Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Saturday, August 31, 2019

PANGGILAN HIDUP = BERKELUARGA


PANGGILAN HIDUP

Panggilan Hidup Berkeluarga
Berbagai pandangan tentang Perkawinan
a.  Tradisional : Ikatan antara laki-laki dan perempuan bersama keluarga besarnya.    
b.  Sosial   : Persekutuan hidup yang memiliki bentuk, tujuan dan hubungan khusus, dimana laki-laki dan perempuan menjadi manusia seutuhnya, dan menjadi ayah atau ibu.
c.   Hukum : Perjanjian antara laki-laki dan perempuan yang memiliki ketetapan hukum yang mengikat.
d.  Antropologis : Persekutuan hidup antara laki-laki dan perempuan berdasarkan cinta, pengungkapan diri manusia sebagai manusia.

Arti Perkawinan Katolik :
Menurut KHK 1983 kan.1055 § 1 adalah
perjanjian (foedus) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk kebersamaan hidup.
Yakni kesepakatan untuk saling melengkapi, saling mendukung dan membahagiakan dalam seluruh hidup, dalam untung dan malang dan suka dan duka.

Jadi Perkawinan adalah:
Persekutuan hidup antara laki-laki dan perempuan yang memiliki ketetapan hukum,
dimana anak adalah mahkota perkawinan.


Makna keluarga pada umumnya
z Bentuk Persekutuan/ suatu institusi. 
 *) Berdasarkan darah : ayah, ibu, anak, kakek – nenek, tante, dst.
*) Kesatuan social: keluarga Sanmar 1, keluarga kelas IPS/ IPA.
*) Ekonomi : Ikatan Pengusaha Indonesia, Perkumpulan para Tukang Becak Bandung.
*) Rohani : Keluarga Gereja Pasundan, Perkumpulan Wanita Katolik.
z Sel kehidupan masyarakat yang juga mempengaruhi masyarakat. Masyarakat dipengeruhi oleh keadaan keluarga-keluarga dalam masyarakat. Situasi di kompleks perumahan para pebisnis, mereka jarang bergaul. Lebih sering sunyi dan tertata rapi. Sedangkan situasi di perkampungan tampak ramai, para ibu mudah ditemui di lorong-lorong.
z Tempat utama dan pertama pendidikan anak-anak : kebiasaan dalam keluarga biasanya lebih kuat dibawa anak hingga besar. Anak-anak akan mengkopi sifat orang tuanya yang biasanya berdoa, sopan, dan sabar. Anak-anak akan menjadi kasar dan memberontak bila sering dicueki, atau dimarahi oleh orang tuanya.

Perkawinan dalam Tradisi Katolik

Landasan biblis (perjanjian Lama dan Perjanjian Baru)
Spiritualitas Keluarga Abraham : Nilai dan konflik

Konflik
Ciri
Solusi
Kitab Suci
Kemapanan
Allah menyuruh Abraham pergi dari mencari tanah baru
Taat, beriman
Menurut dan berangkat.

Keturunan
Sampai tua Abraham dan Sara belum memiliki keturunan
Sarai mulai putus asa dan tidak percaya
Sarai memberikan pembantunya kepada Abraham
Kej 16. 1 – 4
Pertengkaran
Hagar mengandung dan merasa tinggi hati.
Sakit hati dan marah
Sarai menindas Hagar sehingga dia melarikan diri.
Kej 16. 4 – 15
Warisan
Sara tidak mau Ismail mendapat bagian warisan
Cemas dan egosi
Hagar dan Ismail disuruh pergi
Kej. 21. 8 – 14
Persembahan
Allah meminta Abraham untuk menjadikan Isaak sbg korban bakaran.
Taat, beriman
Allah sendiri menyediakan korban pengganti, seekor domba.
Kej 22. 1 – 19

Spiritualitas Keluarga Nazareth : Kebiasaan, nilai dan konflik.

