Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Saturday, August 31, 2019

KESELAMATAN




Arti Keselamatan
Kata "Keselamatan" 
berasal dari bahasa Yunani yaitu "sozo" yang artinya menyelamatkan, membebaskan, mengawetkan, melestarikan, menyembuhkan.

Keselamatan dalam Kitab Suci
Keselamatan sudah pasti di dalam diri Yesus Kristus, tetapi kadang kadang manusia bingung dengan cara apa untuk meraih keselamatan itu. 
Menurut Paulus : Sebab kasih karunia, kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Ef 2:8-9)
Tanda kasih Allah adalah keselamatan dalam Kristus itu lebar,panjang,dalam dan tingginya melebihi apa pun juga di dunia ini. (Efesus 3:18)


Jadi keselamatan tidak dibatasi hanya penebusan dan penga-mpunan dosa saja, tetapi secara lengkap mengandung 4 arti penting :

  1. Diselamatkan dari dosa dan perbudakan. (Roma 10:1 dan Kisah Rasul 7:25)
  2. Diselamatkan dari kehancuran dan penghinaan. (Ibrani 10:1)
  3. Diselamatkan dari tubuh yang menderita atau sakit. (Kisah Rasul 3:6, 4:10)
  4. Diselamatkan dari segala kutuk dan maut. (Roma 13:11)


Kerinduan manusia yang paling dalam adalah memperoleh keselamatan dalam hidupnya.

Tanda Keselamatan Allah
Tanda keselamatan Allah yang paling nyata dan agung adalah kehadiran Yesus Kristus. Ada berbagai sarana bagi manusia untuk menghayati Allah sebagai sumber keselamatan, salah satunya adalah Sakramen Ekaristi.

Tanda Cinta Kasih Allah Bagi Keselamatan Manusia
  1. Alam semesta yang luas dan indah
  2. Orang-orang di sekitar kita yang memiliki nilai baik dan mau bekerja sama dalam membangun dunia atau menjadi sarana keselamatan bagi orang lain

GEREJA = ARTI dan MAKNA


ARTI DAN MAKNA GEREJA

Gereja adalah tempat tinggal ALLAH. Tempat Allah itu bisa berupa gedung / rumah / kemah dan bisa berupa umat ALLAH atau Institusi.

Gereja sebagai GEDUNG (g)*

Sejarah gereja sebagai gedung
1.        Kemah Suci itu merupakan “tempat kudus” (“miqdash”), suatu tempat yang dikhususkan bagi Tuhan untuk tinggal di antara dan bertemu dengan umat-Nya (Keluaran 25:22; 29:45-46; Bilangan 5:3; Yehezkiel 43:7,9). Kemuliaan (“shekina”) Allah ada di atas Kemah Suci siang malam. Ketika kemuliaan Allah naik, Israel harus pindah. Allah menuntun mereka dengan cara ini selama mereka ada di padang gurun (Keluaran 40:36-38; Bilangan 9:15-16).
2.       Kemah Suci merupakan “tempat hukum Allah” (Keluaran 38:21), yaitu berisi Kesepuluh Hukum (Keluaran 25:10). Kesepuluh Hukum itu selalu mengingatkan mereka akan kekudusan Allah dan tuntutan-tuntutan-Nya. Hubungan kita dengan Allah tidak pernah dapat dipisahkan dari ketaatan kepada hukum-Nya.
3.       Di Kemah Suci inilah Allah menyediakan pengampunan dosa melalui korban darah (Keluaran 29:10-14). Dengan demikian korban darah ini menunjuk kepada korban nyawa Kristus di kayu salib karena dosa umat manusia (lihat Ibrani 8:1-2; 9:11-14).
4.       Kemah Suci menunjuk ke sorga, yaitu ke tempat kudus sorgawi di mana Kristus, imam besar abadi kita, hidup selama-lamanya untuk berdoa bagi kita (Ibrani 9:11-12,24-28).
5.       Kemah Suci menunjuk kepada penebusan Allah yang terakhir ketika langit baru dan bumi baru akan datang, yaitu ketika “kemah Allah (harafiah: Kemah Suci) ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka” (Wahyu 21:3).

