Selamat Datang
Saturday, November 30, 2019
Friday, November 29, 2019
AGAMA KATOLIK 9 - 1
Allah Berkehendak Menyelamatkan Semua Orang
Kata ‘Keselamatan’ berasal dari bahasa
Yunani yaitu sozo yang artinya menyelamatkan, membebaskan, mengawetkan,
melestarikan, dan menyembuhkan. [1]Dan dalam kaitannya dengan manusia
berarti ‘menyembuhkan dari kematian atau mempertahankan hidup’ ([1]
Barclay M. Newman Jr, Kamus Yunani – Indonesia (Bpk Gunung Mulia,
Jakarta, 1991) 167.)
Salah satu kerinduan setiap manusia yang
paling dalam adalah memperoleh keselamatan bagi hidupnya. Bagi orang
beriman, kerinduan untuk keselamatan berdasarkan iman akan Allah sebagai
sumber keselamatannya yang pertama dan utama. Tanda kasih Allah adalah
keselamatan dalam Kristus itu lebar, panjang, dalam, dan tingginya
melebihi apapun juga di dunia ini (Efesus 3:18). Jadi keselamatan tidak
dibatasi hanya penebusan dan pengampunan dosa saja, tetapi secara
lengkap mengandung 4 arti penting sebagai berikut.
- Diselamatkan dari dosa & perbudakan. (Roma 10:1 dan Kisah Rasul 7:25)
Dosa sudah merasuk dan memeperbudak manusia, tetapi dalam Yesus, kita dibebaskanNya.
- Diselamatkan dari kehancuran & penghinaan. (Ibrani 10:1)
Upah dosa seperti ini akan dibebaskan dari tanggungan kita.
- Diselamatkan dari tubuh yang menderita atau sakit. (Kisah Rasul 3:6, 4:10)
Yesus berjanji bahwa Dia datang untuk
member hidup dalam kelimpahan, dan Bilur-nya akan menyembuhkan serta
membuat kita sehat melimpah-limpah.
- Diselamatkan dari segala kutuk dan maut, serta diselamatkan sampai dengan akhirnya. (Roma 13:11)
Orang percaya yang sudah menerima Kristus
telah, sedang dan akan diselamatkan. Bagi yang belum menerima
keselamatan dalam arti yang sesungguhnya seperti 4 arti keselamatan di
atas, maka mintalah, beriman, dan bersyukurlah.
Banyak orang pada zaman sekarang kurang
memiliki relasi yang dekat dengan Allah. Banyak orang beranggapan bahwa
hidup dapat dijalani tanpa Allah. Ada beberapa pandangan lain,
diantaranya sbb.
- Keselamatan bersumber pada barang duniawi
Orang merasa bahagia ketika memiliki harta
yang melimpah dan kedudukan atau jabatan yang tinggi. Orang yang
demikian akan memusatkan seluruh hidupnya untuk memeroleh harta
sebanyak-banyaknya dan jabatan yang tinggi. Bahkan dengan menggunakan
cara-cara yang tidak semestinya dilakukan, seperti korupsi, menjatuhkan
rekan kerja, bersikap penjilat, dsb.
- Keselamatan bersumber dari kekuatan gaib
Misalnya dengan menggunakan jimat, benda keramat / pusaka, santet, atau kekuatan gaib lainnya.
- Iptek sebagai sumber keselamatan
Kemajuan Iptek di bidang kedokteran di
zaman ini mampu membuat peralatan yang dapat memperpanjang hidup. Bahkan
bisa menghasilkan keturunan tanpa melalui hubungan seks.
- Keselamatan atau kebahagiaan bersumber pada hiburan yang tidak sehat
Misalnya dengan penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang.
Beberapa contoh dalam kitab suci yang menunjukkan bahwa Allah menyemalamtkan manusia adalah sbb.
- Allah menyelamatkan manusia dengan menciptakan segala sesuatu (bdk. Kej 1-2).
- Allah menyelamatkan manusia dalam perlajalanan hidupnya.
- Allah menyelamatkan manusia dengan menghadirkan sesama.
Tanda keselamatan Allah yang paling nyata
dan agung adalah kehadiran Yesus Kristus. Kehadiran Yesus Kristus
menjadi perwujudan kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia. Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
pada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16). Oleh karena itu,
Santo Paulus juga mengatakan ‘Barang siapa yang mengenal Yesus, ia
mengenal Allah sendiri’ (Kol. 1:19). Kehadiran Yesus menjadi penggenapan
rencana keselamatan Allah bagi manusia.
Ada berbagai sarana bagi manusia untuk
menghayati Allah sebagai sumber keselamatan, salah satunya adalah
Sakramen Ekaristi. Dengan mengikuti Sakramen Ekaristi dan menerima
tubuh-Nya, kita disatukan dan diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Oleh karena
itu, kita sebagai orang Katolik hendaknya merayakan Sakramen Ekaristi
dengan sungguh-sungguh. Selain itu melalui doa, kita merasa dekat dengan
Tuhan. Melalui bacaan kitab suci, kita makin mengenal dan memahami
kehendak dan rencana keselamatan dari Allah. Dengan cara demikian maka
kita menjadi sarana keselamatan Allah bagi orang lain.
Tanda cinta kasih Allah bagi keselamatan manusia
- Alam semesta yang luas dan indah,
- Orang-orang di sekitar kita yang memiliki niat baik dan mau bekerjasama dalam membangun dunia atau menjadi sarana keselamatan bagi orang lain.
Allah adalah sumber keselamatan bagi manusia dalam peristiwa hidupnya sehari-hari
- Allah sumber keselamatan, maka setiap orang harus menampilkan kehadiran Allah yang tidak kelihatan, seperti Yesus yang telah menghadirkan wajah Allah yang tidak kelihatan.
- Kitapun juga harus menjadi perwujudan kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia dalam peristiwa hidup sehati-hari, seperti mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi lapangan perkerjaan kepada sesama, menolong sesame yang sakit tanpa memandang agama, suku, dan ras.