Konflik
Ciri
Solusi
Kitab suci
Maria Mengandung sebelum menikah
Maria taat
Maria akan diceraikan secara diam-diam
Matius 1. 18 – 19
Yusuf mau menceraikan Maria
Marah
Malaikat memberitahukan Yusuf untuk tidak melakukan niatnya itu.
Matius 1: 20 – 25
Dipaksa melakukan perjalanan jauh saat Maria hamil tua, kesulitan mendapatkan penginapan
Taat, setia dan saling mendukung
Mendapatkan tempat penginapan di kandang.
Lukas 2: 1 - 6
Herodes memburu Yesus
Takut
Malaikat menyuruh Yusuf membawa anak dan istrinya ke Mesir
Matius 2 : 13 – 15
Yesus tertinggal di Bait Allah ketika berumur 12 tahun
Cemas
Kembali ke Yerusalem untuk mencari Yesus sehari perjalanan.
Lukas 2: 41-51
Kebingungan Maria tentang kedirian Yesus
Hening dan pasrah
Maria menyimpan semua perkara dalam hati
Lukas 2: 19, 51
Yesus disiksa dan disalibkan
Hening dan pasrah
Maria menyimpan semua perkara dlm hati
Matius 27



Hakikat Spiritual (sebagai peristiwa iman, cinta sebagai pengalaman rohani)
Cinta sebagai dasar dan suci : kesediaan untuk terbuka, saling menerima dan berkurban.

Tingkatan Cinta
a.   Agape : cinta yang tulus bahkan disertai pengurbanan diri. Misal : Ayah terhadap anak-anaknya, Istri terhadap suami. Teman yang rela berkoban agar temannya selamat. Tuhan Yesus yang rela wafat untuk manusia.
b.   Phileo : menyayangi secara murni, hubungan saling melengkapi  (dua sahabat yang baik)
c.   Stergo : tertarik spontan, mau melindungi, rasa bertanggung jawat terhadap kesejahteraan. (Pemerintah terhadap rakyat, guru terhadap siswa, dll)
d.   Eros : ketertarikan secara fisik– seksual. Bersifat emosional belaka dan sesaat.
Þ   Menanggapi panggilan Tuhan  : Menjadi ayah / ibu adalah panggilan untuk menjadi rekan kerja Allah dalam mewartakan kasih, dan menciptakan manusia baru.
Þ   Makna sakramen Pernikahan  : Perkawinan adalah suci karena Allah sendiri yang telah merestui perkawinan. Maka tidak ada perceraian, sebab Allah tidak mungkin memasangkan dua orang secara acak dan coba-coba.
Þ   Keluarga sebagai gereja mini : Gereja = tempat tinggal Allah. Allah hadir dalam tiap keluarga, dan tiap keluarga melaksanakan misi gereja yakni mewartakan kasih Allah.

Hakikat sosial pernikahan
(Sosial – hubungan yang khusus antara dua atau lebih pribadi)

o   Persekutuan hidup dan cinta : perkawinan adalah persatuan antara dua pribadi yang berbeda. Dimana cinta bisa mengalahkan semua perbedaan, menjadi dasar dan tujuan dari persekutuan tersebut. Dan sangat terbuka terhadap kehadiran anak-anak / anggota sosial yang lain.

o   Monogami dan tak terceraikan : Perkawinan itu hanya untuk satu laki-laki dan perempuan, memiliki ketetapan hukum sehingga tidak dapat seenaknya saja bercerai untuk kawin lagi.

Tujuan perkawinan
a)   Kesejahteran hidup bersama suami – istri (Bonum vitae).
Tujuan utama perkawinan adalah agar suami - istri untuk saling membahagiakan.
b)  Membentuk persekutuan hidup bersama (Bonum Cognium/ Comune).
Suami istri harus menerima pasangan secara total, seluruh diri dan apa adanya. Cinta yang tanpa syarat.
c)   Kebaikan hidup anak-anak (Bonum Proles).
Perkawinan itu harus terbuka pada kelahiran anak (procreatio) dan bertanggung jawab untuk kebahagiaan dan kemandirian anak-anak.

Ciri Perkawinan Katolik
1)   Monogami : Perkawinan itu hanya untuk satu laki-laki dan satu perempuan.
2)  Tak terceraikan : Setia dengan satu pasangan sampai akhir hayat sebab apa yang telah disatukan Allah tidak dapat diceraikan oleh manusia. (Matius, 5:32; 19.6)
3)  Sakramental : Perkawinan itu direstui oleh Allah sendiri dan Allah hadir di dalam keluarga tersebut.

