Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Saturday, August 31, 2019

HIDUP MEMBIARA


Panggilan Hidup Membiara

Hakikat atau inti hidup membiara adalah menjadi contoh hidup Kristus.
Para biarawan/ wati adalah contoh yang tampak dari kepribadian Yesus Kristus. Mereka adalah contoh hidup para kudus.

Hidup membiara atau jadi kaum klerus adalah hidup yang istimewa, mereka dipanggil untuk menjadi "Yang Paling" dekat dengan Kristus. Sebagian besar waktu mereka adalah waktu untuk Tuhan dan bersama Tuhan.
Mereka memberi gambaran kepada dunia, rupa dan cara hidup para kudus di surga. Demikianlah spiritualitas dasar hidup para pembiara dan klerus (imam). Itu sebabnya mereka harus hidup dalam komunitas tertentu agar irama dan suasana dan nyala spiritualitas ini tetap terjaga. Pusat hidup mereka adalah doa dan terutama ekaristi, (dalam komunitasnya).

          Ada yang menuntut agar para biarawan dan klerus harus lebih terlibat dalam kehidupan sosial umat, itu benar! Namun umat harus tahu bahwa pusat hidup mereka adalah doa, ekaristi dalam komunitasnya. Semakin jauh dia dari pusat itu, dapat meredupkan cahaya surga pada dirinya.

Para biarawan/ wati mengucapkan tiga janji setia yang disebut KAUL :

a)   Kaul Kemurnian : Tidak menikah. Mereka bersatu sampai akhir hayat dengan gereja. Mempelainya adalah gereja dimana Roh Kudus tinggal di dalamnya. (Mat. 22.30)

b)   Kaul Kesederhanaan / kemiskinan : tidak mengandalkan harta dan barang duniawi. Tidak memiliki harta pribadi. Rendah hati untuk meminta kepada atasan bila membutuhkan sesuatu. Bisa menahan diri untuk tidak menikmati apa yang dinikmati dunia. (Mat. 10.10)

c)   Kaul Ketaatan : Hanya taat kepada Allah lewat pimpinan biara. Mengabaikan egoisme pribadi, meski merasa diri benar. (Meniru Ketaatan Abraham, Maria, & Yesus Kristus)

Proses untuk mencapai pengucapan sumpah setia ini relatif lama, sekitar 6 - 8 tahun, bahkan bisa lebih dari itu. Selama proses itu para biarawan terus memurnikan panggilannya untuk menjadi kelompok "yang paling dekat" dengan Kristus. Tidak ada persaingan di dalamnya, kecuali semangat persaudaraan yang saling mendukung.  Bahwa ada Biarawan atau calon Klerus yang  kemudian keluar dari kehidupan biaranya, itu adalah pilihan bebas sebagai hasil dari semua proses pemurnian panggilan tersebut. 

Yesus pernah berkata, banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih. Matius 22:14. Sabda ini tidak boleh dipandang, bahnya Tuhan hanya akan memilih orang-orang tertentu yang sudah sejak awal ditakdirkan demikian. "Yang dipilih" adalah mereka yang mau dan siap dipilih. Jadi Sabda itu mau mengatakan BANYAK YANG DIPANGGIL, tapi SAYANGNYA banyak yang TIDAK MAU dan TIDAK SIAP DIPILIH.

Yang tidak mau, bisa karena banyak sekali faktor :
1. Menemukan pilihan hidup yang lain : ingin menjadi politisi, penguasaha, dll.
2. Jatuh cinta dengan seorang perempuan .
3. Semangatnya tidak banyak didukung keluarga atau orang sekitar.
4. Kehilangan semangat, gairah untuk tetap setia.
5. Konflik dalam komunitas.

No comments:

Post a Comment