Tahap Wahyu Allah yang Penuh
- Tahap wahyu Allah yang penuh dan defentif ada dalam sabda-Nya yang telah menjadi daging, yaitu Yesus Kristus, pengantara, dan kepenuhan Wahyu.
- Sebagai Putra Tunggal Allah yang menjadi manusia, Dia adalah sabda yang sempurna dan defintif dari Bapa. Dengan pengutusan Putra dan penganugerahan Roh Kudus, wahyu telah lengkap secara penuh, namun maknanya yang lengkap dipahami oleh iman Gereja secara bertahap selama berabad-abad.
AGAMA KATOLIK 9 - 6
Bab 6 – Hak dan Kewajiban Orang Beriman dalam Masyarakat
Semua manusia adalah saudara karena
manusia merupakan citra Allah dan berasal dari Allah yang sama. Sikap
yan harus dikembangkan adalah saling menghormati, menerima, menciptakan
kedamaian dan berbelas kasih kepada sesama. etiap manusia pada masa
remaja (masa perkembangannya) sering mengalami kritis identitas, yaitu
krisis dimana para remaja berupaya menemukan jawaban “siapa aku?”. Salah
satu aspek yang menjadi identitas seseorang adalah iman.
Jawaban dari pertanyaan “siapa aku?” dapat
ditemukan dalam kitab suci yaitu bahwa manusia adalah citra Allah yang
baik adanya. Citra merupakan gambaran (image) yang berkaitan erat dengan
tindakan, sifat, atau karakter positif.
Dalam kejadian 1:26-28 dikatakan bahwa manusia sebagai citra Allah (Serupa dan segambar dengan Allah), karena :
- Manusia memiliki martabat
- Manusia mengenal dirinya sendiri
- Menjadi tuan atas dirinya sendiri
- Mengabdikan diri dalam kebebasan
- Hidup dalam kebersamaan dengan orang lain
- Dapat berelasi dengan Allah, penciptanya
Allah membedakan manusia dengan ciptaan lainnya, berdasarkan :
- Akal budi
- Kebebasan
- Hati nurani
Dalam “Gaudium et Spes” artikel 12:
sebagai citra-Nya, manusia sangat dikasihi Allah. Beberapa contoh
perendahan martabat manusia antara lain sbb.
- Banyak orang melihat orang lain hanya berdasarkan siapa orang tersebut (kekayaan, kedudukan atau pangkat yang tinggi)
- Memandang orang lain lebih rendah dari pada kita
- Memperlakukan orang lain semena-mena menurut kemauan kita
- Adanya perbudakan, penindasan kaum buruh, dan kejahatan lainnya.
Penyebab adanya tindakan yang merendahkan martabat manusia lain:
- Tidak adanya penghargaan terhadap hidup
- Adanya anggapan bahwa kedudukan orang lain lebih rendah daripada dirinya
- Memperlakukan orang lain sebagai objek atau barang
- Keegoisan manusia dan sebagainya
Yesus menjunjung tinggi martabat manusia :
- Yesus lahir dikandang yang sederhana – manusia dihormati bukan karena status sosialnya, melainkan karena keluhuran keberadaannya sebagai manusia.
- Yesus membela seorang wanita yang kedapatan berbuat zinah – manusia harus diperlakukan sesuai dengan martabatnya dan manusia juga memiliki kesempatan bertobat dan berkembang.
- Yesus menerima Zakheus apa adanya dan menghargainya – merupakan contoh konkret bagaimana manusia seharusnya memperlakukan sesamanya manusia.
Menghormati dan meluhurkan martabat manusia
- Menghargai hidup pribadi
Memelihara tubuh dan mengupayakan kesehatan merupakan wujud sederhana tindakan meluhurkan martabat manusia.
- Bekerja sama dan berjuang bersama orang lain
Setiap orang perlu dibantu agar merasakan kehadiran Allah yang menyelamatkan.
AGAMA KATOLIK 9 - 7
Bab 7 – Menegakkan Keluhuran Martabat Manusia
Membela kehidupan
- Kehidupan sangat berjarga bagi manusia. Perjuangan untuk membela kehidupan dan merawat kehidupan menjadi hal yang utama dan pertama bagi manusia.
- Usaha yang dapat dilakukan manusia untuk melindungi kehidupan, antara lain pelayanan kesehatan, pelayanan sosial, perlindunan terhadap hak asasi manusia, penetapan hukum dan perundang-undangan yang mengatur hidup bersama.
- Pada kenyataannya sekarang justru banyak orang yang memilih ‘budaya kematian’ yang merupakan lawan dari ‘budaya kehidupan’. Budaya kehidupan adalah sebuah kebiasaan yang menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan sedangkan budaya kematian adalah suatu kebiasaan atau tindakan yang tidak menghargai kehidupan.
- Budaya kematian bertentangan dengan kodrat manusia yang dipanggil untuk memelihara dan mengembangkan kehidupan menuju kesempurnaan.
- Tindakan-tindakan yang menunjukan budaya kematian adalah: pembunuhan, mutilasi, tabrak lari, dsb.
- Budaya kematian meliputi segala bentuk tindakan yang merusak, mengancam, dan menghancurkan hidup manusia entah jangka panjang ataupun pendek.
- Gereja sejak dulu melarang segala bentuk menghilangkan nyawa seseorang.
- Hidup manusia sejak dalam kandungan sampai tua harus dipelihara, karena hidup manusia sangat berharga melebihi kebutuhan apapun.
- Dalam alkitab, Allah berfirman : Jangan membunuh (lih Kel 20:13). Perintah Allah ini dilandasi kepercayaan bahwa kehidupan manusia yang diberikan oleh Allah sangat bernilai dan harus dihormati.
Ada berbagai macam usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan budaya kehidupan dalam hidup sehari-hari, antara lain sbb.
- Gerakan hidup sehat
Kesehatan menjadi hal yang penting bagi
manusia, sehingga kita perlu memperhatikan kesehatan kita dengan berolah
raga teratur, menghindari minum-minuman keras, narkoba, tidak merokok,
dsb.
