BERSIKAP KRITIS DAN BERTANGGUNG JAWAB
TERHADAP PENGARUH MEDIA MASSA
Media komunikasi dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sebagai dampaknya, informasi yang masuk ke dalam kehidupan sehari-hari tidak terbendung. Persoalannya, informasi itu ada yang bersifat membangun, tetapi ada juga yang bersifat merugikan. Pada umumnya remaja bersifat polos dalam mengadopsi kehadiran media. Mereka menelan begitu saja apa yang disediakan dan tidak mencernanya. Sehubungan dengan itu remaja perlu mendapatkan bimbingan supaya mereka dapat bersikap kritis dalam memilih media dan mampu mengolahnya menjadi nutrisi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kita dituntut untuk bersikap kritis atas segala tawaran yang ada dan informasi yang kita peroleh. Bersikap kritis tidak berarti menolak mentahmentah tentang media, melainkan kita mencoba menyaringnya dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang kita pilih dan kita percaya. Sikap kritis mengandaikan kedewasaan berpikir, mampu mempertimbangkan baik-buruk sesuatu hal, selektif dan mampu membuat skala prioritas dalam menentukan pilihan-pilihan hidup. Dengan demikian, kita akan dapat menempatkan media massa pada tempat yang semestinya bagi perkembangan diri kita.
Gereja melalui Inter Mirifica art 9 menegaskan kewajiban-kewajiban khusus mengikat semua penerima, yakni para pembaca, pemirsa dan pendengar, yang atas pilihan pribadi dan bebas menampung informasi-informasi yang disiarkan oleh media itu. Sebab cara memilih yang tepat meminta supaya mereka mendukung sepenuhnya segala sesuatu yang menampilkan nilai keutamaan dan pengetahuan. Sebaliknya hendaklah mereka menghindari apa saja, yang bagi diri mereka sendiri menyebabkan atau memungkinkan timbulnya kerugian rohani, atau yang dapat membahayakan sesama karena contoh yang buruk, kebanyakan terjadi dengan membayar iuran kepada para penyelenggara, yang memanfaatkan media itu karena alasan-alasan ekonomi semata-mata.
Maka supaya para penerima itu mematuhi hukum moral, hendaknya mereka jangan melalaikan kewajiban, untuk selalu mencari informasi tentang penilaianpenilaian mengenai semuanya itu yang diberikan oleh instansi-instansi yang berwenang, dan untuk mengikutinya sebagai pedoman menurut suara hati yang cermat. Untuk lebih mudah melawan dampak-dampak yang merugikan, dan mengikuti sepenuhnya pengaruh-pengaruh yang baik, hendaknya mereka berusaha mengarahkan dan membina suara hati mereka.
Selanjutnya dalam artikel 10 ditegaskan pula bahwa, hendaknya kalangan kaum muda berusaha, supaya dalam memakai upaya-upaya komunikasi sosial mereka belajar mengendalikan diri dan menjaga ketertiban. Kecuali itu hendaklah mereka berusaha memahami secara lebih mendalam apa yang mereka lihat, dengar, dan baca. Hendaklah itu mereka bicarakan dengan para pendidik dan para ahli, dan dengan demikian mereka belajar memberi penilaian yang saksama. Sedangkan para orang tua hendaknya menyadari bahwa kewajiban mereka adalah menjaga dengan sungguh sungguh supaya tayangan-tayangan, terbitan-terbitan tercetak, dan lain sebagainya, yang bertentangan dengan iman serta tata susila, jangan sampai memasuki ambang pintu rumah tangga, dan jangan sampai anakanak menjumpainya di luar lingkup keluarga.
Dokumen ini secara khusus menerima kekuatan pengaruh media bagi masyarakat manusia secara penuh.