Proses Pernikahan Katolik
a) Syarat pernikahan : Sah bila
1.      Ada kesepakatan / perjanjian nikah.
2.     Kesepakatan diterima oleh pejabat gereja (uskup, imam atau diakon).
3.     Ada saksi minimal dua orang.

Syarat tambahan :
4.        Pasangan bebas dan memahami –lewat KPP) tentang perkawinan.
5.         Penyelidikan Kanonik : untuk memastikan kelayakan secara moral dan hukum suatu perkawinan.


Halangan Perkawinan 
Halangan pernikahan dari hukum ilahi : halangan yang bersifat kodrati, tidak terbantahkan.
1.     Impotensi yang bersifat tetap (Kak 1084)
2.    Masih terikat perkawinan sebelumnya (Kan. 1085)
3.    Ada hubungan darah dalam garis lurus (kebawah atau ke atas) – (Kan 1091 $ 1) Garis lurus : ayah/ Ibu – Anak – Cucu – Cicit, dst.
  
Halangan nikah menurut Kitab Hukum Kanonik :
1)    Belum cukup Umur (Pr. 14 th & Lk. 16 th).
2)   Beda Agama
3)   Masih terikat Tahbisan Suci
4)   Masih terikat kaul biarawan/ wati
5)   Penculikan
6)   Kriminal
7)   Hubungan darah ke samping : Adik-kakak sepupuh.
8)   Hubungan semenda (anak tiri dan ipar)
9)   Kelayakan public.
10) Pertalian adopsi.

Tantangan dan Peluang untuk Membangun Hidup Berkeluarga
Situasi Harmonis
©    Ada komunikasi yang baik
©    Ada sikap saling percaya, terbuka dan hormat

Situasi tidak harmonis
§    Ada permusuhan, tidak saling hormat, komunikasi negative, dll.  (
§      Perkawinan campur :
1.      Beda agama :   Katolik & Muslim, Katolik & Hindu, Katolik & Budha, dll.
Untuk sah membutukan dispensasi dari Uskup.
2.      Beda gereja : Katolik & Protestan      
         
Program Keluarga berencana Alamiah    (KBA)
Keluarga Berencana adalah perencanaan kelahiran anak lewat pantang berkala. Maksudnya bahwa jadwal hubungan suami-istri dilakukan sambil memperhitungan jadwal masa subur sang istri. Bila suami – istri belum ingin memiliki anak (lagi) maka mereka tidak boleh melakukan hubungan seks pada masa subur. Masa subur berdurasi 2 – 4 hari, terjadi pada hari ke 12 - 16 sejak menstruasi hari pertama. Tiap perempuan memiliki masa subur yang berbeda-beda.

Program KBA memiliki makna spritual, yakni agar suami istri tidak fokus pada hubungan seks sebagai pengungkapan cinta, namun kreatif menemukan cara lain. Sehingga cinta mereka sungguh tulus, bukan karena dorongan seksual semata. Selain itu KBA  sangat membuka peluang bagi campur tangan Allah sang pencipta.
Gereja tidak menganjurkan pemakaian KB buatan terutama bila ada pihak yang dipaksakan untuk memakai sehingga menjadi pihak yang dikurbankan dan menderita, misalnya pemasangan spiral membuat sang istri tidak nyaman.

Tantangan keluarga modern     
1.    Tuntutan Ekonomi makin tinggi : hampir semua hal harus dibeli. Uang menjadi barang wajib untuk dimiliki. Harga-harga melaju lebih cepat naik dibanding pendapatan. Keluarga dituntun professional dalam mengolah keuangan.
2.  Hidup bersama masyarakat materialis dan hedonis : Materialis : gaya hidup yang lebih mementingkan materi, mengumpul harta atau barang lebih banyak meski tidak (terlalu) penting untuk dimiliki. Hedonisme : Gaya hidup yang mementingkan kenikmatan / kesenangan. Tidak mau lagi hidup berkurban. Hidup hanyalah kesenangan. Segalanya haruslah mudah didapatkan, dan tidak jadi soal untuk mudah dibuang.

No comments:

Post a Comment