- Gerakan pro-life
Gerakan pro-life adalah gerakan yang
memperjuangkan budaya kehidupan. Gerakan ini berupaya agar tidak ada
orang yang melakukan aborsi, bunuh diri, dsb.
- Pelayanan kesehatan masyarakat
Pemerintah telah memberikan bantuan
kesehatan masyarakat. Contohnya dengan adanya kartu Gakin (Keluarga
miskin) yang membantu kesehatan masyarakat yang berkekurangan. Selain
itu juga ada beberapa tempat pengobatan gratis.
- Hidup berkeseimbangan
Salah satu bukti membela kehidupan adalah
menjaga dan mengupayakan agar hidup dapat berkeseimbanangan. Hidup
manusia menjadi seimbang bila manusia tidak saja makan tetapi juga
beristirahat, berolah raga, dan memiliki hiburan yang cukup.
- Bantuan dan pertolongan bagi yang terancam kehidupannya
Hidup manusia tidak dapat dibandingkan
nilainya. Oleh karena itu, ketika ada orang yang terancam hidupnya,
harus kita tolong semaksimal mungkin.
- Memelihara dan Memperjuangkan Hidup Sehat
Kehidupan yang sehat menjadi dambaan
setiap orang. Empat sehat lima sempurna merupakan salah satu cerminan
harapan orang akan kesehatan. Kehidupan yan sehat harus diusahakan dan
diperjuangkan. Oleh karena itu, upaya untuk menciptakan kehidupan yang
sehat menjadi langkah konkret agar diri kita tidak mengalami sakit dan
penderitaan. Hal-hal yang dapat merusak kesehatan hidup seseoran dan
juga sesamanya adalah narkoba, drugs, pola makan serba instan, kebiasaan
merokok, pornografi (blue film), dan minuman keras (miras).
Salah satu resep untuk hidup sehat adalah
berani mengatakan ‘tidak’ untuk hal-hal yang mengganggu kesehatan kita.
Untuk kesehatan jasmani, kita perlu mengusahakan olahraga secara
teratur, makan bergizi, hidup teratur dan istirahat yang cukup.
Sedangkan untuk rohani, kita dapat mengusahakan dengan membina hubungan
yang baik dengan orang lain melalui pergaulan yang wajar dan sehat,
mengendalikan nafsu dan emosi, membaca hal-hal positif dan menjalankan
kebiasaan untuk berdoa.
Menurut Paulus, orang-orang yang menuruti
hawa nafsu sama saja dengan orang yang hidup menurut daging. Ciri-ciri
hidup menurut daging adalah percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepeningan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian,
kemabukan, pesta pora (Gal 5:20). Sedangkan orang sehat secara rohani
bagaikan orang yang hidup menurut ROH atau hidup di dalam terang.
Ciri-ciri hidup menurut ROH adalah kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan
diri.
Menurut Paulus, setiap orang beriman harus
berani memperjuangkan kehidupan yang mengandalkan peranan ROH dan bukan
hidup menurut daging. Dalam Karekismu Gereja Universal art. 2288 dan
2289 dikatakan bahwa kehidupan dan kesehatan merupakan hal yang
bernilai, yang dipercayakan Tuhan kepada manusia. Oleh karena itu, kita
harus merawatnya dengan bijaksana dan bersama itu juga memperhatikan
kebutuhan orang lain dan kesejahteraan umum. Seluruh dimensi hidup, baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual harus dipenuhi secara seimbang
sehingga memiliki hidup yang sehat.
AGAMA KATOLIK 9 - 8 Aku dan Alam
Melestarikan Keutuhan Alam Ciptaan
Lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia, baik langsung maupun tidak.
Lingkungan dibedakan menjadi :
- Biotik
Bila kita berada disekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman, bapak ibu guru, karyawan serta semua orang yang berasa disekolah, juga berbagai jenis tumbuhan dan hewan-hewan yang berada disekitar sekolah.
- Abiotik
Berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut sebagai lingkungan sosial. Lingkungan inilah yang membentuk sisitem pergaulan yan besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Manusia harus menyadari bahwa lingkungan merupakan sarana pengembangan hidup yang harus dijaga kelestariannya.
Jenis-jenis Lingkungan Hidup
- Lingkungan Hidup Alami, merupakan lingkungan bentuk alam yan terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya, baik fisik, biologis. Lingkungan hidup alami bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat tinggi.
- Lingkungan Hidup Binaan / Buatan, mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun modern. Lingkungan hidup binaan / buatan bersifat kurang beraneka ragam karena keberadaannya selalu diselaraskan dengan kebutuhan manusia.
- Lingkungan Hidup Sosial, terbentuk karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat. Lingkungan ini dapat membentuk lingkungan binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur
lingkungan hidup yang merupakan kesatuan untuk menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas
lingkungan hidup. Sumber alam sangat terbatas bahkan sebagian telah
terancam punah yang salah satunya adalah karena ulah manusia.
Perusakan Lingkungan
Beberapa contoh tindakan manusia yang merusak lingkungan hidup :
- Adanya penebangan hutan untuk industri perkayuan, penebangan pohon-pohon untuk perluasan industri dan pemukiman dengan tidak tanggung jawab. Hal tersebut menyebabkan hutan gundul dan bukit tandus yang mendatangkan bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan di saat musim kemarau.
- Ketidakpedulian terhadap lingkungan yang ditunjukan dengan tindakan membuang sampah sembarangan, yang menyebabkan bau busuk di mana-mana dan saluran air menjadi mampet sehingga terjadi banjir.
- Tindakan pencemaran lingkungan sungai dengan membuang limbah berbahaya kedalam sungai, yang menyebabkan tercemarnya air sungai.
- Pemakaian obat-obatan untuk membasmi hama tanaman dan asap pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang sedikit demi sedikit dapat meracuni hidup kita dan alam sekitar.
