Namun bagi saya sendiri, pengalaman yang tak terlupakan dan begitu
mengena di hati saya, adalah ketika saya mendengar dan merenungkan
kutipan pengajaran dari St. Yohanes Krisostomus tentang Gereja.
Ia
mengajarkan demikian:
“Mengalir dari rusuk-Nya, air dan darah”. Saudara saudari terkasih,
jangan lewatkan misteri ini tanpa permenungan; ini mempunyai makna
lainnya yang tersembunyi, yang akan kujelaskan kepadamu. Telah kukatakan
bahwa air dan darah menandakan Pembaptisan dan Ekaristi kudus.
Dari
kedua sakramen ini, Gereja dilahirkan: dari Pembaptisan, [yaitu] “air
pembasuh yang memberikan kelahiran kembali dan pembaharuan melalui Roh
Kudus”, dan dari Ekaristi kudus. Karena simbol Pembaptisan dan Ekaristi
mengalir dari rusuk-Nya, maka dari rusuk-Nyalah Kristus membentuk
Gereja, seperti Ia telah membentuk Hawa dari rusuk Adam.
Nabi Musa telah
memberikan secercah tanda tentang hal ini,
ketika ia menceritakan kisah
tentang manusia pertama dan membuat Adam
mengatakan:
“Tulang dari
tulangku dan daging dari dagingku!”
Sebagaimana Tuhan mengambil
sebuah
tulang rusuk dari rusuk Adam
untuk membentuk seorang perempuan,
demikianlah Kristus telah memberikan kepada kita
darah dan air dari
rusuk-Nya untuk membentuk Gereja.
Tuhan mengambil tulang rusuk tersebut
ketika Adam sedang tertidur lelap, dan dengan cara yang sama Kristus
memberikan darah dan air setelah kematian-Nya sendiri.
Maka, tidakkah kamu mengerti,
betapa Kristus telah mempersatukan
Mempelai-Nya
dengan diri-Nya sendiri,
dan santapan apakah yang Ia
berikan
kepada kita semua untuk kita makan?
Dengan santapan yang satu
dan sama,
kita dilahirkan dan diberi makan.
Seperti seorang wanita
memberi makan anaknya
dengan air susu dan darahnya sendiri,
demikianlah
Kristus terus menerus
memberi Darah-Nya sendiri kepada mereka
yang
kepadanya Ia telah menyerahkan hidup-Nya
Sudah lama saya mendengar bahwa
Gereja adalah Mempelai Kristus,
tetapi saya tidak menyadari sedemikian eratnya
hubungan Kristus dengan
Gereja-Nya,
sampai saya membaca tulisan St. Yohanes Krisostomus ini.
Kristus adalah Adam yang baru,
dan Gereja adalah Hawa yang baru,
yang
dibentuk dari rusuk/lambung Kristus,
yang dihubungkan juga dengan hati
kudus-Nya—
sebab maksud prajurit itu menikam
adalah menikam jantung hati
Kristus,
untuk memastikan kematian-Nya.
Hubungan Kristus dan Gereja
sebagai Adam dan Hawa yang baru, merupakan penggenapan sempurna kisah
Adam dan Hawa yang telah dikisahkan dalam Perjanjian Lama.
St. Yohanes Krisostomus
bukan Bapa Gereja pertama yang mengajarkan
bahwa Gereja lahir dari tubuh Kristus,
sebagaimana Hawa dari tubuh Adam.
St. Irenaeus (abad ke-2)
mengajarkan
bahwa Gereja bagaikan aliran mata
air
yang mengalir dari tubuh Kristus,
St. Ambrosius juga
mengajarkan demikian,
sebagaimana dikutip dalam Katekismus:
KGK 766
Tetapi Gereja muncul terutama
karena penyerahan diri
Kristus
secara menyeluruh untuk keselamatan kita,
yang didahului dalam
penciptaan Ekaristi
dan direalisasikan pada kayu salib.
“Permulaan dan
pertumbuhan itulah
yang ditandakan dengan darah dan air,
yang mengalir
dari lambung Yesus yang terluka di kayu salib.”
“Sebab dari lambung Kristus yang berada di salib,
muncullah Sakramen seluruh Gereja yang mengagumkan.”