Gereja sebagai umat Allah (G)


Gereja sebagai umat Allah / Persekutuan terbuka berarti :

  1. Persekutuan semua orang di seluruh dunia yang percaya akan Yesus Kristus itu Putra Allah dan satu-satunya Penyelamat kita. 
  2. Himpunan yang didalamnya terdapat Umat Allah, Tubuh Kristus dan Bait Roh Kudus ( bdk 1 Kor 10:32, 11:17-22, 15:9 ).
  3. Himpunan orang-orang yang digerakan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni berhimpun bersama untuk membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan dengan Tubuh Kristus menjadi Tubuh Kristus.


Dasar Kitab suci

  1. I Korintus  6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?  (Komuni Kudus)
  2. Yohanes  14:20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu (Komuni Kudus)
  3. Yohanes  15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
  4. Matius  18:20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”


Gereja sebagai Umat Allah memiliki ciri khasnya yakni:

  1. Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil.
  2. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah dan untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan dunia.
  3. Hubungan antara Allah dan umatNya dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Umat harus menaati perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-janjiNya.
  4. Umat Allah selalu dalam perjalanan melewati padang pasir menuju Tanah Terjanji.


Konsekuensi dari Gereja yang Mengumat

Konsekuensi bagi Pimpinan Gereja (Hierarki)

  • Menyadari fungsi pimpinan sebagai fungsi pelayanan. Pimpinan bukan di atas umat, tetapi di tengah umat.
  • Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang bertumbuh di kalangan umat.

Konsekuensi bagi setiap Anggota Umat

  • Menyadari dan menghayati persatuannya dengan umat lain. Orang tak dapat menghayati kehidupan imannya secara individu saja.
  • Aktif dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia dan fungsi yang dipercayakan kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat. Semua bertanggung jawab dalam hidup dan misi Gereja.

Konsekuensi bagi Hubungan Awam dan Hierarki

  • Paham Gereja sebagai Umat Allah jelas membawa konsekuensi dalam hubungan antara hierarki dan kaum awam. Kaum awam bukan lagi pelengkap penyerta, melainkan partner hierarki.
  • Awam dan hierarki memiliki martabat yang sama, hanya berbeda dalam hal fungsi.


Gereja sebagai INSTITUSI

Gereja adalah organisasi resmi, berbadan hukum dan dilindungi oleh hukum Negara dan internasional.
Gereja adalah organisasi dari Allah sendiri, sekaligus merupakan warisan budaya dan peradaban manusia.
Ketika Yesus memilih ke dua belas rasul dan mengangkat Petrus sebagai pemimpin untuk menggembalakan kawanan-Nya, saat itulah gereja sebetulnya menjadi sebuah Institusi.

Institusi Gereja adalah hirarki, dari paus – para uskup – para imam/ diakon.  Berikut adalah ciri gereja sebagai Institusi, sekaligus pembeda gereja sebagai umat Allah.

Model Gereja
1.       Institusional
2.     Orgnasisasi (lahiriah) yang berstruktur pyramidal tertata rapi.
3.     Ada kepemimpinan yakni dari para tertahbis atau hierarki hampir identik dengan Gereja itu sendiri. Suatu institusi, apalagi institusi besar seperti Gereja Katolik, tentu membutuhkan kepemimpinan yang kuat.
4.     Hukum  dan  peraturan  digunakan  untuk menata  dan  menjaga kelangsungan suatu institusi. Suatu institusi, apalagi yang berskala besar, tentu saja membutuhkan hukum dan peraturan yang jelas.
5.     Gereja Umat Allah
6.     Hidup  persaudaraan  karena iman dan harapan yang sama. Persaudaraan ini adalah persaudaraan kasih.
7.     Semua umat ikut aktif dalam hidup menggereja.
8.     Hukum dan peraturan memang perlu, tetapi dibutuhkan pula peranan hati nurani dan tanggung jawab pribadi.
9.     Sikap miskin, sederhana dan terbuka. Rela berdialog dengan pihak mana saja, sebab Gereja yakin bahwa di luar Gereja Katolik terdapat pula kebenaran dan keselamatan.
10.  Terbuka bagi peran kharisma / karunia-karunia