Sebenarnya alam merupakan bagian dari hidup manusia karena manusia
tidak dapat dipisahkan dari alam. Oleh karena itu, manusia dan alam
harus dapat hidup secara berdampingan, harmonis dan saling membutuhkan.
Manusia harus kembali kepada panggilannya, yaitu mengembangkan dan
mengarahkan seluruh alam semesta kepada kesempurnaan. Alam semesta
diciptakan oleh Tuhan dalam keadaan baik adanya (Kej. 1:26-31). Manusia
dipercaya dan diberi panggilan khusus oleh Allah untuk menjaga,
memelihara dan mengelola seluruh alam ciptaan ini menuju kesempurnaan,
sehingga manusia dapat hidup harmonis dengan alam lingkungannya.
Pelestarian Lingkungan
Berbagai tindakan yang dilakukan untuk memelihara lingkungan alam, antara lain :
- Berusaha untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, sehingga tidak mengganggu dan merusak lingkungan hidup.
- Mengusahakan penghijauan di sekitar rumah atau halaman, misalnya menanam pohon di tanah yang kosong.
- Menyelamatkan sumber-sumber air minum dengan membuat sumur-sumur resapan air hujan di sekitar rumah kita atau dikampung kita secara perorangan ataubersama masyarakat.
- Ikut melindungi dan mencintai tanaman ataupun hewan dengan tidak merusaknya.
- Menghemat bahan bakar kendaraan bermotor dengan menggunakan kendaraan bermotor bila perlu saja untuk mengurangi polusi udara.
Usaha aktif untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam dapat juga
kita lakukan dengan meneladani Fransiskus dari Asisi yan menunjukkan
sikap yang tepat terhadap linkungan hidup. Upaya pelestarian lingkungan
harus dilakukan oleh semua manusia di bumi ini. Kita tidak boleh
memberikan beban lingkungan kepada anak cucu kita tapi mereka tetap
harus kita ajarkan mengenai menjaga lingkungan.
AGAMA KATOLIK 9 - 5
Bab 5 : Hak dan Kewajiban sebagai Anggota Gereja
Arti Warga Masyarakat
Istilah
masyarakat menurut ilmu sosiologi adalah keseluruhan yang konkrit
historis dan segala hubungan timbal balik antara manusia dan macam-macam
kelompok.
Masyarakat
tersusun atas bermacam-macam kelompok, organisasi dan anggota
sebagaimana status dan peranan yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
mereka harus diatur secara aktif dan adil.
Sebagai
makhluk sosial , manusia membutuhkan masyarakat demi perkembangannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat adalah sejumlah manusia
dalam arti yang seluas-luasnya dan terikat oleh kebudayaan tertentu.
Hak-hak warga Negara menurut UUD 1945
· Hak untuk hidup
· Hak memilih (Hak aktif) dan dipilih (Hak pasif)
· Kebebasan memeluk agama, kemerdekaan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan
· Hak untuk mendapat perlindungan dan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
· Mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
· Hak untuk mendapatkan rasa aman
· Ikut serta dalam usaha pembelaan negara
· Hak untuk mendapatkan pendidikan dan hak untuk mengeluarkan pendapat
Kewajiban sebagai anggota masyarakat
· Memelihara kemanan
· Menjaga ketertiban umum
· Mengupayakan kesejahteraan
· Memelihara kebersamaan dan kerukunan demi keharmonisan hidup bersama
· Membayar pajak
· Menjunjung hukum dan pemerintahan
· Setia membela negara
· Menghormati dan memajukan kebudayaan nasional
· Memberikan suara dalam pemilihan hukum
Ajaran Kitab Suci
Pada Matius 17 : 24-27, Tuhan Yesus mrngajarkan agar setiap warga negara membayar pajak pada kaisar
Pada Matius 22 : 15-22, Tuhan Yesus menunjukan bahwa melaksanakan kewajiban merupakan perwujudan iman pada Allah.
Gereja sangat peduli dengan siyuasi dan perkembangan masyarakat.
Ajaran Tradisi Gereja
Menurut Gaudium et Spes art. 22 disebutkan jika, “pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat saling bergantung.”
Dalam
Gaudium et Spes art. 1 disebutkan jika, “kegembiraan dan harapan, duka
dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa
saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan
kecemasan para murid Yesus juga.’
Oleh karena itu, setiap warga Gereja dipanggil untuk melayani dan berperan aktif dimasyarakat.
Para Pemimpin Masyarakat
Setiap membentuk suatu kelompok pasti akan membutuhkan seorang pemimpin yang dapat melayani anggotanya.
· Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mempunyai pemikiran cerdas, bertindak bijaksana, tidak memihak, mengutamakan kepentingan umum
· Pemimpin menurut Ki Hajar Dewantara adalah pemimpin yang selalu ‘tut wuri handayani’, ia penuh inistiatif untuk menggerakan dan mendukung anak buahnya.
· Pemimpin
yang baik akan menghasilkan karya-karya yang mengaggumkan karena
didukung dengan kerja keras, kedisplinan dan sadar akan perannya.
· Pemimpin yang baik menurut Tuhan Yesus adalah orang yang rela berkorban demi kepentingan banyak orang (Yoh. 10:1-18, gembala yang baik akan mengenal domba-dombanya)
· Pemimpin palsu atau pemimpin gadungan adalah pemimpin yang lari ketika masyarakat dalam kesulitan dan membutuhkannya.
· Pemimpin yang baik akan
mengenal dan dikenal oleh rakyat/anak buahnya, sehingga ia akan
mengetahui anak buahnya, maka ia akan memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan anak buah/rakyatnya.
· Pemimpin menurut Tuhan Yesus adalah pemimpin yang menjadi abdi/pelayan banyak orang, melaksanakan hal-hal yang dibutuhkan dan diharapkan banyak orang.
Kebebasan yang Bertanggung jawab
Setiap
orang Kristiani harus memiliki sifat positif dan sportif terhadap
sesama warga masyarakat, memiliki kasih kepada sesamanya dan hormat
kepada pemimpin yang menjamin ketertiban dalam masyarakat. Maka bila
melakukan sesuatu hendaknya memikirkan perasaan orang lain.
