Bunda Maria biasa disebut Bunda Gereja Kudus sebab dia adalah teladan iman.
- Imannya berawal ketika dia menerima dengan gembira dan penuh rasa syukur Dia yang adalah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan. Maria mengandung di dalam rahimnya Sang Sabda.
- Imannya menjawab, “Lihatlah, aku ini hamba Tuhan,” adalah iman yang penuh kepercayaan dan pengharapan.
Iman Maria adalah sikap penyerahan dan tunduk kepada Allah. Imannya juga adalah kegembiraan, tetapi juga usaha mencari dengan rendah hati dan penuh rindu akan kehendak Allah.
Dalam imannya, Maria dapat melihat tanda-tanda kehadiran Allah. Ia merupakan model bagi Gereja sebab ia memadukan rasa syukur atas anugerah Allah dengan kesediaan menjadi pelayan bagi orang lain.
Dasar Biblis
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru,
- Maria ditampilkan terutama sebagai ibu kaum beriman, yang dengan setia mengikut Yesus sampai ke Golgota
(bdk. Yoh 19:25-27; Why 12:17).
- Sebagai salah seorang anggota Gereja
(bdk. Kis 1:14),
- Maria telah memberikan teladan, bagaimana Gereja harus bersikap terhadap rencana keselamatan Allah
(bdk. Luk 1:38),
- yaitu dengan merenungkan firman Allah dan melaksanakannya
(bdk. Luk 2:19.51;11:28).
Dengan demikian,
bagi Gereja “keibuan rohaniah”
Maria jauh lebih penting dari pada “keibuan jasmaniah”
Maria (bdk. Mat 13:55; Mrk 6:3).
Persatuan dengan Yesus tidak ditentukan oleh hubungan keluarga, melainkan oleh ketaatan kepada kehendak Allah
(bdk. Mat 12:50; Mrk 3:35; Luk 8:21).
Sama seperti Yesus yang selalu taat kepada kehendak Allah
(bdk. Mat 26:39.42; Mrk 14:36; Luk 22:42; Yoh 4:34; 5:30),
demikian pula para pengikut-Nya harus taat kepada kehendak Allah (bdk. Mat 6:10).
Dalam hal ketaatan kepada kehendak Allah,
Gereja perlu meneladani Maria, Bunda Kristus dan Bunda Gereja.
Maria sebagai Bunda Gereja dan Teladan Hidup Beriman
Dewasa ini, Gereja mengalami banyak godaan dan tantangan.
Hal ini sebenarnya sudah terjadi jauh dalam sejarah Gereja kita.
Iman anak-anak Allah menyusut dan goyah; percekcokan menghadang mereka.
Lenyapnya pengharapan adalah dosa yang sangat besar.
Pada saat-saat seperti inilah kiranya seluruh anggota Gereja mengangkat mata menatap Ibu Maria, Bunda Gereja.
Ia adalah bunda yang siap meleraikan dan mendamaikan persengketaan, menghimpun kembali orang-orang yang tersebar dan tercerai-berai.
Sementara itu,
kita tahu bahwa kesesatan-kesesatan atau iri hati melahirkan “dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran”
(1Tim 6:4).
Tugas Maria adalah
menjadi pengantara untuk menyatukan kembali orang-orang agar menjadi sepaham.
Bukankah peranan ibu rumah tangga adalah menyatukan kembali anak-anak-Nya?
Ia akan senantiasa berdoa untuk kita.
Doa Maria Berjaya terhadap semua bidaah;
doanya menghasilkan kesepakatan roh-roh
tentang isi ajaran yang diwahyukan.
Itulah sebabnya bahwa banyak sekali bidaah yang condong untuk menolak Maria atau memperkecil kehormatan dan peranannya.
Bunda Maria adalah ibu
yang menjadi teladan iman
karena doa-doa dan perhatiannya kepada kita.
“Per Mariam ad Iesum (Melalui Maria sampai kepada Yesus)”,
demikian bunyi permenungan kita tentang siapa Maria.
Tujuan doa-doa kita adalah Allah,
yang menjadi manusia dalam Diri Yesus Kristus.
Kita tidak menyembah Maria, karena dia bukan Allah.
Maria tetaplah manusia, tetapi dia adalah manusia istimewa pilihan Allah yang menjadi model hidup keberimanan kita.
Pernyataan yang benar adalah kita berdoa bersama Maria,
kita memohon pertolongannya,
“….doakanlah kami yang berdosa ini,
sekarang dan waktu kami mati.
Amin.”
PERJUMPAAN DENGAN MARIA SEBAGAI BUNDA GEREJA DAN TELADAN ORANG BERIMAN MENJADI SUNGGUH AMAT PENTING BAGI KEHIDUPAN IMAN DAN BERIMAN KITA.
ReplyDeleteBAGAIMANA AKU MEMANDANG MARIA DALAM KEHIDUPANKU?
SERINGKAH AKU MENDOAKAN DAN BERDOA BERSAMA MARIA?
BERARTI PENTINGKAH PERAN MARIA BAGI HIDUPKU?
Ave maria
ReplyDeleteAve maria
ReplyDeleteAve maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve maria
ReplyDeleteAve maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAveMaria
ReplyDeleteAve maria
ReplyDeleteAve maria
ReplyDeleteave maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDeleteAve Maria
ReplyDelete