GEREJA PERDANA = CIRI


Ciri Jemaat Perdana

Kisah Rasul 2 : 41 – 47
41           Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 
42.          Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
43           Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
44           Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama
45           dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
46           Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 
47           sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

LITURGIA : TUGAS GEREJA MENGUDUSKAN


Gereja yang Menguduskan (liturgia)
Arti Kata :
Kata “liturgi” berasal dari bahasa Yunani leitourgia, terbentuk dari akar kata ergon yang berarti “karya, kerja atau bakti. Gereja Katolik lalu mengambil istilah liturgi untuk mengartikan kultus/ ibadat. Ibadat ini kemudian berpuncak pada EKARISTI, dimana gereja mengalami persatuan dengan Kristus.
Liturgi merupakan tugas gereja ketika menjalankan fungsi imamatnya. Imamat dalam gereja ada dua jenis, yakni imamat umum yang diterima oleh semua orang yang dibabtis, dan imamat khusus yang diterima oleh mereka yang ditahbiskan.
Ibadat atau liturgi disebut sebagai doa resmi gereja, karena di dalamnya ada kesatuan Gereja dengan Kristus. Liturgi adalah karya Kristus, Imam Agung serta Tubuh-nya, yaitu Gereja. Liturgi menjadi wahana utama untuk (1) mengantar umat Kristiani ke dalam persatuan pribadi dengan Kristus (Sacrosanctum Consilium, Art.7). Itu sebabnya maka liturgi sekaligus (2) menguduskan umat.
Doa:
Arti  : Doa berarti berdialog atau berkomunikasi dengan ALlah, sebagai ungkapan iman pribadi atau bersama-sama.
Mengapa kita Berdoa
  1. Menjadi kuat: Lukas  22:40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan
  2. Mendapat keselamatan : Matius  24:20 Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.
  3. Keberhasilan : Matius  7:7. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
  4. Persatuan dengan Allah :Kisah Para Rasul  22:17 Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa ilahi.