Maksud kebebasan yang bertanggung jawab adalah
kebebasan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain
sesuai dengan niat dan bakat masing-masing, dan dihayati berdasarkan
peran suara hati yang benar, sehingga kita harus dapat membina hati
secara terus menerus.
Cara untuk membina suara hati :
refleksi diri, mawas diri, banyak membaca buku-buku rohani, rajin
berdoa, merenungkan isi kitab suci, melaksanakan bisikan suara hati,
mendenarkan kotbah digereja secara langsung, di TV, radio dan VCD.
AGAMA KATOLIK 9 - 4
Bab 4 : Mewujudkan Iman Kristiani dalam Hidup sehari hari
Orang
beriman Kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakannya
senantiasa diwarnai dan dimotivasi oleh iman Kristianinya, dan bukan
sekedar oleh alasan keaamaan yang cenderung lahiriah. Seorang yang
beriman Kristiani adalah seorang yang religius, yaitu orang yang selalu
menyadarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluruh pristiwa
hidupnya merupakan karya Kristus yang menyelamatkan.
Sebagai
orang beriman Kristiani ia mengakui imannya akan Kristus, menerima dan
merayakan sakramen-sakramen sebagai sarana di mana Tuhan ingin
menyelamatkan umat-Nya, dalam pimpinan embala-gembala Gereja yang dalam
hal ini adalah hierarki.
Iman
dan percaya, sama tapi juga berbeda. Iman dan percaya merupakan istilah
penting yang menggambarkan hubungan antara umat atau seseorang dengan
Allah. Dalam perjanjian baru, kata ‘iman’ merupakan terjemahan dari kata
Yunani pistiV (pistis), sedangkan kata ‘percaya’ adalah terjemahan dari kata pisteύω (pisteuoo).
Kata-kata ini sudah dipakai dalam Septuaginta, Alkitab Ibrani
(Perjanjian Lama) dalam bahasan Yunani, sebagai terjemahan kata Ibrani ¤m’
(aman), yang berarti keadaan yang benar dan dapat dipercayai/
diandalkan. Kata-kata ini dalam Alkitab Ibrani sering digunakan untuk
menyatakan rasa percaya kepada Allah dan percaya pada firman-Nya.
Percaya pada firman Allah berarti percaya dan menerima apa yang sudah
difirmankan-Nya itu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa istilah
iman dan percaya dalam komponen-komponen Alkitab:
· Percaya dan menerima bahwa sesuatu itu benar
· Mengandalkan/mempercayakan diri
· Setia dan taat
Pengertian Iman
Iman
adalah penyerahan diri secara total (menyeluruh) kepada kehendak Allah.
Iman juga bisa diartikan sebagai hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus
Kristus. Sifat-sifat iman adalah :
· Mengatur manusia kepada keselamatan
· Iman yang hidup
· Iman yang dihayati dan diamalkan
· Iman yang berbuah banyak
· Segala tindakan kita akhirnya merupakan bukti pengungkapan dan perwujudan iman
Aspek-aspek Hidup beriman Kristiani
Pengalaman religius sebagai
orang kristiani adalah pengalaman di mana manusia sungguh menghayati
karya dan kebaikan Allah yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus, dan
karena pengalaman itu manusia sampai pada kemauan bebas untuk
menyerahkan diri kepada Kristus.
Penyerahan iman adalah
jawaban atas wahyu Allah yang telah berkarya. Dengan adanya penyerahan
iman oran tidak saja mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi juga
mewujudkan tindakan atau perbuatan sesuai dengan ajaran-Nya.
Pengetahuan iman seorang kristiani juga dituntut terus-menerus untuk semakin mampu mempertanggungjawabkan imannya.
Kekhasan iman Kristiani
Kekhasannya
terletak pada pribadi Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus tidak hanya
diimani sebagai nabi ututsan Allah, tetapi juga sebagai ‘perantara
antara Allah dan manusia’ . Oleh karena itu, orang yang beriman
Kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakanya diwarnai dan
dimotivasi oleh iman Kristiani ini dan bukannya oleh alasan keagamaan
yang cenderung lahiriah.
Iman
Kristiani dirumuskan secara singkat dalam syahadat. Ada dua jenis
syahadat, yakni syahadat panjang dan pendek. Keduanya memiliki inti yang
sama, tetapi rumusannya berbeda. Seorang yang beriman Kristiani adalah
orang yang religius, yaitu orang yang selalu menyandarkan hidupnya pada
Kristus dan menyadari bahwa seluruh peistiwa hidupnya adalah karya
Kristus yang menyelamatkan.
Ciri penghayatan hidup beriman yang dipelihara umat Kristiani yang dihimpun dalam Gereja Katolik, adalah:
· Sakramen Baptis artinya ia dilahirkan kembali dalam Tuhan dan dilantik menjadi anak-anak Allah.
· Menerima dan merayakan sakramen-sakramen lain sebagai
sarana Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya, dalam pimpinan
gembala-gembala Gereja yang dalam hal ini adalah hierarki. Sebagai orang
beriman Kristiani ia mengakui imannya akan Kristus.
· Bersatu dalam kasih, doa, pelayanan dan kesaksian (bdk. Lumen Gentium art.14)
Iman dalam Kebersamaan dengan Jemaat
Hidup
beriman memperhatikan dua aspek, yaitu aspek pribadi dan aspek sosial.
Di satu pihak, iman adalah relasi pribadi kita masing-masin sebagai
individu dengan Allah. Di lain pihak, iman kita tidak mungkin dapat
berkembang tanpa kehadiran orang lain, entah sebagai pribadi maupun
sebagai kelompok/jemaat. Dengan kata, untuk mengembangkan iman, kita
membutuhkan dan dibutuhkan oleh orang lain.
· Kata
lain dari jemaat adalah umat, yakni kumpulan orang yang beriman dan
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai juru selamat dan penebus.