Pandangan Gereja Tentang Media Komunikasi Sosial
Inter Mirifica (Dekrit tentang komunikasi Sosial)
Artikel 9 (Kewajiban-kewajiban para pemakai media komunikasi sosial)
Kewajiban-kewajiban khusus mengikat semua penerima, yakni para pembaca, pemirsa dan pendengar, yang atas pilihan pribadi dan bebas menampung informasi-informasi yang disiarkan oleh media itu. Sebab cara memilih yang tepat meminta, supaya mereka mendukung sepenuhnya segala sesuatu yang menampilkan nilai keutamaan, ilmu-pengetahuan dan teknologi. Sebaliknya hendaklah mereka menghindari apa saja, yang bagi diri mereka sendiri menyebabkan atau memungkinkan timbulnya kerugian rohani, atau yang dapat membahayakan sesama karena contoh yang buruk, atau menghalang-halangi tersebarnya informasi yang baik dan mendukung tersiarnya informasi yang buruk. Hal itu kebanyakan terjadi dengan membayar iuran kepada para penyelenggara, yang memanfaatkan media itu karena alasan-alasan ekonomi semata-mata.
Maka supaya para penerima itu mematuhi hukum moral, hendaknya mereka jangan melalaikan kewajiban, untuk pada waktunya mencari informasi tentang penilaian-penilaian yang mengenai semuanya itu diberikan oleh instansi-instansi yang berwenang, dan untuk mengikutinya sebagai pedoman menurut suara hati yang cermat. Untuk lebih mudah melawan dampakdampak yang merugikan, dan mengikuti sepenuhnya pengaruh-pengaruh yang baik, hendaknya mereka berusaha mengarahkan dan membina suara hati mereka dengan upaya-upaya yang cocok.
Artikel 10. (Kewajiban-kewajiban kaum muda dan para orang tua)
Hendaknya para penerima, terutama dikalangan kaum muda berusaha, supaya dalam memakai upaya-upaya komunikasi sosial mereka belajar mengendalikan diri dan menjaga ketertiban. Kecuali itu hendaklah mereka berusaha memahami secara lebih mendalam apa yang mereka lihat, dengar dan baca. Hendaklah itu mereka percakapkan dengan para pendidik dan para ahli, dan dengan demikian mereka belajar memberi penilaian yang saksama. Sedangkan para orang-tua hendaknya menyadari sebagai kewajiban mereka: menjaga dengan sungguh sungguh, supaya tayangan-tayangan, terbitanterbitan tercetak dan lain sebagainya, yang bertentangan dengan iman serta tata susila, jangan sampai memasuki ambang pintu rumah tangga, dan jangan sampai anak-anak menjumpainya di luar lingkup keluarga.
Beberapa Gagasan Pokok
Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium secara harafiah berarti perantara atau pengantar dalam hal ini untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Kita sekarang sedang mengalami revolusi informasi. Karena berbagai kemajuan teknologi media, kita dibanjiri oleh arus informasi yang melimpah ruah dan tidak henti, hampir tanpa saringan. Informasiinformasi itu dapat berupa informasi yang baik dan membangun, tetapi juga dapat berupa informasi yang buruk dan merusak.
Kita harus memiliki sikap kritis terhadap semua informasi yang kita terima. Sikap kritis berarti dapat memilah-milah mana yang benar dan mana yang salah; mana yang baik dan mana yang buruk; mana yang positif dan mana yang negatif. Jadi, kita harus bersikap kritis terhadap pengaruh positif dan negatif dari media yang menyuguhkan berbagai informasi.
Pengaruh positif dari media dapat terjadi karena:
Teknologi media mendekatkan manusia satu sama lain. Ia dapat mendekatkan pikiran dan relasi kita. Pikiran dan relasi kita menjadi lebih terbuka kepada orang lain, kepada bangsa lain, budaya lain, dan sebagainya.
Teknologi media dapat membuat kita terlibat pada peristiwa di belahan bumi yang lain. Kita terlibat pada gempa bumi di Aljazair, pada SARS di Cina, pada Piala Dunia, dan sebagainya.