Doa yang Baik
  1. Dengan hati yang bersih: Yohanes  15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
  2. Penuh Iman dan Percaya : Markus  11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya,maka hal itu akan diberikan kepadamu.
  3. Untuk kebaikan diri dan sesama: Yakobus  4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
  4. Hati yang tulus dan bersih :I Timotius  2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
  5. Tidak putus asa dalam berharap :Lukas 18.2, kisah serang janda yang terus menerus meminta kepada hakim untuk membela perkaranya. Kisah Abraham dan Sarai, Elisabeth dan Zakaria yang doanya terkabul ketika sudah tua.
Fungsi Doa :
  1. Mengkomunikasikan diri dengan kepada Allah
  2. Mempersatukan diri dengan Allah.
  3. Mengungkapkan cinta, kepercayaan dan harapan kepada Allah agar dapat melihat hidup dengan mata iman.
  4. Mengangkat setiap harya sebagai doa yang hidup, yakni karya yang bersifat merasul dan menyelamatkan.
Syarat Doa yang baik
  1. Didoakan dengan hati.
  2. Berakar pada pengalaman hidup.
  3. Berdoa dengan tulus (Jika engkau berdoa, masuklah kamarmu…Matius 6:5-6)
  4. Berdoa dengan cara sederhana dan jujur. (“… doamu janganlah bertele-tele…. Matius 6:7)
Jenis Doa
Bapa Kami adalah doa singkat yang sempurna. Di dalamnya mencakup jenis-jenis doa berikut :
Doa iman
      Bapa kami yang ada di surga
Doa Pujian / Kemuliaan :
      Dimuliakanlah nama-Mu.
Doa Pengharapan
      Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Doa Permohonan.
      Berilah kami rejeki pada hari ini.
Doa Tobat.
      Dan ampunilah kesalah kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Doa permohonan / harapan.
      Dan janganlah masukan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sakramen:
Pengertian :
  1. Asal kata: Sakramen berasal dari kata ‘mysterion’ (Yunani), yang dijabarkan dengan kata ‘mysterium’ dan ‘sacramentum’ (Latin). Sacramentum dipakai untuk menjelaskan tanda yang kelihatan dari kenyataan keselamatan yang tak kelihatan yang disebut sebagai ‘mysterium‘.
  2. Kitab Suci: Dasar pengertian sakramen sebagai misteri/ ‘mysterium‘ kasih Allah, yang diterjemahkan sebagai “rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad… tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya” (Kol 1: 26, Rom 16:25). Rahasia/ ‘misteri’ keselamatan ini tak lain dan tak bukan adalah Kristus (Kol 2:2; 4:3; Ef 3:3) yang hadir di tengah-tengah kita (Kol 1:27).
  3. Katekismus: mengutip perkataan St. Leo Agung :, “apa yang tampak pada Penebus kita, sudah dialihkan ke dalam misteri-misteri-Nya”/ sakramen-sakramen-Nya.
Jadi Sakramen adalah: Tanda yang kelihatan untuk rahmat Allah yang tidak kelihatan; sebagai sarana keselamatan, untuk menguduskan, membangun tubuh Kristus dan akhirnya mempersembahkan ibadah kepada Allah (Sacrosanctum Consilium Art 59).
Terdapat 7 sakramen yang dibagi dalam tiga kelompok :
  1. Sakramen Inisiasi (inisiasi : acara diterima dalam suatu kelompok)
·         Babtis.
·         Ekaristi.
·         Krisma.
  1. Sakramen Penyembuhan.
·         Tobat
·         Minyak Suci.
  1. Sakramen Persekutuan.
·         Imamat.
·         Perkawinan.
Dalam Tiap Sakramen selalu ada Materi : suatu benda atau tindakan. Dan Forma : rumusan kata-kata yang diucapkan.
Babtis :
Makna :
v Menghapus dosa dan dosa asal.
v Secara resmi diterima / dilantik sebagai anak Allah.
v Secara resmi/ sah diterima sebagai anggota gereja.
Materi : Air
Forma  : Aku membabtis engkau dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Pemberi : Imam dan umat yang telah dibabtis dalam situasi darurat.
Tobat  :
Makna :
v Pemulihan hubungan pribadi dengan gereja / sesama.
v Pemulihan hubungan pribadi dengan Tuhan.
v Penyembuhan luka batin karena perasaan bersalah / berdosa.
Materi : berkat dan tanda salib dari Imam.
Forma : Atas nama Allah dan Gereja aku melepaskan Engkau dari dosamu, pergilah dalam damai, dan jangan berbuat dosa lagi.
Pemberi : Imam yang diberi wewenang oleh Uskup.
Ekaristi
Makna : 
        Persatuan dengan Yesus Kristus
        Pengampunan dosa.
        Persekutuan dengan semua jemaat Allah.
        Puncak perayaan iman.