Kumpulan jemaat/umat sering disebut dengan Gereja.
· Iman kita akan tumbuh dan berkembang karena adanya peran serta umat, baik dalam keluarga, lingkungan, stasi maupun paroki.
· Jemaat paling dasar adalah keluarga. Oleh karena itu, keluarga sering disebut Gereja Mini. Melalui keluarga inilah kita mengenal Allah dari orang tua kita.
Mewujudkan Iman Kristiani dalam Hidup Sehari-hari
Ketaatan beriman
: Seorang beriman patuh kepada Allah bukan karena terpaksa atau takut
melainkan karena menyadari bahwa Allah merupakan inti dan pusat
perhatiannya.
Mencari tahu dan memperdalam iman : Hubungan
iman mulai dengan tahap Allah mengundang dan memperkenalkan diri dan
ingin membina hubungan dengan manusia. Oleh karena itu, pihak manusia
dituntut agar mencari tahu tentang Allah.
Hidup dari iman : Seorang beriman selayaknya hidup berdasarkan pola imannya dan hidup di jalan iman.
Mempertahankan dan menyebarkan iman : Seorang beriman yang tidak akan tinggal diam, melainkan terdorong untuk berbicara tentang Tuhan serta maksud dan rencana-Nya.
Hidup
beriman merupakan proses yang berjalan sepanjang hayat untuk menanggapi
sapaan dari wahyu Allah. Oleh karena itu, karya keselamatan Allah perlu
terus menerus ditanggapi tanpa henti.
· Iman
senantiasa perlu dipupuk dan dikembangkan agar dapat tumbuh dan
berkembang serta menghasilkan buah-buah keselamatan, baik bagi diri
sendiri dan orang lain.
· Dalam
pengalaman banyak orang menunjukan bahwa oran mudah jatuh ke dalam
dosa, karena imannya yang lemah. Sebaliknya iman yang kuat mampu
membentengi dengan kokoh dalam melawan berbagai bentuk tantangan zaman.
· Untuk
menghadapi tantangan zaman yang majun hebat dewasa ini, satu-satunya
jalan adalah dengan memperkokoh iman kita sendiri. Iman yang kuat harus
tampak dalam buah-buahnya, seperti kata Paulus dalam suratnya di Filipi.
Nasihat Paulus (Flp 1:27-30)
1. Kehidupan
kita sebagai orang beriman Kristiani harus “berpadanan dengan Injil
Tuhan Yesus Kristus’, artinya hidup kita harus sejalan atau berdasarkan
nilai-nilai Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Tuhan Yesus.
2. Bila
hidup beriman kita sudah berpadanan dengan Injil Tuhan Yesus Kristus,
maka kita mempunyai kekuatan yang besar dalam menghadapi berbagai macam
tantangan yang ada.
3. Orang
yang hidupnya berpadanan pada Injil Tuhan Yesus Kristus tidak hanya
percaya akan apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus tapi juga bertindak
seperti Kristus, yakni berani melakukan apa pun yang baik dan benar,
sekalipun nyawa taruhannya.
Kebiasaan Gereja yang dilakukan untuk mewujudkan, mengembangkan dan memperdalam iman antara lain :
· Berhimpun gereja pada hari Minggu untuk merayakan Ekaristi
· Aktif terlibat dalam lingkungan, wilayah dan Paroki
· Terlibat secara aktif dalam kehidupan masyarakat
· Terlibat dalam kehidupan jemaat setempat
· Rajin membaca Kitab Suci
· Melaksanakan Ibadat Harian (Membaca kisah tokoh-tokoh beriman, sebagai inspirasi untuk berkembang
· Rajin dan setia berdoa secara pribadi
· Berpuasa dan berpantang yang telah ditentukan
· Memeriksa batin dan menerima Sakramen Rekonsiliasi (Tobat)
AGAMA KATOLIK 9 - 2
Bab 2 : Beragama dan Beriman sebagai Tanggapan atas Kehendak Allah
Dalam
kebaikan dan kebijaksanaan-Nya. Allah berkenan mewahyukan diri-Nya dan
memaklumkan rahasia kehendak-Nya; berkat rahasia itu manusia dapat
menghadap Bapa melalui Kristus, Sabda yang menjadi daging, dalam Roh
Kudus, dan ikut sera dalam kodrat ilahi (DV 2)
Unsur Hakaki dari Agama adalah Wahyu dan Iman
Wahyu
adalah pernyataan diri Allah terhadap manusia (Allah menyatakan
diri-Nya kepada manusia). Unsur dari wahyu adalah
mengenalkan/memperkenalkan, menunjukan, menghadirkan Diri dan
kehendak-Nya (datang, mendekat/melawat, mendekatai, menyapa, menolong).
Harapan
dengan wahyu agar manusia dapat mengenal/mengetahui Tuhannya, mengakui
dan menerima Tuhannya, dan mencintai-Nya dengan penuh berserah diri
kepada-Nya. Iman adalah tanggapan manusia terhadap perwahyuan diri
Allah. Penyerahan diri secara total kepada Allah dan kehendak-Nya. (Lih.
Kejadian 22:15-19, Ayub 1: 20-22; Lukas 1 : 30-38).
Yang
memiliki unsur dari wahyun dan iman, tidak hanya dihayati secara
personal tetapi juga secara kolektif (Kebersamaan sebagai umat/jemaat,
sehingga agama yang lembaga ini membutuhkan ungkapan-ungkapan yang
obyektif seperti : Hidup mengumat (jemaat), Ibadah (ritual keagamaan),
Ajara, Pelayanan kemasyarakatan.
Hidup
manusia dalam beragam selalu bersifat dianamis, maksudnya manusia dapat
bergerak semakin mengerti, memahami, menghayati dan mengaplikasikan
ajaran imannya dalam kehidupan sehari-hari dan berkembang menuju
perbaikan diri (Pertobatan). Demikian juga manusia bergerak menjawab
tuntutan dan perkembangan jaman, orientasi hidupnya semakin
luas/universal dalam misi keselamatan Tuhan.
