Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Friday, November 29, 2019

AGAMA KATOLIK 9 - 2

Bab 2        : Beragama dan Beriman sebagai Tanggapan atas Kehendak Allah         
Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-Nya. Allah berkenan mewahyukan diri-Nya dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya; berkat rahasia itu manusia dapat menghadap Bapa melalui Kristus, Sabda yang menjadi daging, dalam Roh Kudus, dan ikut sera dalam kodrat ilahi (DV 2)
Unsur Hakaki dari Agama adalah Wahyu dan Iman
Wahyu adalah pernyataan diri Allah terhadap manusia  (Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia). Unsur dari wahyu adalah mengenalkan/memperkenalkan, menunjukan, menghadirkan Diri dan kehendak-Nya (datang, mendekat/melawat, mendekatai, menyapa, menolong).
Harapan dengan wahyu agar manusia dapat mengenal/mengetahui Tuhannya, mengakui dan menerima Tuhannya, dan mencintai-Nya dengan penuh berserah diri kepada-Nya. Iman adalah tanggapan manusia terhadap perwahyuan diri Allah. Penyerahan diri secara total kepada Allah dan kehendak-Nya. (Lih. Kejadian 22:15-19, Ayub 1: 20-22; Lukas 1 : 30-38).
Yang memiliki unsur dari wahyun dan iman, tidak hanya dihayati secara personal tetapi juga secara kolektif (Kebersamaan sebagai umat/jemaat, sehingga agama yang lembaga ini membutuhkan ungkapan-ungkapan yang obyektif seperti : Hidup mengumat (jemaat), Ibadah (ritual keagamaan), Ajara, Pelayanan kemasyarakatan.
Hidup manusia dalam beragam selalu bersifat dianamis, maksudnya manusia dapat bergerak semakin mengerti, memahami, menghayati dan mengaplikasikan ajaran imannya dalam kehidupan sehari-hari dan berkembang menuju perbaikan diri (Pertobatan). Demikian juga manusia bergerak menjawab tuntutan dan perkembangan jaman, orientasi hidupnya semakin luas/universal dalam misi keselamatan Tuhan.
Menurut Thomas Aguinas (Teolog abad 13) agama berarti “Keterarahan manusia kepada Allah secara benar.”
Pandangan Umum tentang Agama
            Agama adalah sesuatu yang melekat dalam diri seseoran, berupa ungkapan dan  perwujudan keyakinan pribadi yang menuntun seseorang pada keselamatan kini dan nanti di akhirat. Dari dulu manusia sudah menyadari bahwa Allah merupakan sumber kepercayan kepada Allah yang menyelamatkan itu. Ungkapan kepercayaan yang dibuat manusia misalnya dalam bentuk ritual-ritual atau upacara-upacara keagamaan/kepercayaan.
            Di Indonesia terdapat berbagai agama yang dapat dipakai sebagai sarana untuk menanggapi kasih Allah yang menyelamatkan. Agama-agama yang diakui Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, kepercayaan (agama asli).
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama didefinisikan sebagai ajaran/ sistem yang mengatur tata (keimanan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia serta lingkungannya. Dalam Glossary Katekismus Gereja Katolik dikatakan bahwa agama adalah setu perangkat kepercayaan dan tindakan yang diikuti oleh mereka yang berkomitmen untuk melayani dan menyembah Allah. Jadi, secara singkat dapat disimpulkan bahwa agama merupakan satu perangkat kepercayaan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamanya serta lingkungannya, melalui doa, ritual atau lituri dan ajaran moral.
            Berikut ini merupakan alasan/motivasi yang muncul saat manusia menganut suatu agama   :
 1.  Mencari perlindungan (rasa aman) bagi hidupnya
·      2.  Menemukan jawaban atas persoalan hidup
·         3.  Menemukan arti/makna hidup
·     4.  Sebagai pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
·      5.  Memuaskan kerinduan akan masa depan yang lebih baik
Agama menjadi sarana bagi manusia untuk mengenal dan membangun relasi yang akrab dengan Tuhan Yang  Maha Esa dan juga dengan sesama manusia beserta lingkungannya.  Namun, tidak semua orang mampu menghayati hidup beragama secara benar. Beberapa penghayatan yang tidak benar    :
·        1.  Menjalani hidup beragama hanya sebatas hal-hal lahiriah
·        2. Beragama KTP (beragama dirasa cukup jika mencantumkan identitas agama yang dianut dalam KTP)
·        3. Beragama hanya menjalankan perintah-perintah dari pemimpin agam saja
·        4. Menyalahgunakan untuk pentingan diri-sendiri atau kelompoknya
·        5.  Menjadikan agama untuk kepentingan politis, dsb.
Tujuan manusia beragama
·         Menemukan rasa aman ketika menghadapi kesulitan di dalam hidup
·         Untuk memperoleh arti hidup
·         Untuk pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
Penghayati nilai-nilai hidup beragama yang tidak benar akan menimbulkan sikap munafik, fanatisme sempit dan munculnya berbagai bentuk tindakan manusia yang tidak baik ,misalnya pelanggaran-pelanggaran hukum, pelanggaran HAM, pelanggaran kemanusiaan, korupsi, dsb.
Beragama yang benar harus didasarkan pada dorongan dari salam untuk mencari kebenaran. Beragama harus dengan motivasi untuk membangun hubungan yang semakin menadalam dengan Tuhan dan sesamanya.
Bergama yang benar, tidak cukup hanya menjalankan ajaran agama sebatas mengikuti aturan-aturan dalam aamanya untuk menghindari hukuman (dosa) dan memperoleh pahala.
Pandangan Gereja Tentang Beragama (Berdasarkan Nostra Aetate art. 1)
Gereja melihat adanya kemajuan dalam relasi manusia dalam berbagai bangsa, dalam membangun relasi dan kerja sama itu, Gereja harus mempertimbangkan bahwa tujuannya adaah cinta kasih antar umat manusia makin berkembang dan dilandasi oleh nilai-nilai universal yang terdapat pada semua bangsa dan semua agama.
Berdasarkan Nostra Aetate art. 1 tersebut, beragama yang benar adalah sebagai berikut :
·         Tidak bersikap formalistis dalam beragama, artinya kita jangan hanya sebatas memenuhi tuntutan/kewjiban semata, apalagi hanya sekedar ingin dilihat dan nilai baik orang lain.
·         Benar-benar mendalami ajaran agama kita, sehingga kita tidak jatuh pada pemahaman yang dangkal dan setengah-setengah.
·         Bersikap kritis dalam menyikapi pandangan agama sendiri maupun agama orang lain, dengan mengutamakan kehendak Allah sebagai ukuran kebenaran.
Tuhan Yesus pun menghendaki agar menusia menghayati hidup keagamaannya secara benar. Berhadapan dengan orang yang tidak benar dalam menghayati hidup beragama, Yesus akan selalu mengkritiknya.
Agama harus dipahami, dihayati dan dilaksanakan, karena agama penting. Agama pentin karena membawa kita pada persahabatan dengan Allah sekarang dan selamanya, dan tiada lain yan lebih penting daripada hal ini.
Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? (Mat. 16:261)
Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu. ( Yoh. 8:32)

1 comment:

  1. Terima kasih materinya Pak... Bagus sekali untuk sebagai referensiku dalma menyiapkan materi pembelajaran untuk siswaku.
    Salam kenal untukmu dari Guru Timur / Flores Lembata

    ReplyDelete