Rasul Yohanes mengajarkan bahwa
kesetiaan kepada Tuhan diukur dari kesetiaan
kepada keseluruhan pengajaran yang dikenali sebagai wahyu ilahi sejak awal mula
(lih. 1 Yoh 2:24).
Jika Allah menghendaki
agar kita menerima ajaran-Nya
dengan menerima ajaran para nabi yang mencapai puncaknya
pada penggenapannya dalam diri Kristus,
kita menerima kehendak Allah ini,
dengan menerima Kristus sepenuhnya.
Sebab Kristus sepenuhnya menyatakan
Allah dan kasih-Nya kepada kita
(Kol 1:19; 2:9),
sehingga Rasul Paulus mengatakan
bahwa Kristus adalah segalanya
(lih. Kol 3:11).
Maka penerimaan Kristus sepenuhnya ini
termasuk dengan menerima segala ajaran-Nya
dan menjadi anggota Gereja yang didirikan-Nya.
Jika Kristus menjamin kuasa mengajar Gereja
yang dilaksanakan oleh para rasul, secara khusus,
oleh Rasul Petrus dan para penerus mereka,
maka demi ketaatan kita kepada Kristus,
kita mentaati juga ajaran Gereja-Nya tersebut.
Sebab kita mengingat
perkataan Kristus sendiri kepada para murid-Nya,
“Barangsiapa mendengarkan kamu,
ia mendengarkan Aku;
dan barangsiapa menolak kamu,
ia menolak Aku;
dan barangsiapa menolak Aku,
ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
(Luk 10:16).
Dengan ketaatan yang menerima keseluruhan Kristus
dan ajaran-Nya ini,
maka seorang Katolik memberikan
kata “Ya” tanpa syarat dalam iman kepada Allah.
Pemberian persetujuan iman tanpa syarat ini,
menjadi tanggapan yang mendamaikan bagi hati kita
sebagai manusia yang senantiasa resah/ gelisah,
sampai kita beristirahat di dalam Tuhan.[5]
Sebab dengan menyerahkan pemahaman kita
kepada Kristus melalui Gereja-Nya,
kita tidak lagi perlu gelisah menginterpretasikan
banyak hal menurut pemahaman sendiri,
yang dapat berbeda-beda antara satu orang dengan yang lain,
bahkan bertentangan, terhadap suatu topik pengajaran yang sama.
Dengan menerima sepenuhnya pengajaran Gereja,
kita memperoleh kepenuhan makna ajaran Kristus,
dan ini menghasilkan ketenangan bagi jiwa.
Menarik jika kita menyimak tayangan Journey Home
di situs EWTN (Eternal Word Television Network)
yang mengisahkan tentang pencarian akan kepenuhan kebenaran yang membawa kepada Gereja Katolik,
Di sana ada lebih dari 700 kisah kesaksian
dari mereka yang non-Katolik,
bahkan banyak di antaranya pendeta,
yang akhirnya menjadi Katolik
karena setia mencari
apa yang dirindukan oleh hati nurani mereka sendiri,
yang membawa mereka menemukan ‘rumah’ mereka
yang sesungguhnya di Gereja Katolik.
No comments:
Post a Comment