Menurut Thomas Aguinas (Teolog abad 13) agama berarti “Keterarahan manusia kepada Allah secara benar.”
Pandangan Umum tentang Agama
Agama adalah sesuatu yang melekat dalam diri seseoran, berupa ungkapan dan perwujudan keyakinan
pribadi yang menuntun seseorang pada keselamatan kini dan nanti di
akhirat. Dari dulu manusia sudah menyadari bahwa Allah merupakan sumber
kepercayan kepada Allah yang menyelamatkan itu. Ungkapan kepercayaan
yang dibuat manusia misalnya dalam bentuk ritual-ritual atau
upacara-upacara keagamaan/kepercayaan.
Di Indonesia terdapat berbagai agama yang dapat dipakai sebagai sarana
untuk menanggapi kasih Allah yang menyelamatkan. Agama-agama yang diakui
Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, kepercayaan
(agama asli).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama didefinisikan sebagai
ajaran/ sistem yang mengatur tata (keimanan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan
sesama manusia serta lingkungannya. Dalam Glossary Katekismus Gereja Katolik dikatakan
bahwa agama adalah setu perangkat kepercayaan dan tindakan yang diikuti
oleh mereka yang berkomitmen untuk melayani dan menyembah Allah. Jadi,
secara singkat dapat disimpulkan bahwa agama merupakan satu perangkat
kepercayaan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah dan manusia
dengan sesamanya serta lingkungannya, melalui doa, ritual atau lituri
dan ajaran moral.
Berikut ini merupakan alasan/motivasi yang muncul saat manusia menganut suatu agama :
1. Mencari perlindungan (rasa aman) bagi hidupnya
· 2. Menemukan jawaban atas persoalan hidup
· 3. Menemukan arti/makna hidup
· 4. Sebagai pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
· 5. Memuaskan kerinduan akan masa depan yang lebih baik
Agama
menjadi sarana bagi manusia untuk mengenal dan membangun relasi yang
akrab dengan Tuhan Yang Maha Esa dan juga dengan sesama manusia beserta
lingkungannya. Namun, tidak semua orang mampu menghayati hidup
beragama secara benar. Beberapa penghayatan yang tidak benar :
· 1. Menjalani hidup beragama hanya sebatas hal-hal lahiriah
· 2. Beragama KTP (beragama dirasa cukup jika mencantumkan identitas agama yang dianut dalam KTP)
· 3. Beragama hanya menjalankan perintah-perintah dari pemimpin agam saja
· 4. Menyalahgunakan untuk pentingan diri-sendiri atau kelompoknya
· 5. Menjadikan agama untuk kepentingan politis, dsb.
Tujuan manusia beragama
· Menemukan rasa aman ketika menghadapi kesulitan di dalam hidup
· Untuk memperoleh arti hidup
· Untuk pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
Penghayati
nilai-nilai hidup beragama yang tidak benar akan menimbulkan sikap
munafik, fanatisme sempit dan munculnya berbagai bentuk tindakan manusia
yang tidak baik ,misalnya pelanggaran-pelanggaran hukum, pelanggaran
HAM, pelanggaran kemanusiaan, korupsi, dsb.
Beragama
yang benar harus didasarkan pada dorongan dari salam untuk mencari
kebenaran. Beragama harus dengan motivasi untuk membangun hubungan yang
semakin menadalam dengan Tuhan dan sesamanya.
Bergama
yang benar, tidak cukup hanya menjalankan ajaran agama sebatas
mengikuti aturan-aturan dalam aamanya untuk menghindari hukuman (dosa)
dan memperoleh pahala.
Pandangan Gereja Tentang Beragama (Berdasarkan Nostra Aetate art. 1)
Gereja
melihat adanya kemajuan dalam relasi manusia dalam berbagai bangsa,
dalam membangun relasi dan kerja sama itu, Gereja harus mempertimbangkan
bahwa tujuannya adaah cinta kasih antar umat manusia makin berkembang
dan dilandasi oleh nilai-nilai universal yang terdapat pada semua bangsa
dan semua agama.
Berdasarkan Nostra Aetate art. 1 tersebut, beragama yang benar adalah sebagai berikut :
· Tidak
bersikap formalistis dalam beragama, artinya kita jangan hanya sebatas
memenuhi tuntutan/kewjiban semata, apalagi hanya sekedar ingin dilihat
dan nilai baik orang lain.
· Benar-benar mendalami ajaran agama kita, sehingga kita tidak jatuh pada pemahaman yang dangkal dan setengah-setengah.
· Bersikap
kritis dalam menyikapi pandangan agama sendiri maupun agama orang lain,
dengan mengutamakan kehendak Allah sebagai ukuran kebenaran.
Tuhan
Yesus pun menghendaki agar menusia menghayati hidup keagamaannya secara
benar. Berhadapan dengan orang yang tidak benar dalam menghayati hidup
beragama, Yesus akan selalu mengkritiknya.
Agama
harus dipahami, dihayati dan dilaksanakan, karena agama penting. Agama
pentin karena membawa kita pada persahabatan dengan Allah sekarang dan
selamanya, dan tiada lain yan lebih penting daripada hal ini.
Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? (Mat. 16:261)
Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu. ( Yoh. 8:32)
BERIMAN KRISTIANI - MENJADI KATOLIK 9 - 3
Bab 3 : Beriman Kristiani
Menjadi Katolik
Menjadi
katolik artinya menerima dengan iman, wahyu Tuhan dan undangan dalam
persatuan dengan-Nya. Sebagai murid Kristus, kita tidak hanya mengikuti
sebuah buku, tetapi Seorang Pribadi Yesus Kristus sendiri, itulah
sebabanya kita disebut sebagai “Christ-ian” atau
Kristiani/Kristen. Pribadi yang kita ikuti dan kita jadikan pusat dalam
hidup kita ini, adalah Pribadi yang mengasihi kita. Karena kasih-Nya
yang sempurna inilah, Kristus ingin terus tinggal di tengah kita dan
bersekutu/bersatu dengan kita. Sebab kasih selalu menginginkan
kebersamaan. Kristus menghendaki kebersamaan dan persekutuan antara kita
dengan Dia, atas dasar kasih dan kebenaran, sebab Ia Allah yang adalah
Sang Kasih (1 Yoh 4:8) dan Kebenaran (Yoh 14:6). Maka menjadi Katolik
adalah menjadi seorang Kristiani sebab seorang Kristiani sudah
seharusnya menerima segala yang diwahyukan Allah di dalam Kristus.