Seperti Hawa dibentuk dari rusuk Adam yang sedang tidur,
demikian
Gereja dilahirkan dari
Pengajaran para Bapa Gereja ini
membuka mata rohani saya,
bahwa sejak
awal mula,
Allah telah merencanakan kesempurnaan ciptaan-Nya,
dengan
mempersatukan semua umat manusia ciptaan-Nya
di dalam Kristus dan
Gereja.
Tiba-tiba pengajaran di Katekismus menjadi ‘make sense‘
buat saya, setelah merenungkan penggenapan kisah Adam dan Hawa di dalam
diri Kristus dan Gereja sebagai Adam dan Hawa yang baru.
Sebagaimana
manusia pertama—Adam dan Hawa—menjadi puncak karya penciptaan Allah,
demikianlah Kristus dan Gereja
menjadi puncak karya keselamatan Allah.
Persatuan manusia dengan Kristus tercapai secara sempurna
dalam diri
Bunda Maria,
maka tak mengherankan, jika dalam tulisan yang lain para
Bapa Gereja menyebut Bunda Maria juga sebagai Hawa yang baru. Sebab
Bunda Maria adalah anggota pertama dan utama dari perkumpulan umat
manusia di dalam Kristus, yang kemudian disebut Gereja.
KGK 760
“Dunia diciptakan demi Gereja”, demikian ungkapan orang-orang Kristen angkatan pertama.
Allah menciptakan dunia
supaya mengambil bagian dalam kehidupan
ilahi-Nya.
Keikut-sertaan ini terjadi
karena manusia-manusia dikumpulkan
dalam Kristus,
dan “kumpulan” ini adalah Gereja.
Gereja adalah tujuan
segala sesuatu.
Malahan peristiwa-peristiwa yang menyakitkan hati,
seperti jatuhnya
para malaikat dan dosa manusia,
hanya dibiarkan oleh Allah sebagai sebab
dan sarana,
untuk mengembangkan seluruh kekuatan tangan-Nya
dan
menganugerahkan kepada dunia cinta-Nya yang limpah ruah:
“Sebagaimana kehendak Allah
adalah satu karya dan bernama dunia,
demikian rencana-Nya adalah keselamatan manusia,
dan ini namanya
Gereja.”
Gereja yang dimaksud di sini
adalah satu-satunya Gereja
yang
didirikan Kristus di atas Rasul Petrus
(lih. Mat 16:18),
dan bahwa
Kristus menjamin akan menyertainya
sampai akhir zaman
(Mat 28:19-20).
Sebagaimana hanya ada satu Hawa
yang dibentuk dari Adam,
demikian pula
hanya ada satu Gereja
yang dibentuk dari Kristus.
Maka Gereja tak pernah
terpisah dari Kristus.
Gereja bukan sesuatu yang dibentuk sendiri
oleh
beberapa orang beriman,
dan kemudian diklaim sebagai Gereja Kristus.
Gereja adalah suatu ‘pemberian’ dari Kristus
dan dibentuk sendiri oleh
Kristus,
yang ditandai oleh darah dan air
yang mengalir keluar dari
lambung-Nya yang terluka di kayu salib.
Maka rencana Allah untuk
mempersatukan
seluruh dunia di dalam Kristus sudah ada sejak awal mula,
namun rencana ini baru mulai terwujud pada saat
Gereja dibentuk dari air
dan darah
yang keluar dari lambung Yesus yang tertikam di salib.
Gereja
ini kemudian ditampilkan kepada dunia
Satu-satunya Gereja yang didirikan oleh Kristus
di atas Rasul Petrus,
yang masih ada sampai sekarang
di bawah pimpinan penerus Rasul Petrus
adalah
Gereja Katolik.
Jika Kristuslah yang mendirikan Gereja ini,
dan
yang telah menyerahkan nyawa-Nya baginya,
maka sudah selayaknya saya
memutuskan untuk menjadi anggota Gereja-Nya ini.
Maka menjadi Katolik bagi saya
tidaklah semata suatu kebetulan,
karena dilahirkan oleh orang tua yang Katolik.
Saya menjadi Katolik
karena ingin mentaati Allah sepenuhnya,
yang telah mewahyukan melalui
Kristus,
segala ajaran-Nya dan undangan-Nya
untuk bersatu dengan-Nya dan
dengan sesama umat manusia,
di dalam Kristus dan melalui Gereja yang
didirikan-Nya,
yaitu Gereja Katolik.
Tuhan, bantulah aku untuk setia pada imanku ini, sampai akhir hayatku.
No comments:
Post a Comment