Bab 4 : Mewujudkan Iman Kristiani dalam Hidup sehari hari
Orang
beriman Kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakannya
senantiasa diwarnai dan dimotivasi oleh iman Kristianinya, dan bukan
sekedar oleh alasan keaamaan yang cenderung lahiriah. Seorang yang
beriman Kristiani adalah seorang yang religius, yaitu orang yang selalu
menyadarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluruh pristiwa
hidupnya merupakan karya Kristus yang menyelamatkan.
Sebagai
orang beriman Kristiani ia mengakui imannya akan Kristus, menerima dan
merayakan sakramen-sakramen sebagai sarana di mana Tuhan ingin
menyelamatkan umat-Nya, dalam pimpinan embala-gembala Gereja yang dalam
hal ini adalah hierarki.
Iman
dan percaya, sama tapi juga berbeda. Iman dan percaya merupakan istilah
penting yang menggambarkan hubungan antara umat atau seseorang dengan
Allah. Dalam perjanjian baru, kata ‘iman’ merupakan terjemahan dari kata
Yunani pistiV (pistis), sedangkan kata ‘percaya’ adalah terjemahan dari kata pisteύω (pisteuoo).
Kata-kata ini sudah dipakai dalam Septuaginta, Alkitab Ibrani
(Perjanjian Lama) dalam bahasan Yunani, sebagai terjemahan kata Ibrani ¤m’
(aman), yang berarti keadaan yang benar dan dapat dipercayai/
diandalkan. Kata-kata ini dalam Alkitab Ibrani sering digunakan untuk
menyatakan rasa percaya kepada Allah dan percaya pada firman-Nya.
Percaya pada firman Allah berarti percaya dan menerima apa yang sudah
difirmankan-Nya itu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa istilah
iman dan percaya dalam komponen-komponen Alkitab:
· Percaya dan menerima bahwa sesuatu itu benar
· Mengandalkan/mempercayakan diri
· Setia dan taat
Pengertian Iman
Iman
adalah penyerahan diri secara total (menyeluruh) kepada kehendak Allah.
Iman juga bisa diartikan sebagai hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus
Kristus. Sifat-sifat iman adalah :
· Mengatur manusia kepada keselamatan
· Iman yang hidup
· Iman yang dihayati dan diamalkan
· Iman yang berbuah banyak
· Segala tindakan kita akhirnya merupakan bukti pengungkapan dan perwujudan iman
Aspek-aspek Hidup beriman Kristiani
Pengalaman religius sebagai
orang kristiani adalah pengalaman di mana manusia sungguh menghayati
karya dan kebaikan Allah yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus, dan
karena pengalaman itu manusia sampai pada kemauan bebas untuk
menyerahkan diri kepada Kristus.
Penyerahan iman adalah
jawaban atas wahyu Allah yang telah berkarya. Dengan adanya penyerahan
iman oran tidak saja mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi juga
mewujudkan tindakan atau perbuatan sesuai dengan ajaran-Nya.
Pengetahuan iman seorang kristiani juga dituntut terus-menerus untuk semakin mampu mempertanggungjawabkan imannya.
Kekhasan iman Kristiani
Kekhasannya
terletak pada pribadi Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus tidak hanya
diimani sebagai nabi ututsan Allah, tetapi juga sebagai ‘perantara
antara Allah dan manusia’ . Oleh karena itu, orang yang beriman
Kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakanya diwarnai dan
dimotivasi oleh iman Kristiani ini dan bukannya oleh alasan keagamaan
yang cenderung lahiriah.
Iman
Kristiani dirumuskan secara singkat dalam syahadat. Ada dua jenis
syahadat, yakni syahadat panjang dan pendek. Keduanya memiliki inti yang
sama, tetapi rumusannya berbeda. Seorang yang beriman Kristiani adalah
orang yang religius, yaitu orang yang selalu menyandarkan hidupnya pada
Kristus dan menyadari bahwa seluruh peistiwa hidupnya adalah karya
Kristus yang menyelamatkan.
Ciri penghayatan hidup beriman yang dipelihara umat Kristiani yang dihimpun dalam Gereja Katolik, adalah:
· Sakramen Baptis artinya ia dilahirkan kembali dalam Tuhan dan dilantik menjadi anak-anak Allah.
· Menerima dan merayakan sakramen-sakramen lain sebagai
sarana Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya, dalam pimpinan
gembala-gembala Gereja yang dalam hal ini adalah hierarki. Sebagai orang
beriman Kristiani ia mengakui imannya akan Kristus.