Iman
Iman
menurut Konsili Vatikan II, Katekismus, dan pengajaran Paus Yohanes
Paulus II adalah iman yang terdiri dari dua unsur, yaitu :
1. Unsur
pribadi, yaitu percaya kepada Allah, akan segala kasih dan
kebijaksanaan-Nya, sehingga kita mau menyerahkan diri kita tanpa syarat
kepada-Nya.
2. Unsur obyektif, yaitu kita percaya akan isi wahyu yang diberikan Tuhan, memegangnya sebagai sesuatu yang ilahi.
Dengan demikian, iman dapat digambarkan dengan perkataan ini: Kalau
Tuhan yang saya percayai sebagai Pribadi yang baik, penug cinta kasih
dan bijaksana, telah mewahyukan sesuatu kepada saya, maka atas hormat
dan kasih kepada-Nya, saya mau menerima apa yang diwahyukan-Nya itu.
Saat
kita percaya dan menerima, mengakui Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat,
maka saat itu juga pemeteraian oleh Tuhan Yesus dan sekaligus yang
diartikan sebagai Baptisan Roh terjadi atas kita terjadi. (Ef. 1:13)
Keselamatan
adalah karena kasih karunia Allah kepada manusia. Allah memberikan
anugerah keselamatan kepada manusia karena Allah tahu, tanpa
kemurahan-Nya manusia tidak akan bisa selamat karena dosa tetapi Allah
sangat mengasihi manusia (Yoh. 3:16) Allah mau kita bisa hidup
bersama-Nya, dan barang siapa yan mau percaya beroleh hidup kekal, dan
takkan binasa.
Kasih Karunia
Anugerah
atau hadiah itu Cuma Cuma diberikan dari yan atas kepada yang dibawah,
yang sesungguhnya mereka tidak layak menerimanya. Demikian juga dari
Tuhan kepada kita manusia, yang tidak layak menerima kebaikan Allah.
Kasih karunia merupakan sarana Allah dalam :
1. Penyelamatan manusia berdosa
2. Persekutuan-Nya dengan manusia berdosa
3. Perdamaian antara Allah dengan manusia berdosa
Allah
menyatakan dengan tegas bahwa keselamatan yang kita peroleh adalah
anugerah Allah murni dan mutlak. Kalau masih ada unsur perbuatan
manusia, itu artinya bukan lagi anugerah atau kasih karunia . sampai
kapanpun, Allah akan tetap menyertai dan menyapa manusia. Pernyataan
diri Allah kepada manusia disebut wahyu, sedangkan tanggapan manusia terhadap wahyu disebut iman.
Bila wahyu Tuhan tidak ditanggapi oleh manusia, maka tidak ada artinya.
Sebaliknya, manusia tidak mungkin beriman tanpa perwahyuan dari Allah.
Makna Beriman
1. Beriman tidak hanya sekedar tahu atau percaya, melainkan berani melakukan apa yang diketahuinya dan dipercayainya.
2. Beriman kepada Allah berarti menyerahkan diri secara total kepada kehendak Allah
3. Penyerahan
diri secara total muncul berdasarkan keyakinan bahwa Allah pasti
memberikan dan melakukan yang terbaik bagi manusia. Yang dikehendaki
Allah semata-mata adalah kebahagiaan dan keselamatan manusia.
4. Sikap
penyerahan diri secara total tersebut memungkinkan manusia tidak tawar
menawar apalagi memaksakan kehendaknya, tidak ragu-ragu
Manfaat beriman bagi
manusia antara lain: tidak was-was atau khawatir akan hidup yang sedang
dijalani, dekat dengan Allah sehingga merasa bahagia, damai, aman,
tenang, dan optimis dalam menata hidup. Dengan beriman, kita juga
memiliki kekuatan dan keberanian dalam menghadapi masalah-masalah dalam
hidupnya. Berikut ini adalah tokoh beriman yang ada dalam alkitab:
1. Abraham
: Ia berani meninggalkan tanah airnya dan bersama seluruh keluarganya
berjalan menuju tanah terjanji, tanah Kanaan.
2. Daud
: Walaupun dipandang kecil, namun ia memiliki iman yang kuat sehingga
dapat mengalahkan Gliat yang jauh lebih besar dan kuat.
3. Bunda
Maria : Walaupun ia menanggung banyak resiko, ia pasrah
dengan sepenuhnya hati kepada kehendak dan rencana Allah.
4. Yesus
Kristus : Ia tetap setia pada kehendak Allah walaupun harus
menanggung resiko sengsara dan kematia di kayu salib.
Aspek dalam beriman:
1. Iman adalah rahmat
2. Iman adalah anugerah
3. Iman itu personal
4. Beriman itu proses
5. Iman berkembang dalam kebersamaan dengan orang lain.
Iman
yang mendalam harus tampak dalam perbuatan. Hidup beriman mendalam oleh
Rasul Yakobus disebut sebagai hidup beriman dalam kesatuan antara
ibadah dan perbuatan (Yak. 1:26). Menurut Rasul Yakobus, hubungan dengan
Allah harus menjadi nyata dalam hubungan dengan sesama (Yak 1:19-21).
Hal itu juga telah ditegaskan oleh Yesus, “Bukan setiap orang berseru :
Tuhan, Tuhan! Akan masuk Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku di surga.” (Mat 7:21).
Subscribe to:
Posts (Atom)