        Merayakan kembali pengurbanan Kristus di Salib.
Materi : Roti murni dan Anggur tak beragi.
Forma :  
z  Ambillah dan makanlah, inilah tubuhku.
z  Ambillah dan minumlah, inilah darahku, darah perjanjian baru dan kekal yang tumpahkan bagimu dan bagi semua orang untuk pengampunan dosa.
z  Lakukanlah ini sebagai peringatan akan daku.
Pemberi : Imam.
Krisma :
Makna :
        Gereja mengakui pribadi telah dewasa dalam iman.
        Siap menerima tugas-tugas gereja, dan menggunakan karunia-karunia Roh Kudus sebagai imam, nabi dan raja.
        Menerima Roh Kudus untuk tugas perutusan
Materi : Minyak Krisma (minyak zaitun murni).
Forma : Terimalah Roh Kudus.
Pemberi : Uskup atau bersama pastor yang diberi wewenang oleh uskup.
Perkawinan
Makna :
                    Arti perkawinan katolik menurut KHK1983 kan.1055 §1 adalah perjanjian (foedus) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk kebersamaan hidup. Latar belakang definisi ini adalah dokumen Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes §48). GS dan KHK tidak lagi mengartikan perkawinan sebagai kontrak. 
                    Bertujuan untuk :  
a) Bonum vitae – kebaikan hidup bersama pasangan.
b) Bonum prolis – terbuka terhadap kelahiran anak dan kebaikan hidup mereka.
c) Bonum Coniugum: membentuk kebersamaan hidup.
Sifatnya : Monogami, sacramental dan tak terceraikan.
Forma : Janji perkawinan.
Materi : Ucapan janji dengan meletakan tangan di atas Kitab Suci dan Stola Imam.
Pemberi : Suami + Istri di hadapan saksi dan Imam.
Imamat :
Arti : Imamat berasal dari nama kitab ketiga kitab Taurat :  Kejadian –Keluaran–Imamat– Bilangan – Ulangan. Dalam bahasa Ibrani, imamat adalah wagyra = Ia memanggil (Imamat 1:1). Isi pokok kitab ini adalah perintah Allah kepada Musa di gunung Sinai untuk umat Israel, yaitu tentang kesucian Tuhan, dan bagaimana manusia harus hidup dan beribat agar dapat memelihara hubungan yang baik dengan Tuhan.
Makna: Sakramen imamat diberikan kepada seorang diakon untuk resmi menjadi imam, pemimpin dan gembala umat yang tugas utamanya adalah menjaga kekudusan kawanannya dan menjaga kesatuan Gereja.
Materi: Urapan minyak tahbisan dan penumpangan tangan Uskup.
Forma : Doa pentahbisan.
Minyak suci:
diberikan kepada orang sakit.
Makna :
·        Persatuan dengan penderitaan kristus yang dapat memberikan kelegahan.
·        Menerima kekuatan untuk menghadapi situasi selanjutnya dari sakit (sembuh atau tidak)
Materi : Minyak pengurapan.
Forma : Doa pengurapan.
Pemberi  : Imam / Diakon.
Minyak suci tidak hanya diberikan untuk orang yang menjelang ajal melainkan kepada siapa saja yang ingin mendapat kekuatan ketika sedang sakit, misalnya: menjelang operasi, menjelang persalinan, asalkan sakramen tersebut tidak diobralkan, misalnya untuk sakit luka lecet, untuk sakit pilek dan batuk, dll. Kategori sakit berat adalah situasi di mana hanya pertolongan Allah semata yang kita harapkan, sedangkan medis bisa saja gagal.
 Sakramentalia
Sakramentalia adalah berkat suci yang diberikan Tuhan melalui gerejanya pada orang atau barang / benda yang kemudian menjadi suci yang di dalamnya menjadi tanda berkat Allah.  
Dalam Kisah Para Rasul  19:12 diceritakan kekuatan benda / barang yang telah dikuduskan tersebut : “Bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.”
Berikut jenis sakramentalia :
                   Pemberkatan orang, benda/ barang, alat rohani : pemberkatan ibu hamil, anak-anak, orang yang berulang tahun, berkat menghadapi ujian, motor / mobil baru, rumah, patung, Rosario, kitab suci, dll.
                   Pemberkata dalam arti tahbisan rendah : pemberkatan untuk orang atau benda untuk keperluan liturgis. Misalnya, pemberkatan / tahbisan lector akolit, katekis, prodiakon, kapel, gereja, lonceng gereja, altar, minyak suci, air babtis, dll.
Devosi
Devosi (latin : devotion = penghormatan) adalah bentuk-bentuk penghormatan atau kebaktian khusus kepada rahasia kehidupan Yesus, misalnya devosi (penghormatan) kepada Hati Kudus Yesus, devosi kepada Allah yang maha Rahim, jalan salib, Devosi kepada Sakramen Maha Kudus. Atau devosi kepada orang-orang kudus, misalnya devosi kepada Bunda Maria, kepada santa-santo pelindung.