapi musik menawarkan pendekatan terapeutik untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan regulasi emosional melalui ekspresi musik. 

Terapi seni adalah pilihan bagus lainnya, karena memungkinkan anak-anak mengeksplorasi kreativitas dan pengalaman sensorik mereka dalam lingkungan yang mendukung.


8. Jaga agar instruksi Anda tetap singkat dan sederhana

Saat memberikan instruksi atau berkomunikasi di kelas, penting untuk menjaganya tetap singkat, sederhana, dan langsung pada intinya. Anak-anak autis sering kali memproses informasi secara berbeda dari anak-anak neurotipikal mereka, sehingga komunikasi yang jelas dan sederhana adalah kunci untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan.

Dengan menawarkan berbagai cara untuk mengakses dan berinteraksi dengan materi, guru dapat menjadikan pembelajaran inklusif dengan menyediakan cara berbeda bagi semua siswa untuk terlibat.


9. Sesuaikan kurikulum Anda dengan pemahaman mereka

Menyesuaikan kurikulum dengan pemahaman siswa autis melibatkan penyesuaian metode, materi, dan konten pengajaran agar sesuai dengan gaya belajar, kemampuan, dan minat unik mereka.

Ini mungkin termasuk:

memecah konsep-konsep kompleks menjadi langkah-langkah yang lebih sederhana dan lebih mudah dikelola;

menggunakan dukungan visual dan contoh nyata untuk meningkatkan pemahaman;

dan menggabungkan aktivitas yang selaras dengan preferensi dan kekuatan mereka. 

Sebagai seorang guru, penting untuk memahami bagaimana anak-anak memandang dunia dan apa yang penting bagi mereka. Dengan melakukan ini, Anda dapat menyesuaikan kurikulum Anda untuk membantu setiap siswa pada spektrum tersebut.

Dibutuhkan kesabaran dan pengertian

Kesabaran sangat penting bagi guru dan orang tua anak autis. Anda akan membuat kesalahan. Anda akan frustrasi, tapi jangan terlalu keras pada diri sendiri. Latihlah kesabaran dan pengertian, dan anak atau siswa Anda juga akan merasa lebih nyaman.

Ada banyak strategi pengajaran autisme yang dapat digunakan oleh keluarga yang dapat membantu anak-anak mereka yang menderita autisme: baik di rumah sehari-hari maupun di ruang kelas homeschooling. Tidak ada pendekatan yang bisa diterapkan untuk semua orang dalam hal ini, jadi penting untuk memilih strategi yang paling sesuai untuk si kecil.



No comments:

Post a Comment