Selamat Datang

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Monday, May 31, 2021

VIII SAKRAMEN REKONSILIASI



Pemahaman tentang "dosa" dan "tobat"
Ada ungkapan yang menyatakan “Tiada gading yang tak retak”.
Ungkapan ini mengandung makna bahwa tiada seorang manusia yang sempurna. Berarti tidak ada seorangpun yang tidak pernah berbuat dosa.


Dosa adalah perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama.


Suatu tindakan disebut dosa apabila tindakan tersebut dilakukan secara sadar, sengaja, dan dalam keadaan bebas, yang berakibat merugikan orang lain dan dirinya sendiri serta merusak hubungannya dengan Tuhan.


Akibat dari dosa adalah retaknya/rusaknya bahkan terputusnya hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama dan lingkungannya.


Bertobat artinya berbalik kembali kepada Allah. Kembali ke jalan menuju kepada Allah.


Gereja Katolik menyadari hal ini karena setiap orang mempunyai kelemahan dan keterbatasan, itulah sebabnya manusia kerap jatuh ke dalam dosa.




Dimensi Kerahiman Allah
Allah adalah Maha Rahim:
- Ia Maha pengampun, Ia tidak mau manusia hidup dalam kungkungan dosa.
- Dalam kebaikan-Nya, Ia selalu menanti dan mengusahakan agar manusia kembali kepadaNya, bahkan membebaskannya, tanpa memperhitungkan besarnya dosa manusia (lih. I Yoh 4: 16b).
- Allah selalu mengundang orang yang berdosa untuk kembali bersatu dengan-Nya.
- Ia mengundang orang berdosa untuk bertobat (bdk I Yoh 1: 9).




Pertobatan berdasarkan Kitab Suci
Baca Luk 15: 11-32!
Si Bungsu melakukan tindakan meninggalkan bapanya. Itulah dosa dari si Bungsu yaitu meninggalkan kebersamaannya dengan bapa, meminta warisan seolah mengharapkan orang tuanya cepat mati.
Dosa juga dapat diartikan sebagai tindakan meninggalkan kebersamaan dengan Allah dan umat-Nya, dan memilih hidup menurut kehendak diri sendiri dalam dunia yang tanpa rahmat Allah.
Berdasarkan kisah yang dialami oleh si bungsu, maka bertobat dapat diartikan sebagai tindakan/sikap yang berani untuk kembali kepada bapa, kembali pada pangkuan bapa, kembali ke jalan menuju kepada bapa.




Kuasa Pengampunan dalam GereJa Katolik
Kerahiman Allah terhadap orang yang berdosa digambarkan secara indah oleh Yesus dalam perumpamaan “Anak yang Hilang” (lih. Luk 15: 11-32) dan dinyatakan dalam kuasa-Nya sendiri untuk mengampuni dosa.
Kuasa itulah yang diwariskan Yesus kepada Gereja-Nya yaitu untuk memberikan pengampunan atas anggota Gereja yang bertobat (lih. Yoh 20: 19-23; bdk. Mat 18: 20).
Pada saat manusia dirundung dosa, maka Roh Kudus terus bekerja untuk mengembalikan manusia kepada Tuhan. Inilah yang dialami oleh si bungsu, yang pada akhirnya “menyadari
keadaannya, menyadari kedosaannya” (ayat 17).


Dalam Gereja Katolik, Peristiwa kerahiman Allah tersebut terjadi di dalam Sakramen Tobat, yang disebut juga dengan istilah Sakramen Rekonsiliasi.


Sakramen Tobat menjadi tanda dan sarana pemulihan hubungan yang retak atau rusak akibat perbuatan dosa, menjadi suatu hubungan yang damai dan harmonis antara Allah dan Manusia, manusia dan sesama, serta lingkungannya.
Seseorang yang telah menerima Sakramen Tobat , telah diampuni dosanya (lih Yoh 20: 23; bdk. Mat 18: 19).


Sakramen Tobat atau Pengakuan Dosa adalah sakramen yang memberikan berkat pengampunan dan kesembuhan dari Tuhan kepada anggota Gereja atas dosa-dosa berat dan ringan yang dibuat setelah menerima Sakramen Baptis.




Proses penerimaan sakramen rekonsiliasi
Untuk bertobat biasanya seseorang tidak sertamerta begitu saja bertobat, tetapi melalui beberapa tahapan atau proses. Tahapan itu antara lain:
1) Mengakui/ menyadari akan kesalahan/dosa
2) Menyesali segala kesalahan/dosa
3) Berjanji untuk tidak mengulangi lagi atas kesalahan/dosa yang pernah dilakukan
4) Menyatakan diri bertobat


Pertobatan dalam Gereja Katolik diwujudnyatakan pula dengan melakukan pengakuan dosa.




Langkah-langkah dalam melakukan pengakuan dosa antara lain
1. Melakukan pemeriksaan batin. Orang yang mengaku dosa diajak untuk mengingat kembali dosa yang telah diperbuat dalam suasana hening dan berdoa.
2. Mempunyai niat untuk bertobat menyesali dosa-dosa.
3. Masuk ruang pengakuan dan mengakui segala dosa-dosanya, minta pengampunan dan melakukan penitensi sebagi silih atas dosa yang diperbuat.
4. Merubah sikap dan tutur kata yang senantiasa menjadi baik.




Buah dari sakramen tobat
- memberikan kedamaian, ketenangan, dan kekuatan untuk berjuang mengalahkan kuasa dan dosa.
- mendapatkan perdamaian, yaitu kita berdamai dengan Allah dan juga dengan sesama.
- kekudusan gereja di pullihkan kembali karna pertobatan kita.

No comments:

Post a Comment