· Bersatu dalam kasih, doa, pelayanan dan kesaksian (bdk. Lumen Gentium art.14)
Iman dalam Kebersamaan dengan Jemaat
Hidup
beriman memperhatikan dua aspek, yaitu aspek pribadi dan aspek sosial.
Di satu pihak, iman adalah relasi pribadi kita masing-masin sebagai
individu dengan Allah. Di lain pihak, iman kita tidak mungkin dapat
berkembang tanpa kehadiran orang lain, entah sebagai pribadi maupun
sebagai kelompok/jemaat. Dengan kata, untuk mengembangkan iman, kita
membutuhkan dan dibutuhkan oleh orang lain.
· Kata
lain dari jemaat adalah umat, yakni kumpulan orang yang beriman dan
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai juru selamat dan penebus.
Kumpulan jemaat/umat sering disebut dengan Gereja.
· Iman kita akan tumbuh dan berkembang karena adanya peran serta umat, baik dalam keluarga, lingkungan, stasi maupun paroki.
· Jemaat paling dasar adalah keluarga. Oleh karena itu, keluarga sering disebut Gereja Mini. Melalui keluarga inilah kita mengenal Allah dari orang tua kita.
Mewujudkan Iman Kristiani dalam Hidup Sehari-hari
Ketaatan beriman
: Seorang beriman patuh kepada Allah bukan karena terpaksa atau takut
melainkan karena menyadari bahwa Allah merupakan inti dan pusat
perhatiannya.
Mencari tahu dan memperdalam iman : Hubungan
iman mulai dengan tahap Allah mengundang dan memperkenalkan diri dan
ingin membina hubungan dengan manusia. Oleh karena itu, pihak manusia
dituntut agar mencari tahu tentang Allah.
Hidup dari iman : Seorang beriman selayaknya hidup berdasarkan pola imannya dan hidup di jalan iman.
Mempertahankan dan menyebarkan iman : Seorang beriman yang tidak akan tinggal diam, melainkan terdorong untuk berbicara tentang Tuhan serta maksud dan rencana-Nya.
Hidup
beriman merupakan proses yang berjalan sepanjang hayat untuk menanggapi
sapaan dari wahyu Allah. Oleh karena itu, karya keselamatan Allah perlu
terus menerus ditanggapi tanpa henti.
· Iman
senantiasa perlu dipupuk dan dikembangkan agar dapat tumbuh dan
berkembang serta menghasilkan buah-buah keselamatan, baik bagi diri
sendiri dan orang lain.
· Dalam
pengalaman banyak orang menunjukan bahwa oran mudah jatuh ke dalam
dosa, karena imannya yang lemah. Sebaliknya iman yang kuat mampu
membentengi dengan kokoh dalam melawan berbagai bentuk tantangan zaman.
· Untuk
menghadapi tantangan zaman yang majun hebat dewasa ini, satu-satunya
jalan adalah dengan memperkokoh iman kita sendiri. Iman yang kuat harus
tampak dalam buah-buahnya, seperti kata Paulus dalam suratnya di Filipi.
Nasihat Paulus (Flp 1:27-30)
1. Kehidupan
kita sebagai orang beriman Kristiani harus “berpadanan dengan Injil
Tuhan Yesus Kristus’, artinya hidup kita harus sejalan atau berdasarkan
nilai-nilai Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Tuhan Yesus.
2. Bila
hidup beriman kita sudah berpadanan dengan Injil Tuhan Yesus Kristus,
maka kita mempunyai kekuatan yang besar dalam menghadapi berbagai macam
tantangan yang ada.
3. Orang
yang hidupnya berpadanan pada Injil Tuhan Yesus Kristus tidak hanya
percaya akan apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus tapi juga bertindak
seperti Kristus, yakni berani melakukan apa pun yang baik dan benar,
sekalipun nyawa taruhannya.
Kebiasaan Gereja yang dilakukan untuk mewujudkan, mengembangkan dan memperdalam iman antara lain :
· Berhimpun gereja pada hari Minggu untuk merayakan Ekaristi
· Aktif terlibat dalam lingkungan, wilayah dan Paroki
· Terlibat secara aktif dalam kehidupan masyarakat
· Terlibat dalam kehidupan jemaat setempat
· Rajin membaca Kitab Suci
· Melaksanakan Ibadat Harian (Membaca kisah tokoh-tokoh beriman, sebagai inspirasi untuk berkembang
· Rajin dan setia berdoa secara pribadi
· Berpuasa dan berpantang yang telah ditentukan
· Memeriksa batin dan menerima Sakramen Rekonsiliasi (Tobat)
No comments:
Post a Comment