Teknologi media menyajikan mutu dan pola pemberitaan yang semakin menarik. Pemberitaan lewat satelit dan jaringan internet yang makin semarak.
Teknologi media dapat menyajikan gambar dan suara yang lebih canggih, seperti musik stereo, gambar tiga dimensi, dan sebagainya.
Pengaruh dari pemilik atau sponsor media
1) Manusia, entah pemilik media, entah sponsor, entah lembaga negara, entah masyarakat dan Gereja, dapat menggunakan media untuk menciptakan perhatian dan keprihatinan umum tentang suatu masalah di belahan bumi, seperti AIDS, narkotika, pembunuhan massal oleh suatu pemerintahan otoriter, dan sebagainya. Ia membantu menciptakan keprihatinan.
2) Media dapat digunakan untuk memberi informasi membentuk, opini umum yang baik dan juga untuk mendidik. Media dapat digunakan untuk membela keadilan dan kebenaran, dan sebagainya. 3) Media dapat digunakan untuk hiburan. Misalnya, hiburan musik, tari, sinetron, dan sebagainya.
Pengaruh yang tidak disadari, yakni:
1) Sadar tidak sadar, media sudah membentuk budaya baru. Kaum muda adalah massa yang terlibat penuh dalam budaya baru ini.
2) Sadar tidak sadar, media telah mengubah cara pikir kita tentang hidup, tentang kebudayaan, dan sebagainya. Jendela dunia terbuka lebar bagi kita.
Pengaruh Negatif dari Media
Pengaruh negatif yang disebabkan dari teknologi media sendiri, antara lain:
1) Media telah membangun kerajaan dan kekuasaan yang sangat kuat. Siapa yang memiliki media dia yang kuat dan berkuasa. Media Dunia Utara menguasai Dunia Selatan. Kota menguasai desa. Pihak yang kuat dan kaya menguasai yang lemah dan miskin.
2) Media menciptakan budaya baru yang gemerlap, budaya asli dan lokal perlahan-lahan tersingkir.
Pengaruh negatif yang disebabkan oleh pemilik dan sponsor media, yakni:
1) Media adalah bisnis. Supaya bisnis dapat laku, maka digalakkan semangat materialisme, konsumerisme dan hedonisme.
2) Lewat media dapat dibangun persepsi yang salah tentang kesejahteraan. Kesejahteraan berarti memiliki materi sebanyakbanyaknya. Manusia tidak lagi dinilai dari karakter dan dedikasi, tetapi dari apa yang dia miliki (rumah, mobil, uang, dan sebagainya.) seperti yang dipromosikan pada iklan-iklan di media.
3) Lewat media dapat diciptakan stereotip tentang tokoh kecantikan, mode, dan sebagainya. yang akan ditiru oleh khalayak ramai, misalnya mode rambut, mode pakaian, dan sebagainya. yang begitu cepat ditiru.
4) Lewat media dapat diciptakan sensasi tantangan seks, kekerasan, dan horor yang mungkin sangat disenangi oleh penonton.
5) Pemilik, penguasa, dan sponsor media dapat melakukan berbagai rekayasa dan trik demi kepentingan bisnis dan politiknya.
Pengaruh negatif yang tidak disengaja
1) Jadwal hidup dan kerja kita menjadi tidak teratur. Banyak waktu tersedot untuk menonton atau mendengar siaran media. Komunikasi antarpribadi dalam keluarga berkurang.
2) Kecanduan dan keterlibatan pada kekerasan dan seks bebas sering ada hubungannya dengan siaran TV atau chatting di internet atau HP (SMS).
3) Arus urbanisasi sering disebabkan oleh tayangan yang glamour tentang kehidupan kota
Oleh karena itu, kita harus tetap kritis terhadap media dan pandai-pandai menggunakan media untuk kepentingan kita dan masyarakat/umat
No comments:
Post a Comment